deposisi
autoantibodi
dan
kompleks
imun
sehingga
semua
orang
tanpa
membedakan
usia
dan
jenis
kelamin
(Delafuente, 2002). Prevalensi SLE berbeda beda untuk tiap etnis yaitu
etnis Afrika Amerika mempunyai prevalensi sebesar 1 kasus per 2000
populasi, Cina 1 dalam 1000 populasi, 12 kasus per 100.000 populasi
terjadi di Inggris, 39 kasus dalam 100.000 populasi terdapat di Swedia. Di
New Zealand, terjadi perbedaan prevalensi antara etnis Polynesian
sebanyak 50 kasus per 100.000 populasi dengan orang kulit putih sebesar
14,6 kasus dalam 100.000 populasi (Bartels, 2006).
Di Amerika Serikat, kejadian tahunan rata-rata 5,1% SLE per
100.000 penduduk. Prevalensi yang dilaporkan adalah 52 kasus per
100.000 penduduk. Menurut laporan 2008 dari Kelompok Kerja Data
Nasional Arthritis, sekitar 250.000 penduduk Amerika telah menderi lupus.
1
Frekuensi dari SLE bervariasi oleh ras dan etnis, dengan tingkat
lebih tinggi dilaporkan di antara orang kulit hitam dan Hispanik. Prevalensi
SLE adalah sekitar 40 per 100.000 orang kulit putih di Rochester,
Minnesota, dibandingkan 100 per 100.000 orang Hispanik di Nogales,
Arizona. Angka kejadian SLE pada wanita hitam adalah sekitar 4 kali lebih
tinggi dibandingkan pada wanita kulit putih. SLE lebih sering pada wanita
Asia dibandingkan pada wanita kulit putih.
Menurut data statistik internasional, prevalensi dari SLE bervariasi.
Para prevalensi tertinggi telah dilaporkan di Italia, Spanyol, Martinique,
dan Inggris populasi Afro-Karibia. Meskipun prevalensi SLE tinggi pada
orang kulit hitam di Inggris, penyakit ini jarang dilaporkan antara orang
kulit hitam yang tinggal di Afrika, menunjukkan bahwa mungkin ada
pemicu lingkungan serta sebagai dasar genetik untuk penyakit mereka.
Perempuan kulit hitam memiliki tingkat lebih tinggi SLE daripada ras lain,
diikuti oleh orang Asia, dan selanjutnya orang perempuan kulit putih. Di
Amerika Serikat, perempuan kulit hitam beresiko 4 kali lebih mungkin
dibanding perempuan kulit putih.
SLE sering dimulai pada wanita usia subur, dan penggunaan
hormon
eksogen
telah
dikaitkan
dengan
onset
lupus
dan
flare,
Faktor Genetik
Faktor
ini
frekuensinya
20
keturunan
kali
terakhir
menyebutkan
tentang gen dari kromosom 1. Hanya 10% dari penderita yang memiliki
kerabat (orang tua maupun saudara kandung) yang telah maupun akan
menderita lupus. Statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% anak dari
penderita lupus yang akan menderita penyakit ini.
tidak
terkena
dapat
menunjukkan
autoantibody.
Pada
yg
diturunkan.
Kekurangan
komplemen
akan
mengganggu
pembersihan
komplek
imun
dari
sirkulasi
dan
komponen
komplemen,
seperti
C2,C4,
atau
C1q
dan
dan
interaktif.
Kekurangan
komplemen
dapat
merusak
membantu
terjadinya
deposisi
jaringan.
Defisiensi
C1q
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat berperan sebagai pemicu Lupus, misalnya
ekstrogen
sehingga
mempermudah
terjadinya
reaksi
Faktor hormon
Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi
Sinar UV
Sinar ultra violet mengurangi supresi imun sehingga terapi menjadi
kurang
efektif,
sehingga
SLE
kambuh
atau
bertambah
berat.
Ini
Sistem Imunitas
Pada pasien SLE terdapat hiperaktivitas sel B atau intoleransi
terhadap sel T.
6.
o
Obat obatan
Obat yang pasti menyebabkan lupus
obat
klorpromazin,
metildopa,
hidralasin,
prokainamid,
dan
isoniazid.
o
o
7.
penyakit ini kambuh setelah infeksi. Misal disebabkan oleh agen infeksius
seperti virus, bakteri ( virus Epstein Barr, Streptokokus, klebsiella)
8.
Stres
Stres berat dapat mencetuskan SLE pada pasien yang sudah
10.
Silika
debu
dan
merokok
dapat
meningkatkan
risiko
mengembangkan SLE
11.
Makanan
Makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE
seringkali pada keadaan awal tidak dikenali sebagai LES. Hal ini dapat
terjadi karena manifestasi klinis penyakit LES ini seringkali tidak terjadi
secara bersamaan.
Seseorang
Kemudian
diikuti
oleh
manifestasi
klinis
lainnya
seperti
Apabila
sering
didapatkan
dan
berhubungan
didapatkan
dengan
pada
LES
aktifitas
adalah
panikulitis, lesi psoriaform dan lain sebagainya. Selain itu, pada kulit juga
dapat
ditemukan
tanda-tanda
vaskulitis
kulit,
misalnya
fenomena
pleuritik
dan
hipertensi
pulmonal
harus
dievaluasi
terhadap
menilai
ada/tidaknya
hipertensi,
urinalisis
untuk
melihat
Adanya
leukositosis
harus
dicurigai
kemungkinan
infeksi.
Trombositopenia pada LES ditemukan pada 20% kasus. Pasien yang mulamula menunjukkan gambaran trombositopenia idiopatik (ITP), seringkali
kemudian berkembang menjadi LES setelah ditemukan gambaran LES
yang lain.
8. Manifestasi Susunan Saraf
Keterlibatan Neuropsikiatri LES sangat bervariasi, dapat berupa
migrain,
neuropati
perifer,
sampai
kejang
dan
psikosis.
Kelainan
mulai
juga
dari anxietas,
dapat
dipicu
depresi
oleh
sampai
terapi
psikosis.
steroid.
Kelainan
Analisis
cairan
diperlukan
untuk
membedakan
adanya
infark
atau
perdarahan.
9. Manifestasi Gastrointestinal
Dapat berupa hepatomegali, nyeri
perut
yang
tidak
spesifik,
Ruam malar
Lesi diskoid
Fotosensitivitas
Ulserasi mulut, ulserasi di mulut atau nasofaring
Artritis
Serositis (pleuritis dan perikarditis)
Kelainan ginjal, proteinuria lebih dari 0, 5 g/hari
9
Anti
Nuclear
Factor
(ANF)
adalah
suatu
antibodi
yang
menyerang atau mengikat inti sel yang merupakan pusat perintah sel.
Tes darah ANA merupakan tes yang sensitif untuk Lupus. Ketika ada tiga
atau lebih fitur/ciri khas Lupus seperti keterlibatan kulit, sendi, ginjal,
paru-paru, jantung, darah, atau sistem saraf, maka tes ANA yang positif
merupakan konfirmasi adanya Lupus. Namun, hasil tes ANA positif tidak
selalu berarti orang tersebut memiliki Lupus. ANA dapat menjadi positif
pada orang dengan penyakit lain, atau positif pada orang yang tidak
sakit. ANA juga bisa berubah dari positif ke negatif, atau negatif ke
positif, pada orang yang sama. Namun, Antibodi antinuclear biasanya
ditemukan (97%) dalam darah penderita LupusPemeriksaan ANA-ELISA
di-gunakan untuk mendeteksi anti-bodi secara tidak langsung, menggunakan label enzim dan zat kro-mogen sebagai indikator reaksi
Kelebihan
pemeriksaan
dengan
metode
ANA-ELISA
yaitu
hasil
laboratorium
yang
sering
dipakai
untuk
menegakkan
diagnosis SLE.
Antibodi untuk DNA untai ganda (anti-dsDNA)
Batas normal : 70 200 iu/mL
Negatif
: < 70 iu/mL
Positif
: > 200 iu/mL
Antibodi ini ditemukan pada 65-80% penderita dengan SLE
aktif dan jarang pada penderita dengan penyakit lain. Jumlah yang
10
penyempitan
pembuluh
darah,
I.
Hampir
30
persen
orang
dengan
Lupus
akan
11
adalah
sekelompok
protein
yang
berfungsi
antibodi
antinuklear,
yang
juga juga bisa ditemukan pada penyakit lain. Karena itu jika
menemukan
antibodi
antinuklear,
harus
dilakukan
juga
tidak
semua
penderita
lupus
memiliki
antibodi
ini.
(perjalanan
penyakit,
komplikasi,
prognosis,
dan
atralgia,
yaitu
penderita
SLE
dengan
kelainan
kulit
yang
hemolitik,
leukopenia,
trombositopenia,
gangguan
atau
bersamaan
dengan
azatiopatin
takaran
sklerosis
bisa
karena
sakitnya
demaminfeksi,
atau
penyakit
gangguan
hormonal,
sampai 15.00
Hindari pemakaian kontrasespsi atau obat lain yang mengandung
hormonestrogen
Edukasi
Edukasi penderita memegang peranan penting mengingat SLE
merupakan
penyakit
yang
kronis.
Penderita
perlu
dibekali
melaksanakan
kegiatan
edukasi
pasien
dan
mengalami
infeksi
sehingga
perlu
dan
kortikosteroid.
kardiovaskuler,
Risiko
osteoporosis
dan
kejadian
penyakit
keganasan
juga
16
ataupun kacamata
Untuk SLE derajat berat:
Penyakit
yang
(anemia
berat
atau
membahayakan
jiwa
penderitanya
Anemia Hemolitik
Prednison
60-80
mg/hari
(1-1,5
mg/kg
BB/hari),
dapat
15-40
mg/hari.
Bila
efusi
masif,
dilakukan
pungsi
pleura/drainase
Lupus Pneunomitis
Prednison 1-1,5 mg/kg BB/hari selama 4-6 minggu
17
Lupus serebral
Metilprednison 2 mg/kg BB/hari untuk 3-5 hari, bila berhasil
dilanjutkan dengan pemberian oral 5-7 hari lalu diturunkan perlahan.
Dapat diberikan metilprednison pulse dosis selama 3 hari berturutturut
Penatalaksanaan Farmakologis:
1. Terapi Imunomodulator
Siklofosfamid
Merupakan obat utama pada gangguan sistem organ yang
berat, terutama nefropati lupus. Pengobatan dengan kortikosterod
dan siklofosfamid (bolus iv 0,5-1 gram/m2) lebih efektif dibanding
hanya
kortikosteroid
mempertahankan
saja,
fungsi
dalam
ginjal
pencegahan
dan
sequele
ginjal,
remisi
ginjal.
menginduksi
kelainan
sistem
saraf
pusat,
perdarahan
paru
dan
vaskulitis.
Pemberian per oral dengan dosis 1-1,5 mg/kgBB dapat
ditingkatkan sampai 2,5-3 mg/kgBB dengan kondisi neutrofil >
1000/mm3 dan leukosit > 3500/mm3. Monitoring jumlah leukosit
dievaluasi tiap 2 minggu dan terapi intravena dengan dosis 0,5-1
gram/m2 setiap 1-3 bulan.
Efek samping yang sering terjadi adalah mual, muntah,
kadang dapat ditemukan rambut rontok namun hilang bila obat
dihentikan. Leukopenia dose-dependent biasanya timbul setelah 12
hari pengobatan sehingga diperlukan penyesuaian dosis
dengan
zoster
meningkat.
Efek
samping
pada
gonad
yaitu
Pada
penderita
SLE
dengan
nefropati
lupus
yang
dengan
interval
waktu
8-12
minggu
menjadi
2,5-3
pada
mulanya
diberikan
karena
ketergantungan
steroid.
2,5-5
mg/kgBB/hari
pada
20
Lesi parut berbentuk koin pada daerah kulit yang terkena langsung
gangguan
21
Analisa Data
Data
Etiologi
Masalah keperawatan
22
Ds :
Bertanya tanya
Rasa gelisah
Khawatir
Mata kabur
Do :
Nadi : 15x/menit
BB sebelum sakit
68 dan setelah
sakit 55
Autoimun berlebihan
Penyakit Lupus
Produksi Antibodi secara terus
menerus
Darah
HB turun
Penurunan suplai O2/Nutritien
ATP
BB turun
Perubahan status kesehatan
Ansitas
Indikator
5
-
Kegelisahan
Rasa gelisah
Gelisah secara verbal
Peningkatan nadi
Keterangan penilaian :
1
2
3
4
5
ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
.
DS :
Klien mengatakan
mengeluh
Imun kompleks
Mengendap di pembuluh
darah
Masalah
keperawatan
Hambatan mobilitas
fisik berhubungan
dengan gangguan
muskuloskeletal
24
kelemahan.
Membentuk trombosis
DO :
Hasil pemeriksaan
fisik menunjukkan
Pengendapan menyebar ke
seluruh tubuh hingga ke
cairan persendian kaki
ditandai dengan
bengkak pada
ekstremitas antara
os. Femur dan os.
Tibia.
bahwa terdapat
bengkak pada
persendiaan antara
Terjadi pembengkakan
Erosi tulang
Tibia.
Hasil foto rontgen
sendi kaki
menyatakan adanya
Ektremitas melemah
erosi tulang.
Hambatan mobilitas fisik
INDIKATOR
25
1.
Keseimbangan
2.
Gerak sendi
3.
Berjalan
Keterangan Penilaian :
1
Severe compromised
Substantially compromised
Moderately compromised
Mildly compromised
Not compromised
mencegah injuri.
Mengkonsultasikan pada ahli terapi fisik masalah alat bantu yang hendak
dipakai.
Menjelaskan pada pasein dan keluarga tujuan dan rencana untuk gerak
2
3
sensinya.
Menguatkan gerak Range Of Motion pasien, secara teratur dan terjadwal
Mengkaji pasien untuk mengembangkan jadwal ROM.
26
No
3
Data
Etiologi
DS :
Faktor eksogen/endogen
Pasien mengeluh
demam, sakit perut,
riwayat sariawan
tidak sembuh-
Antibody meningkat
Autoimun
Inflamasi sistemik
DO :
Kerusakan jaringan
Masalah
Keperawatan
Resiko infeksi
berhubungan
dengan
ketidakadekuatan
pertahanan
sekunder
(penurunan Hb,
Imunosupresi,
leukopenia,
supresi respon
inflamasi)
denhgan bentuk
Resiko infeksi
tidak teratur
- proteinuria : 0,12
gr/ 24 jam; Hb : 9,2
mg/dl
- kreatinin dan BUN
meningkat
- bengkak pada kaki
dan persenian
antara os femur dan
os tibia
ANALISA DATA
Indikator
Fungsi kandung kemih
Kelelahan kronis
Titer antibodi
Suhu tubuh
Integritas Kulit
6
Keterangan penilaian :
1
2
3
4
5
Terancam
Terganggu
Cukup terganggu
Agak terganggu
Tidak terganggu
Intervensi NIC :
Risk Identification
1
2
3
29