Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SIFAT SIFAT CAHAYA MELALUI MEDIA

CERMIN PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN SAMBENG


SEMESTER 2 TAHUN
PELAJARAN 2011/2012

Untung Sudiyanto
sudiyanto.untung@gmail.com
Abstrak: rumusan masalah pada penelitian ini adalah seberapa besar
peningkatan kemampuan mempelajari sifat sifat cahaya, dan bagaimana
perubahan kemampuan peserta didik selama pembelajaran menggunakan
media cermin. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan mempelajari sifat sifat
cahaya dan peningkatan keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran.
Hasil siklus I, rata-rata kelasnya 71,60 dengan peserta didik tuntas 20 (50%)
dan siklus II rata-rata kelas 78,50 dengan peserta didik tuntas 35 (87%).
Kata kunci: kemampuan memahami, sifat cahaya, dan cermin
PENDAHULUAN
Dalam

pembelajaran IPA di kelas V semester II SDN Sambeng, khususnya

tentang cahaya dan sifatnya, prestasi dan aktifitas belajarnya masih rendah. Hasil nilai
tes formatif dari 44 siswa kelas V hanya ada 14 siswa (31% ) yang memperoleh nilai di
atas KKM 66. Sedangkan 30 siswa (69 % ) lainnya memperoleh nilai di bawah KKM 66.
Sedangkan aktifitas siswa dalam pembelajaran hanya 50.00 %
Berdasarkan identifikasi masalah, pembelajaran IPA adalah hanya bersifat
hafalan-hafalan saja, tanpa pengertian, tanpa melibatkan siswa dalam pembelajaran.
Siswa

tidak

dapat merasakan secara langsung, atau melakukan suatu kegiatan

untuk dapat memperdalam pengertian suatu materi pembelajaran. Aktifitas siswa dalam
pembelajaran juga rendah, karena siswa tidak dilibatkan dalam pembelajaran sehingga
siswa merasa jenuh, tidak diperhatikan dan acuh terhadap pembelajaran.
Analisis Masalah, Melihat prestasi dan aktifitas belajar IPA siswa kelas V
semester II SD Negeri Sambeng tentang cahaya dan sifatnya yang masih rendah, maka
diupayakan dengan perbaikan proses pembelajaran sehingga diharapkan akan
meningkatkan prestasi dan aktifitas belajar IPA Oleh karena itu sebaiknya IPA di
Sekolah Dasar ditekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi dan aktifitas belajar IPA
kelas V semester II SD Negeri Sambeng tentang cahaya dan sifatnya dengan
pemanfaatan media pembelajaran berupa alat peraga cermin. Pemanfaatan media
pembelajaran dilakukan agar dalam proses pembelajaran menjadi lebih mudah
sehingga diharapkan siswa akan memahami materi yang diajarkan. Tindakan yang
dilakukan dengan memanfaatkan media pembelajaran pada setiap kelompok baik
kelompok besar maupun kelompok kecil Untuk dapat memperbaiki hasil pembelajaran
tersebut perlu dilakukan refleksi guna menemukan permasalahan dan mengatasinya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1). apakah melalui pemanfaatan
media cermin dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA tentang
sifat-sifat cahaya dan peristiwanya di kehidupan sehari-hari bagi siswa kelas V SD
Negeri Sambeng Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang pada semester II
tahun 2011-2012? 2) Apakah melalui pemanfaatan media cermin dapat meningkatkan
aktifitas belajar dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dan peristiwanya di
kehidupan sehari-hari bagi siswa kelas V SD Negeri Sambeng Kecamatan Bantarbolang
Kabupaten Pemalang pada semester II tahun 2011-2012
Penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan tujuan :1) Untuk
meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dan
peristiwanya di kehidupan sehari-hari 2) Untuk meningkatkan aktifitas belajar dalam
pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dan peristiwanya di kehidupan sehari-hari
bagi siswa kelas V SD Negeri Sambeng Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang
pada semester II tahun 2011-2012.
Manfaat perbaikan ini diharapkan mampu membawa manfaat ke segala pihak
yang

berkompeten

di

lingkungan

pendidikan

seperti siswa, guru, dan sekolah.

Manfaatnya bagi siswa diantaranya : Penelitian Tindakan Kelas ini mempunyai manfaat
yang sangat besar bagi pembelajaran yaitu dapat meningkatnya aktivitas dan prestasi
belajar dalam pembelajaran IPA tentang

sifat-sifat cahaya dan peristiwanya di

kehidupan sehari-hari bagi siswa

LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN


Prestasi belajar

ii

Belajar adalah suatu proses psikologis, yaitu perubahan perilaku siswa, baik
berupa pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan. Oleh karena itu para ahli
mengemukakan pengertian yang berbeda-beda tentang belajar.
Menurut Abu Ahmadi ( 1992:130 ), menjelaskan bahwa prestasi belajar yang
telah dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor internal dan
eksternal. Faktor-faktor internal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar antara lain
Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh termasuk faktor ini
misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. Faktor psikologis,
baik yang bersifat bawaan maupun yang dipengaruhi yang terdiri dari faktor intelektual,
Faktor non intelektual antara lain kepribadian tertentu seperti kebiasaan, minat,
motivasi,

emosi,

dan

penyelesaian

diri.

Faktor

kematangan

fisik

maupun

psikis.Sedangkan faktor eksternalnya adalah : Faktor sosial meliputi lingkungan


keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok, Faktor
budaya meliputi adat istiadat, teknologi,dan kesenian.
prestasi adalah sebagai berikut, Muray (1990 : 290) berpendapat bahwa prestasi
adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit
dengan baik dan secepat mungkin.
Sementara itu menurut Abdul Qohar, prestasi adalah segala sesuatu yang telah
dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja.
Tidak jauh berbeda dari abdul Qohar, Djamarah mendefinisikan Prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, dicipatkan, baik secara individual
maupun kelompok.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi segala sesuatu
yang ada yang diperoleh dengan cara atau proses mengatasi, mengerjakan, atau
melatih dengan baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok.
Media Pembelajaran cermin
Secara definisi media adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber ke penerima informasi (Yamin 2007:197). Menurut Heinich dalam Mustolih (2008:7)
media merupakan alat saluran komunikasi. Nugraha (2010:1) berpendapat bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.
iii

Sementara itu menurut Hamalik (2001) media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru
dan peserta didik dalam rangka proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Dari pengertian tersebut disimpul-kan media adalah suatu perangkat yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber ke penerima informasi yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar
pada peserta didik sebagai dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan
merupakan bahan integral demi keberhasilan proses pendidikan dan usaha pengajaran di
sekolah. Dengan media pembelajaran peserta didik akan lebih termotivasi dalam menerima
dan mempelajari materi pelajaran. Cermin merupakan satu jenis media yang digunakan
untuk membantu proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan guru.

Kerangka Berpikir
Hasil prestasi belajar dan keaktifan peserta didik dalam materi sifat sifat cahaya rendah.
Dengan menggunakan alat peraga cermin mampu meningkatkan prestasi belajar dan
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Hipotesis Tindakan
Berdasar kerangka berpikir di atas hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
1) penggunaan alat peraga cermin dapat meningkatkan prestasi belajar sifat sifat
cahaya; dan 2) meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran pada
peserta didik kelas 5 SD Negeri Sambeng Kabupaten Pemalang semester 2 tahun
pelajaran 2015/2016.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sambeng Unit Pengelola
Pendidikan Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang. Siswa kelas V SDN
Sambeng berjumlah 44 siswa yang terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan.
Adapun yang alasan pemilihan siswa kelas V karena sebagian siswa kelas
tersebut nilai dari ulangan hariannya tergolong rendah dan kurang perhatian/minat siswa
pada materi pelajaran, rendahnya penguasaan siswa pada materi pelajaran IPA.

iv

Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sambeng yang beralamat di Jalan Raya
Sambeng-Kalitorong Km 3 Desa Sambeng Kecamatan Bantarbolang Kabupaten
Pemalang, dilaksanakan selama delapan pertemuan yaitu dari bulan Februari sampai
dengan bulan Mei tahun 2012, dengan rincian pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Jadwal Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran IPA

No

JAM

MATA

KE

PELAJARAN

HARI/TANGGAL

KEGIATAN

1.

