PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah
memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka
membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam
kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam
bentuk materi pokok. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut
sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu bagaimana cara memanfaatkan
bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara
mengajarkannya yang ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya dari pihak siswa.
Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah yang dimaksud
meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran. Masalah lainnya yang berkenaan
dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar tersebut didapatkan.
Biasanya baik siswa, orang tua maupun guru cenderung menganggap sumber bahan
ajar hanya dititikberatkan pada buku. Keberadaan buku memang sangat membantu dalam
proses pembelajaran, namun jangan sampai hanya berpedoman pada buku. Karena masih
banyak sumber bahan ajar yang lain selain buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak
harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai
buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Namun selain buku, sumber bahan ajar
lainnya dapat didapatkan dari internet, jurnal, majalah, koran, CD interaktif, lingkungan
dan masih banyak lagi yang digunakan sebagai sumber belajar.
Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah
guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit,
terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi
bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti
buku.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan
bahan ajar untuk membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan
ajar dan memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan
konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria
dan langkah-langkah pemilihan, pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.
1
Sehingga guru akan lebih mendapatkan kemudahan dalam menyampaikan materi kepada
siswanya. Begitu juga dengan siswa akan lebih mudah menerima materi pelajaran
tersebut. Selain itu siswa bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan sebelumnya dikarenakan sumber bahan ajarnya tidak hanya satu jenis saja.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
2.
1.3.
Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami apa itu bahan ajar
2. Dapat memahami bagaimana cara menyusun bahan ajar
3. Dapat memahami apa tujuan dari bahan ajar
4. Dapat memahami apa peranan dari bahan ajar
5. Dapat memahami apa saja jenis-jenis bahan ajar
6. Dapat memahami apa saja karakteristik bahan ajar
7. Dapat memahami bagaimana format pembuatan bahan ajar
8. Dapat memahami kriteria pembuatan bahan ajar
9. Dapat memahami apa sajakah syarat-syarat pembuatan bahan ajar
10. Dapat memahami langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar
11. Dapat memahami menentukan cakupan dan urutan bahan ajar
12. Dapat memahami sumber bahan ajar
13. Dapat memahami bagaimana prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Sedangkan menurut Abdul Majid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi,
alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan yang
tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum material) adalah isi atau
muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan
kurikulum.
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (2008:6), pengertian bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun bahan tidak tertulis. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang digunakan oleh
guru sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar
terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis- jenis
materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan. Bahan atau materi kurikulum dapat bersumber
dari berbagai disiplin ilmu baik yang berumpun ilmu-imu sosial (social science) maupun
ilmu-ilmu alam (natural science). Selanjutnya yang perlu diperhatikan ialah bagaimana
cakupan dan keluasan serta kedalaman materi atau isi dalam setiap bidang studi.
Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru
dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat sistematis artinya disusun
secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Di samping itu bahan ajar juga bersifat
unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu
dan dalam proses pembelajaran tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang
sedemikian rupa hanya untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu.
Dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting artinya bagi guru dan siswa.
Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan efektivitas pembelajarannya jika
tanpa disertai bahan ajar yang lengkap. Begitu pula bagi siswa, tanpa adanya bahan ajar
4
siswa akan mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal tersebut diperparah lagi jika guru
dalam menjelaskan materi pembelajarannya cepat dan kurang jelas. Oleh karena itu
bahan ajar merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan sebagai upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahan ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran
baik bagi guru, siswa, dan pada kegiatan pembelajaran.
2.2.
1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan
kepada siswa.
2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran,
sekaligus
merupakan
substansi
kompetensi
yang
seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru
dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitasaktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian
(assessing).
2.3.
