Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Asam lemak dan gliserol merupakan zat kimia yang berdaya guna dan
memilik nilai jual yang sangat tinggi. Asam lemak yang tersusun dari minyak dan
lemak sebenarnya sudah lama sekali digunakan. Pada tahun 1955 Asam lemak
digunakan di beberapa industri sebagai salah satu komponen dari berbagai macam
produk. Proses pengolahan minyak dimana prosesnya menghasilkan gliserol dan asam
lemak. Pada tahun 1980 di Amerika Serikat 28 % asam lemak digunakan sebagai
campuran berbagai produk, sekitar 18 % digunakan untuk industri sabun. Asam lemak
dan gliserol merupakan senyawa penyusun minyak dan lemak, biasanya merupakan
molekul tak bercabang yang mengandung 14 dan 22 atom karbon. Senyawa penyusun
minyak dan lemak selalu mempunyai jumlah atom yang genap. Hal ini karena senyawa
tersebut bersifat biosintesis, baik asam lemak jenuh maupun tidak jenuh biasanya
di peroleh kembali dari hidrolisis bahan lipid. (Herlina dan Ginting, 2002).
Pengolahan minyak menjadi asam lemak merupakan proses yang penting
karena salah satu dari dua pintu gerbang utama yang menjembatani industri minyak
nabati dengan industri oleokimia. Mengingat bahwa peranan asam lemak sangat penting
sekali khususnya bagi industri oleokimia, maka bertolak belakang dari inilah timbul
pemikiran untuk mendirikan pabrik asam lemak dari biji bunga matahari sebagai
industri intermediate (antara) bagi
Dampak

positif

industri-industri lain.
lain

dengan didirikannya

pabrik

asam

lemak ini adalah dapat mengurangi jumlah impor asam lemak sehingga menghemat
devisa negara, selain itu juga akan merangsang industri-industri lain sehingga akan
tercipta lapangan kerja baru yang dapat mengurangi masalah pengangguran di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja kandungan kimia dari minyak kelapa ?
1.2.2 Apa saja kandungan kimia dari minyak kelapa sawit ?
1.2.3 Apa saja kandungan kimia dari minyak kedelai ?
1.2.4 Apa saja kandungan kimia dari minyak bunga matahari ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk dapat mengetahui kandungan kimia dari minyak kelapa
1.3.2 Untuk dapat mengetahui kandungan kimia dari minyak kelapa sawit
1.3.3 Untuk dapat mengetahui kandungan kimia dari minyak kedelai
1.3.4 Untuk dapat mengetahui kandungan kimia dari minyak bunga matahari

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Minyak Kelapa
Komponen minyak kelapa adalah asam lemak jenuh sekitar 90 % dan asam lemak tak
jenuh sekitar 10 %. Tingginya kandungan asam lemak jenuh menjadikan minyak kelapa
sebagai sumber saturated fat. Asam lemak jenuh didominasi oleh asam laurat yang memiliki
rantai karbon 12, termasuk asam lemak rantai menengah alias medium chain fatty acid
(MCFA) dan jumlahnya sekitar 52% (hampir setara dengan air susu ibu). Sehingga minyak
kelapa kerap disebut minyak laurat. Warna coklat pada minyak yang mengandung protein dan
karbohidrat bukan disebabkan oleh zat warna alamiah, tetapi oleh reaksi browning. Warna ini
merupakan hasil reaksi dari senyawa karbonil (berasal dari pemecahan senyawa peroksida)
dengan asam amino dari protein, dan terjadi terutama pada suhu tinggi. Warna pada minyak
kelapa disebabkan oleh warna dan kotoran-kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat
pada minyak kelapa adalah karoten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil
pada suhu tinggi.
Ciri-ciri minyak yang mempunyai kualitas yang bagus :
1.
2.
3.
4.
5.

Dibuat dari kelapa segar, bukan dari kelapa kering atau kopra.
Dibuat dari kelapa yang bukan dari jenis hibrida.
Diolah tanpa bahan-bahan kimia.
Dibuat dengan suhu rendah (di bawah 600C).
Tidak melalui proses hidrogenisasi.
Di dalam tubuh asam lemak diubah menjadi energi namun bila tak terpakai maka akan

diubah menjadi kolesterol. Sifat trigliserida ditentukan oleh perilaku asam lemak
penyusunnya. Adapun perilaku asam lemak ditentukan oleh panjang dan kejenuhan rantai
karbon. Berdasarkan rantai karbonnya, asam lemak dapat diklasifikasikan menjadi asam
lemak rantai pendek, menengah, dan panjang. Semakin pendek rantai karbon maka semakin
mudah asam lemak dimetabolisir oleh tubuh.
Dari segi kejenuhan rantai karbon, dikenal asam lemak jenuh (saturated fats), tidak
jenuh tunggal (monounsaturated fats), dan tak jenuh ganda (polyunsaturated fats).
Masyarakat telah mengetahui bahwa konsumsi asam lemak jenuh yang berlebih dapat
meningkatkan kolesterol darah. Padahal asam lemak jenuh yang berantai karbon pendek dan
menengah tidak menimbulkan kolesterol karena langsung dapat dimetabolisir. Walaupun

asam lemak tidak jenuh tunggal dan ganda dapat menurunkan kadar kolesterol namun
kebiasaan memakai minyak untuk menggoreng berulang akan membentuk asam lemak trans
yang dapat meningkatkan kolesterol serta radikal bebas yang memicu terjadinya hipertensi,
jantung koroner, bahkan kanker.
Minyak kelapa seringkali masih dianggap sebagai minyak yang dapat meningkatkan
kolesterol darah dan menyebabkan resiko penyakit jantung. Banyak orang seringkali bingung
dengan perbedaan antara minyak kelapa (coconut oil) dengan krim kelapa (coconut butter).
Sebenarnya kedua produk ini sama. Temperatur melting point minyak kelapa kira-kira 76 F.
Oleh karena itu pada suhu kamar minyak ini berubah menjadi padat dan bentuk padat ini
dikenal sebagai krim kelapa.
Hampir semua minyak makan yang dikonsumsi manusia merupakan asam lemak
rantai panjang, termasuk di antaranya minyak sawit, seluruh minyak atau lemak hewani,
minyak zaitun, dan minyak dari kacang-kacangan. Satu-satunya minyak makan yang berbeda
adalah minyak kelapa yang asam lemaknya terdiri dari rantai karbon menengah sehingga
mudah dimetabolisir. Sebagian besar asam lemak pada minyak kelapa merupakan asam
lemak jenuh. Selain mudah dimetabolisir, 50% rantai karbon minyak kelapa merupakan asam
laurat (C-12) dan 7% adalah asam kaprat (C-10). Kedua senyawa ini mampu menembus
lapisan lipid luar virus sehingga dapat bersifat antivirus. Asam lemak jenuh minyak kelapa
juga tahan terhadap proses oksidasi (misalnya pada saat menggoreng minyak) sehingga tidak
mudah termutasi menjadi asam lemak trans ataupun radikal bebas.
Proses metabolisme minyak kelapa di dalam tubuh adalah sebagai berikut. Karena
rantai asam lemaknya pendek, maka minyak kelapa dengan mudah dicerna oleh enzim lipase
tanpa memerlukan bantuan asam empedu. Rantai karbon minyak kelapa dengan mudah
diabsorbsi intestine dan masuk ke dalam aliran darah dengan hanya terikat pada albumin agar
dapat larut. Setelah itu menuju ke hati untuk dimetabolisir. Proses metabolisme ini bebas dari
insulin sehingga dapat menghasilkan energi dengan cepat dalam semua kondisi fisiologis
tubuh.
Manfaat dari minyak kelapa antara lain dapat meningkatkan kekebalan tubuh,
mengurangi gejala gangguan pencernaan, dan mencegah infeksi oleh bakteri, virus, atau
jamur. Minyak terdiri dari asam lemak dimana asam lemak ini terbagi menjadi dua golongan
yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Faktor utama yang membedakan
keduanya adalah ikatan kimianya. Asam lemak jenuh menunjukkan ikatan kimia yang lebih

