Anda di halaman 1dari 12

PENGGUNAAN PERSPEKTIF POSITIVE ACCOUNTING

THEORY TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI


DI INDONESIA
Latar belakang
Laporan keuangan yang dapat digunakan untuk membuat keputusan adalah
laporan keuangan yang berkualitas yaitu laporan keuangan yang memenuhi
karakteristik kualitatif laporan keuangan sesuai dengan SFAC No.2 atau yang kini
telah digantikan SFAC No. 8. Dalam menyajikan laporan keuangan yang
berkualitas penyaji laporan keuangan dihadapkan oleh constraint berupa
konservatisme kini konsepnya telah diubah menjadi prudence.
Seiring dengan adanya konvergensi IFRS, konsep konservatisme yang kini
digantikan oleh prudence tidak sepenuhnya ditinggalkan. Terdapat beberapa
standar dalam Standar akuntansi Keuangan (SAK) yang masih menggunakan
konsep konservatisme seperti PSAK No. 14 tentang Persedian dan PSAK No. 48
tentang Penurunan Nilai Aset. Konservatisme juga pertimbangkan mengingat
adanya kasus Enron di U.S. dan kasus Kimia Farma yang masing-masing
menyajikan laporan keuangan yang membuat mereka menjadi overstate laba, dan
hal tersebut justru menyesatkan pengguna laporan keuangan. Namun demikian
konservatisme masih menjadi perdebatan.
Perlunya telaah mengenai konservatisme mendorong dilakukannya penelitian ini
yang bertujuan menguji dan menganilisis penggunaan perspektif Positive
Accounting Theory (PAT) terhadap konservatisme akuntansi di Indonesia.
Konservatisme dapat dijelaskan dalam PAT melalui tiga hipotesis yaitu plan
bonus hypothesis, debt covenant hypothesis, dan political cost hypothesis.
Literatur Review
Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory)
Positive Accounting Theory menganut paham maksimisasi kemakmuran (wealth
maximisation) dan kepentingan pribadi individu. Terdapat tiga hipotesis dalam

teori ini yang dapat menjelaskan keputusan manajemen untuk bertindak


konservatif atau tidak.

Hipotesis-hipotesis tersebut ialah: (1)Plan bonus

hypothesis, (2)Debt covenant hypothesis, dan (3)Political cost hypothesis.


Berdasarkan plan bonus hypothesis, manajer seringkali berperilaku seiring dengan
bonus yang diberikan. Oleh karena itu manajemen cenderung melakukan
manajemen laba agar target laba terpenuhi. Tindakan manajemen laba membuat
pelaporan laba cenderung optimis atau tidak konservatif, sehingga earning
conservatism menjadi rendah.
Debt covenant hypothesis memprediksikan bahwa manajer ingin meningkatkan
laba dan aset untuk mengurangi biaya renegosiasi kontrak utang ketika
perusahaan memutuskan perjanjian utangnya. Dalam debt covenant hypothesis,
tingkat konservatisme dalam pelaporan laba akan berkurang karena manajer
cenderung akan menaikkan laba agar ia memperoleh potential loan dari kreditor.
Tingkat konservatisme dalam pelaporan laba berdasarkan debt covenant
hypothesis dapat dijelaskan dengan debt/equity hypothesis yang merupakan
pembatasan dari debt covenant.
Dalam political cost hypothesis, perusahaan besar diprediksikan lebih sensitif
terhadap adanya biaya politik daripada perusahaan kecil. Biaya politik sendiri
timbul dari adanya konflik kepentingan antara manajer dengan pemerintah,
dimana perusahaan dianggap ikut bertanggung jawab atas kepentingan sosial.

Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Konservatisme Akuntansi
Plan bonus hypothesis dalam possitive accounting theory menyatakan bahwa
manajer akan bertindak seiring dengan bonus yang diberikan. Berdasarkan motif
bonus, maka manajer akan melakukan manajemen laba dengan cara income
maximation atau memaksimalkan laba agar target laba terpenuhi, sehingga
pelaporan keuangan menjadi kurang konservatif. Kepemilikan manajerial yang
rendah akan menyebabkan laporan keuangan cenderung tidak konservatif, karena
manajer

akan

lebih

mengutamakan

untuk

mengejar

bonus

daripada

mengutamakan kepentingan pemilik perusahaan, hal ini didukung oleh penelitian


Yazidah (2011) yang menunjukkan hubungan positif antara kepemilikan
manajerial dan konservatisme akuntansi, sehingga hipotesis pertama dalam
penelitian ini:
H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi.

2. Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Konservatisme Akuntansi


Kepemilikan ini juga mempengaruhi keputusan manajemen dalam menerapkan
konservatisme atau tidak, karena kepemilikan publik yang menyebar akan
menyebabkan rendahnya pengendalian sehingga manajer lebih fleksibel dalam
menyajikan informasi dalam laporan keuangan. Sebagaimana dijelaskan dalam
plan bonus hypothesis, maka dalam rangka memperoleh bonus tersebut manajer
berusaha menaikkan laba agar target laba terpenuhi. Pencapaian target laba
membuat manajer bisa saja melakukan

cenderung tidak konservatif, apalagi

didukung rendahnya pengendalian dari pemilik karena kepemilikan yang


menyebar, manajer akan semakin fleksibel dalam melaporkan informasi dalam
laporan keuangan. Penelitian Deviyanti (2012) juga menunjukkan bahwa
kepemilikan publik berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi,
sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini:
H2: Kepemilikan publik berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.
3. Pengaruh Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi
Debt covenant hypothesis dalam possitive accounting theory memprediksikan
bahwa semakin tinggi jumlah utang atau pinjaman yang ingin diperoleh
perusahaan, maka penyajian laporan keuangan menjadi tidak konservatif. Hal itu
dikarenakan perusahaan ingin menunjukkan kinerja yang baik pada debtholders,
agar debtholders yakin bahwa keamanan dananya terjamin. Dengan adanya
asumsi tersebut, maka perusahaan akan cenderung menaikkan nilai aset dan
pendapatan, serta menurunkan nilai utang dan beban ketika perusahaan
menginginkan jumlah pinjaman yang besar dari debtholder. Rasio leverage

menunjukkan seberapa besar perusahaan menggunakan utang dari luar untuk


membiayai perusahaan atau melakukan ekspansi. Dengan menggunakan prediksi
dalam debt covenant hypothesis, maka semakin tinggi tingkat leverage maka
perusahaan semakin tidak konservatif, hal ini didukung oleh penelitian Almilia
(2005), sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini ialah:
H3: Leverage berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.
4. Pengaruh Firm Size terhadap Konservatisme Akuntansi
Political cost hypothesis memprediksikan bahwa perusahaan besar lebih sensitif
daripada perusahaan kecil terkait dengan biaya politis. Biaya politis timbul karena
adanya konflik kepentingan antara perusahaan (manajer) dan pemerintah sebagai
pembuat kebijakan. Perusahaan besar cenderung melaporkan keuangannya secara
konservatif untuk mengurangi biaya politis. Ukuran perusahaan atau firm size
seringkali digunakan untuk menjelaskan political cost hypothesis. Semakin besar
ukuran perusahaan menyebabkan penerapan konservatisme semakin tinggi, hal ini
didukung oleh hasil penelitian Sari dan Adhariani (2009) dan Deviyanti (2012)
sehingga hipotesis keempat dalam penelitian ini:
H4: Firm size berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
5. Pengaruh Operating Cash Flow terhadap Konservatisme Akuntansi
Arus kas atau cash flow merupakan arus masuk dan arus keluar kas atau setara
kas. Seperti halnya laba, cash flow sering kali dikaitkan dengan pendapat yang
kontra mengenai konservatisme, hal ini dikarenakan penerapan konservatisme
menyebabkan persistensi prediksi future cash flow menjadi rendah. Namun,
ditinjau dari sisi sebaliknya Martani dan Dini (2010) berpendapat bahwa
operating cash flow yang selanjutnya disebut CFO merupakan indikator kinerja
perusahaan, sehingga tingginya CFO mengindikasikan kinerja yang baik dari
perusahaan. Prediksi future cash flow pada perusahaan yang konservatif
kemungkinan akan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang agresif,
dan hal ini akan lebih menarik bagi investor, sehingga perusahaan akan lebih
konservatif ketika memiliki CFO yang tinggi. Hal ini didukung oleh hasil

penelitian Martani dan Dini (2010) yang menunjukkan pengaruh positif CFO
terhadap konservatisme akuntansi, sehingga hipotesis kelima dalam penelitian ini:
H5 : Operating cash flow berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Metodologi penelitian
Variabel
Variabel dependen yang digunakan dalam pebelitian ini adalah konservatisme
akuntansi yang diukur dengan model akrual yang merupakan model Zhang
(2007). Dan terdapat lima variabel independen dalam penelitian ini yaitu variabel
kepemilikan manajerial (MANJ), kepemilikan publik (PUBLIK), leverage (LEV),
firm size (SIZE) dan operating cash flow (CFO).
Dari penjelasan variabel diatas dapat digambarkan kerangka berfikir dari jurnal ini
sebagai berikut :
Kepemilikan Manajerial
(MANJ)
Kepemilikan Publik
(PUBLIK)
Leverage (LEV)

Konservatisme
Akuntansi

Firm Size (SIZE)

Operating Cash Flow


(CFO)

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI
pada periode 2004 sampai dengan 2010 namun data yang digunakan mulai tahun
2003 karena dibutuhkan data-data dari tahun sebelumnya. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria-kriteria (1)

Perusahaaan yang tercatat di BEI, (2)Menerbitkan laporan keuangan yang diaudit


selama periode 2003-2010, (3) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan
dalam bentuk rupiah selama periode penelitian, (4)Perusahaan memiliki nilai
ekuitas positif selama periode penelitian, (5) Terdapat kelengkapan data yang
dibutuhkan. Berdasarkan proses pemilihan sampel maka diperoleh 86
sampel perusahaan per tahun, dan total selama periode penelitian sebesar 602
perusahaan.
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linear
berganda yang sebelumnya harus lolos uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang
digunakan

meliputi

Uji

normalitas,

autokorasi,

multikolinearitas,

serta

heteroskedastisitas.Tingkat probabilitas yang digunakan adalah 5%. Pengujian


hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

Uji F, Uji t, dan koefisien

determinasi. Model yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah:


CONACC= a+1MANJ+2PUBLIK+3LEV+4SIZE+5CFO+e
Keterangan:
CONACC : Konservatisme akuntansi
MANJ : Persentase kepemilikan manajerial.
PUBLIK : Persentase kepemilikan publik.
SIZE : Ukuran perusahaan.
CFO : Operating cash flow atau arus kas dari aktivitas operasi.
: Koefisien error.
Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi, namun tidak
signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kepemilikan manajerial maka semakin rendah konservatisme akuntansi yang

diterapkan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu Lafond


dan Roycowdhury (2007)serta Deviyanti (2012). Menurut Wardhani (2008),
kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap konservatisme karena
kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai sebagai faktor ekspropriasi
pemegang saham minoritas, yang pada akhirnya membuat laporan keuangan
cenderung agresif. Selain itu Lafond dan Roycowdhury (2007) juga berpendapat
bahwa semakin kecil kepemilikan manajerial maka masalah agensi semakin besar,
sehingga semakin kecil kepemilikan manajerial, permintaan akan laporan
keuangan yang konservatif semakin besar. Berdasarkan hasil penelitian ini maka
hipotesis pertama ditolak. Penolakan terhadap hipotesis pertama dalam penelitian
ini juga merupakan penolakan plan bonus hypothesis dalam Positive Accounting
Theory (PAT). Hal ini dikarenakan hasil penelitian tidak sesuai prediksi atau
konsep yang ada dalam plan bonus hypothesis.
2. Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan
publik berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi namun tidak
signifikan secara statistik. Dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini
juga ditolak. Penolakan terhadap H2 juga merupakan penolakan terhadap plan
bonus hypothesis, karena hasil dalam penelitian ini tidak mendukung adanya
prediksi dalam plan bonus hypothesis. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian Lafond dan Watss (2006). Kepemilikan publik berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi dikarenakan semakin tinggi kepemilikan publik
menyebabkan semakin besar tekanan dari publik untuk mengungkapkan informasi
lebih banyak, sehingga butir-butir informasi yang mendetail dituntut untuk
diungkapkan. Selain itu dikarenakan oleh tingginya kepemilikan merupakan salah
satu upaya mengurangi asimetri informasi antara manajer dan pemegang saham,
yang pada akhirnya laporan keuangan dituntut untuk lebih konservatif.
3. Pengaruh Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil pengujian dalam hipotesis dalam penelitian ini menunjukkkan bahwa
leverage berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, namun tidak

signifikan secara statistik. Dengan demikian, hasil pengujian ini menolak H 3


dalam penelitian ini. Penolakan terhadap H3 juga merupakan penolakan terhadap
debt covenant hypothesis dalam PAT. Hal ini dikarenakan, hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan prediksi atau konsep dalam debt covenant hypothesis. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian Deviyanti (2012), Wardhani (2008)dan
Almilia (2005). Leverage berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi
karena pemberi pinjaman atau debtholders berkepentingan atas keamanan
dananya,
sehingga mereka akan berupaya melindungi dirinya dari upaya manajemen yang
kurang menguntungkan, oleh karena itu mereka menuntut adanya laporan
keuangan yang konservatif (Guay, 2008). Manajemen yang memerlukan dana dari
debtholders pada akhirnya akan mengikuti kemauan debtholders.
4. Pengaruh Firm Size terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil pengujian dalam hipotesis dalam penelitian ini menunjukkkan bahwa firm
size berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi, namun tidak
signifikan secara statistik. Dengan demikian, hasil pengujian ini menolak H 4
dalam penelitian ini. Penolakan terhadap H4 juga merupakan penolakan terhadap
political cost hypothesis dalam PAT. Hal ini dikarenakan, hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan prediksi atau konsep dalam political cost hypothesis. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Almilia (2005). Firm size
berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi karena khususnya di
Indonesia, perusahaan kecil lebih sensitif terhadap biaya politis, sehingga
membuat perusahaan kecil cenderung konservatif.

5. Pengaruh Operating Cash Flow terhadap Konservatisme Akuntansi


Operating cash flow dalam penelitian ini bepengaruh positif terhadap dan secara
statistik signifikan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Martani dan
Dini (2010). Tingginya operating cash flow mengindikasikan kinerja yang baik
dari perusahaan dan hal ini merupakan sinyal yang baik bagi investor. Pada
perusahaan yang konservatif yang menyajikan aset dan laba kecil akan lebih

menarik perhatian investor untuk berinvestasi ketika cash flow yang dihasilkan
tinggi (Martani dan Dini, 2010). Hal ini dikarenakan adanya asumsi bahwa
earning pada masa yang akan datang akan lebih baik. Dengan demikian operating
cash flow berpengaruh positif terhadap penerapan konservatisme akuntansi karena
adanya prediksi future cash flow yang lebih besar ketika perusahaan menghasilkan
operating cash flow yang besar dan dengan pelaporan keuangan yang konservatif
dibandingkan dengan pelporan keuangan yang agresif.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang dilihat dari tingkat signifikansi
variabel. Variabel independen yang mempengaruhi konservatisme akuntansi maka
dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan publik,
leverage, dan firm size tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Dalam penelitian ini hanya variabel operating cash flow yang berpengaruh secara
positif terhadap konservatisme akuntansi.
Kekurangan
1. Pada hipotesis pertama penelitian ini tidak sesuai dengan plan bonus
hypothesis, karena seharusnya manajer akan bertindak sesuai dengan
bonus yang diberikan, tetapi dalam jurnal ini hipotesis tersebut ditolak.
2. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini tidak sesuai dengan dengan debt
covenant hypothesis , dimana seharusnya hipotesis tersebut diterima. Agar
sesuai dengan teori dalam possitive accounting theory bahwa semakin
tinggi jumlah utang atau pinjaman yang ingin diperoleh perusahaan maka
penyajian laporan keuangan menjadi tidak konservatif.
3. Hipotesis keempat juga tidak sesuai dengan teori political cost hypothesis
yang seharusnya firm size seringkali digunakan untuk menjelaskan
political cost hypotesis, karena semakin besar ukuran perusahaan
menyebabkan penerapan konservatisme semakin tinggi.
4. Hanya menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur, sehingga hasil
penelitiannya tidak dapat diterapkan untuk perusahaan pada sektor lain.
5. Penelitian ini hanya menggunakan variabel kepemilikan manajerial,
kepemilikan publik, debt convenant, firm size, cash flow. Dan hal ini
belum dapat menjadi acuan untuk menentukan konservatisme.

6. Untuk penelitian setelahnya bisa ditambahkan variabel seperti Growth


Opportunities. Kesempatan tumbuh (Growth Opportunities) adalah suatu
kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk memperbesar perusahaan
dengan cara berinvestasi atau dengan cara membuat cadangan
tersembunyi. Perhitungan kesempatan tumbuh dengan menggunakan
market to book value of equity sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Astarini (2011). Skala data variabel ini adalah rasio.
7. Jurnal ini cocok dengan theory signal tetapi penulis tidak menjadikan
theory signal sebagai landasan teori nya
Kelebihan
1. Penelitian pada jurnal ini memilih dan menjelaskan sesuai dengan tujuan
penulisan pada judul yang menguji penggunaan perspektif Positive
Accounting Theory. Dalam penjelasan tiap variabel nya menjelaskan
pengaruh variabel dengan Positive Accounting Theory melalui 3 hipotesis
(1)Plan bonus hypothesis, (2)Debt covenant hypothesis, dan (3)Political
cost hypothesis.
2. Penelitian ini menambahkan variabel Operating Cash Flow dari penelitian
sebelumnya yang bertujuan menggambarkan pendapat yang kontra
terhadap konservatisme yang sering kali mengaitkan konservatisme
dengan prediksi future cash flow, maka diperlukan pengujian terhadap
cash flow terhadap konservatisme akuntansi.
Kaitan Jurnal dengan Materi bab 11
1. Jurnal ini selain mambahas Positive Accounting Theory jurnal ini cocok
dengan theory signaling dimana menurut teori signaling, perusahaan
mengharapkan manajer untuk meningkatkan pertumbuhan yang tinggi
dimasa depan, maka mereka akan mencoba untuk memberikan sinyal
kepada investor melalui akun. Manajer dari perusahaan lain yang
berkinerja baik akan mendapatkan intensif yang sama, dan manajer
perusahaan dengan berita yang netral akan memiliki insentif untuk
melaporkan berita positif sehingga mereka tidak dicurigai memiliki hasil
yang buruk. Manajer perusahaan dengan kinerja yang buruk akan memiliki

insentif untuk tidak melaporkan kinerjanya. Namun, mereka juga akan


mendapatkan insentif untuk melaporkan kinerja buruk mereka, untuk
menjaga kredibilitas di padar yang efektif dimana sahamnya
diperdagangkan. Dengan asumsi insentif ini untuk sinyal informasi ke
pasar modal, menandakan teori memprediksi bahwa perusahaan akan
mengkapkan informasi lebih dari yang diminta.
2. Other Studies Skinner: menemukan bukti bahwa atribut ekonomi
perusahaan mempengaruhi sifat utang perusahaan dan kontrak kompensasi
manajemen, dan bahwa variable kontrak tradisional oportunistik dikaitkan
dengan pilihan kebijakan akuntansi. Dimana hal ini digambarkan dengan
variabel debt covenant hypothesis.
3. Jurnal ini membahas mengenai conservatism dimana conservatism
merupakan panduan akuntansi dalam menyajikan aset dan pendapatan
yang understate. Dalam penerapan conservatism akan dihasilkan laba yang
berfluktuatif. Ukuran conservatism yang digunakan adalah
eranings/accrual measures.
4. Political cost hypothesis merupakan hipotesis yang digunakan untuk
menjelaskan transfer kekayaan dan pengembangan. Menurut Watts dan
Zimmerman, karena faktor politik, para manajer perusahaan besar
memiliki insentif yang lebih besar untuk mengurangi laba yang
dilaporkan.

DAFTAR PUSTAKA
Godfrey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J., & Holmes, S. (2010).
Accounting Theory (7th Ed.). John Wiley & Sons Inc.
Ayu Martaning, Indira J. (2012). Penggunaan Perspektif Positive Accounting
Theory Terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia. Diponegoro
Journal Of Accounting. Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai

  • Uas Menejemen Ekspor Impor
    Uas Menejemen Ekspor Impor
    Dokumen1 halaman
    Uas Menejemen Ekspor Impor
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • 05 Samie Sungkar 1311031101
    05 Samie Sungkar 1311031101
    Dokumen6 halaman
    05 Samie Sungkar 1311031101
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Menejemen Ekspor Impor
    Menejemen Ekspor Impor
    Dokumen7 halaman
    Menejemen Ekspor Impor
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • PSAK
    PSAK
    Dokumen17 halaman
    PSAK
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Pajak Mading
    Pajak Mading
    Dokumen13 halaman
    Pajak Mading
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • CH 10
    CH 10
    Dokumen5 halaman
    CH 10
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Data Bapak
    Data Bapak
    Dokumen3 halaman
    Data Bapak
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Kualitas Audit Vs Biaya Audit
    Kualitas Audit Vs Biaya Audit
    Dokumen6 halaman
    Kualitas Audit Vs Biaya Audit
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • CH 9
    CH 9
    Dokumen7 halaman
    CH 9
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Akbi 2 Mading
    Akbi 2 Mading
    Dokumen10 halaman
    Akbi 2 Mading
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • 02 Yuninda Devy 1211031119
    02 Yuninda Devy 1211031119
    Dokumen3 halaman
    02 Yuninda Devy 1211031119
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Acc Judul
    Acc Judul
    Dokumen3 halaman
    Acc Judul
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen2 halaman
    Proposal
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Proposal 3
    Proposal 3
    Dokumen13 halaman
    Proposal 3
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • 02 Yuninda Devy 1211031119
    02 Yuninda Devy 1211031119
    Dokumen3 halaman
    02 Yuninda Devy 1211031119
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • 04 Yuninda Devi 1211031119
    04 Yuninda Devi 1211031119
    Dokumen5 halaman
    04 Yuninda Devi 1211031119
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 BPR
    Bab 3 BPR
    Dokumen7 halaman
    Bab 3 BPR
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen2 halaman
    Proposal
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen2 halaman
    Proposal
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Kwu Presentasi Word
    Kwu Presentasi Word
    Dokumen10 halaman
    Kwu Presentasi Word
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Artikel Remunerasi
    Artikel Remunerasi
    Dokumen1 halaman
    Artikel Remunerasi
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Ai
    Ai
    Dokumen1 halaman
    Ai
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Jawban TA
    Jawban TA
    Dokumen4 halaman
    Jawban TA
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Jawban TA
    Jawban TA
    Dokumen4 halaman
    Jawban TA
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Akuntansi Internasional
    Akuntansi Internasional
    Dokumen10 halaman
    Akuntansi Internasional
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen3 halaman
    4
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat
  • Ai
    Ai
    Dokumen1 halaman
    Ai
    Yuninda Devi Arintika
    Belum ada peringkat