Laporan Kasus 1 Dengue Fever
Laporan Kasus 1 Dengue Fever
Nama pendamping:
1. dr. Richard Sabar Nelson Siahaan
2. dr. Corry Christina H
Nama: Nn. I
Telp: -
Demam sejak 4 hari SMRS, demam dirasakan tiba-tiba dan naik turun. Keluhan ini disertai dengan mual dan muntah.
Muntah 3x, berisi makanan. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati, nyeri kepala, pegal badan dan pilek sejak 2 hari SMRS. Pasien
menyangkal adanya bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, gusi berdarah, buang air besar berdarah dan nyeri di belakang bola
mata. Pasien tidak sedang menstruasi.
Pemeriksaan Fisik :
-
Kesadaran
Tanda Vital
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Torniquet Test
: negatif
Nadi
Respirasi
: 18 kali/menit
Suhu
: 37,2 0C
Pemeriksaan Generalis :
Mata
Konjungtiva
: anemis (+/+)
Abdomen :
Palpasi
: nyeri tekan epigastrium (+), hepar teraba 2 jari BAC
2. Riwayat pengobatan:
Pasien belum berobat ke dokter. Pasien mengkonsumsi paracetamol untuk meredakan gejala demam.
3. Riwayat kesehatan/ penyakit:
2
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis demam berdarah dengue
2. Faktor resiko terjadinya demam berdarah dengue
3. Tatalaksana demam berdarah dengue
4. Edukasi pencegahan penyakit demam berdarah dengue
1. Subyektif :
Nn. I, 20 tahun, datang ke RSUD Chasbullah A.M. Kota Bekasi dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS, demam
dirasakan tiba-tiba dan naik turun. Keluhan ini disertai dengan mual dan muntah. Muntah 3x, berisi makanan. Pasien juga
mengeluh nyeri ulu hati, nyeri kepala, pegal badan dan pilek sejak 2 hari SMRS. Pasien menyangkal adanya bintik-bintik
pada kulit, mimisan, gusi berdarah, buang air besar berdarah dan nyeri di belakang bola mata. Pasien tidak sedang
menstruasi.
2. Obyektif:
Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan generalis terdapat anemis pada konjuntiva kedua mata dan pada palpasi abdomen terdapat
3
nyeri tekan epigastrium dan hepar membesar 2 jari BAC. Hasil pemeriksaan darah didapatkan leukopenia dan trombositopenia. Dan
di sarankan untuk pemeriksaan laboratorium seri DHF (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit) tiap hari untuk monitoring, fungsi hati
(AST (SGOT), ALT (SGPT) dan serologi IgM dan IgG pada demam hari ke 5.
3. Assestment:
Demam Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Penyebab demam dengue adalah virus dengue
yang merupakan anggota genus Flavivirus dan terdiri dari 4 serotipe, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Virus
tersebut ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus ke tubuh manusia dengan masa inkubasi 410 hari. Tempat berkembangnya vektor nyamuk adalah air, terutama pada penampungan seperti ember, bak mandi dan
sebagainya. Biasanya nyamuk Aedes menggigit pada siang hari.
Virus dengue diinjeksikan oleh nyamuk Aedes ke aliran darah. Virus ini secara tidak langsung juga mengenai sel
epidermis dan dermis sehingga menyebabkan sel Langerhans dan keratinosit terinfeksi.Sel-sel yang terinfeksi ini
bermigrasi ke nodus limfe, dimana makrofag dan monosit kemudian direkrut dan menjadi target infeksi berikutnya.
Selanjutnya, terjadi amplifikasi infeksi dan virus tersebar melalui darah (viremia primer). Viremia primer menginfeksi
makrofag jaringan beberapa organ seperti limpa, sel hati dan sel endotel. Infeksi makrofag, hepatosit dan sel endotel
mempengaruhi hemostasis dan respon imun penjamu terhadap virus dengue. Sel-sel yang terinfeksi kebanyakan mati
melalui apoptosis dan hanya sedikit yang melalui nekrosis. Nekrosis mengakibatkan pelepasan produk toksin yang
mengaktivasi sistem fibrinolitik dan koagulasi. Hemopoiesis ditekan sehingga menyebabkan penurunan trombogenitas
darah. Produk toksin juga menyebabkan peningkatan koagulasi dan konsumsi trombosit sehingga terjadi
trombositopenia. Bersamaan dengan disfungsi sel endotel, tingginya kadar virus dalam darah, trombositopenia
menyebabkan peningkatan kerapuhan kapiler yang bermanifestasi sebagai petekhie, memar atau pendarahan mukosa
saluran cerna.
Infeksi juga menstimulasi berkembangnya antibodi spesifik dan respon imun seluler terhadap virus dengue.Antibodi
4
spesifik (IgM) bereaksi silang dengan endoteliosit, plasmin dan trombosit, memperkuat peningkatan permeabilitas
vaskular dan koagulopati. Respon imun seluler yang timbul berupa stimulasi sel T yang dapat bereaksi silang dan sel T
regulator. Sel T yang bereaksi silang akan memperlambat bersihan virus dan memproduksi sitokin inflamasi. Tingginya
mediator inflamasi ini menginduksi perubahan pada sel endotel sehingga menyebabkan koagulopati dan kebocoran
plasma yang dapat berujung pada keadaan syok.
4. Plan:
Medikamentosa
-
Non Medikamentosa
- Tirah baring
- Banyak minum
- Monitor tanda-tanda syok dan cek ulang hemoglobin, hematokrit, leukosit dan trombosit tiap hari