OLEH :
DIAN ASTUTI (A1C014027)
1. Analisis Kas
Kas dan setara kas yang dimiliki oleh PT Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2010 adalah
sebesar Rp 1,174,514,059. Jumlah ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 2009
senilai Rp 2.714.439.392. Hal ini berarti kas dan setara kas yang dimiliki oleh Lionmesh
mengalami penurunan sebesar Rp 1,539,925,333 atau sebesar 57%. Kas dan setara kas
yang dimiliki oleh PT Lionmesh bersumber dari kas, bank dan deposito berjangka yang
tidak dibatasi penggunaannya dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal
penempatan diklasifikasikan sebagai Setara Kas. (Catatan Atas Laporan Keuangan No.
2b dan 3).
Rata-rata Kas industry sejenis tahun 2010:
No
Nama Perusahaan
1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI)
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)
Rata-rata
Nilai
Rp262,346,694
Rp152,769,538,854
Rp29,281,406,162
Rp60,771,097,237
Berdasarkan rata-rata jumlah kas industry sejenis maka jumlah kas dan setara kas
perusahaan pada tahun 2010 jauh berada di bawah jumlah rata-rata kas industry sejenis
perusahaan yaitu Rp60.771.097.237. Maka ketersediaan kas dan setara kas yang dimiliki
perusahaan dapat dinilai kurang baik karena berjumlah sangat jauh dari rata-rata industry
perusahaan sejenis.
Rasio terkait dengan Kas tahun 2010:
No
Jenis Rasio
1 Cash Ratio
((Kas/Hutang Lancar)*100)
Kas
Hutang Lancar
2 Cas Turnover
Nilai
Rasio
5,4 %
Rp1.174.514.059
Rp21.656.364.472
5,1 kali
2
Rp52.937.947.446
Rp21.656.364.472
Nama Perusahaan
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
(%)
1 (NIKL)
PT Alumindo Light Metal Industry
67
2 Tbk (ALMI)
PT.Beton Jaya Manunggal Tbk
16
-0.3
197
93
0.3
1.1
3 (BTON)
Rata-rata Rasio
Cash Ratio PT Lionmesh Prima Tbk yaitu sejumlah 5.4% atau dapat dibulatkan
menjadi 5% dan rata-rata cash ratio industrri sejenis yaitu sejumlah 93%. Hal ini berarti
cash ratio perusahaan jauh berada di bawah rata-rata industry sejenis perusahaan dan
kondisi perusahaan berada di bawah perusahaan lain yang sejenis. rasio kas di bawah
rata-rata industri, kondisi kurang baik ditinjau dari rasio kas karena untuk membayar
kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya.
Cash Turnover atau perputaran kas PT Lionmesh Prima Tbk yaitu 5.1 kali atau
dapat dibulatkan menjadi 5 kali dan cash turnover industry sejenis yaitu sejumlah 1.3 atau
dapat dibulatkan 1 kali. Hal ini berarti perputaran kas perusahaan jauh lebih baik dari
cash turnover perusahaan sejenis yang berarti kas perusahaan dalam penggunaannya
sudah optimal sehingga tidak mengakibatkan adanya dana yang mengendap.
2. Analisis Piutang
Piutang usaha yang dimiliki oleh PT Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2010
adalah sebesar Rp 17.520.758.610. Jumlah ini mengalami kenaikan dari piutang tahun
sebelumnya 2009 yaitu sejumlah Rp 16.555.049.777. Hal ini berarti piutang PT
Lionmesh mengalami kenaikan sejumlah Rp 965.708.833 atau sebesar 6%. Piutang
Usaha berasal dari pihak ketiga yaitu distributor, kontraktor dan pedagang eceran yang
dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai. Berdasarkan hasil penelaahan keadaan
akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa
penyisihan penurunan nilai cukup untuk menutup kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
(Catatan Atas Laporan Keuangan 5).
Rata-rata Piutang industry sejenis 2010:
No
Nama Perusahaan
1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI)
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)
Rata-rata
Nilai
Rp208,025,565
Rp160,279,566,416
Rp13,707,856,456
Rp58,065,149,479
Piutang PT Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2010 Rp 17.520.758.610 dan ratarata piutang industry sejenis yaitu Rp58,065,149,479. Hal ini berarti kondisi perusahaan
lebih baik dari perusahaan sejenis karena hak perusahaan yang masih di pihak lain atau
yang akan diterima lebih kecil.
Rasio terkait dengan Piutang 2010:
No
Jenis Ratio
1 Account Receivable Turnover
((Penjualan Kredit Bersih/((Piutang
Awal+Piutang Akhir)/2)*100)
Penjualan Kredit Bersih
Piutang Awal
Piutang Akhir
2 Average Collection Period
(365/Account Receivable Turnover)
Nilai
Rasio
9,5 kali
Rp161.011.674.412
Rp16.555.049.777
Rp17.520.758.610
38,6 hari
No
Nama Perusahaan
PT Pelat Timah Nusantara
Account Receivable
Average Collection
Turnover (kali)
Period (hari)
1 Tbk (NIKL)
PT Alumindo Light Metal
200
26
1422
3 Tbk (BTON)
Rata-rata Rasio
6
13
61
561
3. Persediaan
Persediaan perusahaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan
dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value), dan akun lain.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008) Persediaan. Persediaan
dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi
bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan
metode rata-rata, kecuali untuk bahan baku dan suku cadang yang harga perolehannya
ditentukan dengan metode masuk pertama, keluar pertama (first-in, first-out).
Penyisihan persediaan usang ditetapkan berdasarkan penelaahan keadaan fisik persediaan
pada akhir tahun (Catatan Atas Laporan Keuangan No 2 hururf e) . Persediaan yang
dimiliki PT Lionmesh tahun 2010 sejumlah Rp 30.182.118.066. Jumlah ini mengalami
kenaikan dari persediaan tahun sebelumnya 2009 yaitu sejumlah Rp 25.152.295.442. Hal
ini berarti persediaan PT Lionmesh mengalami kenaikan sejumlah Rp 5.029.822.624 atau
sebesar 20%. Persediaan tahun 2010 terdiri dari barang jadi sejumlah Rp 10.454.191.173,
barang dalam proses Rp 1.009.240.522, bahan baku Rp 18.244.404.683 dan suku cadang
Rp 474.281.688. Berdasarkan penelaahan atas kondisi persediaan pada akhir tahun,
manajemen berkeyakinan bahwa persediaan dapat direalisasikan pada nilai tercatatnya,
dan tidak diperlukan adanya penyisihan untuk persediaan usang.
Rata-rata Persediaan industri sejenis tahun 2010:
No
Nama Perusahaan
1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI)
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)
Rata-rata
Nilai
Rp326,378,972
Rp437,350,022,791
Rp8,277,154,054
Rp148,651,185,272
Nilai
Rasio (kali)
5,2
Rp142.989.208.581
Rp30.182.118.066
Rp25.152.295.442
70,6
No
Nama Perusahaan
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
Perputaran
Lama Produk
Persediaan (kali)
Terjual (hari)
1 (NIKL)
PT Alumindo Light Metal Industry
76
2 Tbk (ALMI)
PT.Beton Jaya Manunggal Tbk
70
3 (BTON)
Rata-rata Rasio
9
7
39
62
Perputaran Persediaan PT Lionmesh pada tahun 2010 yaitu 5.2 kali atau dapat
dibulatkan menjadi 5 kali dan Lama produk terjual yaitu 70,6 hari atau dapat dibulatkan
menjadi 71 hari. Hal ini berarti tahun 2010 tingkat perputaran persediaan pada PT.
Lionmesh Prima Tbk adalah sebanyak 5 kali dengan rata-rata waktu penjualan adalah 71
hari yang artinya perusahaan akan menjual barang sebanyak 5 kali dalam satu tahun
dengan rata-rata jangka waktu penjualan 71 hari.
Sedangkan tingkat perputaran persediaan rata-rata industry sejenis tahun 2010
yaitu 7 kali dan rata-rata hari penjualannya yaitu 61 hari. Hal ini berarti kondisi
perusahaan kurang baik dibandingkan dengan industry lain yang sejenis karena
perputaran persediaan perusahaan lebih lama dari perusahaan lain yaitu 5 kali dengan
rata-rata waktu pencairannya yaitu 71 hari. Ini berada di bawah rata-rata industry sejenis,
yang berarti persediaan perusahaan kurang cepat dijual.
diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama umur manfaat aset tetap
yang diestimasi bangunan 20 tahun, mesin 20 tahun, peralatan pabrik 15 tahun, instalasi
listrik 20 tahun, kendaraan bermotor 5 tahun, dan peralatan kantor 5 tahun. Tanah dicatat
sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan (Catatan Atas Laporan Keuangan NO 2
huruf f)
Aset tetap perusahaan PT Lionmesh setelah dikurangi akumulasi penyusutan pada
tahun 2010 yaitu Rp 23.302.198.938. Jumlah ini mengalami penurunan dari jumlah asset
tetap perusahaan pada tahun 2009 yaitu asset tetap Rp 24.185.809.936. Hal ini berarti
asset tetap Pt Lionmesh mengalami penurunan sebesar Rp 883.610.998 atau sebesar 4%.
