ENDANG SARINI
Endangsarini.spd.sd@gmail.com
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
rendahnya kualitas hasil dan proses belajar yang dicapai siswa. Rendahnya
kualitas hasil belajar ditandai oleh pencapaian prestasi belajar yang belum
memenuhi standar kompetensi seperti tuntutan kurikulum. Dalam setiap mata
pelajaran termasuk
Direct
Instruction )
sebagai alternatif
V SD Negeri 04 Wanarata ?
2.Apakah model pembelajaran langsung dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika pada materi operasi hitung bilangan bulat pada peserta didik kelas
V SD Negeri 04 Wanarata ?
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan minat belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat
pada peserta didik
pembelajaran langsung.
2. Meningkatkan prestasi belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat
pada peserta didik
langsung.
matematika
sehingga
prestasi
belajar
matematika
dapat
meningkat.
Membangkitkan minat belajar pada anak ada yang bersifat sementara
(jangka pendek), dan yang bersifat menetap (jangka panjang). Untuk
mengembangkan minat yang lebih bersifat menetap, langkah utama yang harus
diusahakan adalah membangkitkan otonomi yang aktif, yang merupakan lawan
dari kepenontonan yang pasif
dan
psikomotorik
secara
komperhensif
tidak
secara
terpisah
(Suprijono,2009:7).
Dari pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
prestasi
belajar merupakan hasil belajar yang telah dicapai baik secara kualitas maupun
kuantitas yang dapat diukur dengan nilai tes atau angka yang telah ditentukan
dengan hasil yang optimal.
Hakikat Model Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction )
Pembelajaran langsung atau Direct Instruction, digunakan oleh para
peneliti untuk merujuk pada pola pola pembelajaran di mana guru banyak
menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan
menguji keterampilan siswa melalui latihan latihan di bawah bimbingan dan
arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru.
Menurut Roy Killen (1998:2) Direct Instruction merujuk pada berbagai
teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada
4
tahap orientasi,
yaitu guru
Tahap V adalah Latihan Mandiri, pada tahap ini siswa melakukan latihan
atau praktik secara mandiri di rumah atau di kelas, agar siswa dapat terlibat
secara langsung terhadap proses pembelajaran,
Pembelajaran
langsung
dirancang
untuk
penguasaan
pengetahuan
siklus. Data kuantitatif adalah data berupa angka angka yang diperoleh dari
6
bantuan dari para kolaborator. Instrumen penelitian ini meliputi :1) Lembar
observasi 2)Tes hasil belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan 3)
Dokumentasi, bukti nyata yang berbentuk foto dalam proses tindakan 4)Angket
minat siswa yaitu daftar pertanyaan atau pernyataan siswa tentang minat.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu dengan Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga
prestasi belajar siswa menjadi meningkat. Kedudukan guru di dalam kelas
sebagai guru maupun sebagai peneliti. Penelitian yang dilakukan guru
merupakan penelitian yang berakar dari permasalahan yang muncul dari dalam
kelas, maka sering disebut sebagai Classroom Action Research, yaitu suatu
action research yang dilakukan di kelas. Classroom Action Research merupakan
penelitian tindakan kelas (PTK).
Pada penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus.Setiap siklusnya
dilaksanakan 4 kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, evaluasi dan refleksi. Langkah-langkah dalam prosedur penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1.Perencanaan ( Planning ) meliputi : a) Mengadakan
pertemuan, guru pelaksana tindakan dan guru pengamat berdiskusi tentang
persiapan penelitian.b) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar
observasi aktivitas siswa, soal tes, pedoman wawancara, catatan lapangan, dll.
c)Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang telah disusun pada persiapan penelitian d) Menyiapkan alat
tulis, camera digital dan lain sebagainya. 2. Pada tahap tindakan (action) ini
peneliti melaksanakan tindakan sebagaimana yang telah dirancang yaitu guru
kelas V melaksanakan kegiatan belajar mengajar ( KBM ) dengan model
pembelajaran langsung (Direct Instruction) dan diharapkan dapat mencapai
tujuan sesuai yang ditetapkan.
Kegiatan Guru
Langsung (Direct
Kegiatan siswa
Instruction)
Tahap Orientasi
Kegiatan awal
1.
Guru menjelaskan
1. Siswa
tujuan pembelajaran.
2.
Guru menekankan
materi pelajaran yang
lalu
4.
penjelasan guru
3.
memperhatikan
2.
Siswa menjawab
pertanyaan guru
sebagai apersepsi
3. Siswa mendengarkan
Guru mengarahkan
kegiatan yang akan
dan memperhatikan
penjelasan guru
dilakukan mengenai
materi pelajaran yang
akan dibahas.
Tahap Presentasi
1.
Guru menentukan
prosedur pengajaran
2.
Guru menyajikan
materi pelajaran
3.
Guru memberikan
contoh contoh
mengenai materi
pelajaran
4.
Guru mengaitkan
8
1. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
mengenai materi
yang disampaikan
2. Siswa menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh guru
3. Siswa mengajukan
materi pelajaran
pertanyaan kepada
guru
telah lalu
Tahap Latihan
1.
terstruktur
Guru mengecek
pemahaman siswa
2.
Guru membuat
1. Siswa berdiskusi
kelompok dengan
2. Siswa mengajukan
pertanyaan apabila
mempermudah siswa
belum dipahami
Guru mengoreksi
3. Siswa mengajukan
terhadap kesalahan
sanggahan apabila
dan memperkuat
bertanya
benar.
Tahap Latihan
1.
Terbimbing
2.
Guru membimbing
siswa yang mengalami
memperhatikan
kesulitan
bimbingan guru
Guru memberikan
tugas dengan
bimbingan guru
1.
2. Siswa mengerjakan
kesempatan siswa
atau keterampilan
3.
1. Siswa
3. Siswa menunjukkan
hasil pekerjaan
latihan soal
4. Siswa yang
menjawab benar
diberi pujian atau
penghargaan
1. Siswa mengerjakan
Mandiri
2.
secara mandiri
Guru melakukan
penilaian dan refleksi
3.
2.
Siswa bersama
guru mencocokkan
lanjut dengan
memberikan arahan
sudah mencapai
remidi / pengayaan
Pencapaian
Pra Siklus
1.
Nilai terendah
30
2.
Nilai tertinggi
80
3.
Rata-rata nilai
54,33
4.
Ketuntasan belajar
33,33 %
Pencapaian
Skor
Kriteria
1.
Skor terendah
1,60
kurang berminat
2.
Skor tertinggi
2,13
Cukup berminat
3.
Rata-rata skor
2,00
Cukup berminat
Prosentase
50 %
Siklus I
Siklus I dilaksanakan paling awal dan hasil refleksinya digunakan
untuk pelaksanaan siklus II.Guru peneliti mengambil data melalui serangkaian
tindakan dari dua kali pertemuan. Setelah peneliti melaksanakan tindakan di
siklus I,pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan tes akhir. Tes akhir siklus I
dikerjakan secara individual.Dari 30 siswa yang mengikuti ulangan diperoleh nilai
rata-rata kelas sebesar 62,00. Nilai tertinggi 90,00 dan nilai terendah 40,00,
dengan ketuntasan belajar sebesar 46,66%.Siswa yang mendapat nilai 65 s.d.90
11
Pencapaian
Siklus I
1.
Nilai terendah
40
2.
Nilai tertinggi
90
3.
Rata-rata nilai
62
4.
Ketuntasan belajar
46,66 %
Pencapaian
Skor
Kriteria
1.
Skor terendah
2,06
Cukup berminat
2.
Skor tertinggi
3,26
Berminat
3.
Rata-rata skor
2,58
Cukup berminat
Prosentase
64,50 %
Dari hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap
mata pelajaran matematika masih rendah, hanya diperoleh rata rata 2,58 yang
seharusnya minimal 3,00, atau hanya 64,50 % yang seharusnya minimal 70 %.
Dari siklus I diketahui ketuntasan kelas yang sesuai dengan KKM baru
46,66%,belum mencapai lebih dari 85%. Selain itu minat siswa terhadap mata
pelajaran matematika juga masih rendah baru mencapai 64,50%,oleh karena itu
perlu dilaksanakan siklus II.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan
refleksi pada siklus I yang terdiri dari 2 pertemuan.Setelah peneliti melakukan
tindakan di siklus II,diperoleh nilai terendah 50 , nilai tertinggi 100, nilai rata-rata
kelas 79,66% dengan ketuntasan belajar sebesar 86,66%.Siswa yang mendapat
nilai 65 s.d. 100 ada 26 siswa,dan 4 siswa mendapat nilai dibawah 65.
Selengkapnya perhatikan tabel berikut :
12
Pencapaian
Siklus II
1.
Nilai terendah
50
2.
Nilai tertinggi
100
3.
Rata-rata nilai
79,66
4.
Ketuntasan belajar
86,66 %
Pencapaian
Skor
Kriteria
1.
Skor terendah
2,60
Cukup berminat
2.
Skor tertinggi
3,66
Sangat berminat
3.
Rata-rata skor
3,17
Sangat berminat
Prosentase
79,25%
Dari hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap
mata pelajaran matematika sudah tercapai dengan kriteria sangat berminat ,
yaitu diperoleh rata rata 3,17 dengan prosentase 79,25%.
Pada siklus II telah terjadi peningkatan minat dan prestasi belajar siswa
dengan rata-rata kelas 86,66%,ada 26 peserta didik yang telah mencapai
ketuntasan belajar.Hasil observasi tentang minat siswa terhadap mata
pelajaran matematika dengan kriteria sangat menarik,dengan rata-rata 3,17
atau ada 79,25% siswa berminat terhadap pelajaran matematika.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru peneliti sejak dari
kondisi awal, kondisi di akhir siklus I, sampai dengan kondisi di akhir siklus II,
sesuai dengan data-data yang diperoleh ternyata terjadi peningkatan minat dan
hasil belajar matematika. Rekapitulasi hasil nilai tes evaluasi matematika siswa
kelas V SD Negeri 04 wanarata dapat dilihat pada tabel berikut:
13
Hasil Evaluasi
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Nilai Terendah
30
40
50
Nilai Tertinggi
80
90
100
Rata-rata
54,33
62,00
79,66
Ketuntasan
33,33%
46,66%
86,66%
Dari tabel diatas diketahui bahwa pencapaian nilai rata-rata pada pra
siklus 54,33 (33,33%),dan ada 20 siswa atau 66,67% belum tuntas.Pada siklus I
diperoleh
nilai
rata-rata
kelas
sebesar
62,00(46,67%,)sehingga
terjadi
Pencapaian
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Skor Terendah
1,60
2,06
2,60
Skor Tertinggi
2,13
3.26
3.66
Rata-rata
2,00
2,58
3,17
Prosentase
50%
64,50%
79,25%
yang
semakin
meningkat
dibandingkan
dengan
kondisi
prasiklus.Pada prasiklus siswa yang minat pada matematika hanya 50% dengan
rata-rata 2,00.Pada siklus I siswa yang minat pada mata pelajaran matematika
meningkat sebesar 14,50% dengan rata-rata 2,58. Siklus II minat siswa semakin
meningkat dengan rata-rata 3,17 yang berarti siswa sangat berminat pada mata
pelajaran matematika.Dengan demikian pembelajaran tidak dilanjutkan pada
siklus berikutnya Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran langsung
dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika pada opersi hitung
bilangan bulat pada peserta didik SD Negeri 04 wanarata Kecamatan
Bantarbolang.
14
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Pembelajaran dengan model pembelajaran langsung (Direct
Instruction) dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika
khususnya pada materi operasi hitung bilangan bulat. Hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai tes evaluasi di setiap siklusnya. Pada siklus I
diperoleh rata-rata kelas sebesar 62,00 dengan ketuntasan sebesar
46,67% , sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 79,66
dengan ketuntasan sebesar 86,66% , serta meningkatkan minat belajar
siswa disetiap siklusnya terbukti pada siklus I diperoleh rata rata minat
siswa 2,58 dengan kriteria cukup minat atau dengan prosentase minat
64,50% menjadi 3,17 dengan kriteria sangat berminat atau dengan
prosentase minat sebesar 79,25%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh
seorang
guru
adalah
senantiasa
mampu
meningkatkan
dan
15
DAFTAR PUSTAKA
Alya Q.2009.Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar
Indrawati, Setiawan W. 2009. Pembelajaran Aktif,Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan
Slameto.2003. Belajar dan Faktor factor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Sukmadinata, N. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung :
PT
Remaja Rosdakarya
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
16