Anda di halaman 1dari 21

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATERI

PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI METODE DEMONSTRASI


DAN
MEDIA MANIK-MANIK PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI 05 BANTARBOLANG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Yuli Rahmawati

Yuliyura1982@gmail.com
Abstrak:
Rumusan
masalah
pada
penelitian
ini
adalah
bagaimana proses pembelajaran, seberapa banyak peningkatan
kemampuan penjumlahan bilangan bulat, dan perubahan perilaku
peserta didik menggunakan media manik-manik pada peserta didik
kelas IV SDN 05 Bantarbolang. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan
dua siklus. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Nilai
karakter kerjasama, tanggung jawab, semangat, kesungguhan, dan rasa
percaya diri terlihat baik. Hasil siklus I, 20 (66,67%) siswa tuntas. Siklus
II, 27 (90%) siswa tuntas. Rata-rata Siklus II, 79,33.
Kata kunci: kemampuan, penjumlahan bilangan bulat, metode demonstrasi,
media manik-manik.
PENDAHULUAN
Matematika sebagai ilmu yang mempunyai objek dasar abstrak yang
berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip dengan pola pikir deduktif
asosiatif. Karena sifat Matematika yang demikian ini menyebabkan
timbulnya anggapan/pendapat bahwa matematika itu ilmu yang sukar
dipelajari dan tidak sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Pendapat ini
telah mempengaruhi sebagian siswa sehingga minat siswa terhadap mata
pelajaran matematika relatif rendah. Sebagian dari mereka ada yang
dihinggapi rasa takut bahkan rasa benci terhadap pelajaran matematika.
Akibatnya prestasi belajar mereka rendah, seperti yang di alami siswa
kelas IV SD Negeri 05 Bantarbolang. Dalam ulangan Matematika dengan
kompetensi dasar penjumlahan bilangan bulat terbukti hanya 10 dari 30

siswa (33,33%) yang nilainya > KKM, sedangkan 20 siswa (66,67%)


nilainya masih di bawah KKM.
Beberapa hal yang menjadi sebab kurangnya siswa memahami
konsep penjumlahan bilanagan bulat tersebut,diantaranya adalah: 1) Materi
bilangan bulat terutama bilangan negatif merupakan konsep yang baru
dikenal oleh siswa kelas IV, 2) Bilangan bulat negatif merupakan hal yang
abstrak bagi siswa,sehingga siswa masih kesulitan dalam menangkap
materi pelajaran, 3).Belum digunakanya media pembalajaran secara
konkrit,yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep bilangan
bulat negatif.
Di tinjau dari tahap perkembangan kognitif, siswa SD (7-11 tahun)
termasuk dalam tahap operasional konkret (Concrete Operation) yaitu
berkembang dan berpikir logis untu memecahkan masalah-masalah konkrit
(Piaget dalam Nabisi Lapono 2008:19). Sebagai contoh jika akan
menghitung jumlah sapi, siswa kita ajak ke kandang sapi.Peran berhitung
khususnya penjumlahan sangatlah besar dalam mempelajari bagianbagian Matematika yang lain. Oleh karena itu penguasaan konsep
penjumlahan akan menjadi landasan atau kemampuan prasyarat untuk
menguasai ilmu matematika, yang pada akhirnya akan sangat menentukan
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya.
Sebaliknya kelemahan dalam menjumlahkan akan berdampak lemahnya
penguasaan matematika, yang pada akhirnya lemah pula penguasaan
pengetahuan dan teknologi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimana proses
pembelajaran penjumlahan bilangan bulat menggunakan

media manik-

manik dapat meningkatkan kemampuan menjumlah bilangan bulat pada


peserta didik kelas IV SDN 05 Bantarbolang; 2) seberapa banyak
peningkatan kemampuan penjumlahan bilangan bulat peserta didik kelas
IV SDN 05 Bantarbolang; dan 3) bagaimana perubahan perilaku belajar
peserta

didik

kelas

IV

SDN

05

Bantarbolang

Pemalang

pembelajaran penjumlahan bilangan bulat menggunakan


manik .

dalam

media manik-

Tujuan

penelitian

ini

adalah:

1)

mendeskripsikan

pembelajaran penjumlahan bilangan bulat menggunakan

proses

media manik-

manik dapat meningkatkan kemampuan penjumlahan bilangan bulat pada


peserta didik kelas IV SDN 05 Bantarbolang, 2) mendeskripsikan
peningkatan kemampuan penjumlahan bilangan bulat pada peserta didik
kelas IV SDN 05 Bantarbolang dengan menggunakan media manik-manik,
dan 3) mendeskripsikan perubahan perilaku belajar peserta didik kelas IV
SDN 05 Bantarbolang Pemalang dalam pembelajaran penjumlahan
bilangan

bulat

menggunakan

media

manik-manik.

diharapkan dapat dimanfaatkan menjadi panduan

Penelitian

ini

guru sebagai usaha

untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di

kelas

pada mata pelajaran matematika, Sebagai masukan bagi siswa dalam


meningkatkan kemampuan memahami konsep

penjumlahan bilangan

bulat.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Hakikat Kemampuan
Kemampuan dalam kamus besar bahasa indonesia berasal dari kata dasar
mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan. Selanjutnya
dijelaskan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita
berusahan dengan diri sendiri (Depdiknas,2002).
Istilah kemampuan siswa biasa dikenal dengan kompetensi. Menurut
Poerwadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia, kompetensi
adalah kewenangan (kekuasaan) untuk memutuskan

atau menentukan

suatu hal.
Menurut

Della Summers, (200:311) dan Radolf Quirk (2005:88)

Kompetensi adalah sebagai kemampuan mengerjakan sesuatu dengan


benar (competency is ability to do something well). Sedangkan Sally
Wechmeire-Michael Abhy (2009:246) berpendapat bahwa kompetensi
adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik atau suatu
ketrampilan yang di perlukan untuk suatu pekerjaan atau tugas tertentu
(competency is the ability to do something well or a skill that you need in

particular

job

or

for

partikular

task).

(http://www.blogger.com/profile/10668998072673499063)
Berpijak dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud kemampuan siswa adalah pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang dikuasai siswa untuk memperagakan atau mengerjakan
sesuatu dengan benar.
Pengertian Penjumlahan bilangan Bulat
Dari wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, pengertian
penjumlahan adalah bentuk operasi bilangan yang ditandai dengan
simbol/tanda (+/U). Sedangkan bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri
dari bilangan 0, bilangan negatif dan bilangan asli/bilangan positif atau jika
di tulis dalam bentuk himpunan bilangan bulat adalah (..-3;-2;1;0;1;2;3;.).
Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa pengertian
kemampuan memahami konsep penjumlahan bilangan bulat adalah
kecakapan mengerti dalam menjumlahkan bilangan bulat dengan benar.
Pengertian Metode Demonstrasi
Secara umum demonstrasi dapat diartikan sebagai salah satu cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada
siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan yang harus didemonstrasikan.
Metode Demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tndakan
atau prosedur yang dilakukan, misalnya: proses menggunakan sesuatu,
proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara
yang lain, atau untuk mengetahui/melihat kebenaran sesuatu.
Menurut Udin S. Winata Putra, dkk ( 2004 : 424 ) Metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan
secara

langsung

objek

atau

cara

melakukan

sesuatu

untuk

memperunjukkan proses tertentu. Sedangkan menurut Syaiful Bahri

Djamarah ( 2000 : 54 ) : Metode demonstrasi adalah metode yang


digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda
yang berkenaan dengan bahan pelajaran .
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran
dengan memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang
disertai dengan penjelasan lisan.
Pengertian Media Manik-manik
Pengertian Media
Yang dimaksud media di sini adalah media pembelajaran.Media
pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat mempermudah proses
penerimaan materi
mempermudah

yang disampaikan oleh guru sehingga akan

siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dengan media

pembelajaran maka siswa lebih termotivasi dalam menerima dan


mempelajari materi pembelajaran.
Pengertian Manik-Manik
Yang dimaksud manik-manik berupa butiran-butiran benda yang
kecil-kecil seperti batu, kancing baju, tasbih dan sejenisnya.Media manikmanik dapat digunakan untuk memvisualisasikanatau menggambarkan
secara konkrit proses perhitungan bilangan bulat.
Cara penerapannya adalah sebagai berikut: 1) Dengan
menggunakan pendekatan konsep himpunan, 2) Bentuknya dapat berupa
butiran

setengah

lingkaran

atau

lingkaran

penuh,

3)

Untuk

menggambarkan bilangan bulat positif dan negatif,manik-manik diberi


warna yang berbeda, 4) Jika ada manik-manik berwarna berbeda
berpasangan sama dengan netral (nol).