Selasa, 7 Februari 2012

1-2

IPA

Pra Siklus

2.

Selasa,14 Februari 2012

1-2

IPA

3.

Selasa, 6 Maret 2012

1-2

IPA

II

Tabel 2. Waktu Penelitian

4.

Uraian
Pekerjaan
Menyusun
Proposal
Penelitian
Tindakan
Kelas
Menyusun
Instrumen
Pengumpulan
data
dan
melaksanakan
Tindakan
Siklus I
Siklus II
Analisa Data

5.

Pembahasan

No
1.

2.
3.

Januari

Bulan ( Tahun 2012 )


Februari
Maret
April

Mei

6.

Laporan hasil
Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN TINDAKANNYA


Pra Siklus
Pada pra siklus, penulis melakukan pembelajaran mengawalinya dengan apersepsi
serta mengkondisikan siswa terhadap apa yang harus dikuasainya. Penulis memaparkan
materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, dari awal sampai akhir
tanpa disertai media pembelajaran
Setelah itu penulis mengadakan tes formatif, pemberian nilai dan menganalisis
nilai yang diperoleh siswa. Dari nilai yang diperoleh ternyata hasilnya sangat tidak
memuaskan. Rata-rata nilai 53,60 padahal KKM untuk materi ini adalah 65. Dari 44
siswa hanya 30 siswa yang memperoleh nilai di atas 65, berarti tingkat ketuntasan 69 %,
rentang nilai pada tahap ini 30-80. Sedangkan aktifitas belajar siswa 50.00 %

Siklus I
Perencanaan siklus I diantaranya : 1) Membuka dan menyiapkan alat pelajaran, 2)
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa setelah menempuh proses
perbaikan 3) Melakukan kegiatan apersepsi melalui pengulangan atau tanya jawab materi
pembelajaran 4) Menjelaskan materi pembelajaran dengan memanfaatkan media cermin
datar.
Sedangkan untuk melihat hasil perbaikan pembelajaran, pada akhir pembelajaran
penulis mengadakan tes formatif. Kualitas perbaikan pembelajaran dicantumkan dalam
tabel penilaian. Setelah perbaikan pembelajaran pada siklus I selesai, penulis dan
pengamat melakukan dialog mengenai pelaksanaan perbaikan. Hasil dialog ini menjadi
bahan refleksi bagi penulis.
vi

Perbaikan pembelajaran yang telah baik dipertahankan dan yang belum baik
ditingkatkan pada siklus berkutnya. Aspek-aspek pengamatan perbaikan pembelajaran
pada siklus I dikategorikan dalam: Penyajian materi, Partisispasi siswa dalam
pembelajaran, Keaktifan siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran, Pemberian
kesempatan berpikir, Proses pembelajaran, Perhatian guru
Refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan penjelasan
terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Dengan kegiatan
refleksi ini dapat memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil yang
terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan. Peneliti dengan refleksi ini
mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kritis mereka.
Siklus 2
Peningkatan prestasi belajar sifat sifat cahaya melalui cermin
Perencanaan siklus II diantaranya : Membuka dan menyiapkan alat pelajaran,
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa setelah menempuh proses
perbaikan, Melakukan kegiatan apersepsi melalui pengulangan atau tanya jawab materi
pembelajaran, Menjelaskan materi pembelajaran dengan memanfaatkan media cermin,
bersama-sama

dengan

siswa

menyimpulkan

materi

pembelajaran

Pada

akhir

pembelajaran mengadakan evaluasi, memberi nilai dan mengadakan analisis pada nilai,
Sedangkan untuk melihat hasil perbaikan pembelajaran, pada akhir pembelajaran
penulis mengadakan tes formatif. Kualitas perbaikan pembelajaran dicantumkan dalam
tabel penilaian. Setelah perbaikan pembelajaran pada siklus II selesai, penulis dan
pengamat melakukan dialog mengenai pelaksanaan perbaiakan. Hasil dialog ini menjadi
bahan refleksi bagi penulis.
Perbaikan pembelajaran yang telah baik dipertahankan dan yang belum baik
ditingkatkan pada siklus berkutnya. Aspek-aspek pengamatan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus II dikategorikan dalam Penyajian materi, Partisipasi siswa
dalam pembelajaran, Keaktifan siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran,
Pemberian kesempatan berpikir, Proses pembelajaran, perhatian guru.

vii

Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan penjelasan
terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Dengan kegiatan
refleksi ini dapat memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil yang
terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan. Peneliti dengan refleksi ini
mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kritis mereka.
Penelitian ini dikatakan berhasil memenuhi tujuan manakala perolehan nilai tes
siswa baik perorangan maupun rata-rata kelasnya meningkat sesuai target yang
diharapkan. Berikut ini adalah teknik Analisis data yang dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya
dan peristiwanya di kehidupan sehari-hari di kelas V SD Negeri sambeng tahun pelajaran
2011/2012
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang ditemukan dalam penelitian di
kelas V SD Negeri Sambeng dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran
meningkat karena prestasi dan aktifitas belajar siswa juga meningkat. Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran berjalan dengan cukup baik Pada siklus I terjadi peningkatan
nilai yang rentang nilainya berkisar 60-90. Nilai rata-ratanya naik dari 53,60 menjadi
71,60 yang secara matematis ada kenaikan nilai 26,30. Sedangkan pada siklus II
meningkat lagi dengan rentang nilainya berkisar 60-100. Nilai rata-ratanya naik dari
71,60 menjadi 76,40 yang secara matematis ada kenaikan nilai 5,00.
Peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD N Sambeng terjadi karena dalam
perbaikan pembelajaran secara konsekuen penulis melaksanakan aktivitas perbaikan
pembelajaran yang dipilih dengan tepat. Ketepatan pemilihan aktifitas perbaikan
pembelajaran tampak dalam kesesuaian antara pelaksanaan masing-masing aktivitas
dengan teori yang melandasinya.

viii

Diagram Nilai IPA Siklus II


Jumlah
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
60

70

75

80

85

90

Nilai

X
95
90
85
80
75
70
60
Jumlah
Rerata

TABEL 6
DAFTAR ANALISIS NILAI IPA SIKLUS II
F
FX
3
285
7
630
7
595
4
240
4
300
17
1190
2
120
44
3360
76.40

PENUTUP
Simpulan
Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan 1) terjadi peningkatan prestasi belajar
peserta didik dalam memahami sifat sifat cahaya yang disampaikan secara lisan, terbukti
peserta didik yang tuntas sebanyak 25 peserta didik atau 87,31%; 2) aktivitas peserta didik
selama pembelajaran menggunakan media pembelajara boneka tangan meningkat, terlihat
keaktifan peserta didik mencapai 86,74%.

ix

Saran
Saran yang dapat diberikan hendaknya dalam pembelajaran guru menggunakan
media pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Asep Heri Hernawan, dkk, 2007, Pengembangan kurikulum dan Pembelajaran,


Jakarta, Universitas Terbuka.
Deny Setiawan, 2007, Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta, Universitas
Terbuka.
IGAK Wardani, Kuswaya Wihardit, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta,
Universitas Terbuka.
Kasihani Kasbolah E.S, 2001, Penelitian Tindakan Kelas, Malang, Universitas Negeri
Malang.
Noehi Nasution, 2002, Pendidikan IPA di SD, Jakarta, Universitas Terbuka.
Puji Santosa, dkk, 2009, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, Jakarta,
Universitas Indonesia
Suciati, 2007, Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta, Universitas Terbuka.
Sugandi Acmad, dkk, 2005, Teori Pembelajaran, Semarang, Universitas Negeri
Semarang.
Sutarno, Nono, 2008, Materi dan Pembelajaran IPA SD, Jakarta, Universitas
Terbuka.
Toha, M. Anggoro, dkk, 2007, Metode Penelitian, Jakarta, Universitas Terbuka.
Udin S. Winataputra, dkk, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta
.Universitas Terbuka.
Yosaphat Sumantri, 2001, Konsep Dasar IPA 1, Jakarta, Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai