Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Konservatisme Akuntansi
Plan bonus hypothesis dalam possitive accounting theory menyatakan bahwa
manajer akan bertindak seiring dengan bonus yang diberikan. Berdasarkan motif
bonus, maka manajer akan melakukan manajemen laba dengan cara income
maximation atau memaksimalkan laba agar target laba terpenuhi, sehingga
pelaporan keuangan menjadi kurang konservatif. Kepemilikan manajerial yang
rendah akan menyebabkan laporan keuangan cenderung tidak konservatif, karena
manajer
akan
lebih
mengutamakan
untuk
mengejar
bonus
daripada
penelitian Martani dan Dini (2010) yang menunjukkan pengaruh positif CFO
terhadap konservatisme akuntansi, sehingga hipotesis kelima dalam penelitian ini:
H5 : Operating cash flow berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Metodologi penelitian
Variabel
Variabel dependen yang digunakan dalam pebelitian ini adalah konservatisme
akuntansi yang diukur dengan model akrual yang merupakan model Zhang
(2007). Dan terdapat lima variabel independen dalam penelitian ini yaitu variabel
kepemilikan manajerial (MANJ), kepemilikan publik (PUBLIK), leverage (LEV),
firm size (SIZE) dan operating cash flow (CFO).
Dari penjelasan variabel diatas dapat digambarkan kerangka berfikir dari jurnal ini
sebagai berikut :
Kepemilikan Manajerial
(MANJ)
Kepemilikan Publik
(PUBLIK)
Leverage (LEV)
Konservatisme
Akuntansi
meliputi
Uji
normalitas,
autokorasi,
multikolinearitas,
serta
menarik perhatian investor untuk berinvestasi ketika cash flow yang dihasilkan
tinggi (Martani dan Dini, 2010). Hal ini dikarenakan adanya asumsi bahwa
earning pada masa yang akan datang akan lebih baik. Dengan demikian operating
cash flow berpengaruh positif terhadap penerapan konservatisme akuntansi karena
adanya prediksi future cash flow yang lebih besar ketika perusahaan menghasilkan
operating cash flow yang besar dan dengan pelaporan keuangan yang konservatif
dibandingkan dengan pelporan keuangan yang agresif.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang dilihat dari tingkat signifikansi
variabel. Variabel independen yang mempengaruhi konservatisme akuntansi maka
dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan publik,
leverage, dan firm size tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Dalam penelitian ini hanya variabel operating cash flow yang berpengaruh secara
positif terhadap konservatisme akuntansi.
Kekurangan
1. Pada hipotesis pertama penelitian ini tidak sesuai dengan plan bonus
hypothesis, karena seharusnya manajer akan bertindak sesuai dengan
bonus yang diberikan, tetapi dalam jurnal ini hipotesis tersebut ditolak.
2. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini tidak sesuai dengan dengan debt
covenant hypothesis , dimana seharusnya hipotesis tersebut diterima. Agar
sesuai dengan teori dalam possitive accounting theory bahwa semakin
tinggi jumlah utang atau pinjaman yang ingin diperoleh perusahaan maka
penyajian laporan keuangan menjadi tidak konservatif.
3. Hipotesis keempat juga tidak sesuai dengan teori political cost hypothesis
yang seharusnya firm size seringkali digunakan untuk menjelaskan
political cost hypotesis, karena semakin besar ukuran perusahaan
menyebabkan penerapan konservatisme semakin tinggi.
4. Hanya menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur, sehingga hasil
penelitiannya tidak dapat diterapkan untuk perusahaan pada sektor lain.
5. Penelitian ini hanya menggunakan variabel kepemilikan manajerial,
kepemilikan publik, debt convenant, firm size, cash flow. Dan hal ini
belum dapat menjadi acuan untuk menentukan konservatisme.
DAFTAR PUSTAKA
Godfrey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J., & Holmes, S. (2010).
Accounting Theory (7th Ed.). John Wiley & Sons Inc.
Ayu Martaning, Indira J. (2012). Penggunaan Perspektif Positive Accounting
Theory Terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia. Diponegoro
Journal Of Accounting. Universitas Diponegoro.