Tujuan
Tujuan dari sesi ini adalah memperkenalkan kepada peserta
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
mempromosikan praktek pemberian ASI eksklusif selama
enam bulan pada bayi cukup bulan yang sehat dan bayi
prematur berisiko rendah yang lahir setelah kehamilan 34
minggu tanpa masalah pernapasan. Teknik untuk
mengawali pemberian ASI secara dini, pengidentifikasian
masalah dan tatalaksana berbagai masalah tersebut juga
dibahas. Metode untuk memerah dan menyimpan ASI diulas
sehingga dokter dapat mengajarkan bagaimana menyusui
neonatus yang belum bisa menyusu.
2
Latar Belakang
ASI merupakan makanan paling sesuai untuk
semua neonatus, termasuk bayi prematur. ASI
memiliki keuntungan-keuntungan gizi, imunologi
dan fisiologi dibandingkan susu formula komersial
atau jenis susu lainnya. ASI terutama sangat
penting bagi berbagai negara berkembang dimana
biaya dan metode persiapan susu formula bisa
mengarah kepada asupan gizi yang tidak memadai
dan/atau penyakit.
3
Tujuan Pembelajaran
1. Mendefinisikan keuntungan menyusui.
2. Mendorong semua ibu dengan neonatus
cukup bulan yang sehat serta bayi prematur
berisiko rendah yang lahir setelah usia
kehamilan 34 minggu tanpa kesulitan
pernapasan untuk memberikan ASI secara
eksklusif pada bayinya sampai akhir bulan
keenam.
4
Tujuan Pembelajaran
(lanjutan ...)
ASI EKSKLUSIF
Bayi hanya diberi ASI saja tanpa cairan atau
makanan lain, dianjurkan diberikan selama
6 bulan pertama kehidupannya
11
14
16
Kebijakan meliputi:
q Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui
q Melarang pengadaan susu formula, botol, dot dan
membagikannya kepada ibu-ibu
q Kerangka kerja untuk membantu ibu-ibu dengan HIV positif
untuk menentukan makanan bayinya dan memberikan
dukungan
19
Percentage
33.50%
5.50%
Adapted from: Philipp BL, Merewood A, Miller LW et al. Baby-friendly Hospital Initiative improves
breastfeeding initiation rates in a US hospital setting. Pediatrics, 2001, 108:677-681.
20
21
Percentage
77%
41%
Pre-training, 1996
Post-training, 1998
Adapted from: Cattaneo A, Buzzetti R. Effect on rates of breast feeding of training for the Baby
Friendly Hospital Initiative. BMJ, 2001, 323:1358-1362.
22
23
70
58
Percentage
60
50
Prenatal BF information
43
40
27
30
18
20
10
0
Colostrum
BF < 2 h
Adapted from: Nielsen B, Hedegaard M, Thilsted S, Joseph A, Liljestrand J. Does antenatal care influence
postpartum health behaviour? Evidence from a community based cross-sectional study in rural Tamil Nadu,24
8
South India. British Journal of Obstetrics and Gynaecology, 1998, 105:697-703.
70%
60%
58%
Early contact: 15-20 min suckling and skinto-skin contact within first
hour after delivery
50%
Control:
40%
26%
30%
20%
10%
0%
Early contact (n=21)
Control (n=19)
Adapted from: DeChateau P, Wiberg B. Long term effect on mother-infant behavior of extra contact
during the first hour postpartum. Acta Peadiatr, 1977, 66:145-151.
26
10
Percentage
63%
P<0.001
21%
P<0.001
Continuous contact
n=38
Adapted from: Righard L, Alade O. Effect of delivery room routines on success of first breastfeed
.Lancet, 1990, 336:1105-1107.
27
11
Langkah 5
Memperlihatkan kepada ibu yang belum
berpengalaman bagaimana cara meneteki
dan tetap memberikan ASI meskipun ibu
terpisah dari neonatus.
28
12
13
Percentage
74.6%
43.2%
Encouraged to breastfeed
Not encouraged to
breastfeed
Adapted from: Lu M, Lange L, Slusser W et al. Provider encouragement of breast-feeding: Evidence from a
national survey. Obstetrics and Gynecology, 2001, 97:290-295.
30
14
Indikasi Medik
Ada sedikit perkeculian dimana bayi mungkin membutuhkan
cairan atau makanan lain sebagai tambahan, atau pengganti
ASI. Pemberian minum pada bayi-bayi ini harus ditentukan oleh
petugas kesehatan yang profesional .
31
15
% exclusively breastfed
100%
80%
60%
P<0.001
40%
20%
P<0.01
0%
1.5
Adapted from: Nylander G et al. Unsupplemented breastfeeding in the maternity ward: positive longterm effects. Acta Obstet Gynecol Scand, 1991, 70:208.
32
16
Adapted from: Pipes PL. Nutrition in Infancy and Childhood, Fourth Edition. St. Louis, Times
Mirror/Mosby College Publishing, 1989.
33
17
Rawat Gabung
qMengurangi biaya
qMemerlukan perlengkapan minimal
qTidak memerlukan penambahan personel
qMengurangi infeksi
qMenolong dilakukannya pemberian ASI dan
mempertahankannya
qMemudahkan proses bonding
34
18
12%
n=205
10%
8%
6%
n=77
4%
2%
n=17
n=61
n=11
n=17
n=25
n=4
0%
Acute otitis
media
Diarrhoea
Neonatal sepsis
Meningitis
Adapted from: Soetjiningsih, Suraatmaja S. The advantages of rooming-in. Pediatrica Indonesia, 1986,
26:231.
35
19
Adapted from: Yamauchi Y, Yamanouchi I . The relationship between rooming-in/not rooming-in and
breastfeeding variables. Acta Paediatr Scand, 1990, 79:1019.
36
20
Langkah 8
Mendorong pemberian ASI setiap saat
neonatus memintanya.
21
10.7
10
7.5
6.7
4.8
4
2
0
5 to 6
7 to 8
9 to 10
11+
Feeding frequency/24 hr
38
22
Langkah 9
Tidak memberikan dot atau empeng pada
neonatus yang diberi ASI.
Pilihan
q Cangkir
q Sendok
q Pipet
q Syringe
39
23
From: Victora CG et al. Pacifier use and short breastfeeding duration: cause, consequence or
coincidence? Pediatrics, 1997, 99:445-453.
40
24
Langkah 10
Mendorong dibentuknya kelompok pendukung
ASI dan merujuk para ibu ke kelompok
tersebut ketika mereka sudah keluar dari RS
atau klinik.
25
70%
70%
Percentage
60%
50%
Exclusively
breastfeeding 5
month old infants
40%
30%
20%
6%
10%
0%
Project Area
Control
Adapted from: Haider R, Kabir I, Huttly S, Ashworth A. Training peer counselors to promote and support
exclusive breastfeeding in Bangladesh. J Hum Lact, 2002;18(1):7-12.
42
26
43
Adapted from: Kramer MS, Chalmers B, Hodnett E, et al. Promotion of breastfeeding intervention trial (PROBIT)
27
A randomized trial in the Republic of Belarus. JAMA, 2001, 285:413-420.
43.3%
Percentage
40%
30%
20%
10%
6.4%
7.9%
0.6%
0%
Exclusive BF 3 months
Exclusive BF 6 months
44
Adapted from: Kramer et al. (2001)
28
FISIOLOGI MENYUSUI
Mengawali dan Mempertahankan Pemberian ASI
Mempertahankan produksi ASI yang mencukupi
dapat diawali dengan cara inisiasi menyusu dini
yaitu memberikan kesempatan bayi menyusu
sendiri segera setelah lahir setelah tali pusat
dipotong
45
KOLOSTRUM
Kolostrum menstimulasi gerakan usus bayi
sehingga lebih cepat bersih dari mekonium. Hal
ini akan membantu menghilangkan bilirubin
dalam tubuh bayi yang menyebabkan ikterus dan
dengan demikian menurunkannya.
Kolostrum jumlahnya sedikit karena disesuaikan
dengan jumlah yang mampu ditampung oleh
lambung bayi baru lahir.
46
47
49
51
54
1. Sensoris
1.1. Olfaktori
Bayi lebih menyukai payudara ibu yang tidak dibasuh
dari pada payudara yang dibasuh, segera sesudah lahir.
(Varendi et al, 1994).
Selain mensekresi ASI dan kolostrum,puting dan areola
penuh berisi kelenjar yang mungkin mensekresi aroma
yang menarik. (Makin and Porter, 1999).
1.2. Visual
Illingworth (1987) menyatakan bahwa bayi baru lahir
lebih tertarik pada pola hitam dan putih dibandingkan
dengan abu-abu.
Bayi baru lahir dapat mengenali wajah ibunya (Bushnell
et al, 1989) dan dapat mengikutinya pada jarak dekat
(Brazelton and Cramer, 1199)
56
1.5. Sentuhan
Sentuhan kulit ke kulit menghasilkan panas dan bermacam
rangsangan taktil
Menolong mempertahankan temperatur (Christensson et
al, 1992)
Memudahkan adaptasi metabolik terutama kadar gula
dan keseimbangan asam-basa (Christensson et al,
1992)
Bayi menjadi lebih jarang menangis (Christensson et al,
1992; Christensson et al, 1995)
Memudahkan bonding (Widstrm et al, 1990)
Menyebabkan pengeluaran oksitosin pada ibu
Menambah keberhasilan pemberian ASI dini dan jangka
panjang: (Righard and Alade, 1990; WHO, 1998;
DeChateau and Wiberg, 1977)
58
2. Komponen sentral
59
3. Motorik
3.1. Orofacial
Sekitar 30-40 menit setelah lahir, bayi baru lahir mulai
membuat gerakan mulut, kadang dengan mengecapngecapkan bibir. Biasa terlihat mengisap tangan dan
jari. Setelah berhasil mencapai puting, bayi
melanjutkan menyusu sampai 20 menit (Righard and
Alade, 1990).
60
61
62
Prolaktin
- The milk-making hormone
- Mothering hormone
63
Infants massage of
mothers breast
........... Fingers sucking
Breast sucking
Maternal oxytocin (Log
conc)
64
4.1.2. Nyaman
Christensson et al (1992) membandingkan tangisan
bayi pada posisi Breast Crawl dengan bayi yang
diletakkan di cot disamping ibu selama 90 menit
setelah lahir. Secara bermakna bayi dalam cot
menangis lebih lama.
66
Time Interval
At 25-30 mins
At 55-60 mins
At 85-90 mins
60 sec
0 sec
10 sec
1094 sec
985 sec
760 sec
68
69
Early-breastfeeding
(n=36)
Control
(n=36)
5-10 min
30 (83.3%)a
15 (41.7%)a
11-20 min
6 (16.7%)
21 (58.3%)
a Significantly
70
5-10 min
11-20 min
2-9 min
25 (92.6%)a
2 (7.4%)
>10 min
5 (55.5%)
4 (44.5%)
Duration of
early-breastfeeding
a Significantly
71
FAKTOR-FAKTOR PENGHALANG
Pemisahan bayi
Obat-obatan
Prosedur rutin segera setelah lahir
- Pengisapan lendir
- Penimbangan
- Memandikan
- Membungkus
- Injeksi Vitamin K
- Tetes mata
72
73
atau
infeksi payudara yang mungkin perlu diobati
dengan antibiotik sistemik sebelum komplikasi
lebih jauh (abses payudara)
-Pemberian ASI harus terus dilakukan selama
pembengkakan
77
78
92
93
102
103
(lanjutan ...)
Panduan Umum
Cuci tangan Anda dengan seksama
menggunakan air dan sabun sebelum
menangani ASI
Segera setelah dikeluarkan, tutup wadah.
Wadah kemudian siap disimpan di bagian
terdingin dari lemari es. Jangan
menyimpannya di area pintu lemari es.
Selalu gunakan ASI yang dikeluarkan terakhir
105
(lanjutan ...)
(lanjutan ...)
MilkMetode
Storage Methods
and Their MaximumWaktu
Storage Times
Penyimpanan
Kolostrum (suhu kamar)
12 jam
24 jam
10 jam
4-6 jam
4 jam
Lemari es(4-50C)
5 hari
2 minggu
3-6 bulan
107
Mencairkan ASI
Cairkan ASI beku dengan slow defrost selama
satu malam dalam lemari pendingin.
Rendam susu dalam mangkuk berisi air suam
kuku hingga hangat. Panas berlebihan akan
memodifikasi atau menghancurkan enzim dan
protein.
Cairkan keseluruhan ASI dalam wadah karena
lemaknya terpisah selama proses pembekuan.
Jangan pernah menggunakan microwave untuk
mencairkan atau menghangatkan ASI.
Setelah dicairkan, ASI harus digunakan dalam
waktu 24 jam.
108
110
2.
3.
4.
6.
7.
8.
112