NIM : 15/384810/TK/43472
Prodi : Teknik Fisika
Masjid Aqsa sebanyak 70 ribu orang. Sedangkan para sejarawan Perancis sendiri tidak
mengingkari pembantaian mengerikan itu, bahkan mereka kebanyakan menceritakannya dengan
bangga.
Fakta ini cukup membuktikan betapa Islam mampu memberikan perlindungan kepada penduduk
yang wilayahnya ditakhlukan. Karena perang dalam Islam memang bukan untuk
menghancurkan, tetapi memberi kehidupan.
Empat belas abad yang silam, Allah Taala telah mengutus Nabi Muhammad S.A.W sebagai
panutan bagi umat manusia. Beliau merupakan Rasul terakhir yang membawa agama terakhir
yakni Islam. Masa kejayaan Islam telah menjadi bukti sejarah bahwa dengan mengamalkan
ajaran Al-Quran umat Islam sendiri akan menikmati kemajuan peradaban dan kebudayaan di
atas bumi ini. Di masa kejayaan Islam, pimpinan Islam berada di tangan tokoh-tokoh yang setiap
orangnya patuh sepenuhnya dan setia kepada Nabi Muhammad S.A.W, baik secara keimanan,
keyakinan, perbuatan, akhlak, pendidikan, kesucian jiwa, keluruhan budi maupun kesempurnaan.
Pimpinan umat Islam sesudah wafatnya Nabi Muhammad S.A.W adalah Abubakar, Umar,
Utsman dan Ali merupakan pemimpin duniawi dengan jabatan Khalifah yang menganggap
kedudukan mereka itu sebagai pengabdian pada umat Islam, bukan sebagai alat untuk
mendapatkan kekuasaan mutlak dan kemegahan.
Untuk era globalisasi saat ini Iptek menjadi kekuatan dunia kemajuan Negara dan Bangsa.
Berikut ini urgensi penguasaan sains dan teknologi :
1. Memperoleh kemudahan
2. Mengenal dan mengagungkan Allah untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, yaitu
kebahagiaan dunia dan akhirat
3. Meningkatkan kualitas pengabdian kepada Allah
4. Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah
5. Memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup
6. Meningkatkan kemampuan memanfaatkan kekayaan alam
7. Meningkatkan harkat martabat manusia
8. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban
9. Meningkatkan rasa percaya diri
10. Meningkatkan produktifitas kerja
11. Memperoleh amal jariah bila diamalkan
12. Memiliki keunggulan hidup dunia akhirat
Dampak Penggunaan Sains dan Teknologi Bagi Umat Manusia
Manusia sebagai makhluk individu memiliki perbedaan antara satu dengan manusia yang
lain dalam hal kepribadian,pola pikir,kelebihan,kekurangan untuk mencapai cita-cita. Sehingga
sebagai pribadi yang khas tersebut manusia berusaha mengeluarkan segala potensi yang ada pada
dirinya dengan cara menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa bantuan orang
lain. Potensi-potensi manusia sebagai makhluk hidup dapat dituangkan dalam sebuah sains dan
teknologi.
Kemajuan sains dan teknologi dapat dirasakan di berbagai aspek, serta memiliki berbagai
dampak positif dan negatif. Kalau penggunaan sains dan teknologi berdasarkan tuntunan agama,
terutan islam, maka hal ini dapat menimbulkan kehidupan yang positif, tetapi sebaliknya jika
digunakan secara negatif maka dapat menimbulakan kehidupan yang destruktif/merusak.
Sains dan teknologi yang boleh digunakan dan dimanfaatkan adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah islam. Keharusan standar syariah ini didasarkan kepada banyaknya
ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang sains dan teknologi. Ketentuan Allah dan Rasul-Nya
seperti:
ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu pemimpinpemimpin selain Nya. Amat sedikitnya kamu mengambil pelajaran (dari padanya)
Barang siapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasnya maka perbuatan
itu ditolak
Dampak Positif
1. Menyadarkan umat Islam untuk selalu mengenal dan dekat dengan sang penciptanya
Allah S.W.T, karena sumber segala sains dan teknologi yang diciptakan dan
dikembangkan oleh manusia pada hakikatnya dari Allah S.W.T, terutama bersumber pada
suroh/ayat kauniyah.
2. Mengantarkan manusia kepada era kehidupan yang maju, modern dan sejahtera. Menurut
ajaran agama islam, sains dan teknologi harus dipergunakan untuk mencapai kehidupan
bahagia dunia dan akhirat.
3. Mempercepat dan mempermudah komunikasi.
4. Mempercepat dan mempermudah transportasi ke suatu tempat.
5. Pembuatan senjata dan peralatan perang untuk menjaga keamanan dari serangan musuh.
6. Komputerisasi dan informasi.
Dampak Negatif
1. Informatika. Kemajuan teknologi dan informasi faktanya juga membuat dunia kejahatan
makin canggih. Praktek-praktek pencurian melalui jaringan komputer dan internet,seperti
pembobolan bank, penipuan dagang via internet.
2. Persenjataan. Akibat yang ditimbulkan senjata modern dan canggih, bisa lebih
menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih besar atau korban yang jauh lebih
banyak jumlahnya ketimbang senjata konvesional, juga karena dengan itu jumlah korban
yang dibunuh dapat lebih banyak daripada perang tradisional.
3. Biologi. Dengan teknologi, kalangan ahli biologi dapat mengembangkan apa yag disebut
sebagai clonning yang bisa diterapkan pada tumbuhan, hewan, dan sangat mungkin juga
pada manusia.
4. Medis. Kemajuan teknologi kedokteran sangat pesat, banyak peralatan medis mutakhir
banyak ditemukan. Kecuali dampak yang positif, sudah tampak bahwa peralatan modern
itu juga membawa dampak negatif.
Mengingat bahaya dari dampak negatif yang ditimbulkan dari pengembangan dan penerapan
sains dan teknologi diatas perlu dikembangkan paradigma islam dalam melihat hubungan agama
dengan sains dan teknologi. Islam memandang bahwa agama merupakan dasar untuk mengatur
kehidupan yang memiliki konsep aqidah sebagai landasan sains dan teknologi dan syariah
sebagai standirisasi benar salahnya atau boleh atau tidak bolehnya pemanfaatan dan penerapan
sains dan teknologi.
Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Quran dan Al-Hadis hanyalah standar iptek, dan
bukan sumber iptek, adalah bahwa umat islam boleh mengambil iptek dari kaum non muslim.
Dulu Nabi S.A.W menerapkan penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi militer itu
berasal dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi S.A.W juga pernah
memerintahkan dua sahabatnya mempelajari teknik persenjataan ke Yaman, padahal di Yaman
dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (kristen). Umar bin Khatab pernha mengambil sistem
administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas Negara), yang berasal dari romawi yang beragama
kristen. Jadi, selama tidak bertentangan dengan aqidah dan syariah islam, iptek dapat diadopsi
dari kaum kafir.
Peran dan Tanggung Jawab Ilmuan terhadap Alam dan Lingkungan
Allah menciptakan manusia dengan dua fungsi yaitu sebagai hamba Allah (Abdun) dan sebagai
khalifatullah dil ardh. Kedua fungsi ini merupakan keterpaduan tanggung jawab yang melahirkan
dinamika hidup yang sarat dengan kreatifitas dan alamiah yang selalu berpihak kepada nilai-nilai
kebenaran.
Sebagai Abdun, manusia berarti seorang hamba yang taat dan patuh kepada perintah Allah.
Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah S.W.T sebagai pencipta akan
menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh sang maha pencipta berupa
potensi-potensi dan keikhlasan manusia menghambakan dieinya kepada Allah akan mencegah
kehambaan kepada sesama manusia termasuk kepada dirinya sendiri.
Sebagai Khalifah, manusia memiliki tanggung jawab tehadap diri sendiri dan alam
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Manusia mendapat amanah
dari Allah untuk memelihara alam agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk
kepentingan umat manusia. Untuk itu Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat
bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada
kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah.
Dalam kaitan dengan lingkungan, mereka mempunyai tanggung jawab untuk menjaga
kelestarian dari kelompok-kelompok perusak. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
sekarang ini, tidak bisa dipungkiri banyak menghantarkan manusia kepada kemudahan
efektifitas, dan efisiensi hidup. Dengan IPTEK manusia telah mampu meraih apa yang dulu
dianggap sebagai sesuatu yang mustahil. Namun disisi lain, kemajuan IPTEK membawa akses
negatif dan destruktif yang merugikan dan mengancam keberlangsungan umat manusia dan alam
lingkungan. Proses dehumanisasi dan terancamnya keseimbangan ekologis dan kelestarian alam,
merupakan imbas negatif dari kemajuan IPTEK.
Oleh karena itu, ilmuwan harus dibekali dengan iman dan takwa. Ilmuwan yang beriman dan
bertakwa akan memanfaatkan kemajuan IPTEK menjaga, memelihara, melestarikan,
keberlangsungan hidup manusia dan keseimbangan ekologi dan bukan untuk fasad fil ardhi.
Ilmuan harus mempunyai tanggung jawab, karena diberi amanah Allah untuk berbuat baik
terhadap lingkungannya (Al-Ahzab:72). Seorang ilmuan yang berpegangan pada ajaran Allah
dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan ditekankan, agar tidak mengikuti
perintah orang yang membuat kerusakan di bumi tanpa mengadakan kebaikan (Asy-Syuara:151152). Allah S.W.T dan Rasulnya telah memperingatkan manusia agar jangan melakukan
kerusakan di bumi. Namun, banyak manusia yang mengingkari peringatan tersebut.
Seorang Ilmuan Islam yang tetap berpegang teguh pada ajaran Allah dan giat melaksnakan
penelitian, akan berhasil dalam menemukan rumus untuk membendung kerusakan alam yang
lebih parah dan mampu mengatasi kerusakan yang telah terjadi. Manusia diberi keistimewaan
berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan
kodratnya sebagai makhluk psiko-fisik. Akan tetapi dia harus sadar akan keterbatasannya yang
menuntut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan Allah, baik terhadap perintah untuk
beribadah, maupun sunatullah. Pepaduan antara dua tugas ini, yaitu sebagai abdun dan khalifah
akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat dunia dan akhirat.
Penutup
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusian, sangat mendorong dan
mendorong umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami, dan merenungkan segala
kejadian di alam semesta. Dengan kata lain, Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Surat Al-Alaq (ayat 1-5) merupakan dasar sains dan teknologi dalam Islam. Allah
memerintahkan kita membaca, meneliti dan mengkaji serta membahas dengan kemampuan
intelektual. Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari
analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad S.A.W.
Dalam pandangan Al-Quran umat manusia harus memiliki ilmu (sains) untuk memaknai
pencintaan Allah. Panca indera tidak cukup untuk memperoleh informasi yang ditulis dalam AlQuran atau yang dimaksud Allah S.W.T kalau tidak memiliki kompetensi khusus. Oleh sebab
itu, dalam Islam menuntut ilmu adalah kewajiban dasar manusia untuk mengisi kehidupan
duniawi dan akhirat. Iman tanpa sains akan buta, karena sains itu adalah matanya iman yang
dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah, sebaliknya sains tanpa iman akan biadab, karena
iman akan menuntun manusia kepada hal-hal yang baik yang diridhoi Allah.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disatu sisi memang berdampak positif, yakni
dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Tapi di sisi lain tak jarang juga berdampak negatif
karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia.
Peran islam dalam perkembangan sains dan teknologi setidaknya ada dua. Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan sains. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai
standar penggunaan sains dan teknologi. Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat islam
dengan baik, insyaallah akanada berbagai berkah dari Allah kepada umat islam dan juga seluruh
umat manusia. Sesuai dengan firmannya pada Quran Surat Al- Araaf ayat 96.
Sumber :
http://riaviinola.blogspot.co.id/2013/12/sains-dan-teknologi-dalam-islam.html