PENANGANAN MASALAH
masalah yang dialami oleh klien “UA” adalah kurangnya partisipasi dalam
Oleh karena itu, praktikan merencanakan intervensi yang akan diberikan kepada klien
“UA”.
oleh pekerja sosial yang meliputi serangkaian kegiatan apa yang akan dilakukan
untuk membantu memecahkan masalah yang dimiliki klien, apa tujuan pemecahan
masalah tersebut baik itu dalam jangan pendek maupun dalam jangka panjang, siapa
Sekar Mawar. Hal tersebut dapat dilihat dari klien yang lebih sering memilih untuk
menyendiri dan melamum dari pada harus ikut mengerjakan sesuatu atau hanya
sekedar berbincang biasa saja. Klien akan lebih memilih untuk tidur di kamarnya,
menyendiri di gazebo saat semua family yang lain sedang berkumpul di area sport.
Selain itu klien juga terkadang membuat kesalahan saat melakukan function, seperti
saja contohnya tidak bersih saat mencuci piring apa bila mendapat bagian function di
bagian gastrwo atau pun salah saat melakukan tugasnya yang seharusnya
membersihkan kamar mandi tetapi klien malah menyiram kebun. Selain itu praktikan
ingin melatih klien “UA” untuk fokus dalam melakukan kegiatan seperti kelas atau
pun seminar yang dilakukan. Kesadaran diri klien untuk melakukan kegiatan
beribadah juga ingin ditingkatkan, karena klien “UA” cenderung jarang dalam
permasalahan yang dialami oleh klien “UA” menyusun suatu rencana yang berkaitan
dengan langkah yang akan dilakukan untuk pelaksanaan intervensi yang ditentukan
dialami oleh klien “UA”. Ada pun rencana intervensi yang disusun oleh praktikan
untuk mengatasi masalah yang dialami oleh klien “UA” adalah sebagai berikut :
wawancara dan studi dokumentasi kepada klien “UA”, maka tujuan intervensi yang
dilakukan terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan juga tujuan khusus yang ingin
dicapai. Berikut adalah tujuan umum dan tujuan khusus yang diharapkan dapat
tercapai dari klien “UA” selama berjalannya rencana intervensi sesuai dengan
Tujuan umum dari rencana intervensi yang telah dirancang adalah klien dapat
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dari rencana intervensi yang
beribadah
oleh klien “UA”, ada pihak-pihak yang diikut sertakan dalam proses penjalanan
2. Konselor, karena konselor merupakan penanggung jawab dari klien itu sendiri
Dari hasil assessment yang telah dilakukan oleh praktikan dan rencana
intervensi yang telah dirancang, dalam tahap pelaksanaan intervensi praktikan akan
menggunakan metode dan tehnik dalam profesi pekerjaan sosial. Metode dan tehnik
yang digunakan dalam pelaksanaan intervensi kepada klien “UA” antara lain yaitu :
1. Metode
Metode ini adalah suatu metode yang digunakan dalam raktik pekerjaan sosial
yang berfokus pada individu dan keluarga. Metode ini digunakan untuk
klien “UA” di Panti Rehabilitasi Napza Yayasan Sekar Mawar. Metode ini
2. Tehnik
1) Small Talk
pada saat melakukan kontak awal dengan klien “UA”. Tujuan utama small
talk adalah terciptanya suatu suasana yang dapat memberikan kemudahan bagi
Biasanya small talk dimulai oleh praktikan untuk membuka agar klien dapat
berbicara dengan santai. Tehnik small talk ini digunakan untuk menstimulasi
klien “UA”. Tehnik small talk ini hanya digunakan saat menggali informasi
kepada klien “UA”, tetapi juga dengan informan lainnya seperti konselor
klien, staff, residen lain, dan significant other lainnya. Tehnik small talk
bertujuan untuk menciptakan relasi yang baik antara praktikan dengan sistem
Tehnik task centre yang diberikan kepada klien “UA” berupa penugasan yang
bertujuan untuk melatih fokus dari klien “UA”. Pada task centre ini klien
“UA” diminta untuk menulis poin-poin penting atau pun kesimpulan dari
seminar atau pun kelas yang diikuti. Hal ini dilakukan karena sebelumnya saat
mengikuti seminar atau pun kelas klien “UA” selalu tidak fokus yang ditandai
dengan saat ditanya klien “UA” tidak dapat menjawab karena tidak
3) Token Ekonomi
satuan nilai yang diinginkan bagi individu yang dapat ditukarkan dengan
sesuatu yang diinginkan orang tersebut. Tujuan dari pemberian token ekonomi
tidak disukai (Miltenberger, 2001). Selain itu token ekonomi juga dapat
target perilaku yang ingin diubah setiap harinya. Token yang digunakan
praktikan dank lien “UA”, baik kesepakatan tentang hal-hal yang harus
penanganan kasus klien “UA”. Sistem dasar praktik pekerjaan sosial yang digunakan
1. Sistem Klien
mendapatkan persetujuan dari klien. Sistem klien dalam hal ini adalah klien
2. Sistem Sasaran
proses pencapaian tujuan pertolongan adalah residen lain dan seluruh family
di Yayasan Sekar Mawar. Selain dari Bro Fahmi selaku konselor yang dapat
3. Sistem Kegiatan
kontrak dalam upaya proses pertolongan. Hal ini dapat dilakukan dalam
Pihak yang dapat memberikan bantuan yang secara khusus berperan untuk
mengadakan perubahan terhadap klien “UA”. Dalam hal ini adalah praktikan
dan juga konselor adiksi yang merupakan pihak yang bertanggung jawab
sistem pelaksana perubahan, karena dalam hal ini praktikan adalah orang yang
masalah klien dan melakukan relasi pertolongan mulai dari kontak, kontrak,
Dari fokus masalah yang telah di jabarkan di awal yaitu “Kurangnya Partisipasi
Klien “UA” Dalam Menjalankan Keseharian”. Program rencana intervensi yang telah
dibuat oleh praktikan bersama dengan klien dan konselor ialah “Membangun
Kesadaran Diri Klien Untuk Mandiri dan Bertanggung Jawab klien “UA” di Panti
ditunjukkan, praktikan menetapkan 9 target perilaku yang harus dirubah oleh klien
diperintahkan.
Dari indikator tersebut maka praktikan membuat tabel sebagai alat ukur untuk
melihat indikator keberhasila klien yang dinilai setiap harinya dengan cara pemberian
poin. Poin yang diberikan pada setiap kegiatan akan berbeda-beda setiap kegiatannya
Oktober
Kegiatan Yang Akan
Dirubah 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Keterangan :
Dilakukan Tidak Dilakukan
Sumber : Praktikum II Poltekesos Bandung Tahun 2019
disusun oleh praktikan pada tahap rencana intervensi. Tahap pelaksanaan intervensi
terhadap klien yang praktikan laksanakan dimulai sejak tanggal 11 Oktober 2019
sampai dengan tanggal 19 Oktober 2019. Maka tahapan dalam melakukan intervensi
Praktikan bekerja sama dengan konselor dan program manajer membuat jadwal
harian untuk klien “UA” mulai dari hari senin s.d. sabtu dan memasukkan 9 target
perilaku ke dalam jadwal tersebut. Tehnik ini dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober
s.d. 19 Oktober 2019 seiring dengan pelaksanaan tehnik token ekonomi. Klien “UA”
diberi reward apabila dapat mengumpulkan poin sesuai dengan ketentuan yang sudah
ditentukan berupa privilege (hak istimewa) untuk menelfon orang tua. Klien “UA”
juga akan mendapatkan punishment apabila tidak melakukan hal-hal yang sudah
ditetapkan dalam perilaku yang akan dirubah berupa instan pull up baik itu dari
Pengubahan perilaku menggunakan tehnik token ekonomi bertujuan agar kien “UA”
negatifnya. Praktikan menggunakan bantuan dari list perilaku yang ingin untuk
dirubah. Tehnik ini dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2019 s.d. 19 Oktober 2019.
Pada tahap awal sebelum melakukan tehnik token ekonomi pada tanggal 11
Oktober 2019 pada pukul 09.00 WIB bertepatan di ruang mayor Panti
Rehabilitasi Napza Yayasan Sekar Mawar, praktikan dan juga klien “UA”
Dalam hal ini, tahap-tahap yang dilakukan praktikan adalah sebagai berikut :
klien “UA” menentukan token atau hadiah yang diberikan jika klien berhasil
keluarga karena diketahui bahwa klien memang saat ingin menelfon keluarga
3) Menyepakati target perilaku yang akan diubah. Adapun target perilaku yang
berinteraksi.
4) Praktikan meminta bantuan pada konselor dan seluruh family Sekar Mawar
harinya.
2. Tahap pelaksanaan token ekonomi
Tahap pelaksanaan token ekonomi ini dimula pada tanggal 11 Oktober 2019 sampai
dengan 19 Oktober 2019 dengan dilakukan pengawasan setiap harinya. Adapun hasil
pelaksanaan kegiatan token ekonomi tersebut dapat dilihat pada matrik berikut ini :
Oktober
Kegiatan Yang Akan
Dirubah 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Keterangan :
Dilakukan Tidak Dilakukan
Sumber : Praktikum II Poltekesos Bandung Tahun 2019
Proses evaluasi dilakukan oleh praktikan setiap harinya. Evaluasi dilakukan
oleh praktikan dengan cara menanyakan tentang tugas-tugas yang harus dilakukan
oleh klien dan juga kembali mengingatkan klien untuk melakukan tugas-tugasnya
5.3 Evaluasi
suatu kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan atau disusun sebelumnya dan setelah
itu dilaksanakan suatu pengambilan keputusan atas suatu obyek atau hasil yang telah
dievaluasi. Evaluasi juga merupakan usaha untuk mengukur sejauh mana keefektifan
antara metode dan tehnik yang digunakan dalam tahap intervensi dengan hasil yang
yang telah dilakukan. Adapun beberapa hal yag perlu diperhatikan dalam tahap
1. Evaluasi Proses
Pada tahapan evaluasi proses ini berfokus pada bagaimana proses pelaksanaan
intervensi yang dilaksanakan oleh pratikan kepada klien. Dalam evaluasi ini praktikan
klien, hambatan yang terjadi adalah kurangnya kesadaran klien untuk melakukan
tugas-tugas yang sudah ditetapkan dalam rencana intervensi karena mood klien yang
naik turun. Selain itu klien juga harus diawasi oleh praktikan dalam melakukan
pengubahan perilaku yang telah disepakati, klien “UA” dapat berbiasa dengan tugas-
tugas yang diberikan. Tugas-tugas yang diberikan diharapkan dapat terus dilakukan
seterusnya bukan hanya dilakukan karena ingin mendapatkan reward yang telah
ditentukan.
2. Evaluasi Hasil
diperoleh beberapa gambaran tentang indikasi kegagalan yang dialami oleh klien
karena mood swing yang dialami oleh klien “UA” sebab mood klien yang sering naik
dan turun.
Dari 9 target perilaku yang telah disepakati oleh praktikan, klien, konselor dalam
9 hari, klien hanya dapat konsisten melakukan 2 kegiatan yaitu merapikan tempat
tidurnya dan juga melakukan function. Perilaku yang dilakukan klien “UA” ada yang
Adapun perilaku yang masih sulit untuk diubah oleh klien “UA” adalah
mengikuti kelas dimana saat mengikuti kelas klien “UA” diharuskan untuk aktif
sharing, bertanya dan juga mencatat poin-poin dan juga kesimpulan dari kelas yang
diikuti, klien juga masih sulit untuk melakukan kegiatan yang bersifat spiritual seperti
sholat dzuhur, ashar, magrib dan juga isya. Klien juga tidak dapat aktif sharing dan
juga memberikan feedback saat dilakukan grup baik itu morning meeting ataupun
morning briefing dan juga house meeting. Klien juga masih belum dapat aktif
Gambaran mengenai hasil pengubahan perilaku klien “UA” dapat dilihat pada
tabel yang akan disajikan tentang keterangan perilaku yang dilakukan oleh klien
“UA”.
Perilaku Pelaksanaan
mendapat bantuan dari konselor, staff, dan juga seluruh family walaupun hasil yang
didapatkan belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh praktikan dan juga
konselor.
5.4 Terminasi dan Rujukan
5.4.1 Terminasi
berakhirnya kontrak dan mengingat berakhirnya masa intervensi pada kontrak dan
juga berakhirnya praktikum II. Tetapi pada klien “UA” ini sendiri tahap terminasi
dilakukan lebih cepat pada tanggal 19 Oktober 2019. Pemutusan hubungan dilakukan
sangat awal dikarenakan klien “UA” dijemput oleh pihak keluarga untuk pulang.
Klien “UA” dijemput pada tanggal 20 Oktober 2019 pada pukul 15.00 WIB setelah
selesainya kegiatan Family Association (FA). Klien “UA” dijemput karena pihak
keluarga mengatakan akan merawat pemulihan klien “UA” di rumah sebab pihak
keluarga mengatakan dan merasa yakin bahwa klien “UA” akan baik-baik walaupun
klien “UA”. Pihak keluarga mengatakan akan membuka usaha toko kelontong kecil-
kecilan yang akan dijalankan oleh klien “UA” dalam kesehariannya. Keluarga
mengatakan diharapkan dengan diberikan tanggung jawab kepada klien “UA” dirinya
tidak akan berdiam diri saja. Hal ini dilakukan sebagai salah satu usaha untuk
pemulihan klien “UA” agar klien tidak hanya diam menyendiri dan melamun.
5.4 2 Rujukan
Sehubungan dengan pemecahan masalah klien “UA” yang harus ditindak lanjuti,
maka praktikan melakukan rujukan. Adapun rujukan yang diberikan praktikan antara
lain, yaitu :
tersebut.
Maka dari itu praktikan memberikan rujukan ini kepada pihak keluarga dari klien
“UA” untuk dapat membantu mengarahkan dan juga mengawasi klien dalam
“UA”. Rujukan diberikan oleh praktikan untuk pihak keluarga karena mengingat saat
ini klien “UA” sudah kembali pulang ke pihak keluarga tidak lagi berada di Yayasan
Sekar Mawar.