Anda di halaman 1dari 52

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

SENTRIFUGAL

MODUL II
PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pompa merupakan mesin konversi energi yang mengubah bentuk energi

mekanik poros menjadi energi spesifik (head) fluida yang memiliki wujud air.
Energi mekanik pompa yang menunjukkan kemampuan dari suatu pompa
mengangkat fluida untuk mencapai ketinggian tertentu adalah berupa head
pompa, ditunjukkan oleh besarnya perbedaan antara energi fluida di sisi isap
dengan energi fluida di sisi tekan. Energi fluida merupakan jumlah dari energi
tekanan, energi kinetik dan energi karena elevasi.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan
persatuan waktu (debit atau kapasitas pompa) dan head (tinggi energi angkat).
Pada umumnya pompa dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan,
untuk menaikkan fluida ke sebuah reservoir, untuk mengalirkan fluida dalam
proses industry, untuk pengairan, irigasi, dan sebagainya.
Dalam praktikum ini digunakan pompa sentrifugal, karena banyak
digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama pada bidang industri.
Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam fasilitas
gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum
diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal. Pada industri perkapalan
pompa sentrifugal banyak digunakan untuk memperlancar proses kerja di kapal.
Dalam pelaksanaan operasinya pompa sentifrugal dapat bekerja secara
tunggal, seri, dan paralel. Karakteristik pompa harus terlebih dahulu diketahui
agar didapatkan sistem yang optimal.
1.2

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pengujian pompa sentrifugal ini adalah untuk

mendapatkan kurva karakteristik dari :


a.

Kapasitas terhadap head dan efisiensi

b.

Kapasitas terhadap daya

c.

Kapasitas terhadap torsi

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Dasar Teori Pompa

2.1.1

Pengertian Fluida, Debit dan Head


Fluida didefinisikan sebagai zat atau substansi yang akan mengalami

deformasi secara berkesinambungan apabila terkena gaya geser (gaya tangensial)


sekecil apapun. Berdasarkan mampu mampatnya fluida dibagi menjadi 2 yaitu
compressible fluid dan incompressible fluid. Berdasarkan sifat alirannya fluida
dibagi menjadi 3 yaitu aliran laminer, transisi dan turbulen. Berdasarkan
hubungan antara laju deformasi dan tegangan gesernya fluida dibagi menjadi 2
yaitu newtonian fluid dan non-newtonian fluid. Berdasarkan gaya yang bekerja
pada fluida dan gerakannya, fluida dibagi 2 yaitu fluida statis dan dinamis.
Debit / kapasitas merupakan volum fluida yang dapat dialirkan per satuan
waktu. Pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan venturimeter,
orifice, pitot tube dan lain-lain. Satuan dari kapasitas (Q) adalah m3/s, liter/s, atau
ft3/s.
Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat fluida. Satuan dari
head (H) adalah meter atau feet fluida. Di dalam pompa, head diukur dengan cara
menghitung beda tekanan total antara pipa isap dan pipa tekan, bila pengukuran
dilakukan pada ketinggian yang sama. Menurut persamaan Bernoulli, terdapat tiga
macam head dari sistem instalasi aliran, yaitu head kecepatan, head potensial dan
head tekanan.
a. Head tekanan
Adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan statis
(head tekanan) fluida pada sisi tekan dan sisi isap. Head tekanan dituliskan
dengan rumus sebagai berikut:
P Pd Ps
(18)
=

Keterangan :
P
: Head tekanan (m)

Pd
: Head tekanan fluida pada sisi tekan (m)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

Ps

: Head tekanan fluida pada sisi isap (m)

b. Head kecepatan
Adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada sisi tekan dengan
head kecepatan zat cair pada sisi isap. Head kecepatan dituliskan dengan rumus
sebagai berikut:
V 2d V 2s
hk =
2 g 2g

(19)

Keterangan :
hk

: Head kecepatan (m)

V 2d
2g

: Head kecepatan zat cair pada sisi tekan (m)

V 2s
2g

: Head kecepatan zat cair pada sisi isap (m)

c. Head potensial / elevasi


Adalah perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi tekan dengan
ketinggian fluida pada sisi isap. Head elevasi dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut:

Z =Z d Z s

(20)

Keterangan :
Z : Head statis total (m)
Zd
: Head statis pada sisi tekan (m)
Zs
2.1.2

: Head statis pada sisi isap (m)


Pengertian Pompa
Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan

fluida melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya
tersebut, pompa mengubah energi mekanik poros yang menggerakkan sudu-sudu
pompa mejadi energi kinetik dan tekanan pada fluida.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan
per satuan waktu (kapasitas) dan energi angkat (head) dari pompa.
a.

Kapasitas (Q)
Merupakan volum fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam
pengujian ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

venturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) yang digunakan dalam pengujian ini
adalah m3/s.
b.

Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler)
pompa, dinyatakan dalam satuan rpm. Putaran diukur dengan menggunakan
tachometer.

c.

Torsi (T)
Torsi

didapatkan

dari

pengukuran

gaya

dengan

menggunakandinamometer, kemudian hasilnya dikalikan dengan lengan


pengukur momen (L). Satuan dari torsi adalah Nm.
d.

Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan
daya dari motor listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya
adalah Watt.
Efisiensi ( )

e.

Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa,


dengan daya poros dari motor listrik.
2.1.3

Pengertian Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena

tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida


dapat menguap ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut.
Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena
fluida mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung
yang pada kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudu.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap
zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa
maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang
berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi.
Pada pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah. Kavitasi di
dalam pompa dapat mengakibatkan:
a.

Suara yang berisik dan getaran dari pompa.

b.

Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga


pompa tidak dapat bekerja dengan baik.

c.

Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus


menerus dalam jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga
menjadi berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat
dari tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka

kavitasi perlu dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
a)

Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida


yang mengalir dipompakan.

b)

Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.

c)

Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di


depan impeler pada poros yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat
pusaran (whirl) terhadap aliran. Cara ini merupakan pilihan yang paling baik.
Akan tetapi, apabila kecepatan putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan
kecepatan putaran dan debit dari impeler, maka kavitasi justru akan terjadi pada
runner pembantu itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pemasangan runner
pembantu ini diperlukan pertimbangan yang sungguh-sungguh sebelum
pemasangannya.
Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan

penyebabnya yaitu:
1. Suction cavitation (kavitasi pada suction)
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSH A (NPSH aktual).
Aturan umumnya adalah NPSHA minimal harus sama atau lebih besar dari
NPSHR (NPSH yang dibutuhkan) untuk menghindari suction cavitation.
Perbedaan yang besar antara NPSH A dengan NPSHR dapat menyebabkan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

resiko kerusakan pada pompa terutama pada air yang relatif dingin (kurang
dari 150 F).
2. Recirculation Cavitation
Recirculation cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang
rendah pada pompa. Ada dua tipe dari recirculation cavitation yaitu suction
side dan discharge side dimana bisa terjadi pada saat yang bersamaan ataupun
terpisah. Keduanya terjadi akibat fenomena yang sama yaitu aliran balik pada
jarak yang berdekatan satu sama lain.

2.1.4

Pengertian NPSH
Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif

yang terdapat pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa kavitasi
akan terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah
tekanan uap jenuhnya. Untuk menghindari kavitasi harus diusahakan agar tidak
ada satu bagian dari aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih
rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada temperatur yang bersangkutan. Dalam
hal ini perlu diperhatikan dua macam tekanan yang memegang peranan. Pertama,
tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana pompa dipasang. Kedua,
tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran di dalam pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan
dalam satuan Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi,
NPSH dapat dinyatakan sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

Gambar 2.1 NPSH bila tekanan atmosfer bekerja pada permukan air yang dihisap.
Sumber: Sularso (2000:44)

a.

NPSH yang Tersedia


Merupakan head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa
(ekuivalen dengan tekanan absolut pada sisi isap pompa), dikurangi dengan
tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut. Pada pompa yang mengisap zat
cair dari tempat terbuka dengan tekanan atmosfer pada permukaan zat cair
seperti diperlihatkan pada gambar 2.1, maka besarnya NPSH yang tersedia
adalah:
h sv=

P a Pv
hs hl

(21)

Keterangan:
h sv

= NPSH yang tersedia (m)

Pa

= Tekanan atmosfer (N/m2)

Pv

= Tekanan uap jenuh pada temperatur fluida (N/m2)

= Berat jenis cairan (N/m3)


hs

= Head isap statis (m)

hl

= Head losses (m)

dengan hs bertanda positif (+) jika pompa terletak di atas permukaan zat cair
yang dihisap dan negatif (-) jika pompa terletak di bawah permukaan zat cair
yang dihisap.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia


merupakan head tekanan absolut yang masih tersisa pada sisi isap pompa
setelah dikurangi head tekanan uap, head isap statis dan head loss . Besarnya
tergantung pada kondisi luar pompa dimana pompa tersebut dipasang.

Gambar 2.2 NPSH bila tekanan uap bekerja di dalam tangki air hisap yang
.tertutup.
Sumber: Sularso (2000:44)
Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup seperti pada gambar 2.2, maka
Pa menyatakan tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair di dalam
tangki tertutup tersebut. Jika tekanan di atas permukan zat cair sama dengan
tekanan uap jenuhnya, maka Pa = Pv, sehingga :
h sv=h shl

(22)

Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair dalam tangki
lebih tinggi daripada sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini
diperlukan untuk mendapatkan harga h sv atau NPSH yang positif (+).
b.

NPSH yang Diperlukan


Tekanan terendah di dalam pompa besarnya terdapat di suatu titik
didekat (setelah) sisi masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanannya
lebih rendah daripada tekanan pada sisi isap pompa. Hal ini disebabkan
kerugian head di nosel isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang
yang menyempit, dan kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu.
Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang
masuk pompa dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih
tinggi daripada tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besarnya sama
dengan penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan.Agar pompa

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan


sebagai berikut :
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik pompa yang
bersangkutan.
2.1.5

Klasifikasi Pompa
Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan menjadi dua macam,

yaitu:
A.

Positive Displacement Pump


Merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas yang intermittent,
karena fluida ditekan di dalam elemen-elemen pompa dengan volume tertentu.
Ketika fluida masuk, langsung dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada
kebocoran (aliran balik) dari sisi buang ke sisi masuk. Kapasitas dari pompa
ini kurang lebih berbanding lurus dengan jumah putaran atau banyaknya gerak
bolak-balik pada tiap satuan waktu dari poros atau engkol yang
menggerakkan. Pompa jenis ini menghasilkan head yang tinggi dengan
kapasitas rendah. Pompa ini dibagi lagi menjadi:
1.

Reciprocating Pump (pompa torak)


Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik
translasi dari elemen-elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft,
dan lain-lainnya. Pompa jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan
katup buang yang mengatur aliran fluida keluar atau masuk ruang kerja.
Katup-katup ini bekerja secara otomatis dan derajat pembukaannya
tergantung pada fluida yang dihasilkan. Tekanan yang dihasilkan sangat
tinggi, yaitu lebih dari 10 atm. Kecepatan putar rendah yaitu 250 sampai
500 rpm. Oleh karena itu, dimensinya besar dan sangat berat. Pompa ini
banyak dipakai pada pabrik minyak dan industri kimia untuk memompa
cairan kental, dan untuk pompa air ketel pada PLTU. Skema pompa torak
ditunjukkan pada gambar 2.3.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Gambar 2.3 Skema pompa torak.


Sumber: Karrasik (2008)
2.

Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar
dari elemen-elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari
pompa jenis ini adalah :

rumah pompa yang stasioner

rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang


berputar dalam rumah pompa
Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-

elemen yang memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke


pipa tekan. Karena tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat
bekerja terbalik, sebagai pompa maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja
pada putaran yang tinggi sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena
keuntungan tersebut, pompa ini banyak dipakai untuk pompa pelumas dan
pada hydraulic power transmission. Yang termasuk jenis pompa ini
adalah:
a.

Gear Pump (Pompa Roda Gigi)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda
gigi berpasangan yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap
dan menekan fluida yang dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar
gigi ditekan ke sisi buang. Akibat diisinya ruang antar sisi tersebut
maka pompa ini dapat beroperasi. Aplikasi dari pompa ini adalah pada
sistem pelumasan, karena pompa ini menghasilkan head yang tinggi
dan debit yang rendah. Contoh pompa roda gigi terdapat pada gambar
2.4.

Gambar 2.4 Pompa roda gigi.


Sumber: Edward (1996:26)
B. Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa
bekerja. Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume
aliran fluida. Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik
menjadi energi kinetik, kemudian menjadi energi tekanan. Pompa ini memiliki
elemen utama sebuah rotor dengan suatu impeler yang berputar dengan
kecepatan tinggi. Yang termasuk di dalam jenis pompa ini adalah pompa
aksial dan pompa sentrifugal.
1.

Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan
menghisap fluida yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam
arah aksial. Pompa ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head
rendah dan kapasitas tinggi, seperti pada sistem pengairan. Contoh pompa
aksial terdapat pada gambar 2.5.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Gambar 2.5 Pompa aksial


Sumber: Kurtz (2005:101)
2.

Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudusudu yang berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat
oleh impeler yang menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan
melempar fluida keluar melalui volute atau rumah siput. Pompa ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi
dengan kapasitas aliran medium. Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal
banyak digunakan untuk proses pengisian air pada ketel dan pompa rumah
tangga. Bagian-bagian dari pompa sentrifugal adalah stuffling box,
packing, shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller, impeller, casing
wear ring dan discharge nozzle.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Gambar 2.6 Penampang memanjang pompa sentrifugal


Sumber: Dietzel (1980:244)
2.2

Pompa Sentrifugal dan Prinsip Kerjanya

2.2.1

Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran

zat cair yang keluar dari impeler akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros
pompa. Konstruksi dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.7 Bagian-bagian pompa sentrifugal


Sumber: Sularso (2000:75)
Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang
kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua buah
bantalan. Sebuah paking atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditembus
poros, untuk mencegah air bocor keluar atau udara masuk dalam pompa.
a. Impeler
Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan daya
pada air, sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan
tekanan. Di dalam rumah siput, kecepatan air secara berangsur-angsur diubah
menjadi tekanan statis. Jenis-jenis impeler ditunjukkan pada gambar 2.8.
Jenis-jenis impeler yaitu:

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Impeler Tertutup
Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling pada impeler
tetutupi oleh mantel di kedua sisi. Jenis impeler ini banyak digunakan pada
pompa air dengan tujuan mengurung air agar tidak berpindah dari sisi
pengiriman ke sisi penghisapan. Impeler jenis ini memiliki kelemahan pada
kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan atau sumbatan.
Impeler Terbuka dan Semi Terbuka
Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka
kemungkinan adanya sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini memungkinkan
adanya pemeriksaan impeler dengan mudah. Namun, jenis impeler ini
hanya dapat diatur secara manual untuk mendapatkan setelan terbaik.
Impeler Pompa Berpusar/Vortex
Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang lebih
padat ataupun berserabut dari fluida cair, impeler vortex dapat menjadi
pilihan yang baik. Pompa jenis ini 50% kurang efisien dari rancangan
konvensionalnya.

Gambar 2.8 Jenis impeler


Sumber: Sularso (2000:76)
b. Rumah Pompa
Desain rumah pompa ditunjukkan oleh gambar 2.9. Rumah pompa
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1.

Berfungsi sebagai pengarah fluida

yang dilemparkan impeler. Akibat gaya sentrifugal yang menuju sisi tekan,
2.

sebagian energi kinetik fluida diubah menjadi tekanan.


Menutup
impeler

pada

sisi

penghisapan dan pengiriman pada ujung pompa sehingga berbentuk tangki


tekanan.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

3.

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Memberikan media pendukung dan


bantalan poros untuk batang torak dan impeler.

Gambar 2.9 Desain rumah pompa


Sumber: Edward (1996:20)
c. Poros Pompa
Sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan pompa. Poros
pompa dibedakan menjadi dua, yaitu :

Poros pompa datar atau horizontal

Poros pompa tegak atau vertikal

d. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring)


Untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada sambungan
yang bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan keausan (waring
ring) yang disebut juga cincin rumah pompa atau cincin perapat.
e. Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan
anti gesek, selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti gesek

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

dapat berupa baris tungal atau ganda. Bantalan rol banyak dipakai untuk poros
pompa berukuran besar. Skema bantalan poros ditunjukkan oleh gambar 2.10.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 2.10 Bantalan praktis untuk pompa (a) rol, (b) horizontal, (c) vertikal dan
(d) kingsbury
Sumber: Edward (1996:22)
f. Selongsong Poros
Berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam pompa bila
beroperasi dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan cairan
perapat secara merata di sekeliling ruang cincin (anular space) antara lubang
peti dan permukaan selongsong poros. Selongsong poros disebut juga sangkar
perapat atau cincin lantern. Skema selongsong poros pompa ditunjukkan oleh
gambar 2.11.

Gambar 2.11 Selongsong poros pompa


Sumber: Edward (1996:22)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari pompa


atau sumber tersendiri lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk
sebagai medium perapat apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak
dapat dipakai (pompa air kotor).
g. Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila
tekanan di dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.
h. Perapat Poros (Perapat Mekanis)
Digunakan untuk mencegah kebocoran di sekeliling poros. Perapat
poros ini juga dipakai apabila peti gasket tidak dapat mencegah kebocoran
secara maksimal. Permukaan perapat tegak lurus terhadap poros pompa dan
biasanya terdiri dari dua bagian yang dihaluskan dan dilumasi. Perapat poros
dibedakan menjadi dua, yaitu jenis dalam dan jenis luar. Jenis luar dipakai
apabila cairan yang dipompa berpasir dan tidak diinginka adanya kebocoran
pada peti gasket. Jenis dalam digunakan untuk cairan yang mudah menguap.
Skema perapat mekanis dapat dilihat pada gambar 2.12.

Gambar 2.12 Perapat Mekanis


Sumber: Edward (1996:24)
2.2.2

Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi mekanik

dari poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi energi


kinetik dan tekanan pada fluida. Demikian pula pada pompa sentrifugal, agar bisa
bekerja pompa membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa. Berputarnya
impeler menyebabkan tekanan vakum pada sisi isap pompa, akibatnya fluida

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

terhisap masuk ke dalam impeler. Di dalam impeler, fluida mendapatkan


percepatan sedemikian rupa dan terkena gaya sentrifugal, sehingga fluida
mengalir keluar dari impeler dengan kecepatan tertentu. Kecepatan keluar fluida
ini selanjutnya akan berkurang dan berubah menjadi energi tekanan di dalam
rumah pompa. Besarnya tekanan yang timbul tergantung pada besarnya kecepatan
fluida.
2.3

Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan

2.3.1

Persamaan Bernoulli
Syarat syarat berlakunya persamaan Bernoulli adalah:

Aliran steady

Aliran incompressible

Aliran tanpa gesekan (inviscid flow)

Aliran menurut garis arus (sepanjang streamline)


Suatu aliran fluida incompresible yang memiliki tekanan (P), kecepatan

(v), dan beda ketinggian (z) mempunyai energi aliran fluida sebesar :

Persamaan energi :
m v2
m. g . z + P . +
=c
2

(23)

m m v2
+
=c

(24)

m. g . z + P .

Persamaan energi spesifik tiap satuan massa:


P v2
Nm
g . z + + =c (
)
2
kg

(25)

Persamaan energi spesifik tiap satuan berat (head):


z+

P v2
+ =c (m)
g 2 g

(26)

Persamaan bernoulli umumnya ditulis dalam bentuk :


2

P
v
P
v
z1 1 1 z 2 2 2
g 2g
g 2g
dengan :

adalah head elevasi

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(27)

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

P
g adalah head tekanan
v2
2g

adalah head kecepatan

Sebagai contoh

adalah aliran air di dalam pipa, pada posisi 1 air

mempunyai tekanan P1, luas penampang A1, dan kecepatan v1. Perubahan bentuk
energi akan terjadi bila pada posisi 2 penampangnya diperkecil. Dengan demikian,
kecepatan air akan naik menjadi v2 dan tekanan P2 akan berkurang. Hal ini dapat
terlihat jelas apabila letak pipa dalam keadaan horizontal (z1=z2).
Jadi, persamaan bernoulli dapat dinyatakan sebagai berikut:pada tiap saat
dan tiap posisi yang ditinjau dari suatu aliran di dalam pipa tanpa gesekan yang
tidak bergerak akan mempunyai jumlah energi ketinggian tempat, tekanan, dan
kecepatan yang sama besarnya.
2.3.2

Persamaan Kontinuitas
Disebut juga hukum kekekalan massa, menyatakan bahwa laju perubahan

massa fluida yang terdapat dalam ruang yang ditinjau pada selang waktu t harus
sama dengan perbedaan antara jumlah massa yang masuk dan laju massa yang
keluar ke dan dari elemen fluida yang ditinjau.

Terdapat aliran fluida pada satu saluran dengan perubahan luas penampang
seperti terlihat pada gambar 2.13. Pada fluida tak termampatkan, massa jenis
fluida selalu sama di setiap titik yang dilaluinya. Massa fluida yang mengalir
dalam pipa dengan luas penampang A1 selama selang waktu tertentu:
=

m
V

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(28)

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

m=V
(29)
m1= V 1
(30)
V 1 = A 1 L1= A 1 v 1 t
(31)
m
1= A 1 v 1
(32)
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama
dengan massa fluida yang keluar, maka:
m
1=m
2
A 1 v 1= A 2 v 2
A 1 v 1= A 2 v 2
Keterangan:
A 1= Luas penampang 1
A 2= Luas penampang 2
v 1= Kecepatan aliran fluida pada penampang 1
v 2= Kecepatan aliran fluida pada penampang 2
Av = Laju aliran volume V/t atau debit
2.3.3

(33)
(34)
(35)

Segitiga Kecepatan
Fluida mengalir kedalam pompa dikarenakan terhisap oleh impeler yang

berputar. Diasumsikan bahwa aliran fluida yang terjadi adalah aliran dua dimensi,
dan bahwa fluida mengikuti sudu-sudu impeler dengan tepat, maka kecepatan
masuk dan keluar untuk suatu impeler yang mempunyai sudu-sudu mengarah ke
belakang ditunjukkan pada gambar 2.14. u adalah kecepatan keliling suatu titik
pada impeler, w adalah kecepatan partikel fluida relatif terhadap impeler, dan c
adalah kecepatan absolut fluida (kecepatan relatif suatu titik pada impeler relatif
terhadap frame yang diam / tanah). c merupakan hasil penjumlahan secara vektor
dari u dan w. Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar impeler dapat dilihat
pada gambar 2.14.

Gambar 2.14 Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

Sumber: Church (1986:77)


Sudut antara c dan u disebut , sudut antara w dan perpanjangan u disebut
. Sudut juga merupakan sudut yang dibuat antara garis singgung terhadap sudu
impeler dan suatu garis dalam arah gerakan sudu. Umumnya diagram kecepatan
fluida pada impeler seperti pada gambar diatas disederhanakan menjadi bentuk
segitiga kecepatan seperti pada Gambar 2.15. Kecepatan relatif w dan kecepatan
absolut c dapat diuraikan menjadi komponen kecepatan tangensial diberi subscript
u (searah u) dan komponen kecepatan meridional dengan subscript m yang dapat
dilihat pada gambar 2.15.

Gambar 2.15 Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar


Sumber: Church (1986:77)
2.3.4
a.

Karakteristik Instalasi Pompa Seri dan Pompa Paralel


Pompa Seri
Instalasi pompa yang disusun seri bertujuan untuk memperoleh

fluida dengan nilai head tekanan yang sangat tinggi dengan kapasitas fluida
yang rendah. Grafik pada gambar 2.16 menunjukkan bahwa head total yang
tinggi pada pompa yang tersusun seri diperoleh dengan menjumlahkan head
pompa 1 dengan head pompa 2:
Htotal = H1 + H2

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(36)

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

Gambar 2.16 Operasi seri dari pompa dengan karakteristik berbeda


Sumber: Sularso (2000:95)

b.

Pompa Paralel
Instalasi pompa yang disusun paralel bertujuan untuk memperoleh
fluida dengan kapasitas yang tinggi namun head tekanan yang diperoleh
rendah. Pada gambar 2.17 didapatkan kapasitas (Q) aliran yang tinggi
diperoleh dengan cara menjumlahkan kapasitas aliran pompa 1 (Q1) dengan
kapasitas aliran pompa 2 (Q2).
Qtotal= Q 1 + Q2

(37)

Gambar 2.17 Operasi paralel dari pompa dengan karakteristik berbeda


Sumber: Sularso (2000:94)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

2.4

Rumus Perhitungan

2.4.1

Pompa Tunggal

1. Head (H)
H=

Pd Ps

(m)

(38)

Keterangan:
Pd : Tekanan buang (N/m2)
Ps : Tekanan buang (N/m2)
: berat jenis air = water . g (N)
2. Kapasitas (Q)
0,189
Q
h (m 3 / s )
1000

(39)

Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg)
3. Putaran (n)
Satuan : rpm
T F L 4. Torsi (T)
(40)
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m
5. Daya (W)
Daya Poros (W1) :
W1 F

n
k

(Watt )

(41)

Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)
Daya Air (W2) :
W 2=( P dP s ) .Q ( Watt )

(42)

6. Efisiensi ( )

W2
100%
W1

(43)
2.4.2

Pompa Seri

1. Head

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

P d 1P s1

P d 2P s 2
H 2=

H 1=

H Total H 1 H 2

( m)

(44)
2. Kapasitas (Q)
Q

0,189
h
1000

(m 3 / s)

Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg)
3. Torsi (T)

T1 F1 L ( N .m)
T2 F2 L ( N .m)

TTotal T1 T2

(45)

Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m
4. Daya (W)
Daya Poros (W1) :
n
W1,1 F1 1 (Watt )
k
n
W1, 2 F2 2 (Watt )
k
W1, Total W1,1 W1, 2 (Watt )

Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)
Daya Air (W2) :
W2,1 ( Pd 1 Ps1 ) Q (Watt )
W2, 2 ( Pd 2 Ps 2 ) Q (Watt )

5. Efisiensi ( ) :

W2, Total W2,1 W2, 2

2.4.3

W2 ,Total
W1, Total

(Watt )

100%

Pompa Paralel

1. Head

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

H Total

H1 H 2
2

H1

Pd 1 Ps 1

( m)

H2

Pd 2 Ps 2

( m)

( m)

(46)
2. Kapasitas (Q)
Q

0,189
h
1000

(m 3 / s)

Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg).
3. Torsi (T)
T1 F1 L ( N .m)

T2 F2 L ( N .m)

TTotal T1 T2
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m
4. Daya (W)

Daya Poros (W1) :


n1
(Watt )
k
n
W1, 2 F2 2 (Watt )
k
W1, Total W1,1 W1, 2 (Watt )
W1,1 F1

Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)

Daya Air (W2) :


o Jika n sama

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

Q
W2,1 = (Pd1 Ps1). 2 (Watt)
Q
W2,2 = (Pd2 Ps2). 2 (Watt)
W2,total = W2,1 + W2,1 (Watt)
o Jika n berbeda
W2,1 = (Pd1 Ps1). Q1 (Watt)
W2,2 = (Pd2 Ps2). Q2 (Watt)
W2,total = W2,1 + W2,1 (Watt)
5. Efisiensi ( )

W2, Total
W1, Total

100%

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN
3.1
3.1.1

Variabel yang Diamati


Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat ditentukan sendiri dan tidak

dipengaruhi variabel lain. Dalam percobaan pompa sentrifugal ini, variabel bebas
yang diamati adalah besarnya kecepatan putaran poros dan putaran katup.
3.1.2

Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas.

Variabel terikat dalam percobaan pompa sentrifugal ini antara lain:


a.
Besarnya head pompa yang ditentukan dari perbedaan tekanan isap dan
tekanan buang.
b.
Besarnya daya air dan daya poros dari pompa.
c.
Besarnya kapasitas pompa yang ditentukan oleh beda ketinggian fluida
pada manometer.
d.
Besarnya torsi dari pompa.
3.1.3

Variabel Terkontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga variabel bebas dan variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang diteliti. Variabel kontrol dalam percobaan pompa sentrifugal ini adalah
besarnya kecepatan putaran motor yang dijaga konstan.
3.2

Spesifikasi Peralatan yang Digunakan


Dalam pengujian pompa sentrifugal ini, digunakan perangkat pompa

sentrifugal dengan spesifikasi sebagai berikut :


Equipment

: Two Stage Centrifugal Pump

Serial No.

: TE 83/5806

Date

: 8 Maret 1982

Suplied to

: Karl Klub KG (for Indonesia)

Electrical Supply

: 220 Volt, 1 Phase, 50 Hz

Driving motor type

1st Stage
Neco Shunt

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2nd Stage
Neco Shunt

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

Serial no.
Speed
Power
Electrical control
type
Pump type
Max head
Max flow

C 166415.C
Variable 0 to 3000

C 166415.B
Variable 0 to 3000

rev/min
0,75 KW (1 HP)
Neco electrical 2AF

rev/min
0,75 KW (1 HP)
Neco electrical 2AF

ISO
Stuart no 25/2
13 m
130 L/minute

ISO
Stuart no 25/2
13 m
130 L/minute

Watts
Power Constant
Tachometer

Newton rev / min


53,35

: Compand Type M 48, No. 62637

Venturi
Calibration

: v 0,2 h
Diameters D = 37,5 mm dan d = 22,2 mm

3.3

Note

: Electrical Warning Labels Fitted

Literature

: Winning Diagram 41109

Instalasi Alat Percobaan dan Bagian-bagian

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Gambar 3.1 Skema Instalasi Pompa


Sumber: Modul Praktikum Mesin-Mesin Fluida FT-UB
Instalasi percobaan ini terdiri dari 2 pompa sentrifugal, yaitu pompa I (P 1)
dan pompa II (P2) yang masing-masing digerakkan oleh sebuah motor listrik (M)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

yang dihubungkan dengan neraca pegas. Sebuah panel pengaturan dan alat ukur
(manometer raksa dan manometer bourdon). Jaringan pipa dilengkapi dengan dua
katup isap yaitu katup pompa I (A) dan katup pompa II (B). Instalasi percobaan
juga dilengkapi dengan sebuah katup pengatur aliran tunggal, seri dan paralel (C),
sebuah katup pengatur keluaran (D) dan sebuah venturi (V).
3.4

Langkah Percobaan

1.

Periksa kedudukan alat ukur agar tidak menyimpang.

2.

Pastikan tangki terisi air.

3.

Pastikan dinamometer dalam keadan setimbang.

4.

Katup A dibuka, katup B ditutup (pengujian pompa tunggal).

5.

Pompa I dihidupkan .

6.

Besar putaran dilihat pada tachometer digital, jaga putaran tetap


konstan.

7.

Dalam keadan katup buang tertutup, catat data pada alat ukur.

8.

Ulangi langkah 7 dengan memutar katup buang 180o, tiap pengambilan


data. Lakukan hingga terbuka penuh.

9.

Untuk mengakhiri pengujian, putar perlahan pengatur kecepatan agar


kecepatan melambat. Katup buang ditutup kembali, matikan mesin.
Pada pengujian pompa seri, katup C diputar 180o sehingga keluaran

10.

dari pompa I masuk ke sisi isap pompa II. Pompa I dan pompa II dihidupkan.
Lakukan langkah 7 - 9 untuk proses pengambilan data.
Pada pengujian pompa paralel, katup C diubah kedudukannya 180 o

11.

(seperti kedudukan awal). Katup B dibuka, pompa I dan pompa II dinyalakan,


Langkah 7 - 9 diulangi lagi untuk proses pengambilan data pengujian pompa
paralel.
12.

Percobaan selesai.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

4.1

Data Hasil Percobaan


(Terlampir)
4.2 Pengolahan Data

4.2.1

Contoh Perhitungan

a. Pompa Tunggal
1. Head (H)
H=

Pd Ps

H=

650000
9,8 1000

(m)

H=6,6326 m
2. Kapasitas (Q)
Q=

0, 189
h(m3 /s )
1000

Q=

0.189
0
1000

Q=0 m3 /s
3. Torsi (T)
T =F . L(Nm)
T =1,6 0,179
T =0,2864 Nm

4. Daya (W)

Daya Poros (W1)


n
W 1=F . (Watt)
k
2200
W 1=1,6 .
53,35
W 1=65,979 Watt
Daya Air (W2)
W 2=( PdPs ) . Q(Watt)
W 2=( 56000 ) . 0
W 2=0Watt

5. Efisiensi ()

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

W2
100
W1

0
100
65,979

=0
b. Pompa Seri
1. Head (H)
H 1=

P d 1P s1
(m)

H 1=

650000
9,8 1000

H 1=6,6326 m
H 2=

P d 2P s 2
(m)

H 2=

12900070000
9,8 1000

H 2=6,0204 m
H total=H 1 + H 2
H total=6,6326+6,0204
H total=12,653 m
2. Kapasitas (Q)
Q=

0,189
h(m3 /s)
1000

Q=

0,189
0
1000

Q=0 m3 /s
3. Torsi (T)
T 1 =F 1 . L( Nm)
T 1 =1,7 .0,179
T 1 =0,3034 Nm
T 2 =F 2 . L
T 2 =1,85. 0,179

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

T 2 =0,33115 Nm
T total =T 1 +T 2
T total =0,3034+0,33115
T total =0,63545
4. Daya

Daya Poros (W1)


N
W 1,1=F 1 . 1 (Watt )
k
2200
W 1,1=1,7 .
53.35
W 1,1=70,103 Watt
N
W 1,2=F 2 . 2
k
2100
W 1,2=1,85 .
53,35
W 1,2=72,82 Watt
W 1,total=W 1,1 +W 1,2
W 1,total=70,103+ 72,82
W 1,total=142,924 Watt
Daya Air (W2)
P
( d 1Ps 1 ). Q
W 2,1=
W 2,1=65000. 0
W 2,1=0 Watt
W 2,2= ( Pd 2P s 2 ) . Q
W 2,2=59000. 0
W 2,2=0 Watt
W 2,total =W 2,1 +W 2,2
W 2,total =0+0
W 2,total =0 Watt
5. Efisiensi ()
=

W 2, total
100
W 1, total

0
100
142,924

=0

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

c. Pompa Paralel
1. Head (H)
H 1=

P d 1P s1
(m)

H 1=

710000
9,8 1000

H 1=7,237 m
H 2=

P d 2P s 2
(m)

H 2=

7100015000
9,8 1000

H 2=5,7084 m
H total=H 1 + H 2
H total=7,237+5,7084
H total=12,9457 m
2. Kapasitas (Q)
Q=

0,189
h(m3 /s)
1000

Q=

0,189
0
1000

Q=0 m3 /s
3. Torsi (T)
T 1 =F 1 . L( Nm)
T 1 =1,8. 0,179
T 1 =0,322 Nm
T 2 =F 2 . L
T 2 =1,4 . 0,179
T 2 =0,2506 Nm
T total =T 1 +T 2
T total =0,322+0,2506
T total =0,5728
4. Daya

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

Daya Poros (W1)


N
W 1,1=F 1 . 1 (Watt )
k
2200
W 1,1=1,8 .
53.35
W 1,1=74,226 Watt
N
W 1,2=F 2 . 2
k
2100
W 1,2=1,4 .
53,35
W 1,2=55,107 Watt
W 1,total=W 1,1 +W 1,2
W 1,total=74,226+55,107
W 1,total=129,334 Watt
Daya Air (W2)
Nilai n sama
P
( d 1Ps 1 ). Q1
W 2,1 =
W 2,1=71000. 0
W 2,1=0 Watt
W 2,2= ( Pd 2P s 2 ) . Q
W 2,2=56000. 0
W 2,2=0 Watt
W 2,total =W 2,1 +W 2,2
W 2,total =0+0
W 2,total =0 Watt

5. Efisiensi ()
=

W 2, total
100
W 1, total

0
100
129,334

=0

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

4.2.2

Grafik dan Pembahasan

4.2.2.1 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Tunggal)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Kapasitas

0.0004

0.0006

0.0008

0.001

0.0012

Poly. (Tunggal)

Tunggal

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

0.0002

Gambar 4.1 Hubungan Kapasitas dan Head pada Pompa Tunggal

Head
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara kapasitas dan head pada
pompa tunggal. Secara teori, head merupakan tinggi energi angkat yang juga
dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara energi yang dikandung dalam

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

setiap satuan berat fluida dimana head dapat di ukur dengan cara mengukur beda
tekanan antara pipa isap dan pipa buang pada pompa. Sedangkan kapasitas adalah
jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu.
Dari grafik hubungan antara kapasitas dan head pada pengujian pompa
tunggal dapat dilihat bahwa kurva grafik mengalami penurunan. Semakin
bertambahnya kapasitas fluida maka head akan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas berbanding terbalik, sesuai
dengan rumus berikut:

H=

P dP s

Dimana :
Pd = Tekanan fluida pada sisi tekan (N/m2)
Ps = Tekanan fluida pada sisi isap (N/m2)
= Berat jenis air = water . g (N)
Beda tekanan akan mempengaruhi kapasitas pada pompa, yaitu pada saat
beda tekanan (Pd Ps) turun, maka kapasitas dari pompa akan bertambah dan
seperti itu juga sebaliknya. Beda tekanan semakin turun disebabkan oleh bukaan
katup yang semakin besar.

4.2.2.2 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Seri)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Kapasitas

0.0006

0.0008

0.001

0.0012

Poly. (PompaSeri)

Poly. (Pompa2)

Poly. (Pompa1)

PompaSeri

Pompa2

Pompa1

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

10

12

14

0.0002

0.0004

Gambar 4.2 Hubungan Antara Kapasitas dan Head pada Pompa Seri

Head
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara kapasitas dan head pada
pompa seri. Secara teoritis head merupakan energi angkat yang juga dapat
dinyatakan sebagai perbandingan antara energi yang dikandung dalam fluida yang

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

dapat dialirkan pompa dalam per satuan waktu. Sedangkan kapasitas adalah
jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu. Dari grafik hubungan antara
kapasitas dengan head pada pompa susunan seri dapat dilihat bahwa polinomial
grafik mengalami penurunan dari awal putaran mesin sampai akhir putaran mesin,
dimana semakin bertambahnya kapasitas, maka head akan mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas pompa adalah
berbanding terbalik. Head dapat dirumuskan sebagai berikut:

H=

P dP s

Dimana :
Pd = Tekanan fluida pada sisi tekan (N/m2)
Ps = Tekanan fluida pada sisi isap (N/m2)
= Berat jenis air = water . g (N)
Dari rumus diatas dapat dilihat bahwa nilai head dan beda tekanan
berbanding lurus. Karena nilai beda tekanan yang semakin menurun, maka nilai
head juga ikut menurun. Beda tekanan semakin turun disebabkan oleh bukaan
katup yang semakin besar.

4.2.2.3 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Paralel)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Kapasitas

0.0008

0.0012

0.0016

Poly. (PompaParalel)

Poly. (Pompa2)

Log. (Pompa2)

Linear (Pompa1)

PompaParalel

Pompa2

Pompa1

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

10

12

14

0.0004

Gambar 4.3 Hubungan Kapasitas dan Head pada Pompa Paralel

Head
Grafik diatas menunjukkan hubungan kapasitas dan head pada pompa
paralel. Secara teoritis head merupakan energi angkat yang juga dapat dinyatakan
sebagai perbandingan antara energi yang dikandung dalam fluida yang dapat

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

dialirkan pompa dalam per satuan waktu. Sedangkan kapasitas adalah jumlah
fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu.
Dari grafik hubungan antara kapasitas dan head pada pengujian pompa
paralel dapat dilihat bahwa kurva grafik mengalami penurunan. Semakin
bertambahnya kapasitas fluida maka head akan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas berbanding terbalik, sesuai
dengan rumus berikut :
H=

PdPs

Dimana :
Pd = Tekanan fluida pada sisi tekan (N/m2)
Ps = Tekanan fluida pada sisi isap (N/m2)
= Berat jenis air = water . g (N)
Dari rumus di atas dapat kita lihat bahwa antara beda tekanan pompa (Pd Ps) dan kapasitas (Q) adalah berbanding terbalik, sehingga peningkatan dari nilai
kapasitas (Q) akan menimbulkan penurunan beda tekanan pompa. Dalam grafik
telihat bahwa nilai W2 semakin menurun setelah mencapai nilai tertinggi. Hal itu
disebabakan karena setelah melewati nilai puncak, terjadi penurunan nilai (Pd-Ps)
secara signifikan. Penurunan ini disebabkan karena semakin besarnya faktor
mayor losses dan minor losses yang terjadi di saluran fluida yang meliputi
kerugian gesek dan losses saat fluida melewati belokan, katup, perubahan
penampang, dan pada pipa lurus.

4.2.2.4 Hubungan Kapasitas dan Daya Poros (Pompa Tunggal, Seri dan
Paralel)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Kapasitas

0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018

Poly. (Paralel)

Poly. (Seri)

Poly. (Tunggal)

Paralel

Seri

Tunggal

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

50

100

150

200

250

300

350

Gambar 4.4 Hubungan Kapasitas dan Daya Poros Pada Pompa Tunggal, Seri, Paralel

DayaPoros (W1)
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara kapasitas dan daya poros
pada pompa tunggal, seri, dan paralel. Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q)
dan daya poros (W1) dapat dilihat bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

dan setiap jenis pompa yaitu pompa tunggal, pompa seri dan pompa paralel
dimana semakin tinggi kapasitas (Q) maka semakin tinggi pula nilai daya
porosnya (W1). Hal ini disebabkan karena nilai kapasitas (Q) berbanding lurus
dengan daya poros (W1) dimana sesuai dengan rumus berikut :

W 1=F x

n
watt
k

Dimana :
F = gaya pembebanan (N)
n = putaran mesin (rpm)
k = konstanta brake = 53,35
Dari rumus di atas dilihat bahwa semakin besar nilai kapasitas (Q) maka
gaya yang dibebankan pada pompa juga akan semakin meningkat, sehingga daya
poros (W1) juga akan mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya nilai
kapasitas (Q).
Dari grafik juga dapat dilihat bahwa kurva grafik daya poros (W 1) pada
pompa seri memiliki nilai rata-rata paling tinggi. Hal ini disebabkan dari skema
pompa seri sehingga daya poros pada pompa seri dijumlahkan, dan membuat nilai
daya poros pada pompa seri menjadi lebih besar dibandingkan tunggal maupun
pararel. Akan tetapi pada akhir grafik dapat dilihat daya poros (W 1) pompa
tunggal maupun paralel mengalami penurunan, hal ini disebabkan sifat inersia dari
pompa itu sendiri yang mana mempertahankan putaran dari pompa, sehingga
menyebabkan turunya selisih kenaikan nilai gaya pembebanan

(F) dan

mengakibatkan turunnya nilai daya poros (W1).

4.2.2.5 Hubungan Kapasitas dan Daya Air (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Kapasitas

0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018

Poly. (PompaParalel)

Poly. (PompaSeri)

Poly. (PompaTunggal)

PompaParalel

PompaSeri

PompaTunggal

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

10

20

30

40

50

60

70

Gambar 4.5 Hubungan Kapasitas dan Daya Air pada Pompa Tunggal, Seri, Paralel

DayaAir (W2)
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara kapasitas dan daya air pada
pompa tunggal, seri, dan paralel. Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) dan
daya air (W2) dapat dilihat bahwa kurva grafik dari masing-masing pompa

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

mengalami kenaikan sampai pada titik tertentu, kemudian kurva grafik mengalami
penurunan. Apabila dihubungkan dengan rumus adalah sebagai berikut :

H=

PdPs

Dimana :

( Pd Ps )
Q

= beda tekanan pompa


= kapasitas

Dari rumus di atas dapat kita lihat bahwa antara beda tekanan pompa (Pd Ps) dan kapasitas (Q) adalah berbanding terbalik, sehingga peningkatan dari nilai
kapasitas (Q) akan menimbulkan penurunan beda tekanan pompa.
Dalam grafik telihat bahwa nilai W2 semakin menurun setelah mencapai
nilaitertinggi. Hal itu disebabakan karena setelah melewati nilai puncak, terjadi
penurunan nilai (Pd-Ps) secara signifikan. Penurunan ini disebabkan karena
semakin besarnyafaktor mayor losses dan minor losses yang terjadi di saluran
fluida yang meliputikerugian gesek dan losses saat fluida melewati belokan,
katup, perubahan penampang, dan pada pipa lurus.

4.2.2.6 Hubungan Kapasitas dan Torsi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Kapasitas

0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018

Poly. (PompaParalel)

Poly. (PompaSeri)

Poly. (PompaTunggal)

PompaParalel

PompaSeri

PompaTunggal

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

0.2

0.4

0.6

0.8

1.2

1.4

1.6

Gambar 4.6 Hubungan Kapasitas dan Torsi pada Pompa Tunggal, Seri, dan Paralel

Torsi
Grafik diatas menunjukkan hubungan antara kapasitas dan torsi pada
pompa tunggal, seri, dan paralel. Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q)
tehadap torsi (Nm) dapat dilihat bahwa polinomial grafik mengalami peningkatan,

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

di mana semakin meningkatnya nilai kapasitas (Q), maka torsi (Nm) akan ikut
meningkat. Hal ini disebabkan karena nilai kapasitas Q yang berbanding lurus
dengan nilai torsi (Nm) dimana sesuai dengan rumus:
T =F x L (Nm)
Di mana :
F = gaya pembebanan (Nm)
L = lengan momen = 0,179 m
Sehingga jika kapasitas (Q) mengalami peningkatan maka nilai gaya
pembebanan (F) untuk memindahkan fluida juga akan meningkat, dengan
meningkatnya nilai gaya pembebanan (F) maka akan diikuti pula dengan
meningkatnya nilai torsi (Nm).Dari grafik juga dapat dilihat bahwa kurva grafik
pompa seri memiliki nilai rata-rata paling tinggi. Hal ini disebabkan karena gaya
pembebanan (F) pada pompa seri bernilai lebih besar dibandingkan dengan gaya
pembebanan (F) dan nilai beda tekanan (Pd Ps) pada pompa tunggal dan pompa
paralel.
Pada akhir grafik bisa kita lihat nilai Torsi (Nm) mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan karena turunnya gaya pembeban (F) pada pompa tunggal dan
paralel karena gaya inersia pada pompa, yang mana gaya inersia tersebut
cenderung

mempertahankan

putaran

pompa

sehingga

mengurangi

gaya

pembebanannya.

4.2.2.7 Hubungan Kapasitas dan Efisiensi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

Kapasitas

0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018

Poly. (PompaParalel)

Poly. (PompaSeri)

Poly. (PompaTunggal)

PompaParalel

PompaSeri

PompaTunggal

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

10

15

20

25

30

35

Gambar 4.7 Hubungan Kapasitas dan Efisiensi pada Pompa Tunggal, Seri, dan Paralel

Efisiensi
Grafik diatas menunjukkan hubungan kapasitas dan efisiensi pada pompa
tunggal, seri, dan paralel. Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) tehadap

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SEMESTER GANJIL
2016/2017

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

efisiensi (%) dapat kita lihat bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan hingga
titik tertentu lalu kemudian mengalami penurunan. Untuk pompa paralel
cenderung mengalami kenaikan efisiensi seiring dengan bertambahnya nilai
kapasitas. Hal ini berarti bahwa seiring dengan bertambahnya kapasitas (Q) maka
efisiensi (%) juga akan menigkat pula sampai pada titik tertentu lalu mengalami
penurunan. Dari rumus di atas dapat kita lihat bahwa nilai efisiensi
adalah perbandingan antara daya air (W 2) dengan daya poros
(W1). Hal ini dapat disesuaikan dengan rumus berikut.

W2
100
W1

Di mana :
W1 = Daya poros (Watt)
W2 = Daya air (Watt)
Berdasarkan

persamaan

di

atas,

maka

faktor

yang

mempengaruhi nilai efisiensi antara lain adalah daya poros dan


daya air dari pompa tersebut.
Pada pompa tunggal, efisiensi cenderung naik, lalu turun
setelah nilai tertinggi, hal ini dikarenakan nilai W1 dan W2 yang
cenderung naik lalu turun setelah mencapai nilai tertinggi. Hal ini
terjadi pula pada pompa seri, namun grafik kurva pompa seri
lebih tinggi dari pompa tunggal, karena kenaikan daya poros
maupun daya air yang dihasilkan lebih besar dari pompa tunggal.
Pada pompa paralel, grafik kurvanya cenderung terus naik, hal
ini karena nilai W1 dan W2 pompa paralel terus naik.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA


SENTRIFUGAL

SEMESTER GANJIL
2016/2017

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Semakin bertambahnya kapasitas fluida maka head akan mengalami
2.

penurunan
Head pada pompa dengan susunan seri memiliki nilai head yang paling tinggi

3.

dibandingkan dengan head pada pompa susunan paralel dan tunggal


Kapasitas pada pompa susunan paralel jauh lebih besar dibandingkan pada

4.

pompa susunan seri maupun tunggal


Semakin besar nilai kapasitas (Q) maka gaya yang dibebankan pada pompa
juga akan semakin meningkat, sehingga daya poros (W1) juga akan

5.

mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya nilai kapasitas (Q)


Perbedaan tekanan pompa (Pd - Ps) dan kapasitas (Q) adalah berbanding
lurus, sehingga peningkatan dari nilai kapasitas (Q) akan diikuti pula dengan
meningkatnya nilai beda tekanan pompa yang mana akan meningkatkan nilai

6.

daya air (W2)


Peningkatan kapasitas (Q) menyebabkan nilai gaya pembebanan (F) untuk
memindahkan fluida juga akan meningkat, dengan meningkatnya nilai gaya
pembebanan (F) maka akan diikuti pula dengan meningkatnya nilai torsi

7.

(Nm).
Ketika nilai kapasitas bertambah maka nilai efisiensi juga bertambah karena
perbandingan antara daya poros (W1) dan daya air (W2) adalah kecil dan nilai
daya air (W2) hampir mendekati nilai daya poros (W1).

5.2 Saran
1. Sebaiknya sebelum praktikum alat untuk praktikum dipersiapkan dengan
matang terlebih dahulu.
2. Laboratorium disarankan merawat dan memperbaiki alat-alat pompa
sentrifugal, agar pada saat praktikum pengambilan data sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Asisten diharapkan menjelaskan kepada praktikan ketika ada praktikan yang

tidak paham, contohnya tentang rumus.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Metpen Kelompok 8
    Cover Metpen Kelompok 8
    Dokumen1 halaman
    Cover Metpen Kelompok 8
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Revisian Tugas Metodologi Penelitian
    Revisian Tugas Metodologi Penelitian
    Dokumen13 halaman
    Revisian Tugas Metodologi Penelitian
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Artikel Manajemen Energi
    Artikel Manajemen Energi
    Dokumen8 halaman
    Artikel Manajemen Energi
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Peminjaman Alat Dan Buku Lab
    Peminjaman Alat Dan Buku Lab
    Dokumen2 halaman
    Peminjaman Alat Dan Buku Lab
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • HW 12
    HW 12
    Dokumen2 halaman
    HW 12
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Nur Ikhlas Fkik
    Nur Ikhlas Fkik
    Dokumen78 halaman
    Nur Ikhlas Fkik
    sahrulhuda
    Belum ada peringkat
  • Jarak
    Jarak
    Dokumen5 halaman
    Jarak
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Keramik Modern
    Keramik Modern
    Dokumen5 halaman
    Keramik Modern
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Met Pen
    Met Pen
    Dokumen8 halaman
    Met Pen
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Statistik Muh. Ryan M.
    Presentasi Statistik Muh. Ryan M.
    Dokumen11 halaman
    Presentasi Statistik Muh. Ryan M.
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Metrologi
    Metrologi
    Dokumen15 halaman
    Metrologi
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Laboratorium Metrologi Industri
    Laboratorium Metrologi Industri
    Dokumen56 halaman
    Laboratorium Metrologi Industri
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Turbin
    Turbin
    Dokumen7 halaman
    Turbin
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Slide 14
    Slide 14
    Dokumen1 halaman
    Slide 14
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • KELENGKAPAN Individu
    KELENGKAPAN Individu
    Dokumen13 halaman
    KELENGKAPAN Individu
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Sensor
    Sensor
    Dokumen3 halaman
    Sensor
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Pros Manuf II01 ST 2016
    Pros Manuf II01 ST 2016
    Dokumen10 halaman
    Pros Manuf II01 ST 2016
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • BAB III (Power Hack Saw)
    BAB III (Power Hack Saw)
    Dokumen2 halaman
    BAB III (Power Hack Saw)
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen11 halaman
    Bab 5
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen22 halaman
    Bab 1
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Dasar Teknik Tenaga Listrik
    Dasar Teknik Tenaga Listrik
    Dokumen31 halaman
    Dasar Teknik Tenaga Listrik
    Indra Saputra
    Belum ada peringkat
  • Bahan Tugas Piston 3
    Bahan Tugas Piston 3
    Dokumen5 halaman
    Bahan Tugas Piston 3
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Metrologi
    Metrologi
    Dokumen15 halaman
    Metrologi
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Kompresor-Torak 12
    Kompresor-Torak 12
    Dokumen33 halaman
    Kompresor-Torak 12
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 1
    Pertemuan 1
    Dokumen38 halaman
    Pertemuan 1
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Soal DBD
    Soal DBD
    Dokumen3 halaman
    Soal DBD
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat
  • Getaran Mekanis
    Getaran Mekanis
    Dokumen2 halaman
    Getaran Mekanis
    Pradana Herdiyan Saputra
    Belum ada peringkat