Keunggulan pengendalian yang dterapkan oleh petani
Pengendalian yang diterapkan oleh petani sendiri terdapat beberapa cara seperti pengolahan tanah, pemanfaatan musuh alami, penggunaan pestisida, serta penggunaan varietas tahan. 1. Pengolahan tanah a. Mencegah kerusakan tanah oleh erosi b. Agar ada pertukaran aliran udara c. Agar adanya peresapan air d. Memudahkan masuknya sinar matahari agar nematode seperti uret yang berada didalam tanah tidak tahan dengan panas matahari 2. Pemanfaatan musuh alami a. Segi ekonomi Dalam jangka panjang, penggunaan musuh alami sangat menguntungkan dan relative murah biayanya. Pada permulaan memang memerlukan biaya yang relative tinggi, tetapi setelah usaha awal berhasil tidak memerlukan biaya lagi. Setelah musuh alami mapan, pengaruhnya menjadi stabil karena musuh alami akan terus menerus menyesuaikan diri. b. Pengaruh samping Penggunaan musuh alami tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan dan aman terhadap hewan pemeliharaan, organisme dan manusia. c. Efikasi Dalam keadaan tertentu penggunaan musuh alami efektif menekan populasi hama selama bertahun-tahun. Berbeda dengan penggunaan insektisida, musuh alami mampu mencari inangnya walaupun populasi hama relative rendah dan dapat menjangkau sampai pada tempat-tempat tersembunyi. d. Efisisensi Untuk jangka panjang setelah musuh alami berkembangbiak
dengan
baik
tidak
mapan dan
diperlukan
ulangan
pengendalian. Apabila ekosistemnya stabil, musuh alami akan
bekerja dengan sendirinya sehingga menghemat dana. e. Kompatibilitas Pengendalian hayati kompatibel dengan cara pengendalian lainnya. 3. Penggunaan pestisida a. Murah dan mudah dibuat oleh petani b. Relative aman terhadap lingkungan
c. Tidak menyebabkan keracunan pada tanah
d. Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama 4. Penggunaan varietas tahan a. Penggunaan praktis dan secara ekonomi menguntungkan b. Sasaran pengendalian yang spesifik c. Efektivitas pengendalian bersifat komulatif dan persisten d. Kompatibilitas dengan komponen PHT lainnya e. Dampak negative terhadap lingkungan terbatas 5.3.3
Analisis keadaan pertanian yang ada dilokasi pengamatan
Keadaan pertanian pada lokasi fieldtrip yang dilakukan di Sumber Brantas Cangar dengan komoditas kentang termasuk pada kondisi yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya jumlah hama yang di temukan relatif sedikit. Jumlah hama yang relatif sedikit tersebut dikarenakan teknik pengendalian yang dilakukan oleh petani
adalah
pengendalian dengan pestisida kimia. Namun pengendalian yang
dilakukan oleh petani hanya dengan menggunakan insektisida tanpa menggunakan teknik pengendalian yang lain. Padahal pada komoditas tanaman tersebut tidak hanya hama yang menyerang tanaman tetapi juga jamur, yakni Phytophtora infestans penyebab hawar daun (bercak basah). Sehingga ditemukan banyak penyakit hawar daun pada komoditas kentang tersebut.Petani hanya menggunakan insektisida kimia karena dianggap pengendalian ini sangat efektif, praktis dan mudah didapat, serta ekonomis. Sedangkan pengendalian dengan musuh alami dianggap oleh petani kurang efektif dan bahkan tidak berpengaruh terhadap pengendalian hama pada komoditas kentang. Pada lahan yang kami amati, teknik penanaman yang dilakukan oleh petani sumber brantas merupakan pola penggunaan lahan monokultur. Petani tersebut menganggap bahwa lahan yang dimilikinya tersebut adalah lahan monokultur, karena dianggap dalam satu lahan itu petani hanya menanam tanaman kentang. Pola monokultur ini menyebabkan jamur Phythoptora infestans mudah menyebar dan menyebabkan banyaknya daun yang terserang busuk basah karena kondisi saat itu merupakan waktunya musim hujan sehingga keadaan saat itu yaitu lembab.
Sistem pengolahan lahan budidaya kentang ini dengan cara
mencangkul dan membalik tanah dengan mesin rotasi. Dengan pembalikan tanah tersebut akan mengurangi kelembaban tanah sehingga membuat kondisi tanah menjadi baik untuk ditanami, hal ini dikarenakan kondisi tanah tersebut tidak disukai oleh bakteri dan jamur. Selain itu pembalikan tanah juga dapat mengendalikan telur hama, nimfa atau OPT lain yang hidup di dalam tanah. Petani tidak hanya mengolah lahan, tetapi juga menggunakan pupuk kandang dari kotoran hewan ternak dengan tingkat yang tinggi yaitu 2 minggu sekali. Pemanfaatan ini sangatlah bagus jika diterapkan oleh petani lainnya, karena dapat memanfaatkan benda-benda yang dianggap tidak berguna oleh orang lain. Sehingga keadaan pertanian pada lokasi fieldtrip ini cukup baik.