Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI DAN CARA PENGOBATAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :
ISNA AFIFAH
P1337420214097
III B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI DAN PENGOBATAN HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Hipertensi dan cara pengobatan hipertensi
Hari, tanggal : Rabu, 1 Maret 2017
Sasaran : Ny.T dan keluarga Tn.A
Tempat : Kelurahan Lemberang Rt 01/04, Sokaraja
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Isna Afifah

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan Keluarga Tn. A khususnya
Ny.T yang menderita hipertensi di RT 01 RW 04 Kelurahan Lemberang
Kecamatan Sokaraja mengerti dan memahami tentang hipertensi dan cara
pengobatan hipertensi.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit tentang
hipertensi dan cara pengobatan hipertensi diharapkan Keluarga Tn. A yang
menderita hipertensi di RT 01 RW 04 Kelurahan Lemberang Kecamatan
Sokaraja mampu :
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan penyebab hipertensi
c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d. Menyebutkan komplikasi hipertensi
e. Menjelaskan cara pengobatan hipertensi

B. MATERI (Terlampir)
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Cara pengobatan hipertensi

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Waktu Penyuluh Sasaran Metode / Keterangan


Media
1 2 1. Pembukaan 1. Metode: Peserta
a. Mengucapkan a. Menjawab
menit Ceramah antusias
salam salam 2. Media: -
b. Memperkenalkan b. Memperhatikan
diri dan dengan
menjelaskan seksama
c. Menyetujui
tujuan
c. Melakukan kontrak waktu
d. Mencermati
kontrak waktu
d. Apersepsi
2 20 2. Inti 1. Metode : Peserta
Penyuluh a. Memperhatikan
menit Ceramah responsif
menjelaskan materi: dengan
, diskusi. dan senang
a. Pengertian
seksama 2. Media:
hipertensi b. Mendengarkan
Laptop,
b. Penyebab c. Memperhatikan
power
d. Mendengarkan
hipertensi
point
c. Komplikasi dengan
hipertensi seksama
d. Cara pengobatan e. Memperhatikan
hipertensi
3 5 3. Evaluasi 1. Metode: Peserta
a. Memberikan
menit a. Bertanya Tanya antusias
kesempatan
b. Menjawab jawab
untuk bertanya 2. Media:
pertanyaan
kepada peserta Laptop,
secara lisan
b. Mengevaluasi power
hasil ceramah c. Memberi point
dengan tanggapan
memberikan
pertanyaan
c. Mengevaluasi
jalannya
penyuluhan
4 2 4. Kesimpulan 1. Metode : Peserta
a. Menyimpulkan a. Memperhatikan
menit Ceramah responsif
hasil penyuluhan dengan seksama 2. Media: -

5 1 5. Penutup 1. Metode Peserta


a. Mengucapkan a. Menjawab
menit Ceramah senang
salam penutup salam penutup 2. Media:
b. Membagikan b. Menerima
Leaflet
leaflet kepada leaflet dari
peserta penyuluh

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. MEDIA
1. Leaflet

F. LAMPIRAN
1. Materi
2. Soal

G. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Penyuluh dan peserta berada pada posisi yang sudah direncanakan.
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
c. Media dan alat pengajaran telah tersedia.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Peserta dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai
selesai.
c. Peserta berperan aktif selama kegiatan berjalan.
3. Evaluasi hasil
a. Prosedur : Post test
b. Jenis test: Pertanyaan secara lisan
Butir butir pertanyaan
1) Apakah yang dimaksud hipertensi ?
2) Sebutkan penyebab hipertensi ?
3) Sebutkan tanda gejala dari hiperensi ?
4) Sebutkan komplikasi hipertensi ?
5) Bagaimana penatalaksanaan hipertensi ?

H. DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta : Rineka Cipta


Sudoyo, Aru. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam jilid 1. Edisi V. 2010.

Jakarta : Internal publishing

PENGESAHAN

Purwokerto, 28 Februari 2017

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Penyuluh

Isna Afifah
NIM P1337420214097
Lampiran :

HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90
mmHg (Smeltzer dan Bare, 2001 dalam Ahmad, 2009).
Menurut WHO batas nomal aadalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-
90 mmHg diastolik. Jadi seseorang disebut menderita hipertensi jika tekanan
darah sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 95 mmHg
(Poerwati, 2008).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu bila tekanan sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan distolik 90 mmHg atau lebih.

B. Penyebab hipertensi
Menurut Rusdi (2009) faktor dan penyebab terjadinya hipertensi
antara lain :
1. Faktor yang tidak dapat diubah :
a. Faktor Keluarga

Keluarga yang anggotanya mempunyai sejarah tekanan darah


tinggi, penyakit kardiovaskuler atau diabetes, maka biasanya
penyakit itu juga akan menurun kepada anak-anaknya.
b. Jenis kelamin
Pada umumnya laki-laki memiliki kemungkinan lebih besar
untuk terserang hipertensi daripada perempuan. Hipertensi
berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis.
Pada perempuan sering kali dipicu oleh perilaku tidak sehat, seperti
merokok dan kelebihan berat badan, depresi, dan rendahnya status
pekerjaan. Akan tetapi, pada laki-laki lebih berhubungan dengan
pekerjaan dan pengangguran.
c. Faktor usia

Faktor usia juga pemicu terjadinya hipertensi. Seseorang


yang berusia 60 tahun atau lebih dari itu, juga sangat berpotensi
terkena hipertensi. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80
tahun dan tekanan diastolik terus naik sampai usia 55-60 tahun.
2. Faktor yang dapat diubah :
a. Obesitas

Beberapa penyeledikan telah membuktikan bahwa daya


pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang
mempunyai berat badan normal. Penderita obesitas beresiko dua
sampai enam kali lebih besar untuk terserang hipertensi
dibandingkan dengan orang yang berat badan normal. Efek samping
obesitas antara lain : Gangguan pernapasan, keluhan pada tulang,
kelainan kulit, pembengkakan/edema (Iskandar, 2010)
b. Konsumsi garam yang tinggi

Berdasarkan data statistik diketahui bahwa hipertensi jarang


diderita oleh suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam
yang rendah. garam (natrium) bersifat mengikat air pada saat garam
dikonsumsi, maka garam tersebut mengikat air sehingga air akan
terserap masuk ke dalam intravaskuler yang menyebabkan
meningkatnya volume darah. Apabila volume darah meningkat, kerja
jantung akan meningkat dan akibatnya tekanan darah juga
meningkat. Dunia kedokteran juga telah membuktikan bahwa
pembatasan konsumsi garam (natrium) oleh obat diuretik (pelancar
kencing) akan menurunkan tekanan darah lebih lanjut.

c. Merokok

Merokok dapat merangsang system adrenergik dan


meningkatkan tekanan darah. Dan juga dapat menyebabkan
terjadinya penyempitan dalam saluran paru-paru dapat memicu kerja
ginjal dan jantung menjadi lebih cepat, sehingga naiknya tensi darah
tidak bisa dihindari (Rusdi, 2009). Zat nikotin yang terdapat dalam
rokok dapat menigkatkan pelepasan epineprin, yang dapat
mengakibatkan terjadinya penyempitan dinding arteri karena
kontraksi yang kuat (Iskandar, 2010).
d. Minum minuman beralkohol

Mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat


mengganggu dan merusak fungsi beberapa organ salah satu
diantaranya hati. Fungsi hati akan terganggu sehingga
mempengaruhi kinerja atau fungsi jantung ini pada akhirnya
menyebabkan hipertensi. Alkohol juga dapat merangsang
dilepaskannya epinefrin atau adrenalin, yang membuat arteri menciut
dan menyebabkan penimbunan air dan natrium.
e. Stres

Hubungan antara stres dan hipertensi terjadi akibat aktivasi


saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat beraktivitas). Aktivitas
saraf simpatis yang bekerja secara aktif dan meningkat juga memicu
terjadinya peningkatan tekanan darah secara tidak menentu.
f. Kurang Olahraga

Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan


darah dalam tubuh meningkat. Olahraga bertujuan untuk
memperlancar peredaran darah dan mempercepat penyebaran impuls
urat saraf kebagian tubuh atau sebaliknya sehingga tubuh senantiasa
bugar.

g. Faktor Obat obatan

Faktor terjadinya hipertensi karena pengaruh obat obatan


pada dasarnya lebih potensial dialami oleh kaum perempuan,
terutama mereka yang mengkonsumsi obat obat kontrasepsi oral.
Konsumsi kontrasepsi oral (pil) dapat beresiko terjadinya perubahan
metabolism lemak (lipid) darah. Efek ini tergantung jenis dan dosis
hormon dalam kontrasepsi oral bila esterogen maka berefek lebih
baik karena menaikkan kolestrol HDL (Kolesterol baik) dan
menurunkan kolesterol LDL (kolesterol buruk). Progestinnya
mempunyai efek berlawanan dengan esterogen sehingga kejadian
tekanan darah tinggi (Santoso, 2010).

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


Gejala-gejala penyakit yang terjadi pada penderita hipertensi antara
lain Sakit kepala, Gelisah, Jantung berdebar, Perdarahan hidung, Sesak nafas,
Cepat marah, Telinga berdenging, Tekuk terasa berat, Berdebar dan sering
BAK dimalam hari (Cahyono, 2008).

D. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi berpotensi mematikan, meliputi gagal jantung
kongestif, sroke dan gagal ginjal (Ganong 2010).
Menurut (Ardiansyah, 2012) Tekanan darah yang terus-menerus
tinggi dan tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi pada organ-organ
tubuh yaitu sebagai berikut:
1. Stroke
Stroke dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan tinggi
diotak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh otak, stroke
dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran
darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi berkurang. Arteri
arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah, sehingga
meningkatkan kemungkinan terbentuknyaa aneurisma.
2. Infark miokardium
Dapat juga terjadi infark miokardium apalagi arteri koroner yang
mengalami aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium dan apabila terbentuk thrombus yang dapat menghambat
aliran darah melalui pembuluh darah tersebut.Karena terjadi hipertensi
kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan oksigen miokardium
tidak dapat dipenuhi dan dapat dipenuhi dapat terjadi iskemia jantung
yang menyebabkan infark.
3. Gagal ginjal
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler glomerulus. Dengan rusaknya
glomerulus darah akan mengalir ke unit fungsional ginjal, neuron akan
terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan
rusaknya membrane glomerulus protein akan keluar melalui urine
sehingga tekanan osmetic keloid plasma berkurang, hal ini menyebabkan
edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
4. Ensafalopati (Kerusakan Otak)
Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi akibat
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan kedalam ruang intertisium di seluruh susunan saraf akibatnya
neuron-neuron disekitarnya menjadi menjadi kolaps dan terjadi koma
serta kematian.

E. Macam macam Buah dan Sayuran Penurun Hipertensi


1. Mengkudu
Mengkudu adalah salah satu buah yang cukup mudah ditemukan di
lingkungan sekitar kita. Dan meskipun rasanya tidak terlalu enak, akan
tetapi ternyata mengkudu menjadi salah satu jenis buah penurun darah
tinggi. Buah mengkudu diketahui mengandung beberapa nutrisi yang
sangat dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan kesehatan tubuh.
Kandungan protein, vitamin dan juga berbagai mineral penting banyak
tersimpan dalam buah dan juga daun pohon buah mengkudu yang juga
dinilai bisa membantu meredakan hipertensi. Dan kandungan selenium
yang terkandung dalam buah mengkudu ini berperan sebagai antioksidan
yang bisa mengatasi berbagai masalah kesehatan.

2. Ketimun

Penderita hipertensi sangat sering mengonsumsi ketimun. Kandungan


mineral potasium yang banyak terdapat pada ketimun inilah yang
membuat ketimun cukup efektif untuk melawan hipertensi atau tekanan
darah tinggi.

3. Pisang

Buah yang terkadang berwarna kuning atau hijau ini ternyata


mengandung banyak kalium dan beberapa kandungan penting yang bisa
membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Selain rasanya yang
nikmat, buah pisang juga sangat mudah ditemukan. Bahkan pohonnya
pun pasti sangat mudah ditemukan di seluruh Indonesia. Oleh karena itu,
bagi Anda para penderita hipertensi mungkin bisa menjadikan pisang
sebagai cemilan sehari-hari sekaligus sebagai buah penurun darah tinggi
yang wajib Anda konsumsi.

4. Jeruk
Jeruk sudah kondang sebagai buah yang kaya vitamin C. Ternyata, selain
vitamin C, buah ini juga banyak mengandung potasium, serat, dan rendah
sodium. Rasanya yang manis tak merepotkan karena bisa kita makan
langsung tanpa dijus. Tapi, tak ada salahnya kalau Anda ingin meminum
jus jeruk yang segar untuk menu sehari-hari Anda. Apalagi kebutuhan
potasium untuk mengatasi darah tinggi cukup besar.
5. Sayuran Hijau
Brokoli hanya satu contoh sayuran hijau yang mengandung potasium
tinggi, tapi rendah sodium. Selain brokoli Anda bisa pilih sayuran hijau
lain yang disukai, bayam bisa jadi salah satu alternatif. Jus yang sehat dan
menyehatkan ini akan lebih bermanfaat dan bisa mengatasi darah tinggi
jika Anda mengolahnya tanpa gula.

F. Variasi Cara Mengkonsumsi Buah dan Sayuran yang dapat Menurunkan


Hipertensi
1. Buah buahan dapat di makan secara langsung
2. Buah buahan dapat dibuat menjadi jus
3. Buah buahan dapat diparut dan diperas airnya
4. Sayuran dapat dimasak seperti oseng oseng dan sayur bening
5. Sayuran seperti seledri, tomat dapat di buat menjadi jus
6. Buah buahan dapat dijadikan bersama sambal rujak

Anda mungkin juga menyukai