Gb. 1 : Simbol bilangan bulat positif

Gb. 2 : Simbol bilangan bulat negatif

1 pasang=0

2 pasang=0

3 pasang=0

Gb. 3 : Positif dan negative yang berpasangan,


Sama dengan netral atau nol (0)
Contoh penggunaan dalam operasi penjumlahan bilangan bulat adalah
sebagai berikut.
1)

(2)

( 2 manik kuning dan 2 manik merah berpasangan sama dengan


netral atau nol. Jadi tinggal 1 manik kuning/1 positif = 1
2)

( 2 manik kuning dan 2 manik merah berpasangan sama dengan


netral atau nol. Jadi tinggal 1 manik merah/1 negatif = 1 )

Gb. 4 : Peragaan penjumlahan


Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagi


berikut

Guru belum menggunakan


media manik-manik dan
metode demonstrasi untuk
menjelaskan konsep
penjumlahan bilangan
bulat,pemahaman
penjumlahan penjumlahan
bulat rendah

Kondisi

Menggunakan media manikmanik dan metode


demontrasi untuk
menjelaskan konsep
penjumlahan bilangan bulat
dan mengaktifkan siswa

Tindakan

Pemahaman
konsep
penjumlahan
bilangan bulat
meningkat

Kondisi
Akhir
Gb.5 :Skema kerangka berfikir

Kerangka sebagaimana digambarkan di atas dapat dijelaskan


sebagai berikut:
1.

Kondisi awal
Guru belum menggunakan media manik-manik dan metode demonstrasi

Untuk

menjelaskan

konsep

penjumlahan

bilangan

bulat,

pemahaman
penjumlahan bilangan bulat rendah.
2.

Tindakan
Guru melaksanakan pembelajaran inovatif yang mampu mengaktifkan
siswa

dengan

menggunakan

media

manik-manik

dan

metode

demonstrasi.
3.

Kondisi Akhir
Kondisi akhir yang diharapkan siswa mampu memahami konsep
bilangan bulat dengan maksimal.

Hipotesis Tindakan
Hipotesis Penelitian Tindakan kelas ini dapat di uraikan sebagai
berikut Dengan menggunakan metode Demonstrasi dan media Manikmanik dalam pembelajaran matematika pada bilangan bulat, maka
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar penjumlahan
bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri 05 Bantarbolang Tahun
Pelajaran 2013-2014.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan januari sampai dengan
bulan mei 2014. Jenis penelitiannya adalah PTK, Penelitian Tindakan
Kelas ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai
peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap
tindakan nyata di dalam kelas, yang berupa kegiatan belajar mengajar,
untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro
2012:12).

Siklus I dilaksanaka pada tanggal 12 Februari 2014.

Pelaksanaan siklus II satu kali pertemuan hari Rabu tanggal 5 Maret 2014.
Subjek

penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan

penjumlahan bilangan bulat peserta didik kelas IV SDN 05 Bantarbolang


Pemalang. Siswa kelas IV berjumlah 30 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki
dan 17 siswa perempuan. Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua,

10

yaitu kemampuan penjumlahan bilangan bulat dan penggunaan media


manik-manik.
Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah instrumen tes
untuk penilaian kemampuan penjumlahan bilangan bulat. Instrumen tes
berisi aspek-aspek , rentang skor, bobot penilaian, dan nilai maksimal yang
diperoleh siswa. Instrumen nontes

digunakan untuk mengetahui

perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran, dan juga tanggapan


siswa terhadap pembelajaran penjumlahan bilangan bulat menggunakan
media manik-manik.
Penelitian

ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu

teknik tes dan nontes. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini
berupa kegiatan siswa dalam mengerjakan soal isian sebanyak 10 nomor.
Tes ini dilakukan dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II. Teknik nontes
untuk mengetahui keadaan siswa selama proses pembelajaran dan
perubahan perilaku selama proses pembelajaran. Data yang terkumpul
dalam

penelitian

ini

menggunakan

teknik

nontes

berupa

teknik

wawancara,dan observasi.
Analisis

data

yang

digunakan

pada

proses

pembelajaran

penjumlahan bilangan bulat menggunakan media manik-manik

adalah

analisis kuantitatif dan kualitatif. Data yang dianalisis adalah data tes dan
nontes.
Indikator kinerja penelitian ini adalah: 1) ketercapaian ketuntasan
minimal 65 dengan jumlah siswa tuntas minimal 85% dari seluruh siswa di
kelas, 2) peningkatan kemampuan penjumlahan bilangan bulat secara
klasikal dari rata-rata kurang menjadi baik, dan 3) perubahan perilaku
siswa ke arah positif.
Prosedur penelitian pada siklus I meliputi, apersepsi, penyampaian
tujuan pembelajaran, dan penjelasan kegiatan. Kegiatan yang dilakukan
adalah melaksanakan proses pembelajaran penjumlahan bilangan bulat
menggunakan media manik-manik, 1) siswa masuk pada kelompok belajar
masing-masing

terdiri

mendemonstrasikan

4-5

orang;

penggunaan

2)

guru

manik-manik

menjelaskan
dalam

dan

penjumlahan

bilangan bulat; 3) membagi kertas kerja pada tiap kelompok; 4) siswa

11

memperagakan penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan manikmanik; 5) siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara berkelompok; 6)
siswa melaporkan hasil kerja di depan kelas; 7) siswa mengerjakan soal; 8)
membahas secara klasikal hasil pembuatan puisi bebas dari kelompok; 9)
bertanya jawab kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran;
10) guru memberikan penguatan kepada siswa terhadap materi yang telah
diterima

yang

menekankan

nilai-nilai

karakter

bangsa;

dan

11)

mengadakan refleksi pembelajaran.


Prosedur penelitian pada siklus II meliputi, apersepsi, penyampaian
tujuan pembelajaran, dan penjelasan kegiatan. Kegiatan yang dilakukan
adalah melaksanakan proses pembelajaran penjumlahan bilangan bulat
menggunakan media manik-manik, 1) siswa masuk pada kelompok belajar
masing-masing

terdiri

mendemonstrasikan

4-5

orang;

penggunaan

2)

guru

manik-manik

menjelaskan
dalam

dan

penjumlahan

bilangan bulat; 3) membagi kertas kerja pada tiap kelompok; 4) siswa


memperagakan penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan manikmanik; 5) siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara berkelompok; 6)
siswa melaporkan hasil kerja di depan kelas; 7) siswa mengerjakan soal; 8)
membahas secara klasikal hasil pembuatan puisi bebas dari kelompok; 9)
bertanya jawab kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran;
10) guru memberikan penguatan kepada siswa terhadap materi yang telah
diterima

yang

menekankan

nilai-nilai

karakter

bangsa;

dan

11)

mengadakan refleksi pembelajaran.


Observasi selama pembelajaran dilakukan untuk mengetahui segala
hal yang berhubungan dengan pembelajaran maupun respon terhadap
media manik-ma yang digunakan oleh guru.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA


Hasil penelitian kelas ini diperoleh dari tindakan prasiklus, siklus I,
dan siklus II.

12

Pra siklus
Pembahasan ini kita mulai dari melihat hasil nilai Matematika siswa
kelas IV SD Negeri 05 Bantarbolang sebelum tindakan seperti terlihat pada
tabel frekuensi nilai matematika siswa kelas IV
Tabel 1. Nilai Matematika Siswa Kelas IV
NO

INTERVAL

FREKUENSI

PROSENTASE

KATEGORI

NILAI
1

60-100

10

33,33%

Tuntas

<65

20

66,67%

Belum
Tuntas

Jumlah

30

100%

Sumber : Daftar Nilai Harian


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan,
siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tuntas hanya sebanyak 10
siswa atau 33,33 %, sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori belum tuntas sebanyak 20 siswa atau 66,67 %.
Bila ditunjukkan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti gambar di
bawah ini:

80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
66,67%

30,00%
20,00%

33,33%

10,00%
0,00%
10

20

13

Gb,1 : Grafik Nilai Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 05


Bantarbolang Sebelum Tindakan
Siklus I
Proses Pembelajaran
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan, selanjutnya
menyusun rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran yang ditetapkan
adalah menggunakan metode diskusi dan media manik-manik.Proses
pembelajaran dapat dilihat pada dokumen foto berikut ini:

Dari dokumen foto di atas terlihat aktivitas pembelajaran siklus I.


Pengamat sedang memperhatikan guru dalam menjelaskan penggunaan
alat peraga, guru menjelaskan cara menggunakan manik-manik dalam
penjumlahan bilangan bulat. Sementara peserta didik lain memperhatikan,
Peserta didik memperagakan di depan kelas dengan bimbingan guru.
Peningkatan Hasil Belajar
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dengan pembelajaran
menggunakan media manik-manik, diperoleh data hasil penilaian prestasi
belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 05 Bantarbolang meningkat
seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini:

14

12
10
8
6
4
2
0
40

Gb.2

50

60

70

80

90

100

Grafik Nilai Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 05

Bantarbolang Setelah Tindakan Siklus 1


Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan
siklus I,siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tuntas mengalami
kenaikan yaitu yang semula 10 siswa atau 33,33 % menjadi sebanyak 20
siswa atau 66,67 %, sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan
kategori belum tuntas mengalami penurunan yaitu yang semula 20 siswa
atau 66,67 % menjadi 10 siswa atau 33,33 %. Berdasarkan indikator
keberhasilan pembelajaran dinyatakan bahwa pembelajaran dikatakan
berhasil apabila nilai prestasi siswa 65 ,0 lebih dari 85 % atau 26 siswa
dari 30 siswa. Dengan demikian, walaupun siswa yang tuntas meningkat,
tetapi karena siswa yang tuntas belum berjumlah 26 siswa, maka
pembelajaran siklus I belum berhasil.
Perubahan Perilaku Peserta Didik
Perubahan perilaku peserta didik selama dalam proses pembelajaran
dengan media manik-manik dapat digambarkan sebagai berikut

15

Tabel 2. Hasil Observasi Perilaku Peserta Didik Siklus I


No

Perilaku yang Diobservasi

Jumlah
Peserta Didik

1.

Disiplin

30

100

2.

Percaya diri

30

3.

Kerja sama

15

50

4.

Tanggung jawab

12

40

Rata-rata

16

55

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kedisiplinan


seluruh peserta didik sangat baik (100%). Indikator yang digunakan untuk
mengetahi kedisiplinan peserta didik adalah seberapa besar peserta didik
yang mengikuti langkah-langkah pembelajaran mulai dari pembenukan
kelompok, mengerjakan tugas, dan mengerjakan kuis. Perilaku percaya diri
peserta didik pada siklus I baru mencapai 30%.Sikap kerja sama peserta
didik pada siklus mencapai 50%. Sikap kerja sama ini ditujukkan dengan
interaksi peserta didik dalam kegiatan diskusi kelompok. Sikap tanggung
jawab peserta didik mencapai 40%, Sikap tanggung jawab peserta didik
dapat diamati ketika peserta didik mengerjakan tugas sesuai dengan
pembagian tugasnya pada masing-masing kelompok.
Refleksi Siklus I
Hasil refleksi pada siklus 1 ini menunjukan bahwa siswa cukup aktif
memperhatikan

penjelasan

guru

dan

menjawab

pertanyaan

guru.pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat sudah mulai


meningkat,terbukti dari hasil nilai ulangan menunjukan bahwa siswa yang
memperoleh nilai > 65 sebanyak 20 siswa dari 30 siswa atau 66,67%
dengan rata-rata kelas mencapai 69,67.

Siklus II
Proses Pembelajaran
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan, selanjutnya
menyusun rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran yang ditetapkan

16

adalah menggunakan metode diskusi dan media manik


manik-manik.Proses
pembelajaran dapat dilihat pada dokumen foto berikut ini:

Dari dokumen foto di atas terlihat aktivitas pembelajaran siklus II.


Pengamat

sedang

memperhatikan

peserta

didik

yang

sedang

memperagakan di depan kelas serta memperhatikan peserta didik yang


sedang aktif mengerjakan tugas dalam kelompoknya.
Peningkatan
ingkatan Hasil Belajar
Untuk data hasil penilaian prestasi belajar Matematika siswa kelas IV
SD Negeri 05 Bantarbolang pada siklus II dapat di lihat pada grafik berikut:

12
10
8
6
4
2
0
60

70

80

90

100

Gb,9 : Grafik Nilai Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 05


Bantarbolang Setelah Tindakan Siklus II

17

Tabel 3: Frekuensi Nilai Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 05


Bantarbolang Setelah Tindakan Siklus II

NO
1
2

INTERVAL
FREKUENSI
NILAI
60-100
27
<65
3
Jumlah
30
Sumber : Daftar Nilai Harian

PROSENTASE

KATEGORI

90%
10%
100%

Tuntas
Belum Tuntas

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan


siklus II,siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tuntas mengalami
kenaikan yang signifikan yaitu yang semula 20 siswa atau 66,67% pada
siklus I menjadi sebanyak 27 siswa atau 90% sedangkan siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori belum tuntas mengalami penurunan
yang semula 10 siswa atau 33,33% menjadi 3 siswa atau 10%.
Berdasarkan indikator keberhasilan pembelajaran dinyatakan bahwa
pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai prestasi siswa 65,0 lebih
dari 85% atau 27 siswa dari 30 siswa. Dengan demikian, pembelajaran
pada siklus II berhasil.
Perubahan Perilaku Peserta Didik
Perubahan perilaku peserta didik selama dalam proses pembelajaran
dengan media manik-manik dapat digambarkan sebagai berikut
Tabel 2. Hasil Observasi Perilaku Peserta Didik Siklus II
No

Perilaku yang Diobservasi

Jumlah
Peserta Didik

1.

Disiplin

30

100

2.

Percaya diri

15

50

3.

Kerja sama

24

80

4.

Tanggung jawab

24

80

Rata-rata

23

77,5

18

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kedisiplinan


seluruh peserta didik sangat baik (100%). Indikator yang digunakan untuk
mengetahi kedisiplinan peserta didik adalah seberapa besar peserta didik
yang mengikuti langkah-langkah pembelajaran mulai dari pembenukan
kelompok, mengerjakan tugas, dan mengerjakan kuis. Perilaku percaya diri
peserta didik pada siklus II mencapai 30%.Sikap kerja sama peserta didik
pada siklus II mencapai 80%. Sikap kerja sama ini ditujukkan dengan
interaksi peserta didik dalam kegiatan diskusi kelompok. Sikap tangung
jawab peserta didik mencapai 80%. Sikap tanggung jawab peserta didik
dapat diamati ketika peserta didik mengerjakan tugas sesuai dengan
pembagian tugasnya pada masing-masing kelompok.
Refleksi Siklus II
Data-data yang di peroleh melalui observasi dikumpulkan untuk di
analisis.Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan

pembalajaran,diketahui

bahwa

sudah

menunjukan

keberhasilan dalam pembelajaran.


Hasil refleksi pada siklus II ini menunjukan bahwa siswa lebih aktif
memperhatikan

penjelasan

guru

dan

menjawab

pertanyaan

guru.

Pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat meningkat, terbukti dari


hasil nilai ulangan menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai 65
sebanyak 27 siswa dari 30 siswa atau 90% dengan rata-rata kelas
mencapai 79,33, sehingga penelitian sudah dianggap berhasil dan tidak
perlu dilanjutkan ke siklus 3
Pembahasan Antar Siklus
Secara lebih rinci peningkatan prestasi belajar Matematika siswa
kelas IV SD Negeri 05 Bantarbolang selama dua siklusdapat disajikan
seperti tabel dibawah ini.

19

Tabel 4 : rekapitulasi Nilai Prestasi Belajar Matematika Siswa


Kelas IV SD Negeri 05 Bantarbolang.
No

Sebelum

Uraian
Nilai

rata-rata

Kelas
Jumlah

Siklus II

Ket

69,67

79,33

Meningkat

20 siswa

27 siswa

(33,33%)

(66,67%)

(90%)

20 siswa

10 siswa

3 siswa

(66,67%)

(33,33%)

(10%)

58,33

Siswa 10 siswa

Yang Tuntas
Jumlah

Siswa

Yang

belum

tuntas

Siklus I

Tindakan

Meningkat

Menurun

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa nilai rata-rata kelas yang
semula 58,33% pada waktu sebelum tindakan meningkat menjadi 69,67%
pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 79,33% pada siklus II. Demikian
juga jumlah siswa yang tuntas semula 10 siswa pada waktu sebelum
tindakan, meningkat menjadi 20 siswa pada siklus I dan meningkat lagi
menjadi 27 siswa pada siklus II. Sedangkan jumlah siswa yang belum
tuntas semula 20 siswa menurun menjadi 10 siswa pada siklus 1 dan
menurun lagi menjadi 3 siswa pada siklus II.
Grafik rekapitulasi nilai prestasi belajar Matematika siswa kelas IV SD
Negeri 05 Bantarbolang dapat terlihat seperti gambar dibawah ini.

20

90
80
70
60
50
40

79,33
69,67

30

58,33

20
10
0
Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Gb. 11 : Grafik Rekapitulasi nilai prestasi belajar Matematika


siswakelas IV SD Negeri 05 Bantarbolang.

Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa pembelajaran sudah


berhasil. Pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat meningkat. Hal
ini ditandai dengan meningkatnya aktivitas dan prestasi siswa dalam
penilaian.
Dengan

demikian

dapat

diajukan suatu

rekomendasi

bahwa

penggunaan media manik-manik efektif dapat meningkatkan pemahaman


konsep penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri 05
Bantarbolang Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang khususnya
dan siswa-siswa kelas IV sekolah dasar lain pada umumnya.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan: 1) proses
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dan media manik-manik
dapat meningkatkan aktifitas belajar peserta didik pada pembelajara
matematika materi penjumlahan bilangan bulat kelas IV SD Negeri 05
Bantarbolang tahun pelajaran 2013/2014, 2) pembelajaran menggunakan

21

metode diskusi dan media manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar


peserta didik pada pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan
bulat kelas IV SD Negeri 05 Bantarbolang tahun pelajaran 2013/2014, yaitu
ketuntasan belajar meningkat dari 69,67% dengan rata-rata nilai 69,67
pada siklus 1 menjadi 90% dengan rata-rata nilai 79,33 pada siklus 2, dan
3) perilaku peserta didik dapat berubah ke arah yang lebih positif.
Saran
Sesuai dengan kesimpulan hasil penelitian dan dalam rangka ikut
menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan prestasi
belajar, khususnya mata pelajaran Matematika, maka saran yang dapat
diberikan : 1). Sekolah hendaknya mengupayakan pengadaan berbagai
alat peraga Matematika khususnya dan alat peraga lain pada umumnya
agar pembelajaran lebih bermakna melalui metode-metode pembelajaran,
2). Guru hendaknya mempersiapkan secara cermat perangkat pendukung
dalam pembelajaran karena hal itu sangat mempengaruhi efektivitas dan
efiesiensi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,Azhar.2002.Media pambelajaran,Jakarta PT Grasindo Persada.
Depdikbud,2002. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Jakarta:Dikdasmen.
Herusaoping.blog.com/2009/12/pengertian-kompetensi.html.

Mengajar.

(http://www.bloger.com/profile/10668998072673499063).
Hopkins,David 1993.A.rhechers Guide to classroom
Edition,Philadelphia:Universitas Terbuka.

Research

second

Miles,M.B & Huberman,A.m.1994 qualitative data analysis : An eypanded source


book.New York: SAGE Publication.
Nabisi Lapono, dkk.2008.Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas
S.Hamid

Hasan,1995..pendidikan
sosial.Departeman
Pendidikan
Kebudayaan.Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.Bandung.

dan

Skeel,Dorothy J.1995.Elementari social studies:knowing,Doing,Caring New


York:Macmilan Publising Co.Ltd.

22

Syaiful Bahri Djamara,2000.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:PT.Rineka Cipta.


Udin,dkk.2004.Strategi belajar mengajar.Jakarta.Universitas Terbuka.
Wiliam D.Powel,1997.Linguist Versionl,o,PT.Arlantis Program Prima.

23

Anda mungkin juga menyukai