Anda di halaman 1dari 9

1

BRONKOPNEUMONIA

A. Pengertian
Adalah Radang dinding bronkus kecil disertai atelektasis daerah
percabangannya (Muda, 1999).
Adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu bentuk pneumonia
di mana daerah konsolidasi terdistribusi luas disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris
(Hinchliff, 1999).
Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari infeksi (Betz
dan Sowden, 2002).
B. Predisposisi
Setiap keadaan defiasiensi mekanime pertahanan paru-paru (penderita AIDS, bayi dan anak kecil,
orang tua, penderitapenyakit kronis, paska pembedahan, alkoholik, penderita PPOK, infeksi virus)
C. Penyebab
Dapat disebabkan oleh satu atau lebih agen berikut:
1. Virus
2. Bakteri
3. Mikoplasma
4. Aspirasi substansi asing
5. Hipostatik.
D. Jenis
Secara umum pneumonia dibagi dalam dua jenis, yaitu:
6. Lobaris; terdapat konsolidasi dari seluruh lobus paru.
7. Lobularis atau bronkopneumonia; penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter 3-4
Cm yang mengelilingi dan melibatkan brokhi.
E. Gambaran patofisiologi
Jalan nafas secara normal steril dari benda asingdari area sublaringeal sampai unit paru
paling ujung. Paru dilindungi dari infeksi bakteri dengan beberapa mekanisme:
1. filtrasi partikel dar hidung.
2. pencegahan aspirasi oleh reflek epiglottal.
3. Penyingkiran material yang teraspirasi dengan reflek bersin.
4. Penyergapan dan penyingkiran organisme oleh sekresi mukus dan sel siliaris.
5. Pencernaan dan pembunuhan bakteri oleh makrofag.
6. Netralisasi bakteri oleh substansi imunitas lokal.
7. Pengangkutan partikel dari paru oleh drainage limpatik.
2

Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan
organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute
hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan
edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak mematikan sel
dan bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura viseral.
Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan
aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left shunt
dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja jantung menjadi
meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia.

Pathway keperawatan :

Infeksi kuman patogen


( bakteri / virus )

terganggunya parenkhim paru brochiolitis gangguan interstisiil


PK : Infeksi

kerusakan epitel

pembentukan mukus muntah infiltrat ke duktus alveolus

penyumbatan bronkhus kerusakan alveolus


Gangguan pertukaran gas

brochietase gangguan fungsi paru


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Perubahan pola nafas

F. Gambaran Patologi
Dalam batas tertentu tergantung pada agen penyebab. Pneumonia bakteri ditandai adnat eksudat
intraalveolar supuratuf disertai konsolidasi. Pneumonia karena virus atau mikopalsma ditandai dengan
peradangan interstisial yang disertai penimbunan infiltrat dalam dinding alveolar meskipun rongga
alveolar bebas dari eksudat dan konsolidasi. Agen jamur atau mycobacterium tuberculosa memiliki
3

gambaran ditemukannya penyebaran granuloma berbercak yang dapat menjadi nekrosis kaseosa
disertai pembentukan kaverna.
G. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda klinis utama termasuk ha-hal berikut:
8. Batuk
9. Dispnea
10. Takipnea
11. Sianosis
12. Melemahnya suara nafas
13. Retraksi dinding dada
14. Nafas cuping jidung
15. Nyeri abdomen karena iritasi diafragma oleh paru yang terinfeksi didekatnya.
16. Batuk paroksismal mirip pertusis (umum pada anak).
17. Anak-anak yang lebih besar tidak tampak sakit.
Menurut penyebabnya:
1. Pneumonia Bakteri
Macam: pneumonia stafilokokkus, streptokokkus, dan pneumokokkus merupakan jenis yang
paling sering ditemukan.
Gejala awal: rinitis ringan, anoreksia, gelisah.
Berkembang sampai awitan yang tiba-tiba: demam, malaise, nafas cepat dan dangkal (50-80
kali.menit), ekpirasi bunyi, lebih dari 5 tahun timbul sakit kepala dab kedinginan, kurang dari 2
tahun terjadi vomitus dan diare ringan, leukositosis, foto thoraks pneumonia lobar.
2. Pneumonia Virus
Macam: virus influensa, adenovirus, rubeola, varisela, sitomegalovirus manusia, sinsisium
pernafasan.
Gejala awal: batuk, rinitis.
Berkembang sampai awitan berangsur dan cepat: gejala-gejala; demam ringan, batuk ringan,
malaise sampai demam tinggi, batuk hevat, kelesuan. Emfisema obstruktif, ronkgi basah, foto
thoraks bronkopneumonia, penurunan lekosit.
3. Pneumonia Mikoplasma
Gejala awal: demam, menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia.
Brekembang sampai awitan yang tersembunyi atau tiba-tiba: rinitis, sakit tenggorok, batuk
kering-berdarah, foto thoraks area konsolidasi.
H. Komplikasi
2. Pneumonia interstisial menahun.
4

3. Atelektasis segmental atau lobar kronik.


4. Rusaknya jalannafas.
5. Efusi pleura.
6. Kalsifikasi paru.
7. Fibrosis paru.
8. Bronkitis obliteratif dan bronkiolitis.
9. Atelektasis persisten.
I. Laboratorium dan Diagnostik
10. Foto thoraks: untuk melihat adanya infeksi di paru dan ststus pulmoner.
11. AGD: mengevaluasi status kardiopulmoner berhubungan dengan oksigenasi.
12. Hitung darah lengkap dan jenis: adanya anemia, infeksi, proses inflamasi.
13. Pewarnaan gram (darah): seleksi awal antimikroba.
14. Tes kulit untuk tuberkulin: mengesampingkan kemungkinan TB jika anak tidakberespon terhadap
pengobatan.
15. Jumlah leukosit: leukositosis pada pneumonia bakterial.
16. Tes fungsi paru: mengevaluasi fungsi paru, luas beratnya penyakit,mendiagnosis keadaan.
17. Spirometri statik: mengkaji jumlah udara yang diinspirasi.
18. Kultur darah: menetapkan agen penyebab.
19. Kulturcairan pleura: menetapkan agen penyebab.
20. Bronkoskopi: melihat dan memanipulasi cabang-cabang utama pohon trakheobronkhial.
J. Penatalaksanaan
Medis mencakup memperbaiki oksigenasi dengan terapi oksigen dan terapi pernadasan. Digunakan
antibiotik secara iv untukmengobatai penumonia bakterial berdasarkan hasil kultur dan uji sensitivitas.
Jika terjaid efusi pleura dilakukan thorakosintesis.
K. Pengkajian
21. Kepatenan jalan nafas.
22. Tanda-tanda gawat nafas dan respon terhadap terapi oksigen.
23. Tanda-tanda dehidrasi.
24. Respon anak terhadap pengobatan.
25. kemampuan keluarga untukmelaksanakan programpengobatan di rumah.
L. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Pola nafas tidak efektif b.d proses inflamasi
5

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi,
nyeri.
3. Intoleransi aktivitas b.d proses inflamasi, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
4. Risiko tinggi infeksi b.d adanya organisme infektif.
5. Nyeri b.d proses inflamasi
6. Cemas b.d kesulitan bernafas, prosedur dan lingkungan yang tidak dikenal (rumah sakit).
7. Perubahan proses keluarga b.d penyakit dan atau hospitalisasi anak.

M. Rencana Asuhan Keperawatan

No Dx Tujuan Intervensi Rasional

1 Klien menunjukkan Beri posisi yang nyaman Mengurangi stres pada


fungsi pernafasan Posisikan untuk ventilasi anak dan anak dapat
normal. yang maksimum beristirahat
Kriteria hasil: per- (pertahankan peninggian Untuk mempertahankan
nafasan tetap dalam kepala sedikitnya 30 terbuka jalan nafas.
batas normal, derajat) Untuk menghindari
pernafasan tidak sulit, Periksa posisi anak penekanan diafragma.
anak istirahat dan tidur dengan sering, untuk Pakaian yang ketat
dengan tenang. memastikan bahwa anak menghambat
NOC: Perpiratory: tidak merosot. perkembangan nafas.
airways patency, Hindari pakaian atau Untuk meningkatkan
respiratory status: gedong yang terlalu keadekuatan oksigen.
ventilasi. Status vital ketat. Relaksasi dapat
sign. Tingkatkan istirahat dan mengurangi
NIC: Mechanical tidur dengan penjadualan kecemasan.
ventilatory weaning. yang tepat. Pendidikan kesehatan
Dorong teknik relaksasi. dapat meningkatkan
Ajarkan pada anak dan pengetahuan tentang
keluarga tentang teknik meningkatkan
tindakan yang kepatenan jalan nafas.
mempermudah upaya
pernafasan (misal:
pemberian posisi yang
tepat).

2 Klien dapat memper- Posisikan anak pada Memungkinkan


tahankan jalan nafas kesejajaran tubuh yang ekspansi paru yang
paten. tepat. lebih baik dan perbaikan
Kriteria hasil: jalan Hisap sekresi jalan nafas pertukaran gas, serta
nafas tetap bersih, anak sesuai kebutuhan. mencegah aspirasi
bernafas dengan sekresi.
6

mudah, pernafasan Bantu anak dalam Untuk membersihkan


dalam batas normal. mengeluarkan sputum. jalan nafas akibat
NOC: Status respirasi: Beri ekspektoran sesuai hipersekresi.
kepatenan jalan nafas. ketentuan. Sputum yang keluar
NIC: airways Lakukan fisioterapi dada. akan mengurangi efek
suctioning Puasakan anak. hambatan jalan nafas.
Berikan penatalaksanaan Ekspektoran obat untuk
nyeri yang tepat. mengencerkan dahak
Bantu anak dalam sehingga sputum dapat
menahan atau membebat dikeluarkan.
area insisi atau cedera Fisioterapi dada
membantu
mengeluarkan sputum
Untuk mencegah
aspirasi cairan (pada
dengan takipnea hebat).
Pengurangan nyeri
mengurangi kebutuhan
oksigen.
Untuk memaksimalkan
efek batuk dan
fisioterapi dada.

3 Klien mempertahankan Kaji tingkat toleransi Tujuannya agar


tingkat energi yang anak. aktivitas anak sesuai
adekuat. Bantu anak dalam dengan kemampuannya.
Kriteria hasil: anak aktivitas hidup sehari- Agar tidak terjadi
mentoleransi hari yang mungkin penggunaan energi yang
peningkatan aktivitas. melebihi toleransi. berlebihan.
NOC: endurance Berikan aktivitas Untuk mencegah anak
NIC: Menejemen pengalihan yang sesuai dari rasa bosan, dan
energi. dengan usia, kondisi, untuk stimulasi tumbuh
kemampuan, dan minat kembang.
anak. Untuk menjaga
Beri periode istirahat dan keseimbangan
tidur yang sesuai dengan oksigenasi dan
usia dan kondisi. mengurangi konsumsi
Instruksikan anak untuk oksigen yang
beristirahat jika lelah. berlebihan.
Untuk mencegah
penggunaan oksigen
yang berlebihan.

4 Klien tidak Pertahankan lingkungan Mencegah terjadi


menunjukkan tanda- aseptik, dengan potensial komplikasi
tanda infeksi sekunder. menggunakan kateter infeksi nosokomial.
Kriteria hasil: anak penghisap steril dan Untuk mencegah
menunjukkan bukti teknik mencuci tangan penyebaran infeksi
penurunan gejala yang baik. nosokomial.
infeksi. Isolasi anak sesuai Untuk mencegah atau
7

NOC: Risk contol dan indikasi. mengatasi infeksi.


status imun. Beri antibiotik sesuai Untuk mendukung
NIC: Kontrol infeksi ketentuan. pertahanan tubuh alami.
dan perlindungan Berikan diit bergizi Membantu mengurangi
infeksi. sesuai kesukaan anak sputum yang ada di
dan kemauan untuk dalam dada.
mengkonsumsi nutrisi.
Ajarkan fisioterapi dada
yang baik.

5 Klien tidak mengalami Lakukan strategi Teknik-teknik seperti


nyeri atau penurunan nonfarmakologis untuk relaksasi, nafas dalam,
nyeri/ketidaknyamanan membantu anak dan distraksi dapat
sampai tingkat yang mengatasi nyeri. membuat nyeri dapat
dapat diterima oleh Rencanakan untuk lebih ditoleransi.
anak. memberikan analgesik Maksudnya agar efek
Kriteria hasil: anak yang ditentukan puncaknya tepat dengan
tidak mengalami nyeri sebelum prosedur. kejadian nyeri.
atau tingkat nyeri Berikan analgesik Untuk menghindari
dapat diterima dengan dengan rute traumatik nyeri tambahan. Hindari
baik. yang paling kecil jika injeksi i.m atau i.sc.
NOC: Level mungkin. Untuk memudahkan
kenyamanan. Gunakan strategi yang pembelajaran anak dan
NIC: Conscious dikenal anak atau penggunaan strategi
sedation. gambarkan beberapa toleransi nyeri.
strategi dan biarkan Karena orang tua adalah
anak memilih salah orang yang paling
satunya. mengetahui anaknya.
Libatkan rang tua dalam Karena pendekatan ini
pemilihan strategi. tampak paling efektif
Ajarkan anak untuk pada nyeri ringan.
menggunakan strategi Karena pelatihan
nonfarmakologis mungkin diperlukan
khusus sebelum terjadi untuk membantu anak
nyeri atau sebelum berfokus pada tindakan
nyeri menjadi lebih yang diperlukan.
berat.
Bantu atau minta
orangtua membantu
anak dengan
menggunakan stratei
selama nyeri aktual.

6 Klien mengalami Jelaskan prosedur dan Dengan pendidikan


penurunan rasa cemas. peralatan yang tidak kesehatan , klien akan
Kriteria hasil: Anak dikenal pada anak berkurang kecemasan
tidak menunjukkan dengan istilah yang dan disstres emosional,
tanda-tanda disstres sesuai dengan tahap dan dapat meningkatkan
pernafasan atau perkembangan. kemampuan koping.
ketidaknyamanan fisik. Ciptakan hubungan Memberi rasa aman
8

NOC: Kontrol anak dan orangtua. pada anak karena


kecemasan dan koping. Tetap bersama anak orangtua adalah orang
NIC: Penurunan selama prosedur. yang dikenal oleh anak.
kecemasan. Gunakan cara yang Menjadi suportif dan
tenang dan meyakinkan. pendekatan untuk
Beri kehadiran yang mendukung
sering selama fase akut komunikasi.
penyakit. Memberi rasa percaya
Beri tindakan kepada anak dan
kenyamanan yang menurunkan
diinginkan anak (misal: kecemasan.
mengayun, membelai, Dukungan dapat
musik). membantu anak
Berikan objek mengurangi kecemasan.
kedekatan (misak: Dapat meningkatkan
mainan keluarga, kenyamanan anak.
selimut, boneka). Objek kedekatan
Anjurkan perawatan memberikan rasa aman
yang berpusat pada pada anak.
keluarga dengan Khadiran orangtua
peningkatan kehadiran memberikan rasa aman
orangtua dan bila pada anak dan dapat
mungkin, keterlibatan menurunkan kecemasan
orangtua anak.

7 Klien (keluarga) Kenali kekuatiran dan Untuk membuat


mengalami kebutuhan orangtua rencana pendidikan
pengurangan untuk informasi dan kesehatan yang tepat
kecemasan dan dukungan. bagi orangtua.
peningkatan Gali perasaan orangtua Untuk mengetahui
kemampuan untuk dan masalah sekitar kecemasan orangtua.
melakukan koping. hospitalisasi dan Untuk mengurangi
Kriteria hasil: penyakit anak. kecemasan orangtua
Orangtua mengajukan Jelaskan tentang terapi dan meningkatkan
pertanyaan yang tepat, dan perilaku anak. kemampuan koping
mendiskusikan kondisi Beri dukungan sesuai orangtua.
dan perawatan anak kebutuhan. Dukungan dapat
dengan tenang serta Anjurkan perawatan mendorong
terlibat secara positif yang berpusat pada pembentukan koping
dalam perawatan anak. keluarga dan anjurkan yang positif.
NOC: Family anggota keluarga agar Memberi rasa aman
functioning. terlibat dalam pada orangtua dan
NIC: family support, perawatan anak. membantu orangtua
teaching: disease membuat keputusan
process tentang terapi anaknya.
9

DAFTAR PUSTAKA

Betz Cecily, 1997, Buku Saku Keperawatan Pediatri, jakarta, EGC

Greenberg, Cindy Smith, 1988, Nursing Care Planninng Guides For Children, Baltimore,
Williams & Wilkins

Mansjoer Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed-3, jakarta, Media Auskkulapius FK UI

McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC).
Mosby, St. Louise.

NANDA, 2001, Nursing Diagnosis: Definition & Classification 2001-2002, Philadelphia, North
American Nursing Diagnosis Association

Price Sylvia A, 1995, Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai