Anda di halaman 1dari 3

Kristalisasi Magma

Kristalisasi adalah
proses
pembentukan
bahan
padat
dari pengendapanlarutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang
pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik
pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan
massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan
ke fase kristal padat.
Proses Kristalisasi Magma,Karena magma merupakan cairan yang
panas, maka ion-ion yang menyusun magma akan bergerak bebas tak
beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan,
pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan
mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang
disebut kristalisasi.
Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ionion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan
kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimia
dan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang
menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.Kecepatan
pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi,
terutama pada ukuran kristal.
Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion
mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan
menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang
cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan bagi ion untuk
membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom
yang tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas
(glass).
Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan
silikon akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra
oksigen-silikon. Kemudian tetahedra-tetahedra oksigen-silikon tersebut akan
saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal
dan bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk
jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak
terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama.
Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari
mineral lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-kristal
padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.Komposisi dari magma
dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi proses kristalisasi.
Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka
penampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari

hal tersebut, maka penggolongan (klasifikasi) batuan beku dapat didasarkan


pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi
dapat diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa
disebut sebagai tekstur. Jadi klasifikasi batuan beku sering didasarkan pada
tekstur dan komposisi mineralnya.
Jenis Kristalisasi Berdasarkan Proses Utama Dipandang dari asalnya,
kristalisasi dapat dibagi menjadi 3 proses utama :
1. Kristalisasi dari larutan ( solution ) : merupakan proses kristalisasi yang
umum dijumpai di bidang Teknik Kimia : pembuatan produk-produk kristal
senyawa anorganik maupun organic seperti urea, gula pasir, sodium
glutamat, asam sitrat, garam dapur, tawas, fero sulfat dll.
2. Kristalisasi dari lelehan ( melt ) : dikembangkan khususnya untuk
pembuatan silicon single kristal yang selanjutnya dibuat silicon waver yang
merupakan bahan dasar pembutan chip-chip integrated circuit ( IC ). Proses
Prilling ataupun granulasi sering dimasukkan dalam tipe kristalisasi ini.
3. Kristalisasi dari fasa Uap : adalah proses sublimasi-desublimasi dimana suatu
senyawa dalam fasa uap disublimasikan membentuk kristal. Dalam industri
prosesnya bisa meliputi beberapa tahapan untuk.
I.I.V Asimilasi magma
Proses ini dapat terjadi pada saat terdapat material asing dalam tubuh
magma seperti adanya batuan disekitar magma yang kemudian bercampur,
meleleh dan bereaksi dengan magma induk dan kemudian akan mengubah
komposisi magma.
Dalam proses asimilasi, terkadang batuan-batuan yang ada di
sekitar magma chamber yang kemudian masuk ke dalam magma
membeku sebagai satu bentuk inklusi batuan yang disebut dengan xenolith.
Namun bentukan inklusi ini juga dapt terbentuk sebagai suatu inklusi kristal
yang disebut dengan xenocrsyt

Gambar asimilasi magma


Sebagai ringkasan, Jakcson (1970) memberikan gambaran skematis
mengenai proses-proses differensiasi magma dalam suatu magma
chamber. Kemudian dihasilkanlah skema seperti berikut ini:
Skema differensiasi magma menurut Jackson K.C.(1970)
Dr. Lucas Donni Setiadji, seorang petrologist yang juga merupakan
dosen
Jurusan
Teknik
Geologi
FT-UGM
menyatakan
bahwa Diferensiasi (Differentiation)
merupakan
suatu
proses
yang
menghasilkan magma turunan (derivative magmas) yang berbeda komposisi
kimia dan mineralogi dari Primitive Parental Magma atau yang kita sebut
sebagai magma induk. Secara umum proses diferensiasi dianggap terjadi
dalam reservoir magma di dalam kerak (kedalaman < 10 km), dimana
magma dalam kondisi yang stagnan, mendingin secara perlahan dan
memiliki waktu ysng cukup untuk mengkristal. Proses diferensiasi yang
paling penting adalah Kristalisasi Fraksinasi (fractional crystallization),
sedangkan proses lainnya antara lain asimilasi dan magma mixing.
zzz

Anda mungkin juga menyukai