Overlay adalah suatu restorasi yang menutupi satu atau lebih kuspid dengan menggabungkan
prinsip restorasi ekstrakoronal dan intrakoronal.5,6 Overlay paling diindikasikan dan secara
umum digunakan sebagai restorasi tuang untuk gigi tunggal.5 Perlindungan yang diberikan
merupakan perlindungan keseluruhan kuspid pada gigi posterior yang telah melemah akibat
karies ataupun restorasi terdahulu. Restorasi ini didesain untuk mendistribusikan tekanan
oklusal gigi sebagai cara meminimumkan kemungkinan faktur dikemudian hari.
2.1.1 Desain preparasi
Menurut Sturdevant (2002), desain preparasi overlay, antara lain, adalah sebagai berikut :18
a. Preparasi 2 mm dari groove central ke dalam lantai pulpa.
c. Dinding gingiva ke oklusal divergen sebesar 2-5o dari lantai pulpa sebagai retensi.
Pada prinsipnya, sifatsifat restorasi metal keramik ditentukan oleh keadaan interfacenya.
Bila didapati ikatan yang rapat antara metal dengan keramik maka akan terjadi penurunan
energi bebas yang dapat memisahkan kedua komponen atau sebaliknya.21
2.2.2 Jenis-jenis bahan metal
Logam yang dipakai untuk keperluan ini harus mempunyai sifat mekanis yang baik, tidak
merubah warna keramik, mempunyai thermal expansi yang sesuai dengan keramik dan dapat
menghasilkan ikatan yang kuat dengan keramik. Ada enam jenis logam noble (alloy noble)
yang sesuai untuk keperluan ini yaitu alloy very high
noble, alloy low noble, alloy high noble dengan kandungan Silver, alloy Palladium Silver,
alloy Palladium Copper, dan alloy Palladium Kobalt. Selain logam noble (alloy noble) juga
terdapat tiga jenis alloy casting base metal yang dapat dipakai untuk keperluan metal-
keramik yaitu alloy Nikel, Kobalt dan Titanium.21
2.2.3 Indikasi
Pemakaian restorasi PFM diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut :2,3
a. Gigi anterior dengan ruang yang tidak cukup untuk restorasi all ceramic.
2.2.4 Kontraindikasi
Restorasi PFM tidak diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut :2,3
a. Resiko kerusakan pulpa tinggi, biasanya pada usia muda dibawah 18 tahun.
1. Preparasi pembebasan undercut yang mana semua margin dan sudut dalam dapat terlihat.
2. Penempatan single path dibuat selebar mungkin, hal ini dibuat dengan cara mempersiapkan
dinding yang berlawanan dibuat sejajar untuk memberikan retensi maksimal. Posisi gigi yang
berdekatan harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan terjadinya tepi yang menggantung
pada gigi yang dipreparasi.
3. Bentuk resisten perlu disediakan pada restorasi untuk mendistribusikan tekanan yang
berasal dari oklusal.
4. Dinding yang berlawanan dalam preparasi 1/2 gingival harus dibuat mendekati paralel. 1/3
sampai 1/2 oklusal biasanya lebih runcing karena adanya pengurangan dua dataran di sebelah
labial yang dibutuhkan untuk menyediakan ruangan yang cukup untuk material restorasi di
dalam kontur gigi yang asli.
5. Mahkota klinis yang pendek memiliki peningkatan resiko kegagalan karena jalan masuk
yang pendek. Panjangnya preparasi dapat ditingkatkan dengan memanjangkan mahkota, dan
bentuk resisten dapat ditingkatkan dengan pengurangan groove, celah atau box, dan dengan
cara mengubah permukaan lereng menjadi komponen vertikal dan horizontal.
6. Pengurangan oklusal harus mengikuti outline tonjol untuk memaksimalkan retensi dan
meminimalkan pengurangan gigi. Untuk mahkota porcelain fused to metal dan untuk
mahkota emas, jaraknya masing-masing 2 mm dan 1 mm.
7. Posisi dan tipe margin yang telah selesai ditentukan oleh kontur gingiva, keaslian material
restorasi, ada atau tidaknya core margin, dan pemilihan bahan luthing agent. Bila
memungkinkan, margin tersebut sebaiknya berada di supragingiva mengikuti kontur gingival
yang asli. Akhiran tepi gigi idealnya paling tidak 1 mm melewati core margin untuk
mengistirahatkan jaringan gigi yang masih sehat.
2.2.8 Desain Restorasi
Untuk mendapatkan kekuatan dan persyaratan warna yang optimal, maka ketebalan logam
ditambah porselen pada bagian fasial tidak kurang dari 1,2-1,5 mm. Ketebalan minimal metal
di bawah porselen yaitu 0.3 mm. Jika metal terlalu tipis,
maka metal akan melentur di bawah tekanan dan dapat menyebabkan retaknya porselen.
Tetapi ketebalan metal tergantung pada jenis metal yang digunakan. Ketebalan lapisan opak
yaitu 0,1-0,2 mm. Ketebalan minimum dentin dan enamel porselen yaitu 0,8 mm. Ketebalan
bagian insisal porselen yaitu 2 mm gunanya untuk memberi sifat translusen pada restorasi.22
2.2.9 Desain Coping
Coping adalah suatu tuangan logam tipis yang menutupi seluruh daerah preparasi gigi seperti
mahkota penuh tetapi tidak memberi bentuk anatomis pada gigi.11 Ada empat kriteria penting
yang harus diperhatikan ketika mendesain metal coping untuk restorasi metal keramik, antara
lain, adalah sebagai berikut :11
1. ketebalan metal yang akan dilapisi porselen;
a. Knife-edge. Tipe ini memerlukan pengurangan gigi yang paling sedikit. Terkadang
digunakan pada gigi yang berbentuk bell-shaped, karena pembutannya yang lebih sulit,
sehingga dapat menyebabkan pengurangan gigi yang berlebihan.
b. Chamfer. Tipe ini sering dipilih sebagai akhiran tepi untuk restorasi ekstrakoronal, mudah
dibentuk, dan memberikan ruang untuk ketebalan yang memadai pada restorasi emas tanpa
menyebabkan kontur yang berlebihan dari restorasi. Menghasilkan konsentrasi tekanan yang
lebih rendah, dan dengan mudah dapat masuk ke celah gingiva. Desain ini memberi tempat
yang terbatas untuk restorasi metal keramik sehingga menghasilkan distorsi margin yang
besar dan estetis yang kurang baik. Selain itu, ketahanan desain ini terhadap tekanan vertikal
kurang baik.
c. Shoulder. Tipe ini dipilih terutama pada situasi dimana bagian terbesar material diperlukan
untuk memperkuat restorasi pada daerah tepi gigi, seperti untuk restorasi all-porcelain atau
restorasi metal keramik. Desain ini sulit dipreparasi, undercut minimum, dan tahan terhadap
distorsi margin. Selain itu, shoulder akan
d. Chamfer atau shoulder bevel. Desain ini lebih sering digunakan oleh beberapa dokter
yang percaya bahwa tepi bevel lebih mudah dalam mendapatkan cetakannya dan dapat
membuat tepi gigi dari restorasi tuang lebih mudah dipolis. Bevel biasanya dikombinasikan
untuk bentuk proksimal box.6 Bevel tersebut bertujuan untuk :14
1. Mengkompensir kekurangan dalam kecermatan selama proses casting dan penyemenan.
4. Menambah retensi.
Chamfer dan shoulder memberi bentuk akhiran tepi yang jelas, yang bisa diidentifikasikan
dalam preparasi mahkota sementara dan die. Chamfer membutuhkan pengurangan aksial
yang minimal dan cocok untuk restorasi all-ceramic konservatif. Kedalaman preparasi
margin shoulder menurut Rouse et al (2001) berkisar 1-1,5 mm untuk memberikan ketepatan,
kedudukan maksimum, dan estetis yang baik.19
Pada dua penelitian geometri yang dilakukan Hammesfahr (1999 cit Rouse 2001)
menunjukkan ketidaksesuaian margin gigi setelah sementasi yang paling minimal adalah
pada preparasi shoulder, yang secara signifikan lebih baik dari shoulder bevel ataupun
chamfer. Desain shoulder menunjukkan distorsi tepi gigi yang lebih sedikit daripada chamfer
karena ketebalan batas margin pada mahkota. Preparasi shoulder pada restorasi overlay tuang
menurut Berry et al (2001) dipersiapkan pada permukaan eksternal dari kuspid sentrik untuk
memberikan lapisan metal yang melindungi gigi. Bur ditarik sejajar ke permukaan eksternal
gigi, tinggi shoulder 1 mm dan kedalaman aksial 1 mm dipotong. Cavosurface margin harus
diperluas ke arah gingiva sekurang-kurangnya 1 mm melewati kontak oklusal. Sudut garis
oklusoaksial dibuat membulat.6
Preparasi chamfer dibentuk sepanjang batas margin oklusal preparasi kavitas. Posisi bur
membentuk sudut 450 terhadap permukaan aksial. Hal ini memberikan efek perlindungan
pada tonjol.6 Menurut Dykema et al (1986), lebar standar preparasi chamfer berkisar 0,3-0,5
pada restorasi mahkota metal-keramik
2.4 Marginal gap
Marginal gap yang disebut juga sebagai marginal opening, atau margin discrepancy adalah
jarak antara tepi restorasi dan tepi kavitas gigi.11 Marginal gapsangat mempengaruhi
prognosa jangka panjang suatu restorasi gigi, karena ruangan (marginal opening) yang terjadi
dapat menjadi tempat penumpukan plak yang mana plak tersebut dapat menyebabkan
inflamasi jaringan periodontal, karies, dan gagalnya restorasi. Secara klinik marginal opening
yang normal yaitu sebesar 40-120 m.15
Holmes et al cit Limkangwalmongkol et al 2007 menggambarkan pengukuran marginal fit
mahkota pada lokasi yang berbeda sebagai internal gap, marginal gap, vertical marginal
discrepancy, horizontal marginal dicrepancy, overextended margin, underextended margin,
absolute marginal discrepancy, dan seating discrepancy. Pengukuran yang paling baik adalah
absolute marginal discrepancy karena mengukur kesalahan yang sangat besar dan
menggambarkan total pengukuran kesalahan vertical dan horizontal marginal discrepancy.
Marginal opening dapat terjadi karena :15
a. Tepi kavitas yang tidak halus, karena restorasi PFM memerlukan permukaan kavitas yang
halus untuk mendapatkan kerapatan margin yang baik (Prince and Donovan, 1983).
b. Adanya penyusutan dan terbentuknya spheroid pada tepi porselen selama pembakaran.
c. Terjadi perubahan bentuk diantara permukaan metal dan keramik selama proses pembuatan
restorasi metal-keramik. Faktor-faktor penyebab distorsi tersebut termasuk suhu oksidasi,
koefisien suhu metal dan porselen tidak sesuai, jenis alloy, dan desain tepi. Bridger dan
Nicholls menemukan bahwa distorsi terjadi diantara aplikasi porselen akhir dengan tahap
glazing. Current meneliti bahwa kebanyakan perubahan dimensi terjadi pada tahap degassing.
c. Batasnya jelas.