Anda di halaman 1dari 4

Tema : Diabetes Mellitus

Sasaran : Mahasiswa semester 2 reguler FKM UNAIR


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan pola hidup sehat pada mahasiswa semester 2 reguler
FKM UNAIR yang beresiko tinggi Diabetes Melitus

Data Statistik Jumlah Penderita Diabetes di Dunia versi WHO


Kenaikkan jumlah penduduk dunia yang terkena penyakit diabetes atau kencing manis
semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2.000 jumlahh penduduk dunia yang
menderita diabetes sudah mencapai 171,230,000 orang dan pada tahun 2030 diperkirakan
jumlah penderita diabetes di dunia akan mencapai jumlah 366,210,100 orang atau naik
sebesar 114% dalam kurun waktu 30 tahun.
Dibawah ini adalah data statistik jumlah penderita diabetes di dunia versi WHO pada tahun
2000 dan proyeksi jumlah penderita diabetes dunia pada tahun 2030. Indonesia menduduki
tempat ke 4 terbesar dengan pertumbuhan sebesar 152% atau dari 8.426.000 orang pada
tahun 2.000 menjadi 21.257.000 orang di tahun 2030.
Data Statistik Jumlah Penderita Diabetes di Dunia versi WHO
No
Negara
Thn. 2000
Thn. 2030 Growth
1 India
31,705,000
79,441,000
151%
2 China
20,757,000
42,321,000
104%
3 United States of America
17,702,000
30,312,000
71%
4 Indonesia
8,426,000
21,257,000
152%
5 Japan
6,765,000
8,914,000
32%
6 Pakistan
5,217,000
13,853,000
166%
7 Russian Federation
4,576,000
5,320,000
16%
8 Brazil
4,553,000
11,305,000
148%
9 Italy
4,252,000
5,374,000
26%
10 Bangladesh
3,196,000
11,140,000
249%

P1 ANALISIS
A. Analisis Situasi
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar.
Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus pada
tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada tindakan yang dilakukam,
jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF,
2011). Diabetes mellitus telah menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu
pengeluaran biaya kesehatan untuk Diabetes Mellitus telah mencapai 465 miliar USD
(IDF, 2011). International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak
183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Sebesar 80% orang
dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, (IDF, 2011).
Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia
Tenggara (IDF, 2009). Jumlah penderita DM terbesar berusia antara 40-59 tahun (IDF,
2011).
Ada beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe I, Diabetes
Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gestasional, dan Diabetes Mellitus Tipe
Lainnya. Jenis Diabetes Mellitus yang paling banyak diderita adalah Diabetes
Mellitus Tipe 2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah penyakit gangguan
metabolik yang di tandai oleh kenaikan gulah darah akibat penurunan sekresi insulin
oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin) (Depkes,
2005).
Diabetes Mellitus biasa disebut dengan the silent killer karena penyakit ini
dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.
Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak,
penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan
membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan
sebagainya. Tidak jarang, penderita DM yang sudah parah menjalani amputasi
anggota tubuh karena terjadi pembusukan (Depkes,2005).
Melihat bahwa Diabetes Mellitus akan memberikan dampak terhadap kualitas
sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, maka
sangat diperlukan program pengendalian Diabetes Mellitus Tipe 2. Diabetes Mellitus

Tipe 2 bisa dicegah, ditunda kedatangannya atau dihilangkan dengan mengendalikan


faktor resiko (Kemenkes, 2010). Faktor resiko penyakit tidak menular, termasuk DM
Tipe 2, dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah faktor risiko yang tidak dapat
berubah misalnya jenis kelamin, umur, dan faktor genetik. Yang kedua adalah faktor
risiko yang dapat diubah misalnya kebiasaan merokok (Bustan, 2000). Penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa demografi, faktor
perilaku dan gaya hidup, serta keadaan klinis atau mental berpengaruh terhadap
kejadian DM Tipe 2 (Irawan, 2010). Berdasarkan analisis data Riskesdas tahun 2007
yang dilakukan oleh Irawan, didapatkan bahwa prevalensi DM tertinggi terjadi pada
kelompok umur di atas 45 tahnun sebesar 12,41%. Analisis ini juga menunjukan
bahwa terdapat hubungan kejadian DM dengan faktor risikonya yaitu jenis kelamin,
status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh, lingkar pinggang, dan umur. Sebesar 22,6 %
kasus DM Tipe 2 di populasi dapat dicegah jika obesitas sentral diintervensi
(Irawan,2010).

Ariawan,

Iwan.

1998.

Besar

dan

Metode

Sampel

pada

Penelitian

Kesehatan. Jurusan Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Indonesia.
Bustan. 2010. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Departemen Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit
Diabetes Melitus.
Adi, O dkk. 1994. Prevalens Diabetes Melitus dan Faktor-faktor yang
Berkaitan

Dikalangan

Masyarakat. jilid 1. Bil 1.

B. Analisis Sasaran
1. Pemilihan Sasaran

penduduk

Bukit

Badong.

Buletin

Kesehatan

Sasaran inti dari program ini adalah seluruh mahasiswa semester 2 reguler
kesehatan masyarakat unair, Surabaya Jawa Timur. Sasaran tersebut dikarenakan
kejadian diabetes melitus dipengaruhi oleh faktor keturunan.
1. Analisis Sosial Perilaku
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh mahasiswa unair adalah sebagai
berikut :
a. Kota surabaya memiliki suhu udara yang panas oleh karena itu mahasiswa
cenderung mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula
b. Sebagian besar makanan dan minuman di hasilkan dengan kadar gula yang tinggi.

C. Identifikasi Kebijakan dan Program yang ada


Berbagai upaya untuk menanggulangi diabetes melitus telah dilakukan antara lain :
Pemeriksaan rutin bagi penderita diabetes dan resiko terkena diabetes. Namun dilihat
dari prevalensi angka penyakit diabetes melitus, bahwa penderita diabetes melitus di
Indonesia semakin meningkat.
D. Saluran Komunikasi yang tersedia
Selama ini pihak terkait seperti Dinas Kesehatan dan Puskesmas Surabaya telah
mengadakan promosi kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan diabetes melitus.
Promosi kesehatan tersebut dilakukan melalui poster yang ditempel di beberapa fasilitas
pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai