Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Periodontitis kronis adalah infeksi yang menyebabkan inflamasi pada jaringan
periodontal yang ditandai dengan hilangnya perlekatan gingival dan kerusakan tulang
alveolar.1 Penyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir diseluruh dunia
dan telah mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Demikian pula menurut hasil
studi morbiditas Survey Kesehatan Nasional (2004) bahwa penyakit periodontal
merupakan penyakit gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan dengan prevalensi
sebanyak 96,58%.2
Periodontitis kronis merupakan penyakit infeksi yang serius sehingga harus
dilakukan perawatan yang tepat agar tidak sampai mengakibatkan kehilangan gigi.
Beberapa metode yang telah diterapkan sebagai solusi untuk perawatan periodontitis
kronis diantaranya scalling, root planning, dan dalam beberapa kasus memerlukan
pembedahan.2 Namun metode tersebut dinilai masih kurang efektif karena hanya
untuk menghilangkan deposit bakteri dari permukaan gigi dan untuk mengubah
mikroba patologis menjadi mikroba yang cocok dengan kesehatan jaringan
periodontal. Dibutuhkan suatu inovasi perawatan tambahan yang

mampu

mengembalikan kesehatan periodontal seperti terbentuknya perlekatan jaringan ikat


baru.
Inovasi perawatan tambahan Cacao Pod In Gurami Scale Pack (CIAMISPACK) adalah salah satu solusi alternatif yang mampu mendukung penyembuhan
jaringan periodontal dalam perawatan periodontitis kronis. Penelitian yang dilakukan

oleh Kinane D.F et al. (1999) menyatakan bahwa tindakan scalling dan root planning
ditambah dengan penggunaan antibiotika lokal memberikan keuntungan ataupun hasil
yang lebih baik bila dibandingkan dengan hanya melakukan tindakan scalling dan
root planning saja.3
CIAMIS-PACK menggunakan ekstrak Cacao Pod dan sisik ikan gurami
sebagai media perantara. Ekstrak Cacao Pod memiliki efek antimikrobial,
antiinflamasi, dan antioksidan yang mampu mempercepat proses penyebuhan luka
sehingga mereduksi poket serta meningkatan perlekatan klinis gingival. 2,4 Sedangkan
sisik ikan gurami mempunyai kandungan protein 29,8-40,9% yang sebagian besar
berupa kolagen sebagai media penyerap bahan anorganik dan dapat digunakan dalam
teknologi separasi, katalis juga aplikasi biomedikal.5 Keunggulan dari CIAMISPACK adalah bentuk yang kompatibel terhadap poket gigi serta efektif dalam
menghantarkan ekstrak Cacao Pod sebagai agen antimicrobial, antiinflamasi, dan
antioksidan kedalam jaringan periodontal1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, kami ingin mengkaji potensi biomarker nonstructural 1 (ns1) antigen pada gingival crevicular fluid dalam integrated peptide
nanoreader test sebagai teknologi alternatif deteksi dini demam berdarah dengue
(dbd)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Cacao Pod In Gurami Scale Pack (CIAMIS-PACK) dapat
menajadi inovasi agen aplikasi lokal yang efektif dalam perawatan periodontitis
kronis?
1.3 Tujuan penulisan

Tujuan penulisan literatur review ini adalah untuk mengaji inovasi Cacao Pod
In Gurami Scale Pack (CIAMIS-PACK) sebagai inovasi agen aplikasi lokal yang
efektif dalam perawatan periodontitis kronis
1.4 Manfaat penulisan
1. Penulisan literature review ini dapat memberikan informasi serta menambah
wawasan mengenai Cacao Pod In Gurami Scale Pack (CIAMIS-PACK)
sebagai agen aplikasi lokal yang afektif dalam perawatan periodontitis kronis.
2. Penulisan literature review ini sebagai upaya pengembangan ilmu kedokteran
gigi dan sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai Cacao Pod In Gurami Scale Pack (CIAMIS-PACK) sebagai inovasi
agen aplikasi lokal yang efektif dalam perawatan periodontitis kronis

BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Periodontitis Kronis
2.1.1 Pengertian Periodontitis Kronis
Periodontitis kronis adalah infeksi yang menyebabkan inflamasi pada
jaringan penyokong gigi ditandai dengan hilangnya perlekatan gingival dan
kerusakan tulang alveolar. Periodontitis kronis berhubungan dengan
akumulasi plak dan kalkulus, dan secara umum merupakan penyakit dengan
perkembangan ringan sampai moderat, namun pada beberapa periode
perusakan yang cepat dapat ditemukan.1
2.1.2 Etiologi Periodontis Kronis
Adapun etiologi dari periodontitis kronis, yaitu6 :
-

Akumulasi plak dan kalsifikasi kalkulus (tartar) di atas (supra) dan/atau

dibawah (subgingiva) pada batas gingiva.


Organisme penyebab periodontitis kronis yaitu Porphiromonas gingivais
(P.gingivais),

Prevotella intermedia (P.intermedia), Capnocytophaga,

A.actinomycetem comitans (A.a), Eikenella corrodens, Campylobacter


rectus(C.rectus)
Ada beberapa fakor peyebab yang berkontribusi dalam peningkatan
resiko terjadinya periodontitis yaitu7 plak gigi dan gingiva yang merupakan
faktor utama penyebab terjadinya periodontitis, higine oral, usia dan penyakit
sistemik.
2.1.3 Gambaran Klinis
Gambaran

klinis

pada

penderita

periodontitis

kronis

berupa

penumpukan plak supra gingiva dan subgingiva disertai dengan pembentukan


kalkulus, inflamasi gingival, pembentukan pocket periodontal, kehilangan

periodontal attachment, supurasi, hilangnya stippling gingiva dan perdarahan


spontan.7

Gambar 2.1. Gambaran klinis periodontitis1


2.1.4 Perawatan Periodontitis Kronis
Perawatan periodontal bukanlah suatu perawatan dental yang berdiri
sendiri melainkan mencakup prosedur-prosedur kedokteran gigi lainnya sesuai
dengan kebutuhan pasien. Prosedur perawatan tersebut yaitu :
-

Fase preliminari/pendahuluan
Perawatan kasus darurat (emerjensi) dental atau periapikal, periodontal
dan pencabutan gigi dengan prognosis tidak ada harapan, dan pemasangan

gigi tiruan sementara (bila diperlukan karena alasan tertentu).


Terapi fase II (fase bedah) : Bedah periodontal dan perawatan saluran

akar.
Terapi fase III (fase restoratif) : Restorasi final dan gigi tiruan cekat dan

lepasan.
Terapi fase IV (fase pemeliharaan / terapi periodontal suportif) :
Kunjungan berkala, plak dan kalkulus, kondisi gingiva (saku, inflamasi).

klusi, mobiliti gigi dan perubahan patologis lainnya.1


2.1.5 Penggunaan antibiotic local sintetis
Penggunaan antibiotik local sintetis dapat menimbulkan banyak efek
samping. Resistensi terhadap antibiotik menyebabkan mikroorganisme
menjadi kebal atau dapat melawan efek antibiotik, baik yang didapat
mikroorganisme atau secara alami.

Reaksi alergi dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan


melibatkan sistem imun tubuh hospes dan tidak bergantung pada besarnya
dosis obat. Manifestasi gejala dan derajat beratnya alergi dapat bervariasi.
Antibiotik pada umumnya bersifat toksisitas selektif, tetapi sifat ini
relatif. Penisilin merupakan golongan antibiotik yang mungkin dianggap
paling tidak toksik sampai saat ini. Dalam menimbulkan efek toksik,
masing-masing antibiotik dapat menyerang organ atau sistem tertentu
pada tubuh hospes
Pada tubuh hospes, baik yang sehat maupun yang meradang,
terdapat populasi mikroflora normal. Dengan keseimbangan ekologik,
populasi mikroflora tersebut biasanya tidak menunjukkan sifat patogen.
Penggunaan antibiotik, terutama spektrum luas, dapat mengganggu
keseimbangan ekologik mikroflora sehingga jenis mikroba yang
meningkat jumlah populasinya dapat menjadi patogen.
2.2 Gurami Scale
Gurami merupakan jenis ikan air tawar, yang mempunyai bentuk
badan agak panjang, pipih, lebar ke samping (compressed). Klasifikasi ikan
gurami (Osphronemus goramy, Lac.) adalah :
Filum : Chordata

