Anda di halaman 1dari 11

PEDOMAN BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANPENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

G
Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak di inginkan, tidak
mengenal waktu, tempat, siapapun yang menjadi korbannya. Masalah
kebakaran masih banyak terjadi disana sini. Hal ini menunjukkan betapa
perlunya kewaspadaanpencegahan terhadap kebakaran perlu ditingkatkan.
Kebakaran dapat dicegahdengan
melakukan
pencegahan
dan
penanggulangan kebakaran mulai dariperencanaan darurat kebakaran,
organisasi/unit
penanggulangan
kebakaran,penyediaan jalur evakuasi,
penyediaan sarana dan fasilitas dalam menghadapikebakaran serta
pembinaan dan latihan.Kebakaran sebuah perusahaan merupakan sesuatu
hal yang sangat tidakdiinginkan.
Bagi
tenaga
kerja,
kebakaran
perusahaan dapat merupakanpenderitaan dan malapetaka khususnya
terhadap
mereka
yang
tertimpakecelakaan dan dapat berakibat
kehilangan pekerjaan, sekalipun mereka tidakmenderita cedera. Dengan
kebakaran, juga hasil usaha dan upaya yang sekianlama dengan susah payah
dikerjakan dapat menjadi hilang sama sekali.Dari
pernyataan di
atas,
tentang
masalah
kebakaran
yang
terjadi
padasebuah perusahaan
(rumah sakit) akan membawa dampak ;
1. Kerugian material dan korban jiwa yang tidak sedikit
2. Kesan tidak terjaminnya keselamatan kerja di suatu tempat kerja
3. Pengaruh
psichologis
yang
dapat
mengurangi
semangat
kerjakaryawan
yang dapat
merugikan
pembangunan
pada
sebuahperusahaan umunyaSehingga
sudah menjadi kewajiban bagi
suatu
perusahaan
untukmengupayakan
terciptanya
tempat
kerja
yang aman dan melakukan upaya-upaya pencegahan terjadinya
kecelakan
dan
bencana
serta
memberikankesempatan/jalan
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian
berbahaya sesuai dengan UU no.1 Tahun 1970 tentang KeselamatanKerja

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pedoman ini adalah sebagai petunjuk dalam


menanganipencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di rumah
sakit.Yang bertujuan untuk mengamankan dan menyelamatkan jiwa, harta
bendaserta kelangsungan fungsi pelayanan kesehatan pada sebuah rumah
sakit
3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini meliputi ;- Ketentuan umum- Alat
pemadam api ringan- Sistem pipa tegak dan slang/hidran- Sistem spingkler
kebakaran
otomatikManajemen
pengamanan
kebakaranKetentuanketentuan lain meliputi
1.

Peraturan dan pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen


PekerjaanUmum mengenai pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran.

2. Peraturan-peraturan / pedoman mengenai :


a. Ketentuan
pencegahan
dan
kebakaranpada bangunan gedung

penanggulangan

bahaya

b. Pedoman sistem instalasi listrik pada fasilitas pelayanan kesehatan


c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/19487
tentangPengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia
d.
Petunjuk-petunjuk
dalam
rangka
pencegahan
dan
penanggulanganbahaya kebakaran dan ledakan pada fasilitas pelayanan
kesehatan
e. Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 1987f. Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentangKetentuan Pencegahan
dan Penanggulangan Kebakaran padaBangunan Gedungg. Pedoman
Penanggulangan bahaya kebakaran denganmenggunakan air Sistem
Spingkler otomatis tahun 1991 Dep. PUBAB II
PENGERTIAN DAN DEFINISI
1. Kebakaran adalah suatu bencana
dapatmenimbulkan kerugian.

yang

tidak

dikehendaki

2. Pencegahan kebakaran ialah


segala usaha secara
untukmemadamkan atau menghindarkan kemungkinan
bahayakebakaran.
3. Pemadam

kebakaran

ialah

memisahkan

hubungan

yang

berencana
timbulnya

langsung

dari

ketigaunsur penyebab kebakaran (bahan bakar, panas, oxigen)


4. Penanggulangan kebakaran ialah segala daya upaya untuk mencegah
danmemberantas terjadinya kebakaran
5. Alat pemadam kebakaran ialah alat untuk memadamkan kebakaran
6. Alat perlengkapan pemadam kebakaran ialah alat yang digunakan
untukmelengkapi alat pemadam kebakaran. Seperti ; ember, karung goni,
tangga,kaleng, karung pasir, dll.
7. Daerah kebakaran ialah daerah yang terancam bahay
yangmempunyai jarak 50 meter dari titik kebakaran terakhir
8.

kebakaran

Daerah bahaya kebakaran ialah daerah yang terancam bahaya


kebakaranyang mempunyai jarak 25 meter dari titik kebakaran terakhir.

9. Detektor kebakaran adalah detektor yang berfungsi mendeteksi awal


adanyasuatu kebakaran
10. Detektor panas ialah detektor yang bekerja berdasarkan panas
11. Detektor asap adalah
konsentrasiasap tertentu

detektor

yang

bekerja

berdasarkan

batas

BAB III
FAKTOR PENYEBAB KEBAKARAN

3.1 Api
Api adalah suatu reaksi kimia yang dikenal atau yang
disebut
sebagaipembakaran. Nyala api yang tampak pada hakikatnya
adalah masa zat yangsedang berpijar yang dihasilkan didalam proses kimia
oksida yang berlangsungsecara cepat dan disertai pelepasan sinar dan
energi/panas.Api atau kebakaran dapat terjadi karena adanya pertemuan 3
unsur dalamperbandingan yang tepat, yaitu;- Unsur bakar atau setiap bahan
yang beroksidasi baik padat, cair, dangas- Oksigen / zat pembakaran (dari
udara/bahan oksidator)- Panas/sumber nyala yang cukupSetelah terjadi
pembakaran atau terbakar suatu benda atau bahan yangterbakar
akan mengalami perubahan fisik menjadi gas dan atau secarakimia
akan menghasilkan atom-atom yang berdiri bebas (radikal).
3.2 Kebakaran

Sumber potensial penyebab kebakaran;


1. Ditempat kerja secara umum
a. Api terbuka seperti pengelasan, pemotongan dengan gas acetelin,
dapurapi, api rokok, dll.
b. Permukaan panas seperti pesawat/instalasi pemanas, pengering,
ovenapabila tidak terkendali/kontak dengan bahan hingga mencapai
suhupenyalaan dapat menimbulkan kebakaran
c. Peralatan listrik yang mempunyai potensial kebakaran apabila
tidakmemenuhi
standar
keamanan
dalam
pemakaian
misalnya
:pembebanan lebih, tegangan tinggi, bunga api pada motor listrik.
2. Khusus dirumah sakit
Sumber
potensial
penyebab
kebakaran
dirumah
sakit
sama
halnyadengan potensi penyebab kebakaran pada tempat kerja lain. Disini
dititik
beratkan pada penggunaan peralatan pada tempat-tempat atau
bagiandirumah sakit mengingat rumah sakit mempunyai ciri yang khusus
seperti ;
a. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien (alat elektro medis, gas
/cairan berbahaya yang mudah terbakar/meledak dan zat radio aktif
b. Pada bagian penunjang rumah sakit seperti laboratorium / rontgen
yangbanyak
menggunakan
bahan-bahan
yang
dapat
menimbulkankebakaran (bahan-bahan kimia)
c. Pada bagian dapur yang
menggunakan
ketel
uap/boiler serta
banyakmenggunakan listrik, gas, dan minyak tanah sebagai sumber energi
d. Bagian
pusat
tegangantinggi

sterilisasi

mempergunakan

e. Pada bagian loundry mempergunakan listrik


danpengeringan

autoclave

dengan

untuk mencuci . setrika

f. Faktor lingkungan diluar rumah sakit yang rawan terhadap kebakarang.


Faktor
keterampilan
dan
pengetahuan
tenaga
kerja
dalammempergunakan peralatan yang berbahay dan kebakaranh. Faktor
pengunjung pasien pada jam-jam pengunjung dan padaumumnya
awam terhadap bahaya kebakaran
3.3 Aspek-aspek penyebab kebakaran :

1. Sumber daerah
Daerah produksi, penimbunan, fasilitas
aman,daerah perjalanan kendaraan

pelayanan,

jalan

keluar

yang

2. Sumber pelayananPerilaku unsur pelayanan (merokok, dll) perlengkapan


listrik,
perlengkapanproses,
tempat
masak/pemasangan,
mengelas/memotong
3. Bahan-bahan yang mudah menyalaGas, larutan, kimiawi, kayu/papan,
textile, dll
4. Keadaan/tindakan yang membahayakanKesalahan mekanis,
tidak
berjalannya sistem, prosedur yang tidak aman,salah penggunaan peralatan,
tidak adanya latihan
5. Kesalahan pemadaman
Keterlambatan dekteksi, tidak adanya sistem alarm, tidak adanya alatalatpemadam api, kesalahan pemeliharaan
alat pemadam api,
keterlambatandatangnya dinas pemadam
3.4 Sumber potensial
penyebab terjadinya kebakaran pada peralatan medis dirumah
sakitPeralatan medis adalah peralatan yang digunakan untuk
keperluandiagnostik, therapy, maupun keperluan riset dalam bidang
kesehatan.Pada pengoperasian peralatan tidak terlepas pada media-media
lain yang terkaitseperti pemakaian bahan habis pakai, reagensia, gas-gas
medis bahan bakar,dan lain-lain, oleh karena itu terkecuali peralatan
anaesthesia dan beberapaperalatan laboratorium yang tidak
memerlukan persyaratan khusus dalampengoperasiannya
1. Ruang perawatan dan ruang Emergency:- Penggunaan regulator
compressed oxigen pada pemakaian ventilatorunit/respirator- Terjadinya
kegagalan isolasi / korsluiting listrik pada peralatan sepertilampu
emergency, monitoring unit, defibrillator, dlsb.
2. Ruang Operasi :- Pemakaian zat-zat yang mudah terbakar seperti :
ether, fluthane,halothane, nitorus oxyde - Disamping itu juga diperhatikan
oxigen bertekanan tinggi yang mudahterbakar- Terjadinya percikan/loncatan
bunga api terhadap bahan-bahan yangmudah terbakar seperti : ether,
alkohol, dll- Terjadinya kegagalan isolasi pada alat sterilisator kecil
ataupun alatelektromedis lainnya yang ada diruang operasi
3. Ruang Sterilisasi- Peralatan Sterilisasi seperti steam stelizer, hot air
sterilizer yang perludiperhatikan adalah uap air panas yang bertekanan

tinggi- Terjadinya kegagalan isolasi pada alat


4. Ruang radiologi- Terjadinya gerakan/gesekan mekanis pada alat
rontgen sehinggamenimbulkan panas/bunga mekanis dan dapat
menyakibatkankebakaran- Terjadinya kegagalan isolasi pada rangkaian listrik
dari alat juga padakabel tegangan tinggi (high tension cable)
5. Ruang laboratorium- Untuk keperluan pemeriksaan laboratoris sering
dipergunakan asam danbasa yang dapat menimbulkan luka bakarPengguaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti
alkoholabsolut
6. Ruang Pharmasi dan apotik- Didalam pharmasi atau apotik selain obatobatan disimpan juga bahan-bahan yang mudah terbakar , seperti : alkohol
7. Ruang service/dapur- Pada umumnya didapur dipergunakan kerosene
atau LPG sebagaibahan bakar untuk memasak- Disamping itu dalam
proses memasak dipergunakan minyak goreng danairpanas yang apabila
tumpah dapat menimbulkan luka bakar
8. Ruang generator set- Untuk pembangkit tenaga listrik yang
dihasilkan oleh mesindiesel/generator, menggunakan minyak solar sebagai
bahan bakar nya,minyak solar ini dapat menimbulkan bahaya kebakaran
apabila terkenapercikan api/loncatan bunga api dari genset
BAB IV
PEMADAM KEBAKARAN

4.1 Peralatan Pemadam kebakaran


Ada beberapa alat pemadam api yang dibuat menurut standard
yangberlaku untuk memudahkan cara penggunaannya yang praktis.Pada
umumnya alat pemadam api dapat dipergunakan dengan mekanisme
yangsederhana , seperti dengan menekan pelatuk, membuka kran atau
menjalankanpompa dengan tangan. Dalam dal ini diperlukan latihan
agar pemakaimengetahui cara penggunaannya.
4.1.1 Alat pemadam kebakaran portable
1. Alat pemadam api sederhanaPasir, karung goni, dll
2. Alat pemadam api airAlat pemadam api ini pada dasarnya adalah
tabung yang berisi air dandiberikan tekanan dengan pompa udara, gas
CO2, atau gas N23. Alat pemadam api ringan (APAR)Alat pemadam api
ringan harus sesuai dengan klasifikasi bahayakebakaran yang ada :

kelas A, B, C, D dan K.
Klasifikasi kebakaran APAR Kebakaran dibagi dalam 5 kelas berdasarkan
terutama kepada benda yang terbakar. Klasifikasi ini menolong
asesmen bahaya dan penentuanjenis media pemadam yang paling
efektif. Juga digunakan untuk klasifikasi,ukuran, dan pengujian alat pemadam
api ringan / APAR
a. Kelas Ameliputi benda mudah terbakar biasa: antara lain kayu, kertas dan
kain.Perkembangan awal dan pertumbuhan kebakaran biasanya lambat,
dankarena benda padat, agak lebih mudah dalam
penanggulangannya.Meninggalkan debu setelah terbakar habis.
b. Kelas Bmeliputi cairan dan gas mudah menyala dan terbakar antara lain
bensin,minyak dan LPG.Jenis kebakaran ini biasanya berkembang
danbertumbuh dengan sangat cepat.
c. Kelas Cmeliputi peralatan listrik yang hidup: antara lain motor listik,
peralatanlistrik, dan panel listrik. Benda yang terbakar mungkin
masuk dalamkelas kebakaran lainnya. Bila daya listrik diputus, kebakaran
bukan lagisebagai kelas C. Tidak penting peralatan listrik dihidupkan
ataudimatikan, tetap peralatan tersebut masuk dalam Kelas C.Simbol :d.
Kelas Dmeliputi metal terbakar antara lain magnesium, tirtanium dan
zirconium.Jenis kebakaran ini biasanya sulit untuk disulut (ignited)
tetapimenghasilkan panas yang hebat. Kebakaran kelas D amat sulit
untukdipadamkan, dan untungnya jarang dijumpai.Simbol :
e. Kelas Kmeliputi minyak untuk memasak. Ini adalah kelas terbaru
dari kelas-kelas kebakaran.Simbol :Lokasi alat pemadam api ringan
(APAR)Tempatkan APAR :- mudah terlihat, termasuk instruksi
pengoperasiannya dan tandaidentifikasinya.- mudah dicapai (APAR
harus tidak terhalang oleh peralatan ataumaterial-material)- di atau
dekat koridor atau lorong yang menuju eksit- dekat dengan area yang
berpotensi bahaya kebakaran, akan tetapi tidakterlalu dekat karena bisa
rusak oleh sambaran api- di mana orang tidak menggunakan APAR
untuk risiko yang tidaksemestinya, misalnya menggunakan APAR jenis
gas pada area yangtidak berventilasi- APAR tidak akan rusak karena
terkorosi oleh proses kimia- APAR terlindungi dari kerusakan jika ditempatkan
di luar ruanganDalam Area Khusus
Apabia bahan yang disimpan mudah terbakarnya tinggi di
dalamruangan yang kecil atau tempat tertutup, tempatkan APAR di luar
ruangan(ini akan digunakan oleh pengguna untuk memadamkan api).Untuk
ruangan yang berisi peralatan listrik- tempatkan APAR di dalam atau dekat
ruangan- Pada kendaraan atau di area di area dimana APAR ditempatkan di
areayang bising atau bergetar, pasang APAR dengan pengikat

yangdirancang untuk tahan terhadap getaranPemasangan APAR ditentukan


sebagai berikut :
APAR di dinding APAR dipasang bersama
hidrant
gedungAPAR dipasang dengan
troli berodaJenis-jenis APAR- Alat pemadam api serbuk kima keringAlat pemadam api BCF/halon 1211 - Alat pemadam api CO2- Alat pemadam
api Busa4.1.2 Sistem Pipa Tegak/Selang HidrantSistem ini meliputi :- Sistem
pipa tegak.
- dan alat kontrol atau panelnya,- katup kontrol,- pipa tegak,- landing valve,kotak slang kebakaran yang berisi katup kebakaran 1 inch plus slang
dannozel atau katup kebakaran 2 inch,- sambungan siamese.- hidran
halaman.Sistem pipa tegak dalam bangunan rumah sakit terdiri dari :a.
Sistem pipa tegak kering.b. Sistem pipa tegak basah.c. Kombinasi pipa
tegak kering dan pipa tegak basah4.1.3 Sistem Springkler OtomatikSecara
umum Sistem sprinkler otomatik harus disediakan pada bangunanrumah
sakit, sistem sprinkler otomatik harus dipasang di seluruh
bangunanrumah sakit.
Sistem sprinkler otomatik tidak wajib di area berikut :- setiap ruangan di
mana penerapan air, atau nyala api dan air, merupakanancaman yang serius
terhadap kehidupan atau bahaya kebakaran- setiap kamar atau ruang di
mana sprinkler dianggap tidak diinginkan karenasifat dari isi ruangan- ruang
generator dan transformator yang dipisahkan dari bangunan dengandinding
dan lantai / langit-langit atau rakitan atap / langit-langit yang memilikinilai
ketahanan api tidak kurang dari 2 jam- di kamar atau daerah yang
konstruksinya tidak mudah terbakar dengan isisepenuhnya bahan tidak
mudah terbakar- untuk ruangan-ruangan yang tidak memungkinkan
pasien dipindahkan(ruang bedah, ruang ICU, ruang radiologi, dan lain-lain),
sprinkler boleh tidakdipasang asalkan dinding, lantai, langit-langit dan
bukaan, mempunyaitingkat ketahanan api minimal 2 jamKlasifikasi sistem
sprinklerSistem springkler sesuai klasifikasi hunian bahaya kebakarannya,
terdiri :1. sistem bahaya kebakaran ringan2. sistem bahaya kebakaran
sedang3. sistem bahaya kebakaran berat4.2 Manajemen Pengaman
KebakaranSecara Umum Bangunan rumah sakit harus mempunyai
ManajemenPengamanan Kebakaran (MPK) yang dipimpin oleh
seorang manajerkeselamatan kebakaran, sesuai dengan UU No 28
Tahun 2002 TentangBangunan Gedung, PP No. 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan UUNo. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
Tugas MPK adalah membuat Rencana Keselamatan Kebakaran (Fire
SafetyPlan), Rencana Tindak Darurat Kebakaran (Fire Emergency
Plan), danPelatihan Evakuasi & Relokasi serta Pelatiham Kebakaran
(Fire Drill), sertapembuatan prosedur operasional standar (POS)
terkait.Administratif setiap hunian layanan kesehatan harus

memberlakukan,menyediakan, dan memberikan salinan tertulis Tugas MPK ke


semua personilsupervisi, untuk proteksi semua orang pada saat
terjadi kebakaran, untukevakuasi mereka ke daerah berhimpun yang
aman (areas of refuge), danevakuasi mereka ke luar bangunan bila
diperlukan.Semua karyawan harus diberi instruksi dan diberi tahu
secara berkalaterhadap tugas-tugas di bawah rencana keselamatan
kebakaran (MPK).1. Rencana Keselamatan Kebakaran (Fire Safety
Plan)Rencana Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Plan) adalah
sebuahrencana tertulis yang meliputi antara lain :- Pemberitahuan darurat via
telepon ke instansi pemadam kebakaran- Isolasi api kebakaran- Evakuasi
daerah yang terkena- Evakuasi kompartemen asap (tempat tidur pasien)Persiapan untuk evakuasi lantai dan bangunan- Pemadaman kebakaran2.
Rencana Tindak Darurat Kebakaran (Fire Emergency Plan)Rencana Tindak
Darurat Kebakaran (Fire Emergency Plan) meliputiantara lain :- Proteksi
pasien- Respon Petugas3. Pelatihan Kebakaran (Fire Drills)- Pelatihan harus
dilakukan setiap kwartal pada setiap giliran/ shift kerjauntuk membiasakan
petugas (perawat, intern, teknisi pemeliharaan, danstaf administrasi) dengan
sinyal dan tindakan darurat yang diperlukan dibawah berbagai kondisi
- Karyawan rumah sakit harus diberi instruksi dalam prosedur
danperalatan keselamatan kebakaran- Sekurang-kurangnya satu kali
setiap tahun, atau apabila terdapatrenovasi, pengalihan fungsi
ruangan atau lantai, atau konstruksibangunan baru, MPK harus
melakukan evaluasi keselamatan kebakaran- keselamatan kebakaran harus
menggunakan FSES (Fire SafetyEvaluation System) sesuai dengan NFPA
101A, Guide on AlternativeApproaches to Life Safety, untuk bangunan
rumah sakitBAB VTINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN5.1 Pencegahan Kebakaran1. Meningkatkan disiplin dan tanggung
jawab personil2. Peningkatan kewaspadaan dan kesiagaan personil
3. Pengawasan dan penggantian alat-alat yang mengandung bahya
potensialrawan bakar tinggi secara teratur4. Adanya petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis pada setiap peralatan secarajelas5. Peningkatan
kesadaran bahaya akan kebakaran merupakan tanggungjawab setiap
personil6. Dilarang meletakkan/membuang puntung rokok berapi
disembarang tempat7. Dilarang berbaring ditempat tidur sambil merokok8.
Dilarang main api9. Dilarang menyalakan lampu, pelita, lilin disembarang
tempat10. Dilarang mengisi minyak kompor yang sedang menyala11.
Dilarang memasak baik dengan cooflat listrik, maupun dengan kompor
gasatau minyak tanah ditempat-tempat yang tidak diperuntukkan
memasak12. Dilarang menyambung atau menambah instalasi listrik
tanpa diperiksaterlebih dahulu oleh instalasi pemeliharaan sarana
(IPSRS)13. Dilarang membakar sampah atau sisa-sia kayu di lingkungan
rumah sakit14. Dilarang membakar sampah yang berisikan bahan yang

mudah meledak 15. Dilarang membiarkan orang-orang yang tidak


berkepentingan beradaditempat peka terhadap bahaya kebakaran16.
Dilarang merokok didalam ruangan generator17. Dilarang memperbaiki
kendaraan bermotor di tempat parkir18. Dilarang meninggalkan tugas
pada waktu mesin-mesin dinyalakan bagipetugas jasa generator5.2
Penanggulangan KebakaranDiagram penanggulangan kebakaran- DirekturDinas Jaga- IPSRS- Security
Keterangan :
A
B
CA.
Unit kerja dilokasi kebakaranB. Unit kerja disekitar lokasi kebakaranC. Unit
kerja diluar lokasi kebakaranUraian Tugas :1. direktur- Memimpin dan
mengendalikan penanggulangan kebakaran, serta memerintahkan untuk
mengisyaratkan tanda bahaya- segera melaporkan kejadian kebakaran
kepada :- Dinas pemadam kebakaran, kepolisian, pemda setempatmemberitahukan kejadian kepada unit kerja lain ( IPSRS dan Security)menentukan tempat untuk evakuasi pasien, dokumen, dan peralatan2. Dinas
Jaga- memerintahkan untuk membunyikan tanda bahaya- memimpin dan
mengedalikan penanggulangan kebakaran yang terjadi diluar jam kerja.
Setelah direktur datang, tugas diserahkan kepada direktur- segera
melaporkan kejadian kebakaran tersebut kepada dinas pemadam kebakaran,
kepolisian dan pemda
- memberitahukan kejadian kepada unit kerja lain ( IPSRS dan Security)menentukan tempat untuk evakuasi pasien, dokumen, dan peralatan3. IPSRSsetelah menerima pemberitahuan/mengetahui adanya kebakaran
segeramematikan aliran listrik- memadamkan api dengan menggunakan alat
pemadam yang ada- melaksanakan kegiatan dan usaha dalam bidang
tugasnya agar kebakaran tidak meluas- mengecek semua alat pemadam api,
menyiapkan serta membawanya kelokasi kebakaran4. securitymemadamkan api dilokasi kebakaran dengan menggunakan alat pemadam
yang ada- menyiapkan alat pemadam api dan membawanya kelokasi
kebakaran- melaksanakan kegiatan dan usaha agar kebakaran tidak meluasmelakukan pengawasan dilokasi kebakaran agar usaha pemadaman
apiberjalan lancar- mencegah orang-orang yang tidak berkepentingan
mendekati lokasi kebakaran- satu orang ditinggalkan di unit kerja/pos
masing-masing untuk mengawasi keamanan dan ketertiban dilingkungan
kerja masing-masing- sisanya dikerahkan untuk membantu memadamkan api
dilokasi kebakaran dan mengamankan jalan untuk evakuasi5. petugas unit
kerja dilokasi kebakaran- melaporkan kejadian kebakaran kepada tim
pengendali- memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam yang
ada / tersedia- mengevakuasi pasien, dokumen, dan peralatan rumah sakit
serta barang milik pasien
- melaksanakan kegiatan dan usaha dalam bidangnya agar kebakaran tidak
meluas6. petugas unit kerja disekitar kebakaran- mengevakuasikan pasien,

