Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

BIOLOGI SMA PADA MATERI SEL, JARINGAN


TUMBUHAN, JARINGAN HEWAN, SISTEM GERAK
MANUSIA, DAN SISTEM PEREDARAN DARAH
Gina Angelina, Dadang Machmudin1), Didik Priyandoko
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA
UPI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan multimedia interaktif biologi
SMA pada materi sel, jaringan tumbuhan, jaringan hewan, sistem gerak manusia, dan
sistem peredaran darah, ditinjau dari aspek media dan aspek pedagogik. Multimedia
interaktif yang dianalisis adalah tiga Compact Disc (CD) interaktif biologi SMA yang
ditentukan secara purposive sampling. Kriteria pemilihan CD interaktif yang
dianalisis yaitu CD interaktif merupakan keluaran perusahaan atau instansi, CD
interaktif digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan dipasarkan di kota
Bandung, CD interaktif berisi kelima materi yang dianalisis yaitu materi sel, jaringan
tumbuhan, jaringan hewan, sistem gerak manusia, dan sistem peredaran darah, dan isi
CD interaktif berbentuk file digital berformat flash. Metode penelitian ini adalah
metode deskriptif. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa persentase aspek media adalah 75,15% dan hal ini berarti bahwa
multimedia interaktif yang dianalisis tergolong baik dan layak digunakan, sedangkan
persentase aspek pedagogik adalah 57,55% dan hal ini berarti multimedia interaktif
yang dianalisis tergolong cukup baik dan cukup layak digunakan.
Kata Kunci : Kelayakan, Multimedia Interaktif, Aspek Media, Aspek Pedagogik, CD
(Compact Disc) Interaktif.
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out the feasibility of high school biology
interactive multimedia in the topic of cell, plant tissue, animal tissue, human
musculoskeletal system and circulatory system as seen from media and pedagogic
aspects. Interactive multimedia analyzed in this study were three high school biology
Compact Disc (CD) interactive that determined with purposive sampling. The criteria
of choosing CD interactive were CD interactive produced by firm or institution, used
in high school and marketed in Bandung, CD interactive contains five topics that were
analyzed, they were cell, plant tissue, animal tissue, human musculoskeletal system,
and circulatory system, and content of CD interactive in flash format. The method of
this study was descriptive method. The instrument used was a sheet of observation.
The result of the analyses showed that percentage of media aspect was 75,15%, it
means that interactive multimedia which were analyzed belong to good category and
feasible to use, while percentage of pedagogic aspect was 57.55%, it means interactive
multimedia which were analyzed belong to good enough category and feasible enough
to use.
Keyword: Feasibility, Interactive Multimedia, Media Aspect, Pedagogic Aspect, CDI(Compact Disc-Interactive)

_____________________
2) Penulis Penanggung Jawab

Formica Education Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014

Pada Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) 2006 materi sel,
jaringan tumbuhan, jaringan hewan, sistem
gerak manusia, dan sistem peredaran darah
ditemukan pada jenjang SMA kelas XI
semester 1 (BSNP, 2006). Sel, molekul,
jaringan, sistem tubuh, aneka mekanisme
dan metabolisme dalam tubuh makhluk
hidup adalah hal yang abstrak (Ramli,
2013). Sel adalah materi yang sulit
dipahami oleh siswa karena peristiwa yang
dibicarakan dalam kajian ini cenderung
abstrak (tidak dapat dilihat dalam proses
nyata). Hal ini dicoba diatasi dengan
membuatnya menjadi lebih nyata melalui
praktikum, namun karena keterbatasan
peralatan yang dimiliki dan waktu yang
tersedia, tidak semua fenomena biologi
dapat diungkap (Nugrahalia et al., 2007).
Sistem gerak manusia adalah salah satu
materi biologi yang sulit dipahami oleh
siswa. Kurangnya visualisasi objek nyata
dari materi yang disampaikan menjadi
penyebab terjadinya hal ini (Wijaya, 2013).
Selain itu, nama-nama rangka, macammacam otot, macam-macam persendian,
dan gangguan-gangguannya yang memiliki
banyak macamnya dirasakan lebih sulit
dipelajari bagi siswa (Ulfah, 2012). Materi
Sistem peredaran darah terdiri dari konsepkonsep yang abstrak, melibatkan proses
yang cukup sulit untuk diamati secara
langsung, serta berisi konsep-konsep yang
sangat kompleks dan esensial yang harus
dikuasai siswa. Oleh karena itu,
dibutuhkan
media
untuk
memvisualisasikannya (Taufiqoh et al.,
2012).
Perkembangan
teknologi
dan
informasi memicu perkembangan di
bidang
pendidikan.
Perkembangan
teknologi dalam pembelajaran sangat
dirasakan pada media pembelajaran. Salah
satunya
yaitu
penggunaan
media
pembelajaran berbasis komputer (Rasyid,
2008). Salah satu perkembangan dari