Famili : Osphronemidae

Kelas : Actinopterygii

Genus : Osphronemus

Ordo : Perciformes

Spesies : Osphronemus goramy Lac

Subordo : Belontiidae
Seluruh tubuh ikan tertutup oleh kulit yang terkadang dilengkapi dengan
sisik. Sisik yaitu lempengan-lempengan tulang rawan lentur yang tersusun rapi di
permukaan badan ikan.9,10 Sisik memiliki karakteristik yang ditemukan dalam
struktur-struktur lain seperti tulang, gigi, dan urat daging yang bermineral. Semua

bahan ini sebagian besar dibentuk oleh suatu komponen organik, anorganik, dan
air.

Gambar2.2. (A) Ikan Gurami (B) Ilustrasi sisik ikan gurami17


Kandungan organik pada sisik ikan yaitu kolagen yang
merupakan senyawa protein rantai panjang yang tersusun lagi atas asam
amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta hiroksiproline dan
kandungan anorganik pada sisik yang utama adalah hidroksiapatit yang
strukturnya [Ca3(PO4)2]3. Ca(OH)2 Kolagen dari limbah perikanan dan
kelautan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan kolagen yang
diperoleh dari limbah peternakan diantaranya bebas dari penyakir unggas
dan mamalia seperti sapi gila dan flu burung, kandungan kolagen yang
cukup tinggi dan bahan bakunya murah.11,12 .
2.3 Cacao Pod
Kulit buah kakao mengandung campuran flavonoid atau tannin
terkondensasi atau terpolimerisasi.13 Klasifikasikan polifenol kakao dalam
tiga kelompok yaitu katekin (flavan-3-ols) 37%, antosianin 4% dan
proantosianidin 58%.14

Katekin disebut asam catechoat dengan rumus kimia C15H14O6,


tidak berwarna dan dalam keadaan murni sedikit tidak larut dalam air
dingin tetapi sangat larut dalam air panas, larut dalam alkohol dan etil
asetat, hampir tidak larut dalam kloroform, benzene, dan eter. Antosianin
secara kimia merupakan turunan sianidin. Turunan ini terbentuk dari
pigmen sianidin dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil
atau dengan metilasi atau glikosilasi. Proantosianidin adalah nama lain
dari tanin terkondensasi. Tanin yang terikat dengan gula mudah larut
dalam pelarut hidroalkohol, sedangkan tannin terkondensasi atau tannin
lebih mudah terekstraksi dengan pelarut aseton 70 %.15
2.3 Hasil Penelitian ekstrak Cacao Pod
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Annisa (2013)
terhadap kelinci lokal (Oryctolagus cuniculus) sebanyak 36 ekor yag
dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (0%), kelompok
perlakuan satu (5%), kelompok perlakuan dua (10%) dan kelompok
perlakuan tiga (15%) dengan masing-masing kelompok terdiri dari 9 ekor
kelinci.

Gambar 2.3 Proliferasi Sel Fibroblas


Pada Gambar 1 di hari ke-3 kelompok perlakuan menunjukkan
adanya proliferasi jumlah sel fibroblas yang lebih tinggi meski kurang
signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini terjadi karena migrasi
dan proliferasi sel fibroblas sudah mulai berlangsung pada fase inflamasi

yaitu pada 24 jam awal pasca luka. Dapat disimpulkan bahwa secara tidak
langsung, katekin, tannin, dan antosianin mampu meningkatkan aktifitas
migrasi dan proliferasi fibroblas.16
Pada hari ke-5 dan ke-7, jumlah rata-rata sel fibroblas menurun.
Tampak adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok perlakuan dua
(KP2) dan kelompok perlakuan tiga (KP3) dibandingkan dengan
kelompok kontrol (K) Hal ini terjadi karena adanya aktifitas sel fibroblas
yang lebih progresif dalam mensintesis serat kolagen dan terjadinya
diferensiasi sel fibroblas menjadi miofibroblas. Hal ini disebabkan oleh
katekin, tannin dan antosianin yang terkandung dalam ekstrak kulit buah
kakao dalam periodontal dressing. Adanya katekin, tannin terkondensasi,
dan antosianin memberi pengaruh antiinflamasi, antibakteri, dan
antioksidan.16

BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Teknik Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode sintesis dengan
pendekatan teoritik atau telaah pustaka untuk memperoleh data dan informasi.
3.2 Waktu dan Tempat Penulisan
3.2.1 Waktu Penulisan
Karya tulis ilmiah ini disusun dan diselesaikan pada bulan Januari 2015
3.2.2 Tempat Penulisan
Lokasi penulisan dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember dengan sumber referensi yang berasal dari Perpustakaan Pusat UniversitasJ
ember, Ruang Baca Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, dan browsing di
situs-situs (website) yang ada di internet serta melalui konsultasi dengan dosen
pembimbing.
3.3 Bahan dan Sumber Referensi
Bahan dan sumber referensi dikumpulkan dari berbagai macam literatur yang
berasal dari hasil penelitian dalam jurnal ilmiah, artikel ilmiah, serta buku teks ilmiah
dan berbagai sumber yang berhubungan dengan karya tulis ilmiah ini.
3.4 Pendekatan Metode Penulisan
Literatur-literatur yang telah didapatkan pada tahap ini, selanjutnya dilakukan
pengolahan data dengan cara mengedit kata atau kalimatnya kemudian disesuaikan
dengan alur penulisan. Penyesuaian yang dilakukan tanpa merubah maksud dan

10

tujuan dari penulisan tersebut, sehingga didapatkan suatu pembahasan yang


sistematis.
Data yang diperoleh dianalisis melalui analisis deskriptif yaitu menguraikan
data dan fakta dari hasil telaah pustaka. Analisis data digunakan dalam menganalisis
permasalahan yang akhirnya menentukan sintesis berupa usulan alternatif dalam
pemecahan masalah.
Langkah-langkah dalam penulisan karya tulis ilmiah ini meliputi: (1) penentuan
masalah; (2) mengumpulkan bahan referensi dan mencari informasi mengenai
masalah tersebut; (3) mengembangkan dan menganalisis permasalahan berdasarkan
referensi yang didapat; (4) mencari pemecahan masalah dan mencari alternatif usulan
berdasarkan analisis yang telah disusun, kemudian (5) diambil suatu simpulan serta
rekomendasi.
3.5 Alur Penulisan
Alur penulisan karya tulis ilmiah ini dapat dijelaskan secara singkat melalui
diagram dibawah ini:

11

BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Analisis permasalahan
Periodontitis merupakan salah satu penyakit rongga mulut yang memiliki
prevalensi cukup tinggi. Saat ini perawatan penyakit periodontal yang telah ada
seperti scalling dan root planing merupakan langkah penting dalam perawatan
periodontitis. Namun, sejumlah uji klinis membuktikan bahwa beberapa plak bahkan
kalkulus masih tertinggal yang menyebabkan terjadinya infeksi berulang setelah
dilakukannya perawatan tersebut. Selain itu, proses penyembuhan yang dilihat
histologis tidak menunjukkan perlekatan jaringan ikat baru sehingga diperlukan
perawatan tambahan sebagai terapi penunjang setelah dilakukan scaling dan root
planing.
4.2 Sintesis permasalahan
CACAO POD IN GURAMI SCALE PACK (CIAMIS-PACK) dapat menjadi
solusi yang inovatif sebagai agen aplikasi lokal di bidang kedokteran gigi di mana
penggunaannya dalam perawatan tambahan pada pengobatan periodontitis kronis. .
Ekstrak Cacao Pod digunakan sebagai antimikroba, antiinflamasi, dan antioksidan
sedangkan bentuk pack dari sisik ikan gurami berperan sebagai perantara dalam
pemberian ekstrak Cacao Pod kedalam poket periodontal.
Ekstrak Cacao Pod mengandung katekin, tannin terkondensasi, dan antosianin
memberi pengaruh antibakteri, anti inflamasi dan antioksidan.
Sebagai agen antibakteri, tannin dalam konsentrasi tinggi bekerja dengan cara
mengkoagulasi atau menggumpalkan protoplasma bakteri, sehingga terbentuk ikatan

12

yang stabil dengan protein bakteri, sedangkan dalam konsentrasi rendah mampu
menghambat pertumbuhan bakteri

17

. Selain itu senyawa katekin mempunyai

kecenderungan untuk mengikat protein bakteri, sehingga mengganggu metabolisme


bakteri.
Sebagai agen anti inflamasi, tannin bekerja dengan cara menghambat asam
arakhidonat.18 Katekin dan antosianin juga berperan sebagai agen antiinflamasi yang
mana dalam konsentrasi tinggi memblok jalur siklooksigenase dan fosfolipase A2,
sedangkan

pada

konsentrasi

rendah

senyawa

ini

hanya

memblok

jalur

sikloogsigenase. Terhambatnya pelepasan asam arakidonat dari sel inflamasi akan


menyebabkan kurang tersedianya substrat arachidonat bagi jalur siklooksigenase dan
jalur lipooksigenase, yang pada akhirnya akan menekan jumlah prostaglandin,
prostasiklin, endoperoksida, dan tromboksan di satu sisi dan asam hidroperoksida,
asam hidroksieikostrenoat, dan leukotrin di sisi lainnya
substrat

arakhidonat

bagi

jalur

siklooksigenase

19

. Kurang tersedianya

maupun

lipooksigenase

mengakibatkan penurunan proses peradangan yang ditandai dengan penurunan dari


jumlah sel-sel radang secara mikroskopis pada area jejas

20

. Menurunnya sel-sel

radang menyebabkan sitokin yang dihasilkan juga berkurang sehingga radikal bebas
yang dikeluarkan oleh sitokin juga berkurang. Dengan penurunan jumlah radikal
bebas ini maka aktifitas fibroblas dalam mensintesis kolagen dapat segera
berlangsung.
Sebagai agen antioksidan, katekin mampu berperan sebagai antioksidan
selama fase inflamasi ini. Radikal bebas yang dihasilkan selama infllamasi,
merupakan radikal bebas jenis reactive oxygen species (ROS). Mekanisme kerja
katekin dalam menatralisir radikal bebas jenis ROS adalah melalui gugus OH,
sehingga menjadi inaktif. Proses tersebut adalah Catechin (OH) + R (Free radical)
Catechin (O2+) + RH.21 Netralisir dari radikal bebas ini akan menurunkan ekspresi

13

MMP-1, MMP-8, dan MMP-9, sehinggs terjadi hambatan pada degradasi kolagen
tipe-3 dan matriks ekstraselluler yang disintesis fibroblas yang disebabkan oleh ROS
secara langsung maupun oleh MMP teraktivasi.
Efek antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri bekerjasama selama proses
inflamasi terjadi. Keduanya bekerjasama dalam menurunkan efek radang yang
berlebihan sehingga fase inflamasi dapat berlangsung singkat. Fase penyembuhan
selanjutnya diteruskan dengan fase proliferasi yang ditandai dengan meningkatnya
aktifitas fibroblas dalam mensintesis serat kolagen.
Potensi limbah sisik ikan terus meningkat seiring peningkatan produksi ikan.
Sisik ikan adalah salah satu bagian dari ikan yang berpontensi sebagai sumber
alternatif kolagen selain kulit dan tulang ikan yang menarik banyak perhatian di
bidang kosmetik dan kesehatan, khususnya sisik ikan gurami mempunyai kandungan
protein 29,8-40,9 % yang sebagian besar berupa kolagen sebagai media penyerap
bahan anorgnik dan dapat digunakan dalam teknologi separasi, katalisis serta aplikasi
biomedical. Kolagen pada sisik ikan gurami berfungsi sebagai media perekat karena
sifatnya yang baik sebagai penyerap bahan anorganik. Bentuk sisik ikan gurami yang
pipih dan tipis dapat dimanfaatkan sebagai perantara yang baik berupa model pack
yang kompatibel terhadap pocket gigi dan dapat diaplikasikan kedalam poket
periodontal. 5,12
CACAO POD IN GURAMI SCALE PACK (CIAMIS-PACK) merupakan agen
aplikasi lokal yang dinilai lebih efektif dalam kemoterapi periodontal, motode lokal
akan mendapatkan konsentrasi lokal yang tertinggi dan mengurangi resiko resistensi
terhadap bakteri dan juga adanya efek samping maupun interaksi diantara obat-obat
yang dipakai.2

14

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Cacao Pod In Gurami Scale Pack (CIAMIS-PACK) merupakan inovasi agen
aplikasi lokal di bidang di bidang kedokteran gigi.
CIAMIS-PACK merupakan kombinasi anatara Tetracycline Fiber dan
Chlorhexidine Chip. Bentuk limbah sisik ikan gurami bersifat kompatibel yang dibuat
dalam media pack serta kandungan ekstrak Cacao Pod memiliki efek antimikrobial,
antiinflamasi, dan antioksidan yang mampu mempercepat proses penyebuhan luka
sehingga mereduksi poket serta meningkatan perlekatan klinis gingival membuat
CIAMIS-PACK efektif sebagai agen aplikasi lokal yang inovatif dalam perawatan
periodontitis kronis.

5.2 Saran
Perlu adanya penelitian dan pengembangan lebih lanjut mengenai Gurami
Scale Tetracycline Pack CIAMIS-PACK sebagai agen aplikasi lokal dalam perawatan
periodontitis kronis.

15

DAFTAR PUSTAKA
1. Carranza et al. 2012. Glickmans Clinical Periodontology. 11th ed.
Philadelphia : WB. Saunders co.
2. Wahyukundari,
Melok
Aris.

2009.

Perbedaan

Kadar

Matrix

Metalloproteinase-8 setelah Scalling dan Pemberian Tetrasiklin pada


Penderita Periodontitis Kronis. Jurnal PDGI, Vol.58 No.1.
3. Kinane DF, Radvar M. A.1991. Six Months Comparison of Three Periodontal
Local Antimicrobial Therapies in Persistent Periodontol Pockets. J
Periodontol.
4Junqueira CL & Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas Ed. 10. Alih
Bahasa oleh dr. Jan Tambayong. Jakarta: EGC. 2007.
4. Sachdeva, Surinder & Vipin Agarwal. 2011. Evaluation of Comercially
Available Biodegradeble Tetracycline Fiber Therapy in Chronic
Periodontitis. J Indian Soc Periodontal
5. Ikoma T; et al. 2003. Microstructure, Mechanical, and Biomimetic Properties
of Fish Scale from Pagrus Major. Journal of Structural Biology.
6. Nield, Wilmann. 2008. Foundation of Periodontics for Dental Hygienist 2nd
ed. USA : Lippincott Williams & Walkins.
7. Dhalimunthe, Saidina Hamzah.2008. Periodonsia, Edisi Revisi. Medan:
Departemen Periodonsia FKG-USU.
8. Carranza FA. Glickmans Clinical Periodontology. 6 th Ed.
Philadelphia: W.B. Saunders Company. 1984.
9. Putro, Sumpeno; et al.1984. Laporan Penelitian Teknologi Perikanan No.29
Tahun: 21-38.
10. Sugiarto. 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Ikan Nila. CV. Simplex.
Jakarta.
11. Torres FG, Troncosso OP, Nakamatsu J, Grande CJ, Gomez CM. 2008.
Characterization of the nanocomposite laminate structure occuring in fish
scale from Arapaima gigas. Materials Science & Enginering C 28(8

