DISUSUN OLEH :
ISNA AFIFAH
P1337420214097
III B
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan Keluarga Tn. A khususnya
Ny.T yang menderita hipertensi di RT 01 RW 04 Kelurahan Lemberang
Kecamatan Sokaraja mengerti dan memahami tentang hipertensi dan cara
pengobatan hipertensi.
B. MATERI (Terlampir)
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Cara pengobatan hipertensi
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
F. LAMPIRAN
1. Materi
2. Soal
G. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Penyuluh dan peserta berada pada posisi yang sudah direncanakan.
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
c. Media dan alat pengajaran telah tersedia.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Peserta dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai
selesai.
c. Peserta berperan aktif selama kegiatan berjalan.
3. Evaluasi hasil
a. Prosedur : Post test
b. Jenis test: Pertanyaan secara lisan
Butir butir pertanyaan
1) Apakah yang dimaksud hipertensi ?
2) Sebutkan penyebab hipertensi ?
3) Sebutkan tanda gejala dari hiperensi ?
4) Sebutkan komplikasi hipertensi ?
5) Bagaimana penatalaksanaan hipertensi ?
H. DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
PENGESAHAN
Mengetahui,
Isna Afifah
NIM P1337420214097
Lampiran :
HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90
mmHg (Smeltzer dan Bare, 2001 dalam Ahmad, 2009).
Menurut WHO batas nomal aadalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-
90 mmHg diastolik. Jadi seseorang disebut menderita hipertensi jika tekanan
darah sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 95 mmHg
(Poerwati, 2008).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu bila tekanan sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan distolik 90 mmHg atau lebih.
B. Penyebab hipertensi
Menurut Rusdi (2009) faktor dan penyebab terjadinya hipertensi
antara lain :
1. Faktor yang tidak dapat diubah :
a. Faktor Keluarga
c. Merokok
D. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi berpotensi mematikan, meliputi gagal jantung
kongestif, sroke dan gagal ginjal (Ganong 2010).
Menurut (Ardiansyah, 2012) Tekanan darah yang terus-menerus
tinggi dan tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi pada organ-organ
tubuh yaitu sebagai berikut:
1. Stroke
Stroke dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan tinggi
diotak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh otak, stroke
dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran
darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi berkurang. Arteri
arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah, sehingga
meningkatkan kemungkinan terbentuknyaa aneurisma.
2. Infark miokardium
Dapat juga terjadi infark miokardium apalagi arteri koroner yang
mengalami aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium dan apabila terbentuk thrombus yang dapat menghambat
aliran darah melalui pembuluh darah tersebut.Karena terjadi hipertensi
kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan oksigen miokardium
tidak dapat dipenuhi dan dapat dipenuhi dapat terjadi iskemia jantung
yang menyebabkan infark.
3. Gagal ginjal
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler glomerulus. Dengan rusaknya
glomerulus darah akan mengalir ke unit fungsional ginjal, neuron akan
terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan
rusaknya membrane glomerulus protein akan keluar melalui urine
sehingga tekanan osmetic keloid plasma berkurang, hal ini menyebabkan
edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
4. Ensafalopati (Kerusakan Otak)
Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi akibat
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan kedalam ruang intertisium di seluruh susunan saraf akibatnya
neuron-neuron disekitarnya menjadi menjadi kolaps dan terjadi koma
serta kematian.
2. Ketimun
3. Pisang
4. Jeruk
Jeruk sudah kondang sebagai buah yang kaya vitamin C. Ternyata, selain
vitamin C, buah ini juga banyak mengandung potasium, serat, dan rendah
sodium. Rasanya yang manis tak merepotkan karena bisa kita makan
langsung tanpa dijus. Tapi, tak ada salahnya kalau Anda ingin meminum
jus jeruk yang segar untuk menu sehari-hari Anda. Apalagi kebutuhan
potasium untuk mengatasi darah tinggi cukup besar.
5. Sayuran Hijau
Brokoli hanya satu contoh sayuran hijau yang mengandung potasium
tinggi, tapi rendah sodium. Selain brokoli Anda bisa pilih sayuran hijau
lain yang disukai, bayam bisa jadi salah satu alternatif. Jus yang sehat dan
menyehatkan ini akan lebih bermanfaat dan bisa mengatasi darah tinggi
jika Anda mengolahnya tanpa gula.