Gambar tembikar juga terdapat pada relief hiasan bangunan, dan patung-patung. Ini
memberikan indikasi bahwa tradisi pembuatan benda keramik dengan teknologi sederhana
telah lama berlangsung. Artefak lainnya di gambarkan pada relief candi Borobudur yang
menunjukkan motif wanita yang sedang mengambil air dari kolam dengan periuk bulat dan
kendi serta memasak dengan kuali. Sedangkan relief candi Prambanan dan candi Penataran
(Blitar) melukiskan jambangan bunga dengan hiasan suluran dan bunga-bungaan.
Peninggalan ini juga menggambarkan akan adanya kegiatan pembuatan keramik rakyat di
pedesaan dan banyak hubungannya dengan penemuan kebutuhan akan wadah
Keramik rakyat ini dari zaman ke zaman berkembang secara evolusioner. Demikian
pula dengan bentuk, teknik pengolahan maupun pembakarannya, pembakaran dilakukan
hanya dengan menggunakan daun-daun atau ranting-ranting pohon yang telah kering. Mereka
lebih banyak memikirkan peralatan yang ada hubungannya dengan rumah tangga. Untuk
keperluan tersebut dibuatlah benda gerabah dari tanah liat kemudian dibentuk dan setelah
kering dibakar dengan pembakaran sederhana. Penemuan keramik merangsang kreativitas
manusia untuk menciptakan berbagai macam benda keramik yang di buat dari bahan tersebut.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kemajuan keramik, mulai dari faktor
keperluan hidup, persedian bahan baku sampai kemajuan teknik pembakaran. Dari faktor-
faktor tersebut, faktor kebutuhan atau keperluan hidup yang merupakan pengaruh yang
dominan. Secara pasti sangatlah sulit untuk dikatakan daerah mana yang mula-mula yang
merupakan pusat perkembangan keramik di Indonesia. Dari segi teknik pembuatannya benda-
benda keramik yang oleh para ahli sejarah disebut paddle and anvil technique atau teknik
tatap batu, suatu teknik pembuatan keramik tradisional yang saat ini masih dipergunakan di
daerah-dareah di Indonesia, Wahyu Gatot Budiyanto, 2011.
Meninjau hasil karya keramik dari beberapa daerah di Indonesia sangat menarik
karena terasa ada suatu karakteristik sangat khas yang menjiwai benda-benda tersebut.
Daerah tersebut antara lain Kalimantan dengan keramik Singkawang yang menghasilkan
guci-guci besar. Daerah ini menghasilkan benda keramik dengan teknologi pembakaran
tinggi mulai abad XIX. Singkawang merupakan daerah migrasi orang-orang China Hokkian,
yang banyak keahliannya membuat guci. Sementara masyarakat tradisional tetap melakukan
aktivitas untuk membuat gerabah tradisional untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan
kekuatan apa adanya.