stabil dibandingkan dengan asam lemak tak jenuh berdasarkan jumlah atom yang terikat.
Keadaan struktur kimia yang stabil inilah yang menyebabkan asam lemak jenuh sukar
dioksidasi dinadingkan asam lemak tak jenuh.
Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan minyak goreng
(minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak
kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah tengik,
sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi,
minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa
kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan. Proses penjernihan dilakukan
untuk memperoleh VCO dengan kualitas yang lebih bau. Penjernihan dapat dilakukan dengan
beberapa metode, salah satu diantaranya adalah dengan cara penyaringan biasa, yaitu dengan
cara menyaring dengan menggunakan kertas saring sehingga nantinya akan diperoleh minyak
yang lebih jernih.
Sebelum disaring sebaiknya minyak didiamkan terlebih dahulu dengan maksud untuk
pengendapan. Dengan pengendapan terlebih dahulu, penyaringan bisa lebih cepat dan mudah.
Karena partikel yang lebih besar sudah dapat dipisahkan yang tidak bisa dipisahkan dengan
pengendapan baru dilakukan penyaringan. Pengendapan juga dimaksudkan untuk
memisahkan air dan minyak. Penyaringan juga dapat dilakukan sampai beberapa tingkat,
tergantung tingkat kejernihan yang diinginkan. Kertas saring, kapas, kain atau kasa baja
stainless steel dan sebagainya dapat digunakan. Tentunya bahan saringan harus bersih dan
sehat.
VCO akan lebih awet bila kadar air yang dikandungnya makin rendah. Kandungan air
dikurangi yaitu pada saat penyaringan, air diserap lebih dahulu oleh kertas saring kemudian
diuapkan. Untuk mengetes kadar air memang sulit kalau tanpa alat. Cara yang sederhana
ialah dengan memanaskan minyak sampai mendidih, apabila minyak tidak meletik tandanya
minyak bebas air. Sebaliknya minyak yang belum disaring apabila dipanaskan sampai titik
didih maka akan meletik dan meletup yang menandakan bahwa kadar airnya masih tinggi.
Secara sederhana ada dua cara untuk menghasilkan minyak kelapa murni, proses
tersebut adalah proses panas dan dingin. Secara tradisional, masyarakat membuat minyak
kelapa dari santan yang dipanaskan. Hasilnya adalah ampas kelapa, blendo atau blondo, dan
minyak goreng. Kalau pemanasan santan ini dilakukan secara terbatas dengan suhu 60-80 0C,

hasil minyaknya akan berwarna kuning tua atau kecokelatan. Ini merupakan minyak goreng
biasa yang tidak bisa dikategorikan sebagai minyak kelapa murni.
Adapun proses dingin itu dengan cara fermentasi. Caranya, parutan kelapa diberi ragi
air ketam sawah (yuyu) sebagai biang atau starter. Pada proses selanjutnya, biang ini bisa
menggunakan adonan yang telah terfermentasi atau minyak kelapa murni hasil fermentasi
yang sudah jadi. Adonan yang telah diberi biang disimpan selama semalam agar terjadi
proses fermentasi. Paginya, adonan yang telah lunak dijemur antara dua hingga tiga hari
penuh.
VCO yang benar-benar bermutu tinggi dihasilkan dari proses fermentasi dengan
enzim poligalakturonase, alfa amylase, protease, atau pektinase. Selain penggunaan enzim,
fermentasi juga bisa dilakukan dengan bantuan Saccharomyces cereviseae. VCO ini juga
dapat diolah dengan teknologi pengepresan semi basah yang merupakan alternatif teknologi
tepat guna yang dapat diterapkan dalam skala kecil. Peralatan utamanya mesin parut,
pengering, jack press, pencuci, pemanas vacum dan filter press.
2.2 Minyak Kedelai
Kandungan minyak dan komposisi asam lemak dalam kedelai dipengaruhi oleh
varietas dan keadaan iklim tempat tumbuh. Lemak kasar terdiri dari trigliserida sebesar 90-95
persen, sedangkan sisanya adalah fosfatida, asam lemak bebas, sterol dan tokoferol. Minyak
kedelai mempunyai kadar asam lemak jenuh sekitar 15% sehingga sangat baik sebagai
pengganti lemak dan minyak yang memiliki kadar asam lemak jenuh yang tinggi seperti
mentega dan lemak babi. Hal ini berarti minyak kedelai sama seperti minyak nabati lainnya
yang bebas kolestrol, seperti yang ditunjukkan dalam komposisi dari minyak nabati dibawah
ini.

Kadar minyak kedelai relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis kacangkacangan lainnya, tetapi lebih tinggi daripada kadar minyak serelia. Kadar protein kedelai
yang tinggi menyebabkan kedelai lebih banyak digunakan sebagai sumber protein daripada
sebagai sumber minyak.
Asam lemak dalam minyak kedelai sebagian besar terdiri dari asam lemak esensial
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dibawah ini disajikan komposisi kimia minyak kedelai,
sifat fisiko-kimia minyak kedelai dan standar mutu minyak kedelai.

Komposisi Kimia Minyak Kedelai


Asam Lemak Tidak Jenuh (85%)

Terdiri dari :

Asam linoleat

15-64%

Asam oleat

11-60%

Asam linolenat

1-12%

Asam arachidonat

1,5%

Asam lemak jenuh (15%), terdiri dari :

Asam palmitat

7-10%

Asam stearat

2-5%

Asam arschidat

0,2-1%

Asam laurat

0-0,1%

Fosfolipida

Jumlahnya sangat kecil (trace)

Lesitin

Cephalin

Lipositol

Sifat Fisiko-Kimia Minyak Kedelai


Sifat

Nilai

Bilangan asam

0,3-3,000

Bilangan penyabunan

189-195

Bilangan iod

117-141

Bilangan thiosianogen

77-85

Bilangan hidroksil

4-8

Bilangan Reichert Meissl

0,2-0,7

Bilangan Polenske

0,2-1,0

Bahan yang tak tersabunkan

0,5-1,6%

Indeks bias (25oC)

1,471-1,475

Bobot jenis (25/ 25oC)

0,916-0,922

Titer (oC)

22-27

Standar Mutu Minyak Kedelai


Sifat

Nilai

Bilangan asam

Maksimum 3

Bilangan penyabunan

Minimum 190

Bilangan iod

129-143

Bilangan tak tersabunkan (%)

Maksimum 1,2

Bahan yang menguap (%)

Maksimum 0,2

Indeks bias (20oC)

1,473-1,477

Bobot jenis (15,5/ 15,5oC)

0,924-0,928

Nilai gizi asam lemak esensial dalam minyak dapat mencegah timbulnya atherosclerosis atau penymbatan pembuluh darah. Kegunaan minyak kedelai yang sudah
dimurnikan dapat digunakan untuk pembuatan minyak salad, minyak goreng (cooking oil)
serta untuk segala keperluan pangan. Lebih dari 50 persen pangan dibuat dari minyak kedelai,
terutama margarin dan shortening. Hampir 90 persen dari produksi minyak kedelai digunakan
di bidang pangan dan dalam bentuk telah dihidrogenasi, karena minyak kedelaimengandung
lebih kurang 85 persen asam lemak tidak jenuh.
Minyak kedelai juga digunakan pada pabrik lilin, sabun, varnish, lacquers, cat, semir,
insektisida dan desinfektans. Bungkil kedelai mengandung 40-48 persen protein dan
merupakan bahan makanan ternak yang bernilai gizi tinggi, juga digunakan untuk membuat
lem, plastik, larutan yang berbusa, rabuk dan serat tekstil sintesis. Bila minyak kedelai akan
digunakan di bidang nonpangan, maka tidak perlu seluruh tahap pemurnian dilakukan.
Misalnya untuk pembuatan sabun hanya perlu proses pemucatan dan deodorisasi, agar warna
dan bau minyak kedelai tidak mencemari warna dan bau sabun yang dihasilkan.

