Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah
memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka
membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam
kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam
bentuk materi pokok. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut
sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu bagaimana cara memanfaatkan
bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara
mengajarkannya yang ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya dari pihak siswa.
Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah yang dimaksud
meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran. Masalah lainnya yang berkenaan
dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar tersebut didapatkan.
Biasanya baik siswa, orang tua maupun guru cenderung menganggap sumber bahan
ajar hanya dititikberatkan pada buku. Keberadaan buku memang sangat membantu dalam
proses pembelajaran, namun jangan sampai hanya berpedoman pada buku. Karena masih
banyak sumber bahan ajar yang lain selain buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak
harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai
buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Namun selain buku, sumber bahan ajar
lainnya dapat didapatkan dari internet, jurnal, majalah, koran, CD interaktif, lingkungan
dan masih banyak lagi yang digunakan sebagai sumber belajar.
Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah
guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit,
terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi
bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti
buku.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan
bahan ajar untuk membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan
ajar dan memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan
konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria
dan langkah-langkah pemilihan, pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.
1

Sehingga guru akan lebih mendapatkan kemudahan dalam menyampaikan materi kepada
siswanya. Begitu juga dengan siswa akan lebih mudah menerima materi pelajaran
tersebut. Selain itu siswa bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan sebelumnya dikarenakan sumber bahan ajarnya tidak hanya satu jenis saja.
1.2.

Rumusan Masalah

1.

Apa yang dimaksud dengan bahan ajar ?

2.

Apa saja fungsi bahan ajar ?


3. Apa tujuan dari bahan ajar ?
4. Apa peranan dari bahan ajar ?
5. Apa saja jenis-jenis bahan ajar ?
6. Apa saja karakteristik bahan ajar ?
7. Bagaimana format bahan ajar ?
8. Apa saja kriteria pembuatan bahan ajar ?
9. Apa sajakah syarat-syarat pembuatan bahan ajar ?
10. Bagaimana langkah-langkah pemilihan bahan Ajar ?
11. Bagaimana menentukan cakupan dan urutan bahan ajar?
12. Bagaimana sumber bahan ajar?
13. Bagaimana prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar ?

1.3.

Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami apa itu bahan ajar
2. Dapat memahami bagaimana cara menyusun bahan ajar
3. Dapat memahami apa tujuan dari bahan ajar
4. Dapat memahami apa peranan dari bahan ajar
5. Dapat memahami apa saja jenis-jenis bahan ajar
6. Dapat memahami apa saja karakteristik bahan ajar
7. Dapat memahami bagaimana format pembuatan bahan ajar
8. Dapat memahami kriteria pembuatan bahan ajar
9. Dapat memahami apa sajakah syarat-syarat pembuatan bahan ajar
10. Dapat memahami langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar
11. Dapat memahami menentukan cakupan dan urutan bahan ajar
12. Dapat memahami sumber bahan ajar
13. Dapat memahami bagaimana prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar menurut Pannen adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Muhaimin
dalam modul Wawasan Pengembangan Bahan Ajar mengungkapkan bahwa bahan ajar
3

adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Sedangkan menurut Abdul Majid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi,
alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan yang
tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum material) adalah isi atau
muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan
kurikulum.
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2008:6), pengertian bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun bahan tidak tertulis. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang digunakan oleh
guru sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar
terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis- jenis
materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan. Bahan atau materi kurikulum dapat bersumber
dari berbagai disiplin ilmu baik yang berumpun ilmu-imu sosial (social science) maupun
ilmu-ilmu alam (natural science). Selanjutnya yang perlu diperhatikan ialah bagaimana
cakupan dan keluasan serta kedalaman materi atau isi dalam setiap bidang studi.
Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru
dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun
secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Di samping itu bahan ajar juga bersifat
unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu
dan dalam proses pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang
sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu.
Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi guru dan siswa.
Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas pembelajarannya jika
tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi siswa, tanpa adanya bahan ajar
4

siswa akan mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal tersebut diperparah lagi jika guru
dalam menjelaskan materi pembelajarannya cepat dan kurang jelas. Oleh karena itu
bahan ajar merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahan ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran
baik bagi guru, siswa, dan pada kegiatan pembelajaran.
2.2.

