TINJAUAN PUSTAKA
A. Gonore
1. Definisi
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi
diantara PMS. Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena
sebagian disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang telah resisten
terhadap penisilin. Kuman ini meningkat di banyak negeri termasuk
Indonesia (Daili, 2010).
Umumnya penularan melalui hubungan kelamin yaitu secara genitogenital, oro-henital, dan ano-genital. Tetapi, di samping itu dapat juga
terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, termometer, dan
sebagainya (Daili, 2010).
2. Etiologi
Gonore
disebabkan
oleh
Neisseria
gonorrhoeae.
Neisseria
N. gonorrhoeae hanya
a. Anamnesis
Keluhan utama berhubungan erat dengan infeksi pada organ
genital yang terkena. Keluhan tersering pada pria adalah kencing
nanah. Gejala diawali oleh rasa panas dan gatal di distal uretra,
disusul dengan disuria, polakisuria dan keluarnya nanah dari ujung
uretra yang kadang disertai darah. Selain itu, terdapat perasaan nyeri
saat terjadi ereksi. Gejala terjadi pada 2-7 hari setelah kontak
seksual. Apabila terjadi prostatitis, keluhan disertai perasaan tidak
enak di perineum dan suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing
hingga hematuri, serta retensi urin, dan obstipasi (Permenkes, 2014).
Sedangkan keluhan pada wanita, gejala subyektif jarang
ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan obyektif.
Wanita umumnya datang setelah terjadi komplikasi atau pada saat
pemeriksaan antenatal atau Keluarga Berencana (KB). Keluhan yang
sering menyebabkan wanita datang ke dokter adalah keluarnya
cairan hijau kekuningan dari vagina, disertai dengan disuria, dan
nyeri abdomen bawah. Keluhan selain di daerah genital yaitu : rasa
terbakar di daerah anus (proktitis), mata merah pada neonatus dan
dapat terjadi keluhan sistemik (endokarditis, meningitis, dan
sebagainya pada gonore diseminata 1% dari kasus gonore)
(Permenkes, 2014).
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik didapatkan hasil tampak eritem, edema dan
ektropion pada orifisium uretra eksterna, terdapat duh tubuh
mukopurulen, serta pembesaran KGB inguinal uni atau bilateral.
Apabila terjadi proktitis, tampak daerah anus eritem, edem dan
tertutup pus mukopurulen. Pada pria, pemeriksaan rectal toucher
dilakukan untuk memeriksa prostat: pembesaran prostat dengan
konsistensi kenyal, nyeri tekan dan bila terdapat abses akan teraba
fluktuasi. Sedangkan pada wanita, pemeriksaan in speculo dilakukan
apabila wanita tesebut sudah menikah. Pada pemeriksaan tampak
serviks merah, erosi dan terdapat secret mukopurulen (Siregar,
2014).
disebabkan oleh infeksi HIV. Faktor risiko untuk terkena HIV / AIDS
antara lain hubungan seksual yang berisiko / tidak aman, penggunaan
napza suntik, transfusi, pembuatan tato dan atau alat medis / alat tajam
yang tercemar HIV, bayi dari ibu dengan HIV/ AIDS, dan pasangan
serodiskordan- salah satu pasangan positif HIV. Penularan HIV dapat
melalui transmisi seksual, produk darah, dan dari ibu ke janin
(Permenkes, 2014).
2. Etiologi
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV) . HIV adalah virus sitopatik yang
diklasifikasikan dalam famili Retroviridae, subfamili Lentivirinae, genus
Lentivirus. HIV termasuk virus Ribonucleic Acid (RNA) dengan berat
molekul 9,7 kb (kilobases). Strukturnya terdiri dari lapisan luar atau
envelop yang terdiri atas glikoprotein gp120 yang melekat pada
glikoprotein gp4. Dibagian dalamnya terdapat lapisan kedua yang terdiri
dari protein p17. Setelah itu terdapat inti HIV yang dibentuk oleh protein
p24. Didalam inti terdapat komponen penting berupa dua buah rantai
RNA dan enzim reverse transcriptase. Bagian envelope yang terdiri atas
glikoprotein, ternyata mempunyai peran yang penting pada terjadinya
infeksi oleh karena mempunyai afinitas yang tinggi terhadap reseptor
spesifik CD4 dari sel Host. Molekul RNA dikelilingi oleh kapsid berlapis
dua dan suatu membran selubung yang mengandung protein (Budiyono,
2005).
3. Tanda dan Gejala
Gejala dan tanda klinis yang patut diduga infeksi HIV menurut
WHO SEARO 2007 :
a. Keadaan umum :
1) Kehilangan berat badan > 10% dari berat badan dasar
2) Demam (terus menerus atau intermitten, temperatur oral >
37,5oC yang lebih dari satu bulan
3) Diare (terus menerus atau intermitten) yang lebih dari satu
bulan.
4) Limfadenopati meluas
b. Kulit :
Post exposure prophylaxis (PPP) dan kulit kering yang luas
merupakan dugaan kuat infeksi HIV. Beberapa kelainan seperti kulit
pneumonia
berulang,
sinusitis
kronis
atau
berulang.
5) Gejala neurologis : nyeri kepala yang makin parah (terus
menerus dan tidak jelas penyebabnya), kejang demam,
menurunnya fungsi kognitif.
4. Penegakan Diagnosis
a. Anamnesis
Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada
seseorang penderita AIDS adalah diidentifikasi sulit karena
symptomasi yang ditunjukan pada umumnya adalah bermula dari
gejala-gejala umum yang lazim didapati pada berbagai Penderita
penyakit lain, namun secara umum dapat kiranya dikemukakan
sebagai berikut (Chodidjah, 2004) :
1) Rasa lelah dan lesu
2) Berat badan menurun secara drastis
3) Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam
4) Mencret dan kurang nafsu makan
5) Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
6) Pembengkakan leher dan lipatan paha
7) Radang paru
8) Kanker kulit
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda vital, BB, tanda-tanda
yang mengarah kepada infeksi oportunistik sesuai dengan stadium
klinis HIV (Sasongko, 2003).
1) Stadium 1
a) Tidak ada gejala
eruption)
g) Dermatitis seboroik
h) Infeksi jamur pada kuku
3) Stadium 3
a) Penurunan berat badan yang tak diketahui penyebabnya
(lebih dari 10% dari perkiraan berat badan atau berat badan
sebelumnya)
b) Diare kronis yang tak diketahui penyebabnya selama lebih
c)
d)
e)
f)
g)
dari 1 bulan
Demam menetap yang tak diketahui penyebab
Kandidiasis pada mulut yang menetap
Oral hairy leukoplakia
Tuberkulosis paru
Infeksi bakteri yang berat (contoh: pneumonia, empiema,
meningitis,
piomiositis,
infeksi
tulang
atau
sendi,
kekuning-kuningan,
kuning-hijau,
berbau
tidak
enak
macularis
hanya
1,7%
dari
klien
dengan
Candida merupakan
pecah
dan
tidak
berbau.
Ditemukan
eritema
dan
laboratorium
dilakukan
untuk
Dengan
media
Cornmeal-Tween
80
atau
Nickerson