Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat yang sangat luas kepada kita
semua. Atas pertolongan dan kekuasaan-Nya yang begitu sempurna, penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan kasus Dermatitis Kontak Alergi. Shalawat serta salam juga
penulis haturkan kepada junjungan besarNabi Muhammad SAW dan ahlul baitnya yang suci
yang telah membawa umat manusia dari zaman jahilliyah menuju zaman yang penuh
cahaya bagi umat yang bertaqwa kepada-Nya.
Penulis menyadari ketidaksempurnaan laporan kasus ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran, kritik, dan koreksi untuk perbaikan penyajian laporan kasus
ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis dan teman-teman sejawat.

Jakarta, Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................... iii
BAB II : Identitas Pasien
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Identitas...................................................................................1
Anamnesa.................................................................................1
Pemerikasaan Fisik...................................................................1
Gambar.....................................................................................2
Pemeriksaan Penunjang............................................................5
Resume.....................................................................................6
Diagnosa Banding.....................................................................6
Diagnosa Kerj...........................................................................6
penatalaksanaan........................................................................7
prognosis...................................................................................9

BAB III : Analisis Kasus................................................................................11


I.
II.
III.
IV.
V.
VI.

Berdasarkan Anamnesis......................................................................11
Berdasarkan Pemeriksaan Fisik..........................................................11
Berdasarkan Diagnosa Banding..........................................................11
Berdasarkan Pemeriksaan Penunjang.................................................11
Berdasarkan Penatalaksanaan.............................................................11
BerdasarkanPrognosis........................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................15BAB I


PENDAHULUAN
Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan olah bahan/substansi yang
menempel pada kulit. Dikenal ada dua jenis yaitu dermatitis kontak alergi dan
dermatitis kontak iritan. Keduanya dapat bersifat akut ataupun kronik.Dermatitis
iritan merupakan reaksi peradangan langsung tanpa adanya sensitisasi, sedangkan
dermatitis kontak alergi terjadi pada seseorang yang tersensitisasi terhadap suatu
alergen.Penyebab dermatitis kontak alergi adalah alergen, paling sering yaitu bahan
kimia dengan berat molekul <5001000 dalton, yang disebut juga bahan kimia
sederhana atau sebagaihapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif dan dapat menembus
stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis bagiandalam yang hidup.6
Dermatitis kontak alergi dapat terjadi pada semua umur dan pria maupun
wanita memiliki frekuensi yang sama untuk terkena. Bila dibandingkan dengan
dermatitis konta kiritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergi lebih sedikit,
karena hanya mengenai orang yang keadaan kulitnya sangat peka (hipersensitif).
Penyakit ini terhitung sebesar 7% dari penyakit yang terkait dengan pekerjaan di
Amerika Serikat. Berdasarkan beberapa studi yang dilakukan, insiden danting
katprevalensi DKA dipengaruhi oleh alergen-alergen tertentu. Pada penelitian
epidemiologi di St Spiridion, Romania tahun 2009 bahwa wanita lebih sering terkena
dermatitis kontak dibandinglaki-laki, berusia di atas 45 tahun.7

BAB II
STATUS PASIEN

1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S R
JenisKelamin
: Perempuan
Umur

: 52 tahun

Pekerjaan

: IbuRumahTangga

Status Penikahan

: Menikah

Alamat

: Mulyasari, RT 11 RW 03, kelpuwasari, kec Banjarsari

Agama

: Islam

Tanggal Pemeriksaan

: 17 Mei 2016

2. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan dengan pasien dan orangtua pasien pada tanggal 17 Mei 2016
di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Kota Banjar pukul 10.15 WIB.
a. Keluhan Utama
Bercak kehitaman yang terasa gatal terutama saat? di lipat paha kiri dan
kanan sejak 2 minggu yang lalu.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang wanita berusia 52 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin


RSUD Banjar dengan keluhan bercak kehitaman yang terasa gatal di
lipat paha kiri dan kanan sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Dibuat urut sejak 2 minggu yang lalu.
1. Dua minggu yang lalu pasien merasakan adanya bercak kemerahan
di lipat paha kanan dan kiri terutama pada saat berkeringat
(misalnya).
2. Bercak kemerahan tersebut berukuran sebesar uang logam atau
berukuran .... x .... cm.
3. Tepinya seperti apa? Ada sisik-sisik halus atau tidak? Apakah ada
bercak bercak kecil di sekitar bercak yang besar
4. Pasien kerap kali menggaruk bercak tersebut, hingga berdarah
(misalnya).
5. Sejak 1 minggu yang lalu pasien merasa bercak kemerahan tersebut
semakin membesar hingga sebesar ..... dan semakin terasa gatal.
Gatal yang dirasakan pasien hilang timbul. Berawal kecil makin lama
makin membesar seperti sekarang. Biasanya pasien menggaruk hingga
kulit mengelupas dan terasa perih. Awalnya pasien memakai celana
dalam baru namun tidak mengetahi badan terbuar dari apa. Kemudian
pasien juga sering memakai celana dalam yang terlalu ketat dan sering
kali saat setelah buang air kecil tidak di keringkan terlebih dulu
sehingga lipat paha menjadi lembab. Pasien mengganti celana
dalamnya sehari 2 kali, ketika celana dalamnya lembab pasien tidak
langsung mengantinya. Bahan celana dalam pasien bukan bahan yang
mudah menyerap keringat.
Coba singkirkan tinea crurisnya, misal :
1. Pasien tinggal di rumah bersama dengan suami dan anak-anaknya
2. Pasien tidak pernah bertukar pakaian atau handuk dengan suami
dan anak-anaknya.

3. Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama


seperti pasien.
4. Sehari-hari pasien menggunakan sabun batangan merk lifebuoy
warna biru (maksudnya menerangkan sabun dan merk disini untuk
liat ada antiseptik dan penggunaan sabun bergantian atau ngga) atau
bisa juga sabun cair merk ....
5. Pasien mandi berapa kali sehari, setiap habis beraktivitas selalu
ganti baju, tidak pernah menggunakan baju bekas kemarin, pakaian
dalam selalu ganti. Misalnya....
6. Pasien tidak memelihara hewan peliharaan seperti kucing atau
anjing di dalam rumahnya.
7. DLL ingat penyebaran jamur bisa antropophilic (melalui fomites
alias barang yg dipakai bergantian), zoophilic (melalui hewan), dan
geophilic.

Coba singkirkan Candidosisnya, misal :


1. Tadi kan lesinya udah disingkirin di atas, jadi coba singkirin yang
lain
2. Pikirkan kalo kandidosis kan biasanya yang imunokompromais
kayak riwayat diabetes melitus, penggunaan obat steroid lama, dll.

Coba singkirkan psoriasis inversanya, misal :


1.
2.
3.
4.
5.

Apakah bercaknya hanya di situ saja?


Apakah berulang sebelumnya?
Apakah ada keluarga yang penyakit kayak gini juga? Siapa?
Obesitas atau tidak?
Kebiasaan merokok?

6. Penggunaan obat-obatan tertentu?


Kuatkan dasar di DKA nya :
1. Adanya riwayat alergi, bentuk alerginya seperti apa
2. Bahan pakaian dalam yang tadi di notes sebelumnya
Pasien belum pernah mengalami sakit yang sama seperti ini
sebelumnya. Riwayat kencing manis, asma, rhinitis dan darah tinggi,
penyakit kuning disangkal. Alergi?
Pasien juga mengatakan dikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan
seperti ini, riwayat kencing manis, asma dan darah tinggi pada keluarga
disangkal.
Pasien juga menyangkal adanya riwayat alergi seperti makan, obat
obatan, debu, cuaca dan makanan

3. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan Umum
: Tampak sakit ringan
Tanda Tanda Vital
Tekanan darah : tidak diukur
Nadi
: 86 x/menit
RR
: 22 x/menit
Suhu
: 36,8 oC
Antropometri
Perlu dibuat juga, kalo lupa bikin, kira-kira aja pasiennya segede siapa?
Status Generalisata

Kepala

: Normocephal, rambut hitam distribusi merata, mudah

dicabut/tidak?
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Thorax
Jantung
Abdomen
Ekstremitas

: Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/: Normosmia, secret -/: Mukosa bibir lembab, stomatitis (-)
:Pembesaran KGB (-)
:Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
: BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
: Tampakdatar, BU normal, turgor kulit baik
: Akral hangat, edema (-),

Status Dermatologis
Distribusi
A/R

Regional
Lipat paha kiri dan kanan

Lesi

Multiple, diskret bilateral, batas lesi tegas, ireguler, berukuran


plakat 8 x 5 cm, kering, lesi tidak menimbul. ......

Efloresensi

RESUME

Makula hiperpigmentasi

Diagnosis Banding :
1. Dermatitis Kontak Alergi et causa celana dalam
2. Tinea kruris
3. Kandidosis Kutis
Diagnosis Kerja:
1. Dermatitis Kontak Alergi et causa celana dalam

Rencana/Anjuran pemeriksaan
1. Tes tempel (patch test)
2. Kerokan kulit menggunakan KOH
PENATALAKSANAAN NON MEDIKA MENTOSA
1.

Menjelaskan kepada penderita perihal penyakitnya.

2.

Menghindari penyebab alergi atau hal-hal yang dapat mencetuskan terjadinya


penyakit ini.

3.

Bila karena alas an bahan dari celana dalam mengganti dengan bahan yang
dapet menyerap keringan dan sering menggantinya

4.

Menjelaskan untuk tidak menggaruk pada daerah-daerah yang gatal tersebut


supaya tidak terjadi infeksi lagi yang lebih parah

MEDIKAMENTOSA
SISTEMIK

Antihistamin Oral:
Loratadine 10mg No V1dd 1
Methylprednisolon 4 mg No X 2 dd 1

TOPIKAL

Kortikosteroid Oral:
Desoksimetason tube 1 2 dd ue setelah mandi

PROGNOSIS

Quo ad Vitam - ad Bonam


Quo ad Fungitionam ad Bonam
Quo as Sanationam Dubia ad bonam

BAB III
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini di diagnosis dengan Dermatitis Kontak Alergi
Berdasarkan anamnesis pada pasien ini didapatkan keluhan berupa :
Bercak kehitaman yang terasa semakin gatal di lipat pada kiri dan kanan
Kulit terasa kering
Keluhan gatal timbul kapan saja
Saat ini bercak menjadi kehitaman
Sering menggunakan celana dalam yang ketat
Tambah lagi yang menunjang DKA berdasar anamnesis tadi
Pada pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik status generalis internus dalam batas normal, antropometri
kesan normal/obesitas.......... pada status dermatologikus didapatkan lesi dengan
distribusi regional pada lipat paha kanan dan kiri dengan bentuk multipel, diskret,
bilateral, dst
BERDASARKAN TEORI :
Dermatitis Kontak Alergi adalah Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe
lambat, atau reaksi imunologi tipe IV, dimediasi terutama oleh limfosit yang
sebelumnya tersensitisasi, yang menyebabkan peradangan dan edema pada kulit.1
Pemeriksaan fisik sangat penting, karena dengan melihat lokasi dan pola
kelainan kulit seringkali dapat diketahui kemungkinan penyebabnya. Pada
pemeriksaan dermatitis kontak alergi secara umum dapat diamati beberapa ujud
kelainan kulit antara lain edema, papulovesikel, vesikel atau bula.2,3kelainan kulit
dapat dilihat pada beberapa gambar berikut : Dermatitis kontak alergi pada lokasi
kontak langsung nikel (lesi eksematosa dan terkadang popular). Lesi eksematosa
berupa papul-papul, vesikel-vesikel yang dijumpai pada lokasi kontak langsung.
Paha dan tungkai bawah.3

Analisis Diagnosis Banding


1. Dermatitis Kontak Alergi
2. Tinea kruris
3. Kandidosis Kutis
Berdasarkan Teori
1. Dermatitis Kontak Alergi : dematitis (peradangan kulit) yang timbul
setelah kontak alergen melalui proses sensitisasi.
2. Tinea kruris : dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum, dan
sekitar anus. Lesi kulit dapat terbatas pada daerah genito-krural saja,
atau meluas ke daerah sekitar anus.
3. Kandidosis Kutis : lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,
intergluteal, lipat paydara, antara jari tangan atau kaki, glens penis dan
umbilikus, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan
eriematosa
Analisis anjuran pemeriksaan

Test tempel : uji tempel digunakan untuk mendeteksi hipersesitivitas terhadap


zat yang bersentuhan dengan kulit sehingga alergen dapat ditententukan dan
tindakan korektif dapat diambil. Uji tempel merupakan pemeriksaan untuk
konfirmasi dan diagnostik tetapi hanya dalam kerangka anamnesis dan
pemeriksaan fisik, uji tempel inijarang membantu jika tanpa anamnesis dan
pemerikaan fisik.4

Analisis penatalaksanaan
Non- medikamentosa

Menjelaskan kepada penderita perihal penyakitnya.

Menghindari penyebab alergi atau hal-hal yang dapat mencetuskan terjadinya


penyakit ini.

Bila karena alas an bahan dari celana dalam mengganti dengan bahan yang
dapet menyerap keringan dan sering menggantinya

Menjelaskan untuk tidak menggaruk pada daerah-daerah yang gatal tersebut


supaya tidak terjadi infeksilagi yang lebih parah

Medikamentosa
SISTEMIK

Antihistamin Oral:
Loratadine 10mg No V1dd 1
Methylprednisolon 4 mg No X 2 dd 1

TOPIKAL

Kortikosteroid Oral:
Desoksimetason tube 1 2 dduesetelahmandi

Berdasarkan prognosis

Quo ad Vitam - ad Bonam


Tidak ada gejala atau tanda yang mengarah pada ancaman kematian.
Keadaan umum, kesadaran dan vital pasien masih dalam batas normal

Quo ad Fungitionam ad Bonam


Dermatitis kontak alergi menimbulkan lesi kulit yang tidak mengganggu
fisiologis kulit secara bermakna
Quo as Sanationam ad bonam
Dengan menghilangkan faktor predisposisi maka penyakit ini diobati secara
tuntas dan sembuh

DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardiman L, Legiawati L. 2015. Dermatitis. Dlm. Monaidi SL, Bramono K,
Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta : Fakultas
Kedokteran UI. Hal: 156-165

2. Baratawijaya, kernen Garna. 2006. Imunologo Dasar. Jakarta: Balai Penerbit


FKUI. h: 144-150
3. Djuanda, Suria dan Sularsito, Sri. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi
6. Jakarta: FKUI. Hal 129-138
4. Siregar, R.S,.2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2.Jakarta: EGC.
Hal 89-95
5. Krause T, Koch A, Friborg J, Poulsen LK, Kristensen B, Melbye M: Frequency
of atoyin the Arctic in 1987 and 1998. Lancet 2002; 360: 691-692
6. Soepardiman L, Legiawati L. 2015. Dermatitis. Dlm. Monaidi SL, Bramono K,
Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta : Fakultas
Kedokteran UI. Hal: 156-165
7. Statescua L, Branisteanu D, Dobreb C, Solovastru LG, Vasilcab A, Petrescu Z,
Azoicaic.2015.D.Contactdermatitisepidemiologicalstudy.Maedica A Journal of
Clinical Medicine, Volume 6 No.4. P 277-281.

Anda mungkin juga menyukai