Fungsi Bahan Ajar


Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas (2007) disebutkan bahwa
bahan ajar berfungsi sebagai:

1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan
kepada siswa.
2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran,

sekaligus

merupakan

substansi

kompetensi

yang

seharusnya

dipelajari/dikuasainya.
3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru
dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitasaktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian
(assessing).
2.3.
1)
2)
3)
4)
2.4.

Tujuan Bahan Ajar


Bahan ajar disusun dengan tujuan:
Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.
Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.
Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik.
Peranan Bahan Ajar
Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki peran penting. Peran

tersebut menurut Tian Belawati (2003: 1.4 1.9) meliputi peran bagi guru, siswa, dalam
pembelajaran klasikal, individual, maupun kelompok. Agar diperoleh pemahaman yang
lebih jelas akan dijelaskan masing-masing peran sebagai berikut:
Bagi Guru; bahan ajar bagi guru memiliki peran yaitu:
1. Menghemat waktu guru dalam mengajar
Adanya bahan ajar, siswa dapat ditugasi mempelajari terlebih dahulu topik atau materi
yang akan dipelajarinya, sehingga guru tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi.
5

2. Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. Adanya
bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran maka guru lebih bersifat memfasilitasi siswa
dari pada penyampai materi pelajaran.
3. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Adanya bahan
ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena guru memiliki banyak waktu untuk
membimbing siswanya dalam memahami suatu topik pembelajaran, dan juga metode
yang digunakannya lebih variatif dan interaktif karena guru tidak cenderung
berceramah.
Bagi Siswa; bahan ajar bagi siswa memiliki peran yakni:
1. Siswa dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada guru
2. Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki
3. Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri.
4. Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
5. Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri.
2.5.

Jenis-Jenis Bahan Ajar


Bahan ajar jika dikelompokkan menurut jenisnya ada 4 jenis yakni

1. Bahan ajar berupa bahan cetak (material printed) seperti handout, modul, buku,
lembar kerja siswa, brosur, foto/gambar dan model.
2. Bahan ajar dengar seperti kaset, radio,dan piringan hitam
3. Bahan ajar pandang dengan seperti video compact disk dan film.
4. Bahan ajar interaktif seperti compact disk interaktif.
Untuk pengembangan bahan ajar dapat dilakukan melalui jenis bahan ajar yang
digunakan seperti :
1. Bahan Ajar Cetak
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk.
a. Handout
Bahan tertulis yang disiapakan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan siswa.
b. Buku
Bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
c. Modul
Sebuah buku yang ditulis degan tujuan agar siswa dat belajar secara mandiri.
d. LKS ( Lembar Kerja Siswa )
Lembaran-lembarang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa.
e. Brosur
Bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem
atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijiid.
f. Leaflet
Bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dijahit.
6

g. Wallchart
Bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus atau proses atau grafik yang bermakna
menunjukan posisi tertentu. Agar menarik wallchart di desain menggunakan tata
warna dan pengaturan proporsi yang baik.
h. Foto atau gambar
Foto atau gambar yang di desain secara baik dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik. Bahan ajar ini dalam penggunaanya

harus dibantu dengan bahan

tertulis. Bahan tetulis dapat berupa petunjuk cara penggunaanya dan atau bahan tes.
i. Model atau maket
Model atau maket yang didesain secara baik memberikan makna yang hampir sama
dengan benda aslinya. Dalam memanfaatkannya sebagai bahan ajar harus
menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuannya.
2. Bahan Ajar Dengar ( Audio )
a. Kaset atau piringan hitam atau compact disk
Sebuah kaset yang direncanakan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah
program yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar. Biasanya digunakan untuk
pembelajaran bahasa atau musik.
b. Radio
Media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dengan radio siswa
dapat belajar sesuatu.
3. Bahan Ajar Pandang Dengar ( Audio Visual )
a. Video atau film
Umumnya program video dibuat dalam rancangan lengkap sehingga setiap akhir
dari penayangan video siswa dapat menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
b. Orang atau Narasumber
Dengan orang, seseorang dapat belajar misalnya karena orang tersebut memiliki
keterampilan khusus tertentu. Agar orang dapat dijadikan bahan ajar secara baik,
maka rancangan tertulis diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat kemudian
dikombinasikan dengan bahan tertulis tersebut.
4. Bahan ajar interaktif
Bahan ajar interaktif dalam menyiapkannya diperlukan pengetahuan dan
keterampilan pendukung yang memadai, terutama dalam peralatan seperti komputer,
kamera video dan kamera foto. Biasanya disajikan dalam bentuk CD.
2.6. Karakteristik Bahan Ajar
Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun perguruan
tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan buku teks
pelajaran. Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk mempermudah peserta
didik untuk memahami materi ajar yang ada di dalamnya. Sesuai dengan penulisan
modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Guruan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal
7

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003, bahan
ajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand alone,
adaptive, dan user friendly (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013 : 2). Pertama, self
instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan diri sendiri
dengan bahan ajar yang dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self instructional,
maka di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik
tujuan akhir maupun tujuan antara. Selain itu, dengan bahan ajar akan memudahkan
siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke
dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.
Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau
subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh. Jadi sebuah
bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku secara utuh
untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut. Ketiga, stand alone
(berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar
lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Artinya sebuah
bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain. Keempat,
adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang
sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau
lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi. Kelima, user friendly yaitu setiap
intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai
dengan keinginan. Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan pembaca untuk
mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pembuatan bahan ajar yang mampu membuat siswa untuk belajar mandiri dan
memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
1. Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung
pemaparan materi pembelajaran.
2. Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau mengukur
penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan,
tugas dan sejenisnya.
3. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas
dan lingkungan siswa.

Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan
bahan ajar ketika belajar secara mandiri.

2.7.

Format Bahan Ajar


Penyusunan bahan ajar harus mengikuti kaidah-kaidah yang baku dalam

penyusunan bahan ajar. Secara umum, bahan ajar memuat (Mendiknas,2010:14):


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Judul, kelas, semester dan identitas penyusun;


Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar;
Indikator pencapaian;
Materi bahan ajar;
Latihan soal;
Uji kompetensi;
Referensi.
Sedangkan bahan ajar mendengarkan dengan menggunakan audio memuat :

1.
2.
3.
4.
5.

Pengantar;
Tujuan;
Petunjuk;
Bahan teks;
Uji kompetensi.

2.8.Kriteria Pemilihan Bahan Ajar


Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum.Karena itu, pemilihan
materi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang digunakan
untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Sebagai gambaran dapat kita
utarakan dalam garis besarnya sebagai berikut di bawah ini:
Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem
pembelajaran dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar :
1. Kriteria tujuan Pembelajaran
Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku.Karena itu, materi tersebut
supaya sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
2. Materi Pelajaran Supaya Terjabar
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK telah
dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan terukur.Ini berarti terdapat keterkaiatan
yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pelajaran.
3. Relevan Dengan Kebutuhan Siswa
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan
potensi yang dimilikinya. Karena setiap materi pelajaran yang akan disajikan

hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan
utuh. Beberapa aspek diantaranya adalah pengetahuan sikap, nilai dan keterampilan.
No

Kriteria

Sasaran

.
1

Akurat dan up to date

Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan


dan penemuan-penemuan baru dalam bidang
teknologi.

Kemudahan

Untuk memahami prinsip generalisasi, dan


memperoleh data.

Kerasionalan
Mengembangkan

kemampuan

berpikir

rasional, bebas, logis


4

Esensial

Kemaknaan

Keberhasilan

Untuk

mengembangkan

moralitas

penggunaan pengetahuan.
Untuk

mengembangkan

moralitas

penggunaan pengetahuan.
7

Keseimbangan

Kepraktisan

Bermakna bagi siswa dan perubahan sosial


bahan sosial.
Merupakan

ukuran

keberhasilan

untuk

mempengaruhi tingkah laku siswa.


Mengarahkan tindakan sehari-hari dan untuk
pelajaran berikutnya

4. Kesesuaian Dengan Kondisi Masyarakat


Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan mampu hidup
mandiri.Dalam hal ini, materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu
mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan mereka
menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri.
5. Materi Pelajaran Mengandung Segi-Segi Etik

10

Materi pelajaran yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan


moral siswa kedepan nya. Pengetahuan dan keterampilan yang bakal mereka peroleh
dari materi pelajaran yang telah mereka terima diarahkan untuk mengembangkan
dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma yang
berlaku dimasyarakatnya.
6. Materi Pelajaran Tersusun dalam Ruang Lingkup dan Urutan yang Sistematik dan
Logis.
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang
lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu.Materi disusun secara
berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis siswa. Dengan
cara ini diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh siswa dan dapat
segera dilihat keberhasilannya.
7. Materi Pelajaran Bersumber Dari Buku yang Baku, Pribadi Guru yang Ahli, dan
Masyarakat
Beberapa faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih materi pelajaran. Buku sumber
yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan
GBPP yang berlaku, walaupun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan.
Guru yang ahli penting, oleh sebab itu sumber utama memang guru itu sendiri. Guru
dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu untuk disajikan kepada para
siswa berdasarkan ukuran pribadinya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas,
bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar yang paling besar.

2.9. Syarat-Syarat Menentukan Materi Bahan Ajar


Dalam menentukan uraian materi pembelajaran harus diperhatikan apakah
materinya berupa fakta, konsep, prinsip, ataukah prosedur, sebab seperti telah diuraikan
di muka, dalam kegiatan pembelajaran masing-masing jenis uraian materi tersebut
memerlukan strategi media pembelajaran yang berbeda-beda.Selain memerhatikan jenis
uraian materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam
menentukan uraian materi pembelajaran, yaitu menyangkut kekuasaan cakupan dan
kedalaman materinya.Keluasaan cakupan materi menggambarkan beberapa banyak
materi-materi yang perlu dimasukan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan
kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung
didalamnya harus dipelajari; dikuasai oleh siswa.
Syarat-syarat menentukan materi pembelajaran :

11

1. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tercapainya tujuan intruksional.Pendidikan


yang mengembangkan kepribadian peserta didik, yaitu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Pemenuhan fungsi tersebut dibagi dalam bidang studi mata pelajaran.
Sehingga mata pelajaran yang diberikan hendaknya mendukung pencapaian tujuan
intruksional mata pelajaran, dalam rangka mewujudkan fungsi pendidikan yang
diemban oleh sekolah.
2. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan perkembangan siswa pada umumnya. Mata
pelajaran yang diberikan berbeda tingkat kedalamannya antara kelas II, kelas IV,
kelas V, kelas VI apalagi antar SD, SMP dan SMA.
3. Materi
pelajaran
hendaknya
terorganisasi

secara

sistematik

dan

berkesinambungan.Dimaksudkan bahwa antara bahan yang satu dan bahan berikutnya


ada hubungan fungsional, di mana bahan yang satu menjadi dasar bahan berikutnya.
Contoh sebelum sampai pada cara menyusun laporan keuangan, perlu dibahas terlebih
dahulu pengertian dari laporan keuangan.
4. Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat factual maupun
konseptual.Bahan yang factual sifatnya konkrit dan mudah diingat, sedangkan bahan
yang sifatnya konseptual berisikan konsep-konsep abstrak, dan memerlukan
pemahaman yang lebih dalam

2.10.Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar


Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria
pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran
adalah standar kompetensi dan kompetnsi dasar. Hal ini berarti bahwa materi
pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari
siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar
menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar (Ghafur, 1986).
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti dan kompetensi
dasar
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasikan
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau
dikuasai siswa.Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam
kegiatan pembelajaran untuk membantu pencapaiannya (Ghafur, 1987).
2) Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran
12

Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga
dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat
jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (Reigeluth, 1987).
3) Memilih jenis materi yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi
pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut
yang sesuai dengan kompetensi inti atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya.
Sebab, jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode,
media, dan system evaluasi atau penilaian yang berbeda-beda.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan
adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa.Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang
harus kita ajarkan berupa fakta, konse, prinsip, prosedur, aspek sikap atau psikomotorik.
Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi
pembelajaran :
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu
objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya ya maka materi
pembelajaran yang harus diajarkan adalah fakta .
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untu
menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau
mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau
jawabannya ya maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah konsep .
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau
melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Kalau
jawabannya ya maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah prosedur .
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan
antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep?
Bila jawabannya ya, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk
dalam kategori prinsip.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau
tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka atau tidak suka, indah atau

13

tidak indah? Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan
berupa aspek afektif, sikap, atau nilai
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan
secara fisik? Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan
adalah aspek motorik.

2.11.Menentukan cakupan dan urutan bahan ajar


1. Menentukan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan
pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi
pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan
cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang
dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus
dipelajari/dikuasai oleh siswa.
Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan
(adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam
pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat
membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan
atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang
harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai
sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2. Menentukan urutan bahan ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan
urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara
beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat
(prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi
operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan
mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari.
Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hirarkis.
Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan
langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
14

Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera


video. Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari
bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai
prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

2.12.Sumber Bahan Ajar


Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam
mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip
pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan
materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:
a. Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku
teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas,
b. Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para
peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau
mutakhir,
c. Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut
berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masingmasing yang telah dikaji kebenarannya,
d. Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat
dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup,
kedalaman, urutan, dsb.
e. Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan
misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan,
f. Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar
kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat
ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan
pokok-pokok materi.
g. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulananyang banyak berisikan
informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran,
h. Internet yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan
pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet.
Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi,
i. Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan
belantara melalui siaran televisi, dan.
j. Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi).
15

Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, bukubuku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika
hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak
tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau
pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk
dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih
untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa
mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi.
Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan
buku penunjang yang lain.

BAB III
16

PENUTUP

3.1.

Kesimpulan
Proses belajar yang efektif adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai

dengan apa yang telah direncanakan dalam rencana pembelajaran. Prosesnya tersebut adalah
menjalakan serangkaian komponen-komponen pembelajaran dari mulai tujuan,materi,
metode, dan evaluasi.
Proses pembelajaran adalah proses mengkondisikan dimana siswa dapat belajar dan
memperoleh sejumlah pengalaman belajar. Pengalaman belajar berhubungan dengan materi
yang akan disampaikan. Dengan demikian untuk memperoleh pengalaman belajar tersebut,
maka seorang tenaga pendidik perlu merancang bahan pembelajaran yang efektif agar siswa
memiliki pengalaman belajar yang diharapkan.
Bahan pembelajaran apapun yang dibuat oleh tenaga pendidik, tentu bahan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dalam rangka pencapaian kopetensi yang
diinginkan

3.2.

Saran

Guru harus senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para mahasiswa serta
guru harus selalu mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu masih diingat
kelak oleh subjek belajar.

DAFTAR PUSTAKA
17

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rinneka Cipta. Jakarta.


Hidayati, 2009. Pengembangan modul pembelajaran kimia SMA/MA Kelas x semester 1
pada pokok bahasan ikatan kimia Model learning cycle 5-e sebagai penunjang
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang
Akhmad Sudrajat. Lets talk About Education. Pengembangan bahan Ajar. Depdiknas. 2006.
Pedoman

pemilihan

bahan

ajar.

Muhaimin dkk, 2009. Pengembangan model Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Raja wali press. Jakarta.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

18

Anda mungkin juga menyukai