B. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Umum : setelah mendapatkan penjelasan hipertensi selama
30 menit, diharapkan pasien dan keluarga dapat mengerti dan
memahami tentang hipertensi
b. Tujuan khusus :
Setelah mendapatkan penjelasan diharapkan pasien dan keluarga
mampu:
- Menjelaskan pengertian hipertensi
- Menjelaskan penyebab hipertensi
- Menjelaskan gejala hipertensi
- Menjelaskan cara mengontrol hipertensi
- Menjelaskan komplikasi hipertensi
- Diet Hipertensi
C. Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Cara mengontrol hipertensi
e. Komplikasi hipertensi
D. Kegiatan Penyuluhan
E. Evaluasi
Mengajukan pertanyaan secara lisan dan pasien mampu menjelaskan:
- Pengertian hipertensi
- Penyebab hipertensi
- Tanda dan gejala hipertensi
- Cara mengontrol hipertensi
- Komplikasi hipertensi
F. Materi
a. Pengertian hipertensi
Hipertensi juga dapat diartikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan darahnya diatas 140/90 mmHg.
Hipertensi dapat pula disebut sebagai keadaan dimana tekanan
arteri rata-rata lebih tinggi daripada batas atas yang dianggap
normal yaitu 140/90 mmHg (Guyton and Hall, 2001)
b. Penyebab hipertensi
Hipertensi primer adalah suatu kondisi yang lebih sering terjadi
pada banyak orang. Penyebab dasar yang mendasarinya tidak
selalu diketahui/idiopatik, namun dapat terdiri dari beberapa faktor
antara lain:
- Kebiasaan merokok / alkohol
- Kelebihan berat badan / kegemukan / obesitas
- Kurang olah raga
- Penggunaan garam yang berlebihan
- Faktor genetik / keturunan
- Usia
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah
terjadinya perubahanperubahan pada:
- Elastisitas dinding aorta menurun
- Katup jantung menebal dan menjadi kaku
- Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi
dan volumenya.
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu :
e. Komplikasi hipertensi
A. Stroke
Dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang
terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi
kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-
daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang
mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga
meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin,
2000).
Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba,
seperti, orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti
orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit
digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku,
tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri
secara mendadak (Santoso, 2006).
B. Infark Miokard
Dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui
pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan
hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium
mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung
yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel
dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran
listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia
jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin,
2000).
C. Pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis atau
arteriosclerosis).
Peningkatan tekanan darah pada arteri diseluruh jaringan tubuh
yang terlalu sering akan membuat arteri menjadi keras
D. Gagal ginjal
Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya
glomerolus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal,
nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia
dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein
akan keluar melalui urin (proteinuria) sehingga tekanan osmotik
koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering
dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2000).
E. Kerusakan mata
Peningkatan tekanan darah mengakibatkan penyempitan arteri
kecil, kebocoran retina, dan pembengkakkan syaraf mata
F. Gagal jantung
Atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang
kembalinya ke jantung dengan cepat mengakibatkan cairan
terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain sering disebut
edema.Cairan didalam paruparu menyebabkan sesak napas
(Amir, 2002)
Peningkatan tekanan darah pada arteri diseluruh jaringan
tubuhnya, dimana mengakibatkan otot jantung bekerja lebih
keras untuk memompa darah melalui pembuluh darah ini yang
mengakibatkan pembesaran otot jantung. Dan ini dapat menjadi
suatu pertanda dari gagal jantung, penyakit jantung koroner,
dan suatu kelainan irama jantung (cardiac arrhythmias).
G. Ensefalopati
Dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf
pusat. Neron-neron disekitarnya kolap dan terjadi koma serta
kematian (Corwin, 2000).
G. Daftar Pustaka
JKI 9. Cocsco TD, Prina AM, Parales J, Stephan BCM, Brayne C. Lay
Perspectives of Successful Ageing: A Systematic Review and
Meta-Ehnography. BMJ Open 2013;3:200-70.
John EC, Vincent AC. Vision impairment and hearing loss among
community dwelling older American: implications for health and
functioning. Am J of Pub Health. 2004;94(5):823-9.
Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB, Resnick B. 2008. Essentials of
clinical geriatris. 6th ed. New York, NY:McGraw-Hill.
Sullivan DH, Johnson LE. Nutrition and aging. In: Halter JB, Ouslander
JG. Tinetti ME. Studenski S, High KP, Astana S (editors).
Hazzards geriatric medicine and gerontology. 6th ed. New York:
Mc Graw Hill; 2009.p.439-57.