pembelajaran berbasis komputer adalah


lahirya
multimedia interaktif yang
digunakan sebagai media pembelajaran.
Multimedia interaktif menggabungkan
berbagai media untuk menyampaikan
informasi dan memberikan keleluasaan
bagi penggunanya untuk mengontrol
penyampaian
informasi
tersebut.
Gabungan multimedia dan komputer dapat
menghadirkan
interaktivitas
dalam
pembelajaran. Komunikasi aktif antar
berbagai komponen pembelajaran dapat
tercipta dan pembelajaran menjadi lebih
dinamik (Waryanto, 2008). Selain itu,
multimedia dapat membantu siswa dalam
memahami konsep abstrak dengan lebih
mudah. Multimedia juga memberikan kesan
positif kepada guru karena dapat membantu
guru menjelaskan materi dan meningkatkan
motivasi siswa (Fitriani et al., 2013).

Program
multimedia
yang
digunakan dalam pendidikan terus
mengalami perkembangan baik dari segi
kuantitas maupun kualitas. Namun,
pengembangan
multimedia
untuk
keperluan pendidikan sebenarnya tidaklah
mudah. Hal ini terlihat dari beberapa
penelitian yang telah dilakukan dan
ditemukan
bahwa
masih
banyak
multimedia untuk keperluan pendidikan
yang masih belum baik kualitasnya.
Kajian yang dilakukan oleh Morgan dan
Shade pada tahun 1994 menemukan
bahwa lebih banyak multimedia yang
dikategorikan belum layak digunakan
untuk keperluan pendidikan, program
mengelirukan, susah untuk digunakan dan
lebih cenderung hanya menampilkan
permainan dan hiburan dibandingkan
dengan
multimedia
yang
sudah
dikategorikan layak untuk digunakan
dalam keperluan pendidikan (Munir,
2012).
Kurniawati
(2010)
yang
melakukan penelitian berupa analisis
media pembelajaran CD interaktif juga
menemukan tidak baiknya kualitas
multimedia interaktif yang dianalisisnya,
yaitu adanya kesalahan konsep, kebenaran
bahasa masih tergolong rendah (dari segi
ejaan, kosa kata, dan kalimat), dan

Formica Education Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014

kesesuaian isi media pembelajaran dengan


tujuan pembelajarannya masih banyak
yang kurang. Selain itu, Trikusyanti dan
Ruwanto
(2010)
yang
melakukan
penelitian berupa analisis isi media
pembelajaran fisika berbasis komputer
produksi pustekkom Depdiknas juga
menemukan adanya kesalahan konsep.
Berdasarkan hal-hal yang telah
diuraikan di atas, terlihat bahwa
multimedia interaktif menjadi hal yang
diperlukan dalam pembelajaran dan
walaupun pengembangan terus dilakukan
ternyata masih banyak multimedia
interaktif yang belum memenuhi syarat
untuk digunakan dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas pula, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimana
kelayakan
multimedia
interaktif biologi SMA pada materi sel,
jaringan tumbuhan, jaringan hewan,
sistem gerak manusia, dan sistem
peredaran darah dilihat dari aspek media
dan aspek pedagogik?. Sedangkan tujuan
penelitian ini untuk mengetahui kelayakan
multimedia interaktif biologi SMA pada
materi sel, jaringan tumbuhan, jaringan
hewan, sistem gerak manusia, dan sistem
peredaran darah yang ditinjau dari aspek
media dan aspek pedagogik.
METODE
Metode penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh
multimedia interaktif biologi SMA yang
dikemas dalam Compact Disk (CD), yang
disebut CD interaktif biologi, yang
ditemukan di sekolah menengah atas
(SMA)
maupun
toko-toko
yang
menyediakan CD interaktif biologi SMA
di Kota Bandung. Sampel penelitian
ditentukan secara purposive. Ada pun
kriteria dalam penentuan sampel, yaitu
CD interaktif merupakan keluaran
perusahaan atau instansi, CD interaktif
digunakan di sekolah dan dipasarkan ke
masyarakat umum, CD interaktif berisi
kelima materi yang dianalisis yaitu materi

sel, jaringan tumbuhan, jaringan hewan,


sistem gerak manusia, dan sistem
peredaran darah, semua materi dapat
dikemas dalam satu CD atau dalam
beberapa CD, dan isi CD interaktif
berbentuk file digital berformat flash.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut,
terpilih tiga CD interaktif sebagai sampel
dalam penelitian ini yang selanjutnya
disebut sebagai CD A, CD B, dan CD C.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu lembar observasi
penilaian multimedia interaktif yang
dibuat peneliti dan telah melalui judgment
oleh dosen yang menekuni tentang media
dan dosen yang menekuni tentang
pedagogik.
Lembar
observasi
menggunakan skala pengukuran rating
scale menurut Sugiyono (2011). Lembar
observasi penilaian multimedia interaktif
meliputi aspek media dan aspek
pedagogik. Aspek media dibuat dengan
memodifikasi kriteria penilaian dari
metode EMPI (Evaluation of Multimedia
Pedagogical and Interactive) yang ditulis
oleh Crozat et al. (1998). Sedangkan
aspek
pedagogik,
dibuat
dengan
memodifikasi instrumen yang digunakan
oleh Saputro (2012) dalam penelitiannya
yaitu, pengembangan media pembelajaran
berbasis multimedia interaktif pada pokok
pembahasan relasi dan fungsi untuk siswa
SMP kelas VII. Aspek media terdiri dari
lima sub aspek yaitu technical quality,
usability, elemen media visual, elemen
media audio, dan interaktivitas. Aspek
pedagogik terdiri dari dua sub aspek, yaitu
sub aspek pembelajaran dan sub aspek
standar isi. Setiap sub aspek terdiri dari
beberapa indikator.
Penilaian multimedia dilakukan
oleh tiga orang pengamat atau observer.
Pengamat adalah orang yang memahami
multimedia interaktif dan materi biologi,
yaitu peneliti sendiri dan dua mahasiswa
pendidikan biologi. Analisis dilakukan
dengan menilai komponen-komponen
penilaian yang telah ditetapkan dalam
indikator, dari setiap screen atau halaman

Gina Angelina, Dadang Machmudin1), Didik Priyandoko


Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA Pada Materi Sel, Jaringan Tumbuhan,
Jaringan Hewan, Sistem Gerak Manusia, dan Sistem Peredaran Darah

pada multimedia interaktif, kecuali


indikator-indikator yang keberadaannya
tidak ditemukan di setiap halaman seperti
indikator portabilitas, instalasi, dan
dokumentasi pada aspek media dan
indikator evaluasi pada aspek pedagogik.
Skor hasil analisis setiap screen dirataratakan untuk mendapatkan skor setiap
indikator. Skor yang diperoleh nantinya
diolah menggunakan teknik analisis data
rating scale menurut Sugiyono (2011).

Sedangkan hasil yang diperoleh setiap


sub aspek pada aspek pedagogik dapat
dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kelayakan multimedia interaktif
dalam penelitian ini ditinjau dari dua
aspek, yaitu aspek media dan aspek
pedagogik. Oleh karena itu, hasil penelitian
akan dijabarkan per aspek. Gambar 3.1
berikut ini, menampilkan grafik skor hasil
analisis setiap sub aspek dari aspek media.

Gambar 3.3 Grafik Skor Setiap Sub Aspek


dari Aspek Pedagogik

Gambar 3.1 Grafik Skor Setiap Sub Aspek


dari Aspek Media
Berdasarkan hasil yang diperoleh oleh
masing-masing sub aspek dari aspek
media, maka kualitas aspek media ketiga
CD interaktif yang dianalisis dapat
dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2 Garis Kontinum Skor Aspek


Media
Keterangan :

Berdasarkan hasil yang diperoleh oleh


masing-masing sub aspek dari aspek
pedagogik, maka kualitas aspek
pedagogik ketiga CD interaktif yang
dianalisis dapat dilihat pada Gambar 3.4
berikut ini.

Gambar 3.4 Garis Kontinum Skor Aspek


Media
Keterangan :

PA = Aspek Pedagogik CD A
PB = Aspek Pedagogik CD B
PC = Aspek Pedagogik CD C

Berdasarkan data-data yang diperoleh di


atas, hasil akhir yang diperoleh CD
interaktif dapat dilihat dari Tabel 3.1
berikut ini.
Tabel 3.1 Persentase Kelayakan Aspek
media dan Aspek Pedagogik Multimedia
Interaktif

MA = Aspek Media CD A
MB = Aspek Media CD B
MC = Aspek Media CD C

No.

Persentase
(%)

Kategori

Media

75,15

Baik

Pedagogik

57,55

Cukup

Aspek

Formica Education Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014

Pada penelitian ini, kelayakan


multimedia interaktif dilihat dari aspek
media dan aspek pedagogik. Persentase
kelayakan aspek media dari multimedia
interaktif yang dianalisis sebesar 75,15%.
Hal ini menunjukkan bahwa dari segi
media multimedia interaktif tergolong
baik dan layak untuk digunakan. Bila
dirinci pun, aspek media masing-masing
CD interaktif masuk dalam kategori baik.
Hal ini dikarenakan secara umum kualitas
komponen media dari ketiga CD
interaktif baik. Aspek media terdiri dari
lima sub aspek, yaitu technical quality,
usability, elemen media visual, elemen
media audio, dan interaktivitas.
Sub aspek technical quality
menganalisis elemen-elemen teknis dari
multimedia interaktif. Sub aspek ini terdiri
dari empat indikator, yaitu portabilitas,
instalasi, kelancaran pengoperasian, dan
dokumentasi. CD B memperoleh skor
paling tinggi untuk sub aspek technical
quality, yaitu 75%, kemudian CD C
dengan perolehan skor 68,75%, dan
terakhir CD A dengan skor sebesar 50%.
Persentase perolehan tersebut membuat
kualitas technical quality CD B dan CD C
masuk dalam kategori baik sedangkan CD
A masuk dalam kategori cukup. Ketiga
CD interaktif dapat dijalankan pada semua
versi sistem operasi windows namun tidak
dapat dijalankan pada sistem operasi lain
seperti Mac dan Linux. Proses instalasi
tergolong mudah kecuali CD C. Instalasi
CD C tergolong rumit. CD C
membutuhkan alat bantu tambahan yang
disebut dongle. Dongle merupakan sebuah
alat sehingga sebuah software tidak dapat
diduplikasikan oleh pembajak (Stephen,
2007). Namun, kerumitan instalasi CD C
dilengkapi dengan dokumentasi petunjuk
penggunaan yang membantu proses
instalasi. Selain CD C, CD B juga
dilengkapi
dokumentasi
petunjuk
penggunaan sedangkan CD A tidak. Pada
saat CD A dan CD C digunakan tidak
ditemukan adanya hambatan berupa hang
atau crash. Sedangkan pada CD B, hang

terjadi beberapa kali namun hang tersebut


hilang dengan sendirinya setelah beberapa
saat didiamkan.
Sub aspek usability terdiri dari satu
indikator, yaitu konsistensi. Konsistensi
berkaitan dengan ketetapan bentuk, posisi,
dan fungsi elemen navigasi, seperti bentuk
icon. Ketiga CD yang dianalisis memiliki
konsistensi yang sangat baik. Hal ini
ditunjukkan dengan perolehan skor 100%
untuk sub aspek usability oleh ketiga CD
yang dianalisis. Elemen-elemen navigasi
seperti tombol yang ada pada ketiga CD
sudah konsisten dari segi bentuk dan
fungsinya. Satu tombol memiliki satu arti
dalam penggunaannya. Posisi elemenelemen tersebut juga sudah konsisten,
sehingga tidak sulit menemukannya.
Sub aspek technical quality dan
usability pada umumnya menganalisis
kemudahan
penggunaan
multimedia
interaktif.
Kemudahan
penggunaan
merupakan hal penting bagi suatu
multimedia interaktif. Hal ini diungkapkan
oleh Chang, et al. dalam Munir (2012),
bahwa program multimedia seharusnya
memperhatikan
kemudahan
dalam
pengoperasiannya
seperti
pendapat
beberapa pakar pendidikan, teknologi, dan
psikologi,
pengembangan
program
multimedia untuk pendidikan diharapkan
memenuhi syarat, yaitu mudah digunakan,
memenuhi keperluan mengembangkan
pengetahuan, meningkatkan keterampilan
dan
kreativitas,
dan
menyediakan
kemudahan interaktif serta memungkinkan
adanya umpan balik.
Multimedia interaktif tersusun atas
berapa elemen-elemen, yaitu teks, grafik,
audio, video, animasi, dan interaktivitas
(Munir, 2012). Elemen-elemen penyusun
multimedia seperti teks, gambar, dan audio
adalah unsur pembawa informasi. Hal
penting dari unsur pembawa informasi
adalah informasi yang dibawanya, namun
bagaimana informasi tersebut ditampilkan
juga merupakan hal penting, karena akan
mempengaruhi pula pada keterbacaannya
(Crozat et al., 1998).

Gina Angelina, Dadang Machmudin1), Didik Priyandoko


Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA Pada Materi Sel, Jaringan Tumbuhan,
Jaringan Hewan, Sistem Gerak Manusia, dan Sistem Peredaran Darah

Sub aspek elemen media visual


meliputi tiga indikator, yaitu teks,
keselarasan warna teks dan background,
serta ilustrasi (gambar, video, dan
animasi). CD A memperoleh skor yang
paling tinggi, yaitu 91,67%, kemudian CD
C dengan perolehan skor 83,33%, dan
terakhir CD B dengan perolehan skor
66,67%. Kualitas elemen media visual CD
A dan CD C masuk dalam kategori sangat
baik, sedangkan CD B masuk dalam
kategori baik. Ukuran huruf pada CD A
dan CD B cukup besar sehingga mudah
dibaca, jenis huruf menarik namun masih
terdapat banyak kalimat pada screen tetapi
tidak sebanyak pada CD B. Pada CD B
terdapat banyak sekali kalimat dalam
screen. Warna teks dan background yang
digunakan ketiga CD tidak sama dan teks
tidak menggunakan banyak warna
sehingga dapat dibaca dengan jelas.
Kualitas ilustrasi (gambar dan animasi)
ketiga CD interaktif yang dianalisis sudah
termasuk baik, bahkan sangat baik untuk
CD A. Ukuran, warna, dan pencahayaan
gambar dan animasi baik sehingga ilustrasi
terlihat dengan jelas, selain itu peletakkan
gambar dan animasi pun sudah
proporsional dan tidak menghalangi
elemen lain pada multimedia interaktif.
Sub aspek elemen media audio
terdiri dari tiga indikator, yaitu narasi,
sound effect, dan backsound. CD A
memiliki skor yang paling rendah, yaitu
33,33%, sedangkan CD B dan CD C lebih
unggul dengan perolehan skor yang sama,
yaitu 66,67%. Skor rendah yang diperoleh
CD A dikarenakan tidak adanya sound
effect dan backsound pada CD A. Sound
effect hanya ditemukan pada CD B. Sound
effect yang digunakan tepat, menarik
perhatian pengguna dan tidak mengganggu
konsentrasi. Backsound hanya ditemukan
pada CD C berupa musik instrumental.
Backsound yang digunakan tepat, tidak
mengganggu konsentrasi pengguna dan
tidak menutupi suara narasi. Sedangkan
narasi ditemukan di ketiga CD interaktif
yang dianalisis. Narasi pada ketiga CD

interaktif ini memiliki suara yang bersih,


intonasi dan artikulasi yang jelas, dan
tempo bicara yang pas. Hal ini sesuai
dengan apa yang diungkapkan oleh
Munadi (2008) bahwa narasi yang baik
adalah narasi yang dapat diterima
pendengar, selain itu sulit atau mudahnya
suatu narasi diterima ditentukan oleh cepat
dan pelannya suatu narasi, serta keras dan
lirihnya pengucapan narasi.
Sub aspek interaktivitas terdiri dari
satu indikator yaitu interaktivitas. CD A,
CD B, dan CD C memperoleh skor yang
sama untuk sub aspek interaktivitas, yaitu
75%. Ketiga CD interaktif tersebut
memberikan umpan balik untuk setiap
perlakuan yang diberikan. Pengguna dapat
mengontrol bagian mana yang ingin
dipelajari terlebih dahulu, serta dapat
mengulang bagian-bagian tertentu yang
dianggap penting atau perlu untuk
diulangi. Namun, interaktivitas pada
ketiga CD yang dianalisis masih tergolong
terbatas karena ada beberapa bagian yang
tidak dapat dikontrol sesuai kehendak
pengguna. Selain dalam penyajian materi,
interaktivitas juga dapat dirasakan pada
bagian evaluasi dari ketiga CD
interaktivitas.
Persentase
kelayakan
aspek
pedagogik dari multimedia interaktif yang
dianalisis sebesar 57,55%. Hal ini
menunjukkan bahwa dari segi pedagogik
multimedia interaktif tergolong cukup dan
cukup layak untuk digunakan. Bila dirinci,
aspek pedagogik CD A dan CD C masuk
dalam kategori cukup, sedangkan CD B
masuk dalam kategori baik. Hal ini
dikarenakan
rendahnya
skor
yang
diperoleh oleh beberapa komponen
penilaian pada masing-masing CD. Aspek
pedagogik terdiri dari dua sub aspek, yaitu
pembelajaran dan standar isi.
Sub aspek pembelajaran terdiri dari
tiga indikator, yaitu keselarasan ilustrasi
visual
dan
deskripsi,
penekanan
pembelajaran, dan evaluasi. CD B dan CD
C memperoleh skor yang sama untuk sub
aspek pembelajaran, yaitu 58,33% dan CD

Formica Education Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014

A memperoleh skor 50%. Skor rendah


yang dimiliki CD A dikarenakan pada CD
A tidak ditemukan adanya penekanan
pembelajaran berupa pemberian warna dan
ornamen pembeda pada informasi penting.
Pada CD B dan CD C ditemukan adanya
penekanan pembelajaran berupa perbedaan
warna huruf teks yang menuliskan
informasi penting. Selain itu, huruf
dimiringkan atau ditebalkan. Salah satu
kualitas media grafis berkenaan dengan
apakah teks penjelas media grafis sesuai
dengan gambaran visualnya (Fathoni
dalam Nuranti, 2012). Pada ketiga CD
yang dianalisis ditemukan adanya ilustrasi
visual yang tidak menjelaskan deskripsi
atau deskripsi yang tidak menjelaskan
ilustrasi visual. Pada CD A, CD B, dan CD
C ditemukan adanya evaluasi berupa soalsoal pilihan ganda. Soal-soal latihan dalam
ketiga CD interaktif tersebut sudah sesuai
dengan
standar
kompetensi
dan
kompetensi dasar yang berlaku walaupun
belum semua aspek dari setiap kompetensi
dasar terevaluasi. Selain itu, evaluasi
dilengkapi dengan pemberitahuan hasil
latihan.
Sub aspek standar isi terdiri dari
lima indikator, yaitu kebenaran informasi,
kebenaran
gambar,
kebenaran
animasi/video,
kesesuaian
dengan
kurikulum yang berlaku, dan tujuan
pembelajaran. CD B memperoleh skor
paling tinggi yaitu 64,68%. Kemudian di
urutan kedua yaitu CD A dengan perolehan
skor, yaitu 60,97% dan di urutan terakhir
yaitu CD C dengan perolehan skor sebesar
52,95%. Hal ini dikarenakan masih
ditemukan beberapa kekurangan dari
masing-masing komponen penilaian yang
penting untuk diperhatikan.
Kebenaran
informasi
dalam
multimedia interaktif merupakan hal yang
sangat penting. Arsyad (2010) menyatakan
bahwa salah satu kriteria kelayakan
multimedia interaktif adalah isi dari
multimedia interaktif harus tepat karena isi
multimedia mendukung materi pelajaran
dan membantu proses pembelajaran. Pada

ketiga CD yang dianalisis masih ditemukan


adanya informasi yang salah. Hal ini sama
halnya dengan temuan Kurniawati (2010)
yang menganalisis media pembelajaran CD
interaktif topik air permukaan dan
pemanfaatannya bagi aktivitas manusia
karya Sulton. Kurniawati menemukan
adanya kesalahan konsep pada CD
interaktif tersebut. Berdasarkan hasil
analisis pada kelima materi, pada CD A
ditemukan 9 informasi yang salah, pada
CD B ditemukan 17 informasi yang salah,
dan pada CD C ditemukan 21 informasi
yang salah. Selain itu, pada ketiga CD
interaktif masih ditemukan adanya gambar
yang tidak representatif. Padahal Sadiman
dalam Wardani et al. (2013) menyatakan
salah satu syarat agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai melalui pemanfaatan media
gambar yaitu gambar harus autentik yang
artinya
sebuah
gambar
harus
menggambarkan sebuah objek sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. . Selain
gambar yang tidak representatif ditemukan
pula gambar yang salah. Pada ketiga CD
interaktif yang dianalisis, ditemukan pula
animasi
yang
ilustrasinya
tidak
representatif. Bahkan pada CD A,
ditemukan adanya satu animasi yang
memberikan informasi yang salah. Selain
itu, ada pula animasi yang tidak disertai
dengan keterangan baik berupa teks
maupun narasi. Padahal menurut Meyer
dalam Oday (2006) animasi yang disertai
narasi lebih efektif daripada yang tidak
disertai narasi. Informasi yang ada pada
ketiga CD interaktif belum semuanya
memenuhi tuntutan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang berlaku.
Bahkan pada CD C dan CD A ditemukan
adanya informasi yang tidak relevan
dengan
standar
kompetensi
dan
kompetensi dasar. Pada CD A, CD B, dan
CD C tidak ada yang mencantumkan
tujuan pembelajaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian yang dilakukan, maka dapat

Gina Angelina, Dadang Machmudin1), Didik Priyandoko


Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA Pada Materi Sel, Jaringan Tumbuhan,
Jaringan Hewan, Sistem Gerak Manusia, dan Sistem Peredaran Darah

disimpulkan bahwa dilihat dari aspek


media CD A, CD B, dan CD C masuk
dalam kategori baik dan layak untuk
digunakan, dengan persentase aspek media
sebesar 75,15%. Hal ini dikarenakan secara
keseluruhan kualitas elemen media yang
meliputi media visual, audio, dan
interaktivitas dari CD A, CD B, dan CD C
sudah baik. Selain itu, CD A, CD B, dan
CD C mudah digunakan walaupun ada
kerumitan pada proses instalasi CD C.
Sedangkan dilihat dari aspek
pedagogik, CD A, CD B, dan CD C masuk
dalam kategori cukup dan cukup layak
digunakan dengan persentase aspek
pedagogik sebesar 57,55%. Hal ini
dikarenakan pada CD A, CD B, dan CD C
ditemukan adanya informasi yang salah,
gambar yang tidak representatif, animasi
yang tidak menjelaskan informasi dengan
jelas dan tidak representatif, terdapat
ketidaksesuaian materi dengan kurikulum,
dan tujuan pembelajaran tidak ada.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
secara media, kelayakan multimedia
interaktif sudah baik sedangkan dari segi
pedagogik masih dikatakan cukup. Oleh
karena itu, dalam penggunaannya harus
disertai dengan bimbingan guru. Guru
harus menginformasikan bagian-bagian
yang
salah
serta
memberitahukan
informasi yang benar dari bagian-bagian
tersebut. Selain itu, belum semua isi materi
sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan
tujuan pembelajaran tidak ada, sehingga
sebelum menggunakannya guru perlu
mengidentifikasi
apakah
isi
dari
multimedia interaktif sesuai dengan tujuan
yang telah guru rencanakan.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini masih memiliki kekurangan,
terutama pada aspek pedagogik. Ada
beberapa indikator yang tidak cocok
penempatannya. Selain itu, ada hal-hal
yang
belum
terukur
dan
perlu
ditambahkan, seperti hierarki konsep,
kesesuaian isi CD dan evaluasi dengan
tujuan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo.
BSNP. (2006). Panduan Penyusunan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta:
BSNP.
Crozat, S., Hu, O., dan Trigano, P. (1998).
A Method for Evaluating Multimedia
Learning Software. Dalam [Online].
Tersedia:
http://edutice.archivesouvertes.fr/docs/00/00/18/92/PDF/ic
mcs99.pdf [19 Mei 2013]
Fitriani, F. H., Parmin, dan Akhlis, I.
(2013).
Pengembangan
Media
Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis
Komputer pada Tema Bunyi melalui
Lesson Study Untuk Kelas VIII.
Unnes Science Education Journal. 2,
(2): 321-328.
Kurniawati, D. (2011). Analisis media
pembelajaran CD interaktif topik
"Air
Permukaan
dan
Pemanfaatannya Bagi Aktivitas
Manusia" karya Sulton. [Online].
Tersedia:
http://mulok.library.um.ac.id
[4
Desember 2012]
Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran
(Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta:
Gaung Persada.
Munir. (2012). Kurikulum Berbasis
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Nugrahalia, M., Apriyanti, D., dan
Dongoran, H. (2007). Laporan PTK
Biologi:
Desain
dan
Teknik
Pengelolaan
Pembelajaran
Menggunakan
Multimodel
dan
Multimedia Untuk Memecahkan
Permasalahan Pembelajaran Topik
Kajian Metabolisme dan Sel Di Man

Formica Education Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014

1 Medan. [Online]. Tersedia:


http://pendkimiadiabermutu.files.wor
dpress.com/2012/08/4-laporan-pips2007.doc [28 Oktober 2013].
Nuranti, G. (2012). Analisis Keterbacaan
Media Grafis Buku Ajar Biologi
Kelas XII pada Pokok Bahasan
Metabolisme. Skripsi Sarjana pada
FPMIPA UPI Bandung: Tidak
diterbitkan.
Oday, D.H. (2006). Animated Cell
Biology: A Quick and Easy Method
for Making Effective, High-Quality
Teaching Animations. Dalam CBE
Life Sciences Education [Online].
Vol 5 (3), 9 halaman. Tersedia:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art
icles/PMC1618697/ [10 Oktober
013]
Ramli, M. (2013). Mengajar Tanpa
Paksaan
dan
Kedzoliman:
Pembelajaran Biologi. [Online].
Tersedia:
http://murniramli.wordpress.com/201
3/04/12/mengajar-tanpa-paksaandan-kedzoliman-pembelajaranbiologi/ [29 Oktober 2013].
Rasyid, M. R. (2008). Optimalisasi Peran
Guru dalam Proses Transformasi
Pengetahuan dengan Menggunakan
Media Pembelajaran. Dalam Lentera
Pendidikan. [Online], Vol. 11 (1), 14
halaman Tersedia: http://ejurnal.uin
alauddin.ac.id/artikel/05%20Optimal
isasi%20Peran%20Guru
%20%20Muhammad%20Rusydi
%20Rasyid.pdf [22 Juni 2013]
Saputro, S. A. (2012). Pengembangan
Media
Pembelajaran
Berbasis
Multimedia Interaktif pada Pokok
Bahasan relasi dan fungsi untuk
siswa SMP Kelas VII. Tesis Jurusan
Pendidikan Matematika FPPMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
[Online].
Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/8317
. [7 Februari 2013]
Stephen, A. (2007). File Privacy:
Membongkar
Seluk
Beluk
Pembajakan dan Pencurian di
Internet. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif,
Kualitatif,
dan
Kombinasi
(Mixed
Methods).
Bandung: Alfabeta.
Taufiqoh, P. L., Raharjo, dan Indana, S.
Profil
Media
Pembelajaran
Interaktif Berbasis Komputer pada
Materi Sistem Peredaran Darah
Manusia. Jurnal BioEdu. 1, (2), 1-4.
Trikusyanti, R.N., dan Ruwanto, B. (2010).
Analisis Isi Media Pembelajaran
Berbasis
Komputer
Produksi
Pustekkom Depdiknas. [Online].
Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/de
fault/files/Analisis%20Isi%20Media
%20Pembelajaran%20Berbasis
%20Komputer.doc [4 Desember
2012].
Ulfa, M. (2012). Optimalisasi Hasil
Belajar IPA tentang Sistem Gerak
pada Manusia Melalui Metode
Diskusi dengan Tehnik Pembelajaran
Tutor Sebaya. Jurnal Dinamka. 3,
(1), 20-24.
Wardani, F.T., Ibrahim, M.Y., dan Zakso,
A. (2013). Penggunaan Media
Gambar
untuk
Meningkatkan
Pemahaman Siswa pada Mata
Pelajaran Sosiologi. Dalam Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran. Vol 2
(6),
12
halaman.
Tersedia:
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jp
dpb/article/download/2166/2107 [20
Oktober 2013].
Waryanto, N.H. (2008). Multimedia
Interaktif dalam Pembelajaran.
[Online].
Tersedia:

Gina Angelina, Dadang Machmudin1), Didik Priyandoko


Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA Pada Materi Sel, Jaringan Tumbuhan,
Jaringan Hewan, Sistem Gerak Manusia, dan Sistem Peredaran Darah

http://staff.uny.ac.id/sites/default/file
s/tmp/Multimedia%20Interaktif
%20Dalam%20Pembelajaran.pdf [17
November 2012].
Wijaya, I. R. (2013). Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Visualisasi
3D Sebagai Suplemen Pendukung

Pembelajaran
Biologi
Pada
Kompetensi Dasar Sistem Gerak
Manusia Untuk Siswa Kelas XI
SMK
Jurusan
Keperawatan.
[Online]. Tersedia: http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/TE/article/
view/25597 [28 Oktober 2013].

Gina Angelina, Dadang Machmudin1), Didik Priyandoko


Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA Pada Materi Sel,
Jaringan Tumbuhan, Jaringan Hewan, Sistem Gerak Manusia, dan Sistem Peredaran
Darah

Anda mungkin juga menyukai