16

12. Hartati, I & Kurniasari, L. 2010. Kajian Produksi Kolagen dari Limbah Sisik
Ikan secara Ekstraksi Enzimatis.

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Universitas Wahid Hasyim Semarang. Momentum vol. 6


13. Lestari C, Widjijono, Murdiastuti K. Pengaruh Ekstrak Gambir Terstandarisasi
(Uncaria Gambir (Hunter) Roxb) sebagai Periodontal Dressing terhadap
Penyembuhan Luka Gingiva Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Majalah
Kedokteran Gigi Vol 16. 2009. (1):8.
14. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah Bagian I. Alih bahasa oleh Petrus Andrianto
dan Timan I.S. Jakarta: EGC. 1995.
7. Sjamsuhidajat, R. dan Jong, W.D. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi.
Jakarta: EGC. 1997.
15. Tan, H.T. dan Rahardja, K. 2008. Obat-Obat Penting Kasiat, Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya edisi 6. Jakarta: Kompas-Gramedia
16. Kusuma, Annisa Nur. potensi ekstrak pod kakao (theobroma cacao l.) pada
periodontal dressing terhadap penyembuhan luka gingiva kelinci. Tidak
diterbitak. Skripsi.2013
17. Poelongan M, Praptiwi. Uji Aktifitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangosta Linn). Media Litbang Kesehatan. 2010. Volume XX
Nomor 2Mombelli AW, Winkelhoff AJ. The Systemic Use of Antibiotics in
Periodontal Therapy. Proceedings of the 2nd Europen Workshop on 1997.
18. Jeffers M. Tannin as Anti-Inflamatory Agent. Tidak Diterbitkan. Thesis.
Miami University Oxford, Ohio. 2006.
19. Sabir A. Pemanfaatan flavonoid di Bidang Kedokteran Gigi. Maj. KG Dental
Journal Edisi Khusus Temu Ilmiah Nasional III. Surabaya : Airlangga
University Pers. 2003.
20. Prasetyo S, Wahyukundari A, Harmono H. Potensi Penambahan Ekstrak Kulit
Buah Kakao (Theobroma cacao L.) pada Periodontal Dressing terhadap
Jumlah Sel Makrofag pada Luka Gingiva Kelinci. Unej Jurnal. Vol I. 2012.
(1): 1-4.

17

21. Nijdvelt RJ, van Nood E, van Horn DEC, Boelens PG, van Norren K, van
Leeuwen PAM.. Flavonoids: a review of probable mechanisms of action and
potential applications. Amercan Journal of Clinical Nutrition. 74 (4). 2001. p:
418-425

18

CURRICULUM VITAE
1. Ketua
Nama

: Asti Widaryati

Tempat tanggal lahir

: Jember , 09 Maret 1994

Alamat: Japan Asri C.5 Sooko, Kab. Mojokerto. Jawa timur


No. HP
Prestasi

: 085646826767
: -

Karya ilmiah pernah dibuat: Potensi Biomarker Non-Structural 1 (NS1)


Antigen Pada Gingival Crevicular Fluid
(GCF) Dalam Integrated Peptide Nanosensor
Test Sebagai Teknologi Alternatif Deteksi
Dini Demam Berdarah Dengue (DBD).
2. Anggotta
Nama

: Ahmad Faris Adli Izzuddin

Tempat tanggal lahir

: Jakarta, 16 Mei 1994

Prestasi

: Penerima Dana PKM-P Th. 2012

Karya ilmiah pernah dibuat: 1. Pemanfaatan teh daun yakon sebagai penurun
gula darah

19

3. Anggota
Nama

: Ni Putu Yogi Wiranggi

Tempat tanggal lahir

: Tabanan, 23 Januari 1996

Prestasi

: -

Karya ilmiah pernah dibuat

:-

20

Anda mungkin juga menyukai