Aset tetap perusahaan terdiri dari tanah, bangunan, mesin, peralatan pabrik, instalasi
listrik, kendaraan bermotor dan peralatan kantor. Asset tetap yang dicatat perusahaan
mengalami penyusutan yaitu bangunan, mesin, peralatan pabrik, instalasi listrik,
kendaraan bermotor dan peralatan kantor.
Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan kemungkinan terjadinya
penurunan nilai aset pada tanggal neraca. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset,
Perusahaan menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari
aset tersebut. Penurunan nilai aset diakui sebagai beban pada usaha tahun berjalan
( Catatatan Atas Laporan Keuangan No 2 huruf g). Manajemen berpendapat bahwa nilai
tercatat semua aset tetap dapat terealisasi seluruhnya, dan oleh karena itu, tidak
diperlukan penyisihan penurunan nilai asset (Catatan Atas Laporan Keuangan No 9).
1. Analisis Laba
Laba Operasional berkelanjutan PT Lionmesh Prima Tbk tahun 2010 sebesar Rp
7.350.536.344 dimana meningkat sebesar 206% dari tahun sebelumnya sebesar Rp
2.400.507.034 atau sejumlah Rp 4.950.029.310. Laba diperoleh dari hasil kegiatan usaha
perusahaan serta pendapatan sewa, pendapatan bunga dan pendapatan lain-lain
perusahaan.
Rata-rata Laba Operasional Industri Sejenis tahun 2010:
No
Nama Perusahaan
1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI)
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)
Nilai
Rp74,576,042
Rp43,722,582,261
Rp11,699,701,542
Rata-rata
Rp18,498,953,282
Persentase (%)
78
67
-31
38
Nilai
Rasio (%)
13
Rp10.316.267.000
Rp78.200.046.845
5
Rp7.350.536.344
Rp161.011.674.412
No
Nama Perusahaan
1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
2 (ALMI)
Rentabilitas
(%)
(%)
10
111
13
9
7
41
Rasio rentabilitas PT Lionmesh Prima Tbk yaitu 13% yang berarti kemampuan
asset untuk menghasilkan pendapatan yaitu 13% hal ini berada di atas rata-rata industry
sejenis yaitu 9% yang berarti kemampuan asset perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan lebih baik dari perusahan lain yang sejenis.
Net Profit margin PT Lionmesh Prima Tbk yaitu 5% yang berarti kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntung bersih sebesar 5%. Hal ini berada jauh di
bawah rata-rata industry sejenis yaitu 41% yang berarti kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntung bersih kurang baik dibandingkan dengan perusahaan lain yang
sejenis.
Perhitungan 2 rasio ini mengindikasikan bahwa perusahaan dikelola dengan tidak
begitu efisien dan efektif daripada pesaingnya di industri retail. Kemungkinan
pertumbuhan laba yang tinggi dihasilkan oleh aktivitas tidak berkelanjutan atau adanya
faktor lain berkait laba.
direklasifikasi ke dalam kelompok aset tetap mesin. (Catatan Atas Laporan Keuangan N0
9). Sehingga perusahaan melakukan pengembangan dengan melakukan pembelian mesin
pada tahun 2009 namun baru bias dimanfaatkan penggunaannya oleh perusahaan pada
2010 untuk mengembangkan proses produksi pada perusahaan. Nilai mesin yang tercatat
pada akhir tahun 2010 yaitu sejumlah Rp 29.669.337.755 dan akumulasi penyusutan
terhadao mesin sendiri yaitu Rp 10.588.551.301 (Catatan Atas Laporan Keuangan No 9)
5. Analisis Pendapatan
PT. Lionmesh Prima Tbk bergerak di bidang produksi jarring kawat baja las.
Perusahaan mencatat pendapatan 2010 sebesar Rp 162.145.645.160 dan pada tahun 2009
senilai Rp 124.879.215.389. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pendapatan
perusahaan senilai Rp 37.266,429.771 atau sebesar 30%.
Pendapatan PT Lionmesh Prima Tbk tahun 2010 diperoleh dari penjualan bersih,
pendapatan sewa, pendapatan bunga, dan pendapatan lain-lain bersih. Pendapatan yang
diperoleh
dari
kegiatan
utama
usaha
yaitu
penjualan
produk sejumlah
Rp
Nama Perusahaan
1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI)
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)
Rata-rata
Nilai
Rp1,378,545,199
Rp3,019,070,482,536
Rp127,575,478,606
Rp1,049,341,502,114
Nama Perusahaan
1 PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI)
3 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)
Rata-rata
Persentase (%)
18
72
-1
30