dokumen, dan peralatan rumah sakit yang dipandang perlu- menyingkirkan


barang-barang yang mudah terbakar- membantu mengatasi kebakaran7.
petugas unit kerja diluar lokasi kebakaran- meninggalkan beberapa petugas
untuk mengawasi ketertiban dan menjaga pasien diunit kerja masing-masing
agar tidak panik- menyiapkan tempat tidur bagi pasien diunit kerja masingmasing agar sewaktu-waktu diperlukan dapat menampung pasien yang
dievakuasikan dari lokasi kebakaran- perawat dan petugas adminstrasi
lainnya dikirim kelokasi kebakaran untuk membantu evakusi pasien,
dokumen dan peralatan rumah sakitTindakan yang perlu diperhatikan pada
waktu terjadinya kebakaran- membunyikan tanda bahaya- memanggil dinas
kebakaran- memadamkan api dengan segera- pengungsian
(evakuasi)Tindakan pada waktu terjadinya kebakaran
- setiap anggota yang mengetahui adanya kebakaran, segera mengambil
tindakanuntuk memadamkan kebakaran dengan alarm terdapat disekitarnya,
sambil meneriakkan KEBAKARAN berulang kali- anggota yang mendengar
adanya kebakaran segera menuju ketempat kejadian untuk meneliti
kebenarannya- segera meminta bantuan kepada petugas lain untuk
membantu pemadaman dan sekaligus melapor kepada kepalaMethode
evakuasi dan kebakaran1. PasienPasien yang dapat berjalan
dibimbing/dituntun keluar dari lokasi kebakaran melalui pintu darurrat
menuju ketempat evakuasiPasien yang tidak dapat berjalan di evakuasi
dengan cara : dipapah, digendong, kursi roda, tempat tidur beroda,
dibungkus dengan selimut/seprai kemudian ditarikPasien yang berada
diruangan gedung bertingkat di evakuasikan dengan cara : melalui tangga
darurat, memalui jalan landai (ramp), menggunakan tali peluncur, melompat
kedalam jaring.Menyiapkan tempat penampungan dengan cara :
menggunakan tempat tidur yang kosong beserta kasur, bantal, seprai, sarung
bantal tersedia/cadanganPeralatan tempat tidur pasien dilokasi kebakaran
yang masih dapat diselamatkandikirm ketempat penampungan2. Dokumen
dan peralatanDokumen dan peralatan penting yang masih dapat
diselamatkan dikumpul dan diadakan pencatatan oleh petugas
administrasiPetugas administrasi membawa dokumen dan peralatan penting
ketempat penampunganPENUTUPPedoman ini disusun untuk
penanggulangan dan pencegahan bahayakebakaran di rumah sakit bakti
timah JSudah barang tentu karena perkembangan teknik yang semakin maju,
mungkiada kekurang sempurnaan, dalam penyusunan pedoman ini.
Untuk itu kamimengharapkan bantuan saran yang bersifat membangun
untuk penyesuaian danpenyempurnaan pada masa akan datang

Anda mungkin juga menyukai