Titik cair yang dimiliki minyak kedelai sangat tinggi, yaitu sekitar -16 oC dan biasanya
berbentuk padat (solid) pada ruang yang mempunyai suhu tinggi. Hal ini berarti minyak
kedelai dapat digunakan untuk biodiesel dan bahan bakar pada musim panas (summer fuel).
Dibawah ini disajikan titik cair dari berbagai minyak.
Titik Cair dan Nilai Iodin dari Minyak
Minyak

Titik Cair
(oC)

Nilai Iodin

Coconut oil

25

10

Palm kernel oil

24

37

Mutton tallow

42

40

Beef tallow

50

Palm oil

35

54

Olive oil

-6

81

Castor oil

-18

85

Peanut oil

93

Rapeseed oil

-10

98

Cotton seed oil

-1

105

Sunflower oil

-17

125

Soybean oil

-16

130

Tung oil

-2.5

168

Linseed oil

-24

178

Sardine oil

2.3 Minyak sawit


Minyak sawit secara alami merupakan sumber vitamin E yang potensial, tertutama dalam
bentuk tokoferol dan tokotrienol

Komponen ini merupakan zat penting dalam diet yang berfungsi sebagai antioksidan; yaitu
senyawa yang mencegah oksidasi. Radikal bebas secara alami terdapat di dalam tubuh
sebagai hasil metabolisme normal. Kandungan radikal bebas dapat meningkat pada kondisi
stress dan kerja keras. Selain itu, radikal bebas dapat berasal dari polutan dan makanan.
Radikal bebas ini berperan sebagai oksidan yang kuat bagi komponen asam-asam lemak pada
membran sel. Kerusakan yang terjadi disebut sebagai kerusakan oksidatif, bisa menyebabkan
penyimpangan pada fungsi sel.
Tokoferol dan tokotrienol dari minyak sawit dapat berperan sebagai antioksidan
alami, menangkap radikal bebas, karena itu berperan melindungi sel-sel dari proses
kerusakan. Telah
banyak penelitian dilakukan untuk membuktikan bahwa tokoferol dan tokotrienol bisa
melindungi sel-sel dari proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti atherosclerosis dan
kanker.
Minyak sawit kasar mengandung karotenoid (pro-vitamin A) yang sangat tinggi
Karotenoid bisa berfungsi ganda; yaitu sebagai antioksidan dan sumber vitamin A bagi tubuh.
Minyak goreng sawit yang beredar di pasaran telah mengalami proses pemurnian dan
pemucatan, sehingga kandungan karotenoidnya telah turun dengan tajam. Karena itu perlu
diperkenalkan ke konsumen, Minyak Sawit Merah yang diproduksi dengan teknik
permurnian
khusus tidak menyebabkan hilangnya karotenoid.
Kandungan vitamin A (Ekivalen Retinol) pada berbagai produk pangan
Jenis Bahan Pkivalen Retinol /100 gbisa dimakan
Ug Ekivalen Retinol / 100 g
Jenis Bahan Pangan
Bahan bisa dimakan
Jeruk

21

Pisang

50

Tomat

130

Wortel

400

Minyak sawit merah (refined)

5000

Minyak Sawit kasar (CPO)

6700

Minyak sawit memiliki kandungan gizi yang lebih unggul dibandingkan dengan
minyak zaitun, kedelai dan jagung. Selain mengandung provitamin A yaitu alfa, betakaroten
dan vitamin E (tokoferol dan tokotrienol), minyak sawit mengandung berbagai jenis zat
bioaktif lain seperti riboflavin, niasin, likopen, mineral yang terdiri dari fosfor, potassium,
kalsium, dan magnesium. Dengan demikian minyak sawit mentah berpeluang menjadi
sumber nutriseikal. Selain dikembangkan sebagai minyak goreng, minyak sawit dapat
diaplikasikan untuk mensintesis berbagai produk pangan nutrasetikal karena kandungan
mikronutrien yang tinggi seperti karotenoid (500-700 ppm) dan vitamin E (1000 ppm).
Minyak sawit mentah atau CPO berwarna merah-kekuningan menandakan kandungan
karotenoid yang tinggi.Minyak sawit terdiri dari campuran gliserida yang merupakan ester
dari gliserol dan asam lemak. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak
sawit adalah asam palmitat, C16:0 (jenuh), dan asam oleat, C18:1 (tidak jenuh). Meski
minyak sawit mentah merupakan sumber betakaroten yang paling baik namum dalam proses
pengolahannya yang masih konvensional, jumlah betakaroten yang terkandung dalam minyak
relatif sedikit karena sebagain besar mengalami kerusakan selama pengolahan. Betakaroten
merupakan suatu senyawa tetraterpenoid dengan rumus molekul C40H56 dengan massa
molekul relatif seberat 536,85 mol/g dan merupakan provitamin-A terpenting. Betakaroten
terdistribusi secara luas dalam dunia tumbuhan dan sering dijumpai bersamaan dengan
klorofil.
Guna mempertahankan kandungan betakaroten yang tinggi pada minyak sawit maka
proses pengolahannya dilakukan tanpa proses pemucatan (bleaching). Hasil pengolahannya
disebut minyak sawit merah (MSM/Red Palm Oil, RPO). Dengan melakukan modifikasi
proses pemurnian kimia, kandungan beta karoten dalam minyak sawit merah dapat
dipertahankan lebih tinggi. Bahkan laju penurunan betakaroten saat pemakaian dapat
bertahan pada batas akhir kandungan betakaroten yakni sampai 400 ppm selama 5,9 bulan.

Diperkirakan minyak sawit merah mengandung tokoferol, tokotrienol dan karotenoid


relatif tinggi yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Produksi minyak sawit merah secara
komersial telah dikembangkan dalam skala industri di Malaysia dan India. Sejak 1937, India
sudah sukses dalam studi ini. Penyerapan sumber beta karoten dengan media minyak paling
tinggi dibandingkan dengan sumber penyerapan karoten yang lain. Untuk RPO
penyerapannya bisa sampai 90%.
Dalam bidang kesehatan, beta karoten berguna untuk meningkatkan imunitas, dan
mengurangi risiko penyakit kanker, penyakit kardiovaskular dan katarak. Oleh karena itu,
minyak sawit merah yang kaya beta karoten tidak cocok untuk dijadikan minyak goreng
melainkan sesuai untuk dijadikan salad oil. Alfakaroten dan betakaroten yang merupakan
provitamin-A terbanyak yang terkandung dalam karotenoid akan mengalami kerusakan pada
temperatur di atas 200 oC. Karena itu, minyak sawit merah harus disimpan dalam tempat
tertutup, terjaga dari sinar matahari dan disimpan dalam temperatur yang relatif rendah.

2.4 Minyak Bunga Matahari


Minyak bunga matahari kaya akan asam linoleat (C18:2), suatu asam lemak tak
jenuh yang baik

bagi kesehatan

manusia.

Kepentingan teknik menginginkan

minyak dengan kadar asam oleat yang lebih tinggi dan terdapat pula kultivar bunga
matahari yang menghasilkan minyak dengan kualitas demikian (mengandung 80%
hingga 90% asam oleat, sementara kultivar untuk pangan memiliki hanya 25% asam
oleat) (http://id.wikipedia.org/wiki). Komposisi Asam Lemak pada Biji Bunga Matahari
Dalam 100 g minyak biji bunga matahari (pangan) : Asam Lemak
Kadar (%)
Asam Lemak jenuh
Asam Palmitat

6.8

Asam Stearat

Asam Lemak tak Jenuh


Asam Oleat

31.5

Asam Linoleat

55.4

Dalam 100 g minyak biji bunga matahari (non pangan) : Asam Lemak Kadar
(%)
Asam Lemak jenuh
Asam Palmitat

Asam Stearat

Asam Lemak tak Jenuh


Asam Oleat

83

Asam Linoleat

(Bailey)
Minyak biji Bunga Matahari berdasarkan kandungan Asam lemak tak jenuh mengandung
88%, kandungan asam linoleatnya (44-72%) paling besar dibandingkan asam lemaknya.
Minyak bunga matahari secara dominan mengandung asam linoleat dalam bentuk
trigliseridanya. Farmakope Inggris mencantumkan profil minyak ini sebagai berikut:

Asam palmitat:

Asam stearat :

Asam oleat :

14 10%

Asam linoleat :

48 74%

4 9%
1 7%

Ada beberapa jenis minyak bunga matahari yang dihasilkan, seperti linoleat tinggi, oleat
tinggi dan oleat sedang. Minyak bunga matahari linoleat sedang secara khas mengandung
sekurang-kurangnya 69% asam linoleat. Minyak bunga matahari tinggi oleat mengandung
sekurang-kurangnya 82% asam oleat. Keragaman profil asam lemak tak jenuh sangat kuat
dipengaruhi oleh genetika dan iklim. Pada decade yang lalu, bunga matahari stearat tinggi
telah dikembangkan di Spanyol untuk menghindari penggunaan minyak nabati hidrogenasi
parsial dalam industry makanan.
Minyak bunga matahari juga mengandung lesitin, tokoferol, karotenoid dan lilin. Sifat-sifat
minyak bunga matahari adalah khas dari minyak trigliserida nabati. Minyak bunga matahari
yang dihasilkan dari minyak tipe minyak biji bunga matahari. Minyak bunga matahari ringan
dalam rasa dan penampilan dan memiliki kandungan vitamin E yang tinggi. Ini adalah
kombinasi dari lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda dengan tingkat rendah
lemak jenuh.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Minyak kedelai memiliki Lemak kasar terdiri dari trigliserida sebesar 90-95
persen, sedangkan sisanya adalah fosfatida, asam lemak bebas, sterol dan tokoferol.
Minyak kedelai mempunyai kadar asam lemak jenuh sekitar 15% sehingga sangat
baik sebagai pengganti lemak dan minyak yang memiliki kadar asam lemak jenuh
yang tinggi seperti mentega.
2. Minyak bunga matahari kaya akan asam linoleat (C18:2), suatu asam lemak tak
jenuh yang baik bagi kesehatan
manusia.
3. Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak digolongkan ke dalam minyak
asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan dengan
asam lemak lainnya. Minyak kelapa digolongkan ke dalam jenis minyak asam laurat.
Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan Iod (Iodine
value), maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan non drying oils,
karena bilangan Iod minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5.
4. Minyak kelapa sawit tersusun atas asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh.
Minyak kelapa sawit juga mengandung beta karoten atau pro-vitamin A, 9
antioksidan, dan pro-vitamin E (tokoferol dan tokotrienol) yang sangat diperlukan
dalam proses metabolisme dan untuk kesehatan tubuh manusia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ayu Dewi Sartika. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tak Jenuh, dan Asam
Lemat Trans terhadap Kesehatan. (online). Jurnal online

2. Hariyadi, Purwiyatno. 2010. Sepuluh Karakter Unggul Minyak Sawit. (online).


Jurnal online
3. https://id.scribd.com/doc/142896801/Kandungan-Kimia-Dari-Kelapa-Sawit,
diakses pada tanggal 23 november 2016
4. https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/01/18/minyak-bungamatahari-kegunaannya/, diakses pada tanggal 23 november 2016
5. Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai