PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
AIDS dapat diartikan sebagai sindrom dengan gejala penyakit
infeksi opotunistik/ kanker tertentu akibat penurunan system kekebalan
tubuh oleh infeksi HIV.
Jumlah orang yang terinfeksi HIV AIDS di Indonesia belum dapat
dipastikan. Terdapat dua pendapat yaitu pendapat yang mengemukakan
infeksi
HIV di
Indonesia
sudah mengkhawatirkan
dan
mereka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi HIV/AIDS
HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia
yang menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka
waktu yang relatif lama dapat menyebabkan AIDS. Sedangkan AIDS
sendiri adalah suatu sindroma penyakit yang muncul secara kompleks
dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh infeksi HIV.
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sindroma yang
menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya
penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan terjadinya defisiensi
tersebut sepertii keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang
sudah dikenal dan sebagainya ( Rampengan & Laurentz ,1997 : 171).
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system
kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV yang di tandai dengan
menurunnya system kekebalan tubuh sehingga pasien AIDS mudah
diserang
oleh
infeksi
oportunistik
dan
kanker.
Djauzi
dan
Djoerban,2003).
AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus
menerus yang berkaitan dengan infeksi human immunodetciency virus
HIV. (Suzane C. Smetzler dan Brenda G.Bare).
AIDS diartikan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai
dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa dan gejala yang nyata
hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang
dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang
terjadi ( Center For Disease Control And Prevention).
Kerusakan progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan
ODHA ( Orang Dengan HIV /AIDS ) amat rentan dan mudah terjangkit
bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang biasanya tidak
berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan pasien sakit parah
bahkan meninggal.
B. Etiologi
Penyebab AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yakni
sejenis virus RNA yang tergolong retrovirus. Dasar utama penyakit infeksi
HIV ialah berkurangnya jenis sel darah putih (Limfosit T helper) yang
mengandung marker CD4 (Sel T4). Limfosit T4 mempunyai pusat dan sel
utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
menginduksi kebanyakan fungsi-fungsi kekebalan, sehingga kelainankelainan fungsional pada sel T4 akan menimbulkan tanda-tanda gangguan
respon kekebalan tubuh. Setelah HIV memasuki tubuh seseorang, HIV dapat
diperoleh dari limfosit terutama limfosit T4, monosit, sel glia, makrofag dan
cairan otak penderita AIDS.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela : Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.
Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut : Lamanya 1-2 minggu dengan gejala
flu likes illness.
3. Infeksi asimtomatik : Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala
tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik : Diatas 3 tahun dengan gejala demam,
keringat malam hari, BB menurun, diare, neuropati, lemah, rash,
limfadenopati, lesi mulut.
5. AIDS : Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS
pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada
berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
HIV dapat ditemukan pada semua cairan tubuh penderita, tetapi yang
terbukti penularannya adalah melalui darah, air mani dan cairan
serviks/vagina saja. Cara penularan HIV/AIDS ini dapat melalui :
1. Hubungan seksual
2. Penerimaan darah atau produk darah melalui transfusi darah
3. Penggunaan alat suntik, alat medis dan alat tusuk lain (tato, tindik,
akupuntur, dll.) yang tidak steril
4. Penerimaan organ, jaringan atau air mani
5. Penularan dari ibu hamil kepada janin yang dinkandungnya.
6. Sampai saat ini belum terbukti penularan melalui gigitan serangga,
minuman, makanan atau kontak biasa dalam keluarga, sekolah, kolam
renang, WC umum atau tempat kerja dengan penderita AIDS.
C. Manifestasi Klinik
Adanya HIV dalam tubuh seseorang tidak dapat dilihat dari
penampilan luar. Orang yang terinfeksi tidak akan menunjukan gejala
apapun dalam jangka waktu yang relatif lama (7-10 tahun) setelah
tertular HIV. Masa ini disebut masa laten. Orang tersebut masih tetap sehat
dan bisa bekerja sebagaimana biasanya walaupun darahnya mengandung
HIV. Masa inilah yang mengkhawatirkan bagi kesehatan masyarakat,
karena orang terinfeksi secara tidak disadari dapat menularkan kepada
yang lainnya. Dari masa laten kemudian masuk ke keadaan AIDS dengan
gejala sebagai berikut:
Gejala Mayor:
1.
2.
3.
4.
5.
Gejala Minor:
1.
2.
Dermatitis generalisata
Kandidias orofaringeal
5.
6.
Limfadenopati generalisata
7.
8.
Mulai
muncul
gejala
infeksi
oportunistik,
misalnya:
4. Tahap 4: AIDS
a)
b)
D. Patofisiologi
Penyebab acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah
human immunodeficiencyvirus (HIV), yang melekat dan memasuki
limfosit T helper CD4+. Virus tersebut menginfeksi limfosit CD4+ dan
sel-sel imunologis lainnya, dan orang itu mengalami destruksi sel CD4+
secara bertahap. Sel-sel yang memperkuat dan mengulang respons
imunologis diperlukan untuk mempertahankan kesehatan yang baik dan
7
bila sel-sel tersebut berkurang dan rusak maka fungsi imun lain akan
terganggu.
HIV dapat pula menginfeksi makrofag, sel-sel yang dipakai virus
untuk melewati sawar darah otak masuk ke dalam otak. Fungsi limfosit B
juga terpengaruh dengan peningkatan produksi immunoglobulin total yang
berhubungan dengan penurunan produksi antibody spesifik. Dengan
memburuknya sistem imun secara progresif, tubuh menjadi semakin rentan
terhadap infeksi oportunistik dan juga berkurang kemampuannya dalam
memperlambat replikasi HIV. Infeksi HIV dimanifestasikan sebagai
penyakit multisystem yang dapat bersifat dolman bertahun-tahun karena
menyebabkan imunodefisiensi secara bertahap. Kecepatan perkembangan
dan manifestasi klinis penyakit ini bervariasi orang ke orang (Bezt, Cecily
Lynn. 2009).
PEMBAGIAN STADIUM PADA HIV/AIDS
Secara umum kronologis perjalanan infeksi HIV dan AIDS terbagi
menjadi 4 stadium, antara lain (Nursalam, 2007) :
1.
Stadium HIV
Dimulai dengan masuknya HIV yang diikuti terjadinya perubahan
serologik ketika hadap virus tersebut dan negatif menjadi positif. Waktu
masuknya HIV kedalam tubuh hingga HIV positif selama 1-3 bulan atau
bisa sampai 6 bulan (window period).
2.
Stadium Asimptomatis (tanpa gejala)
Menunjukkan didalam organ tubuh terdapat HIV tetapi belum menunjukan
gejala dan adaptasi berlangsung 5 - 10 tahun.
3.
Stadium Pembesaran Kelenjar Limfe
E. Pathway
F. Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan
pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah
terpajannya Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa dilakukan
dengan rumusan ABCDE yaitu:
1.
Sekarang,
AZT
tersedia
untuk
pasien
dengan
Human
10
Didanosine
Ribavirin
Diedoxycytidine
Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makanmakanan sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan
yang mengganggu fungsi imun.
11
3. Gastrointestinal
pneumococcus,
dan
strongyloides
dengan
efek
nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus
dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
6. Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
ELISA
Western blot
Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun :
Hematokrit.
LED
CD4 limfosit
12
Serum mikroglobulin B2
Hemoglobulin
BAB III
13
Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada
cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer, pucat /
sianosis, perpanjangan pengisian kapiler.
14
Integritas dan Ego
Gejala
: Stress berhubungan
dengan
kehilangan,mengkuatirkan
Eliminasi
Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa kram
abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
Tanda : Feces encer dengan atau tanpa mucus atau darah, diare pekat dan
sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,perianal,perubahan
jumlah,warna,dan karakteristik urine.
Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia.
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi
yang buruk, edema
Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS.
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
Neurosensori
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental,kerusakan status
indera,kelemahan otot,tremor,perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak
normal,tremor,kejang,hemiparesis,kejang.
Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala,nyeri dada
pleuritis.
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar,nyeri tekan,penurunan rentan
gerak,pincang.
Pernafasan
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk, sesak
pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya
sputum.
Keamanan
15
Gejala
Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi, menurunnya libido,
penggunaan pil pencegah kehamilan.
Tanda : Kehamilan,herpes genetalia
Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,isolasi,kesepian,adanya
trauma AIDS
Tanda : Perubahan interaksi
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Kegagalan dalam perawatan,prilaku seks beresiko tinggi,
penyalahgunaan obat-obatan IV, merokok, alkoholik.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem imunologis HIV / AIDS adalah:
1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak efektif
2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan
yang berlebihan, diare berat
3. Resiko tinggi terhadap tidak
efektifnya
pola
nafas
b/d
ketidakseimbangan muscular
4. Resiko tinggi terhadap perubahan faktor pembekuan b/d penurunan
absorpsi VitaminK
5. Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b/d perubahan pada kemampuan
6.
7.
8.
9.
energi
10. Perubahan proses pikir b/d hipoksemia, perubahan lapang perhatian
11. Ansietas b/d ancaman pada konsep pribadi, peningkatan tegangan
12. Isolasi sosial b/d perubahan status kesehatan, perasaan ditolak
16
C. Perencanaan Keperawatan
dx
1.
Kriteria Hasil
Intervensi
Mengidentifikasi / ikut
a)
serta
terkontaminasi silang
Mengurangi
seluruh
kontak
perawatan
dilakukan
instruksikan pasien /
kemungkinan
pasien
mengalami
infeksi
dalam
perilaku
Cuci
tangan
Rasionalisasi
- Mengurangi resiko
17
dari
sekresi
pengeluaran
purulen
tanda-tanda
lain
/
dan
nosokomial
- Meningkatkan kerja
Berikan
sama
dengan
cara
yang
hidup
dan
berusaha
mengurangi
rasa
baik
periksa
terisolasi
Memberikan
pengunjung
dari
lingkungan
kondisi infeksi
staf
informasi dasar awitan
peningkatan
suhu
dan mempertahankan
secara berulang-ulang
kewaspadaan
sesuai
dari
demam
yang
indikasi
terjadi
c)
untuk
Diskusikan
menunjukkan
bahwa
infeksi
yang
mempertahankan
baru dimana obat tidak
kesehatan pribadi
lagi
d)
dapat
secara
Pantau tandaefektif
mengontrol
yang
tidak
dapat disembuhkan
Kandidiasis oral,
CMV
dan
adalah
lesi
f)
Periksa adanya
luka
terjadi
lokasi
alat
dan
18
infasif,perhatikan
tanda-tanda inflamasi /
membran kulit
Identifikasi
infeksi lokal
Bersihkan percikan cairan
pemutih 1 : 10
mencegah
g)
terjadinya
sepsis
Mengontrol
mikro
a)
Mempertahankan hidrasi
dibuktikan
oleh
membran
lembab,
baik,
mukosa
turgor
kulit
haluaran
urine
Pantau tanda-
volume
sirkulasi
catata
hipertensi
termasuk
perubahan
postural
b) Kaji turgor kulit,
Indikator dari
cairan
Indikator tidak
cairan
-
Mempertahankan
cairan,
rasa haus
mengurangi rasa haus, dan
c)
dan
masukan
membran
cairan
mukosa
3.
Mempertahankan
pernapasan
Meningkatkan
efektif
optimal
mengurangi aspirasi /
dan
19
sesuai kebutuhan
b)
Selidiki tentang
infeksi
yang
meningkat
bersih
dan
yang
ditimbulkan
/ c)
karena
atelektasis
Nyeri dada
dalam
batas
normal aktivitas
dapat
pertahankan
menggambarkan
pasien
dengan
keganasan
Menurunkan konsumsi
O2
4.
a)
Menunjukkan homosatis
yang ditunjukkan dengan
tidak adanya perdarahan
Lakukan
darah
tenggorokan, dan
pada
tubuh
Mempercepat deteksi
mengetahui
adanya perdarahan /
cairan
adanya
ekimosis
darah
pada
muntah
b) Pantau perubahan
mencegah perdarahan
kritis
-
Lesi mulut,
pemeriksaan
untuk
warna kulit
Pantau perubahan tingkat
perdarahan / hemoragi
dapat
kesadaran
dan
Timbulnya
menunjukkan
gangguan
kegagalan sirkulasi /
penglihat
syok
-
Perubahan dapat
20
menunjukkan
5.
Mempertahankan
atau
BB
a)
memperlihatkan
Kaji kemampuan
untuk
merasakan
mengacu
menelan
b)
Timbang BB
pada
tujuan
perdarahan otak
Lesi mulut,
mengunyah,
peningkatan BB yang
tenggorokan,
dan
dan
esofagus
dapat
menyebabkan
yang diinginkan
dispagia,
sesuai
adanya
penurunan
kebutuhan,
kemampuan
pasien
mengolah
dan
Gunakan
mengurangi keinginan
serangkaian
untuk makan
Indikator
pengukuran BB dan
antropometrik
c)
Jadwalkan obat-
kebutuhan
pemasukan
nutrisi
yang
adekuat
Lambung yang
cairan
penuh
akan
mengurangi
nafsu
gizi
d)
makanan
Mempermudah
untuk
e)
dengan
Dorong pasien
duduk
pada
waktu makan
Catat pemasukan kalori
mengurangi
-
resiko
aspirasi
Mengidentifikasi
21
Keluhan
hilangnya
a)
perhatikan
alternatif
pemberian makanan
Mengindikasikan
lokasi,
kebutuhan
intensitas (skala 1
intervensi
10),
tanda-tanda
frekuensi
metode
dan
untuk
dan
juga
perkembangan
non verbal
b)
resolusi komplikasi
Dapat
Dorong
pengungkapan
mengurangi
perasaan
c) Lakukan tindakan
dan
ansietas
rasa
takut,
sehingga mengurangi
pariatif
mis:
persepsi
pengubahan
pada
sisi
akan
posisi,
infeksi -
Menunjukkan
laku
teknik
mencegah
kulit
untuk
kerusakan
meningkatkan
kesembuhan
hari,
catat
warna,
garis
Menentukan
dasar
dimana
sensasi.
dapat
lesi
Gambarkan
dan
amati
dan
dibandingkan
melakukan
22
c)
perubahan
b) Pertahankan sprei
bersih,
kering
dan
tidak berkerut
Tutupi luka tekan yang
yang
berkerut
basah
terbuka
dengan
yang
pembalut
menyebabkan
yang
steril
dan
atau
iritasi
barrier
dan potensial terhadap
produktif
-
infeksi
Dapat mengurangi
kontaminasi
8.
Kaji membran
bakteri,
meningkatkan
proses
penyembuhan
-
Edema, lesi,
Menunjukkan membran
a)
keluhan
nyeri,
menyebabkan
rasa
ulserasi
bengkak,
sulit
sakit
sulit
dan
mengunyah / menelan
b) Berikan perawatan
mengunyah / menelan
Mengurangi rasa
tidak
setelah
meningkatkan
gunakan
makan,
sikat
gigi
nyaman,
rasa
pembentukan
asam
23
e)
pelembab bibir
c) Cuci lesi mukosa
tertinggal
Mengurangi
oral
dengan
menggunakan
krustasi
dari
hidrogen peroksida /
kandidiasis
dan
meningkatkan
kue
d) Anjurkan permen
kenyamanan
Merangsang
saliva
mengandung gula
Dorong pasien untuk
untuk
melindungi membran
tidak merokok
mukosa
-
Rokok akan
membran mukosa
Kaji pola tidur
Berbagai faktor
Melaporkan peningkatan
a)
energi
dapat
kelelahan,
perilaku
b)
meningkatkan
termasuk
Rencanakan
ssp, tekanan emosi dan
perawatan
untuk
efek
menyediakan
samping
obat-
fase
obatan / kemoterapi
Periode istirahat
pada
yang
waktu
pasien
sering
dibutuhkan
memperbaiki
sangat
dalam
/
24
terdekat
c)
pada
menghemat
penyusunan rencana
Tetapkan keberhasilan
energi.
Perencanaan
akan
membuat
pasien
aktif
pada
pasien
waktu dimana tingkat
energi
lebih
sehingga
tinggi,
dapat
memperbaiki perasaan
-
akibat
Mempertahankan
a)
tingkat
dan
menggunakan
pada
fungsi
optimal
kognitif
kelelahan
yang
alat
sesuai.
Catat
fungsional
waktu
penerimaan
perubahan
orientasi,
mewaspadakan
respon
terhadap
perawat
dan
pada
rangsang, kemampuan
untuk
dapat
masalah,
mencegah
ansietas,
dengan
dihubungkan
infeksi
kemungkinan penyakit
25
halusinasi
dan
ide
paranoid
b)
Pantau adanya
stressor
lingkungan,
infeksi
samping terapi obat-
obatan
-
nukal,
muntah, demam
c)
Susun batasan
Gejala ssp
dihubungkan
dengan
meningitis / ensefalitis
pada
perilaku
mal
diseminata
adaptif
hindari
d)
mungkin
menyiksa,
memiliki
jangkauan
dari
perubahan
pilihan
pertanyaan terbuka
Diskusikan penyebab /
kelihatan
sampai
kekacauan
mental,
peka
yang kongkret
mengantuk,
rangsangan,
pingsan,
tidur,
emngurangi
gejala
tidur
Mendapatkan informasi
26
Menyatakan
tentang
cara
a)
kesadaran
perasaan
sehat
Jamin pasien
tentang
dan
untuk
menghadapinya
kontrol
kehilangan
-
terhadap
Memberikan
kerahasiaan
tertentu
b) Berikan informasi
bagi
pasien
untuk
memecahkan masalah
akurat
dan
konsiste
pada
mengenai
hindari
situasi
argumentasi
diantisipasi
-
Dapat
persepsi
mengurangi
ansietas
mengenai
dan ketidakmampuan
tersebut
c)
lingkungan
terbuka
keputusan
d)
yang
prognosis,
pilihan
berdasarkan realita
Membantu
merasa
aman
untuk
mendiskusikan
sekarang
tanpa
kontrol
Menciptakan interaksi
27
a)
Menunjukkan
peningkatan
Tentukan persepsi
perasaan
Isolasi sebagian
dapat
mempengaruhi
harga diri
penggunaan
masker,
penolakan
reaksi
memungkinkan
orang lain
Mengurangi
mis:
jika
berbicara
dengan pasien
c)
Dorong
isolasi
fisik
dan
menciptakan hubungan
kunjungan
terbuka,
sosial
yang
positif
dapat
percaya diri
Partisipasi orang
memungkinkan
d) Dorong adanya hubungan
lain
yang
aktif
rasa
yang
dengan
dapat
orang
meningkatkan
rasa
terdekat
-
kebersamaan
Membantu menetapkan
partisipasi
sosial
pada
dapat
hubungan
mengurangi
a)
Kaji tingkat
Menentukan
28
Menyatakan
perasaan
perasaan
tidak
status
individual
dan
dan cara
yang sehat
pasien
untuk
berhubungan
mengusahakan
yang mengindikasikan
pada
daftar
imobilisasi
dengan mereka
b)
kurangnya
komunikasi
Dorong peran aktif pada -
waktu
pasien
karena
perasaan depresi
Memungkinkan
perencanaan
menetapkan
Mengungkapkan
dikontrol pasien
a)
Tinjau ulang
Memberikan
pemahamannya
pengetahuan
tentang kondisi /
apa
proses
dan
perawatan
dari
penyakit tertentu
yang
menjadi
penularan penyakit
c) Berikan informasi
membuat
dasar
pilihan
berdasarkan informasi
Mengoreksi
mitos dan kesalahan
mengenai
konsepsi,
penatalaksanaan gejala
meningkatkan
29
yang
aturan
melengkapi
medis,
mis:
keamanan
bagi
kontrol
lomotil
mengurangi
resiko
malu
dan
meningkatkan
kenyamanan
Memberi
kesempatan
untuk
sumber-sumber
mengubah
aturan
untuk
kebutuhan perubahan /
individual
Memudahkan
memenuhi
ada)
pemindahan
dari
lingkungan perawatan
akut,
mendukung
pemulihan
dengan
kemandirian
30
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan dapat
menyebabkan timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia,
sehingga tubuh mudah terserang penyakit dan lam kelamaan akan meninggal,
sudah menjadi sifat manusia yang selalu ingin merasakan kenikmanatan tanpa
mempedulikan akibatnya, misalnya : melakukan perzinahan, penggunaan
narkotika suntikan, dan sebagainya. Kits umat manusia sudah mengetahui bahwa
perbuatan-perbuatan tersebut sangat dilarang,baik menurut ajaran agama masingmasing maupun aturan hukum yang berlaku. Tetapi dari sebagian kita tetap saja
melakukan hal-hal tersebut, misalnya : WTS, Homoseks,Biseks, Mucikari, dan
orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan
31
seksual diluar nikah. Dan berbahaya, dan sampai saat ini belum ditemukan
obatnya.
Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihatpada penderita AIDS yaitu
demam yang berkepanjangan di sertai keringat malam, batuk dan sariwan yang
terus menerus,berat badan turun dengan drastis, dsb, yang akan di akhiri dengan
kematian.
AIDS merupakan cobaan atau bahkan hukuman daru Tuhan,yang tidak
pernah di duga oleh umat manusia.
B. Saran
1. Hendaknya kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa
menyebabkan AIDS.
2. Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama
narkotika melalui alat suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan
semacamnya yang bisa saja menularkan AIDS, karena alat-alat
aeperti itu tidak ada gunanya.dan hindarkan diri dari pergaulan bebas
yang bersifat negatif.
3. Apabila ada seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, iklan ataupun
brosur-brosur, yang mengimpormasikan tentang AIDS, sebaiknya
kita memperhatikan dengan baik, agar segala sesuatu tentang AIDS
dapat diketahui, sehingga kita bisa menghindarkan diri sejak dini
dari AIDS.
32
DAFTAR PUSTAKA
33