1)
2)
3)
4)
2.4.
tersebut menurut Tian Belawati (2003: 1.4 1.9) meliputi peran bagi guru, siswa, dalam
pembelajaran klasikal, individual, maupun kelompok. Agar diperoleh pemahaman yang
lebih jelas akan dijelaskan masing-masing peran sebagai berikut:
Bagi Guru; bahan ajar bagi guru memiliki peran yaitu:
1. Menghemat waktu guru dalam mengajar
Adanya bahan ajar, siswa dapat ditugasi mempelajari terlebih dahulu topik atau materi
yang akan dipelajarinya, sehingga guru tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi.
5
2. Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. Adanya
bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran maka guru lebih bersifat memfasilitasi siswa
dari pada penyampai materi pelajaran.
3. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Adanya bahan
ajar maka pembelajaran akan lebih efektif karena guru memiliki banyak waktu untuk
membimbing siswanya dalam memahami suatu topik pembelajaran, dan juga metode
yang digunakannya lebih variatif dan interaktif karena guru tidak cenderung
berceramah.
Bagi Siswa; bahan ajar bagi siswa memiliki peran yakni:
1. Siswa dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada guru
2. Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja dikehendaki
3. Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri.
4. Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
5. Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri.
2.5.
1. Bahan ajar berupa bahan cetak (material printed) seperti handout, modul, buku,
lembar kerja siswa, brosur, foto/gambar dan model.
2. Bahan ajar dengar seperti kaset, radio,dan piringan hitam
3. Bahan ajar pandang dengan seperti video compact disk dan film.
4. Bahan ajar interaktif seperti compact disk interaktif.
Untuk pengembangan bahan ajar dapat dilakukan melalui jenis bahan ajar yang
digunakan seperti :
1. Bahan Ajar Cetak
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk.
a. Handout
Bahan tertulis yang disiapakan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan siswa.
b. Buku
Bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
c. Modul
Sebuah buku yang ditulis degan tujuan agar siswa dat belajar secara mandiri.
d. LKS ( Lembar Kerja Siswa )
Lembaran-lembarang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa.
e. Brosur
Bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem
atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijiid.
f. Leaflet
Bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dijahit.
6
g. Wallchart
Bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus atau proses atau grafik yang bermakna
menunjukan posisi tertentu. Agar menarik wallchart di desain menggunakan tata
warna dan pengaturan proporsi yang baik.
h. Foto atau gambar
Foto atau gambar yang di desain secara baik dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik. Bahan ajar ini dalam penggunaanya
tertulis. Bahan tetulis dapat berupa petunjuk cara penggunaanya dan atau bahan tes.
i. Model atau maket
Model atau maket yang didesain secara baik memberikan makna yang hampir sama
dengan benda aslinya. Dalam memanfaatkannya sebagai bahan ajar harus
menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuannya.
2. Bahan Ajar Dengar ( Audio )
a. Kaset atau piringan hitam atau compact disk
Sebuah kaset yang direncanakan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah
program yang dapat dipergunakan sebagai bahan ajar. Biasanya digunakan untuk
pembelajaran bahasa atau musik.
b. Radio
Media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dengan radio siswa
dapat belajar sesuatu.
3. Bahan Ajar Pandang Dengar ( Audio Visual )
a. Video atau film
Umumnya program video dibuat dalam rancangan lengkap sehingga setiap akhir
dari penayangan video siswa dapat menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
b. Orang atau Narasumber
Dengan orang, seseorang dapat belajar misalnya karena orang tersebut memiliki
keterampilan khusus tertentu. Agar orang dapat dijadikan bahan ajar secara baik,
maka rancangan tertulis diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat kemudian
dikombinasikan dengan bahan tertulis tersebut.
4. Bahan ajar interaktif
Bahan ajar interaktif dalam menyiapkannya diperlukan pengetahuan dan
keterampilan pendukung yang memadai, terutama dalam peralatan seperti komputer,
kamera video dan kamera foto. Biasanya disajikan dalam bentuk CD.
2.6. Karakteristik Bahan Ajar
Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun perguruan
tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan buku teks
pelajaran. Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk mempermudah peserta
didik untuk memahami materi ajar yang ada di dalamnya. Sesuai dengan penulisan
modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Guruan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal
7
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003, bahan
ajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand alone,
adaptive, dan user friendly (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013 : 2). Pertama, self
instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan diri sendiri
dengan bahan ajar yang dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self instructional,
maka di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik
tujuan akhir maupun tujuan antara. Selain itu, dengan bahan ajar akan memudahkan
siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke
dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.
Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau
subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh. Jadi sebuah
bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku secara utuh
untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut. Ketiga, stand alone
(berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar
lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Artinya sebuah
bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain. Keempat,
adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang
sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau
lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi. Kelima, user friendly yaitu setiap
intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai
dengan keinginan. Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan pembaca untuk
mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pembuatan bahan ajar yang mampu membuat siswa untuk belajar mandiri dan
memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
1. Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung
pemaparan materi pembelajaran.
2. Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau mengukur
penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan,
tugas dan sejenisnya.
3. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas
dan lingkungan siswa.
Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan
bahan ajar ketika belajar secara mandiri.
2.7.
1.
2.
3.
4.
5.
Pengantar;
Tujuan;
Petunjuk;
Bahan teks;
Uji kompetensi.
hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan
utuh. Beberapa aspek diantaranya adalah pengetahuan sikap, nilai dan keterampilan.
No
Kriteria
Sasaran
.
1
Kemudahan
Kerasionalan
Mengembangkan
kemampuan
berpikir
Esensial
Kemaknaan
Keberhasilan
Untuk
mengembangkan
moralitas
penggunaan pengetahuan.
Untuk
mengembangkan
moralitas
penggunaan pengetahuan.
7
Keseimbangan
Kepraktisan
ukuran
keberhasilan
untuk
10
11
secara
sistematik
dan
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga
dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat
jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (Reigeluth, 1987).
3) Memilih jenis materi yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar
Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi
pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut
yang sesuai dengan kompetensi inti atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya.
Sebab, jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode,
media, dan system evaluasi atau penilaian yang berbeda-beda.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan
adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa.Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang
harus kita ajarkan berupa fakta, konse, prinsip, prosedur, aspek sikap atau psikomotorik.
Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi
pembelajaran :
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu
objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya ya maka materi
pembelajaran yang harus diajarkan adalah fakta .
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untu
menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau
mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau
jawabannya ya maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah konsep .
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau
melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Kalau
jawabannya ya maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah prosedur .
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan
antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep?
Bila jawabannya ya, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk
dalam kategori prinsip.
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau
tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka atau tidak suka, indah atau
13
tidak indah? Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan
berupa aspek afektif, sikap, atau nilai
Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan
secara fisik? Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan
adalah aspek motorik.
Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, bukubuku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika
hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak
tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau
pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk
dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih
untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa
mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi.
Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan
buku penunjang yang lain.
BAB III
16
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Proses belajar yang efektif adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan dalam rencana pembelajaran. Prosesnya tersebut adalah
menjalakan serangkaian komponen-komponen pembelajaran dari mulai tujuan,materi,
metode, dan evaluasi.
Proses pembelajaran adalah proses mengkondisikan dimana siswa dapat belajar dan
memperoleh sejumlah pengalaman belajar. Pengalaman belajar berhubungan dengan materi
yang akan disampaikan. Dengan demikian untuk memperoleh pengalaman belajar tersebut,
maka seorang tenaga pendidik perlu merancang bahan pembelajaran yang efektif agar siswa
memiliki pengalaman belajar yang diharapkan.
Bahan pembelajaran apapun yang dibuat oleh tenaga pendidik, tentu bahan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dalam rangka pencapaian kopetensi yang
diinginkan
3.2.
Saran
Guru harus senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para mahasiswa serta
guru harus selalu mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu masih diingat
kelak oleh subjek belajar.
DAFTAR PUSTAKA
17
pemilihan
bahan
ajar.
18