Anda di halaman 1dari 3

5.3.

Keunggulan pengendalian yang dterapkan oleh petani


Pengendalian yang diterapkan oleh petani sendiri terdapat beberapa
cara seperti pengolahan tanah, pemanfaatan musuh alami, penggunaan
pestisida, serta penggunaan varietas tahan.
1. Pengolahan tanah
a. Mencegah kerusakan tanah oleh erosi
b. Agar ada pertukaran aliran udara
c. Agar adanya peresapan air
d. Memudahkan masuknya sinar matahari agar nematode seperti uret
yang berada didalam tanah tidak tahan dengan panas matahari
2. Pemanfaatan musuh alami
a. Segi ekonomi
Dalam jangka panjang, penggunaan musuh alami sangat
menguntungkan dan relative murah biayanya. Pada permulaan
memang memerlukan biaya yang relative tinggi, tetapi setelah
usaha awal berhasil tidak memerlukan biaya lagi. Setelah musuh
alami mapan, pengaruhnya menjadi stabil karena musuh alami
akan terus menerus menyesuaikan diri.
b. Pengaruh samping
Penggunaan musuh alami tidak menimbulkan dampak negative
terhadap lingkungan dan aman terhadap hewan pemeliharaan,
organisme dan manusia.
c. Efikasi
Dalam keadaan tertentu penggunaan musuh alami efektif
menekan populasi hama selama bertahun-tahun. Berbeda dengan
penggunaan insektisida, musuh alami mampu mencari inangnya
walaupun populasi hama relative rendah dan dapat menjangkau
sampai pada tempat-tempat tersembunyi.
d. Efisisensi
Untuk jangka panjang setelah musuh alami
berkembangbiak

dengan

baik

tidak

mapan dan

diperlukan

ulangan

pengendalian. Apabila ekosistemnya stabil, musuh alami akan


bekerja dengan sendirinya sehingga menghemat dana.
e. Kompatibilitas
Pengendalian hayati kompatibel dengan cara pengendalian lainnya.
3. Penggunaan pestisida
a. Murah dan mudah dibuat oleh petani
b. Relative aman terhadap lingkungan

c. Tidak menyebabkan keracunan pada tanah


d. Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
4. Penggunaan varietas tahan
a. Penggunaan praktis dan secara ekonomi menguntungkan
b. Sasaran pengendalian yang spesifik
c. Efektivitas pengendalian bersifat komulatif dan persisten
d. Kompatibilitas dengan komponen PHT lainnya
e. Dampak negative terhadap lingkungan terbatas
5.3.3

Analisis keadaan pertanian yang ada dilokasi pengamatan


Keadaan pertanian pada lokasi fieldtrip yang dilakukan di Sumber
Brantas Cangar dengan komoditas kentang termasuk pada kondisi yang
cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya jumlah hama yang di
temukan relatif sedikit. Jumlah hama yang relatif sedikit tersebut
dikarenakan teknik pengendalian yang dilakukan oleh petani

adalah

pengendalian dengan pestisida kimia. Namun pengendalian yang


dilakukan oleh petani hanya dengan menggunakan insektisida tanpa
menggunakan teknik pengendalian yang lain. Padahal pada komoditas
tanaman tersebut tidak hanya hama yang menyerang tanaman tetapi juga
jamur, yakni Phytophtora infestans penyebab hawar daun (bercak basah).
Sehingga ditemukan banyak penyakit hawar daun pada komoditas kentang
tersebut.Petani hanya menggunakan insektisida kimia karena dianggap
pengendalian ini sangat efektif, praktis dan mudah didapat, serta
ekonomis. Sedangkan pengendalian dengan musuh alami dianggap oleh
petani kurang efektif dan bahkan tidak berpengaruh terhadap pengendalian
hama pada komoditas kentang.
Pada lahan yang kami amati, teknik penanaman yang dilakukan
oleh petani sumber brantas merupakan pola penggunaan lahan monokultur.
Petani tersebut menganggap bahwa lahan yang dimilikinya tersebut adalah
lahan monokultur, karena dianggap dalam satu lahan itu petani hanya
menanam tanaman kentang. Pola monokultur ini menyebabkan jamur
Phythoptora infestans mudah menyebar dan menyebabkan banyaknya
daun yang terserang busuk basah karena kondisi saat itu merupakan
waktunya musim hujan sehingga keadaan saat itu yaitu lembab.

Sistem pengolahan lahan budidaya kentang ini dengan cara


mencangkul dan membalik tanah dengan mesin rotasi. Dengan pembalikan
tanah tersebut akan mengurangi kelembaban tanah sehingga membuat
kondisi tanah menjadi baik untuk ditanami, hal ini dikarenakan kondisi
tanah tersebut tidak disukai oleh bakteri dan jamur. Selain itu pembalikan
tanah juga dapat mengendalikan telur hama, nimfa atau OPT lain yang
hidup di dalam tanah. Petani tidak hanya mengolah lahan, tetapi juga
menggunakan pupuk kandang dari kotoran hewan ternak dengan tingkat
yang tinggi yaitu 2 minggu sekali. Pemanfaatan ini sangatlah bagus jika
diterapkan oleh petani lainnya, karena dapat memanfaatkan benda-benda
yang dianggap tidak berguna oleh orang lain. Sehingga keadaan pertanian
pada lokasi fieldtrip ini cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai