Skala Nominal
Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai sebuauh label.
Contohnya adalah penomoran pemain sepak bola. Banyak teori yang tidak
sependapat dengan skala nominal. Torgerson menyatakan: Dalam pengukuran,
nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat kepemilikan dari
suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri. Sedangkan dalam
skala nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau kelompok dari objek.
Skala Ordinal
Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya sehubungan
dengan property yang diberikan. Contohnya, investor melihat 3 kemungkinan
jenis investasi untuk uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3 berdasarkan
nilai bersihnya saat ini. Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor
tidak memberitahukan apa-apa tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang
diwakilinya.
Skala Interval
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala orginal. Tidak
hanya member peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval
skalanya diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan
menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan,
missal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B
30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengataka bahwa suhu di ruangan B
lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada
ruangan A. Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.
Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang:
Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek
terakhir diketahui
Tipe-tipe Pengukuran
1. Pengukuran Fundamental
Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa
diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada
pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan
volume merupakan hal-hal yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan
pada tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran
yang berbeda (jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.
2. Pengukuran Turunan
Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang
bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran
kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi,
contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan
pengurangan pendapatan dengan beban.
3. Pengukuran Formal
Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan
definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa
diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori
konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi
kita tidak tahu bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan secara langsung.
Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan
dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa digunakan untuk mengukur
keuntungan secara tidak langsung.
Beberapa isu diciptakan untuk auditor oleh pergeseran fokus untuk pengukuran
keuntungan dari pendapatan dan beban yang cocok untuk menilai perubahan atas nilai
wajar aktiva bersih. Ketika keuntungan ditentukan dengan cara mencocokkan transaksi
pendapatan dan beban untuk periode auditor dapat berkonsentrasi pada pengumpulan
bukti bahwa transaksi tersebut telah ditangani dengan tepat oleh sistem akuntansi klien.
Namun, ketika keuntungan berasal dari perubahan nilai wajar pertanyaan yang lebih sulit
muncul untuk auditor sekitar mengumpulkan bukti pada perkiraan manajemen.
Sebagai contoh, salah satu aspek untuk mengukur keuntungan dengan menilai
perubahan nilai wajar aktiva bersih yang ditangani oleh standar akuntansi IAS 36/AASB
136. Pernyataan ini mensyaratkan penurunan nilai aktiva diakui sebagai rugi penurunan
nilai. Manajemen entitas diperlukan untuk menilai pada tanggal laporan apakah ada
indikasi bahwa aset mungkin terganggu. Jika kondisi tersebut terjadi, manajemen akan
mengestimasi jumlah terpulihkan aktiva tersebut. Jika jumlah yang dapat dipulihkan
suatu aktiva kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aktiva harus diturunkan menjadi
sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali. Pengurangan Itu adalah kerugian penurunan
nilai. Kerugian penurunan nilai diakui segera dalam laba dalam banyak kasus.
Audit bimbingan standar internasional untuk kerugian penurunan nilai audit dan
perkiraan nilai wajar terdapat dalam ISA 540. Auditor diharuskan untuk mengumpulkan
bukti untuk menilai jika manajemen telah mengikuti standar akuntansi yang tepat dan
jika jumlah yang diakui sebagai kerugian penurunan nilai wajar. Untuk melakukan hal ini
auditor harus menentukan apakah manajemen telah memilih metode penilaian yang
sesuai dan masuk akal dan asumsi. Jika standar akuntansi tidak meresepkan metode
penilaian untuk aset tertentu dan kewajiban yang consedered, auditor dapat menerima
metode penilaian yang wajar. Ini berarti bahwa sulit bagi auditor untuk tidak setuju
dengan pemilihan manajemen terhadap metode penilaian tertentu yang sedang digunakan
oleh entitas lain. Auditor harus mengumpulkan bukti bahwa metode ini diterapkan secara
konsisten, sehingga manajer tidak memilih dan memilih metode dari tahun ke tahun
tergantung pada hasil keuntungan yang diinginkan mereka. Auditor juga harus menilai
apakah nilai aktiva atau kewajiban dengan benar ditentukan dari asumsi signifikan
manajemen, model penilaian dan data yang mendasari relevan. Data tersebut akan
mencakup suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas, nilai pasar
digunakan oleh perusahaan perbandingan, data royalti, dan sebagainya.
Secara keseluruhan, mengingat adanya berbagai metode penilaian yang wajar dan
asumsi mungkin, adalah mungkin untuk jumlah diferent tapi masuk akal beberapa untuk
diakui oleh manajemen kerugian penurunan nilai. Jumlah ini berbeda karena itu akan
dapat diterima oleh auditor jika bukti audit menunjukkan bahwa manajemen telah
menerapkan model penilaian benar dan menggunakan data yang sesuai. Dalam situasi
ini, adalah mungkin bahwa auditor menghadapi tekanan dari manajer setuju dengan
pilihan penilaian mereka atau kehilangan audit agar auditor yang lain lebih
menyenangkan.
Adanya berbagai alternatif metode penilaian atas aset yang menimbulkan masalah
tersendiri bagi auditor. Terdapat banyak cara penilaian aset yang dapat diterima oleh
auditor jika memenuhi persyaratan :
1. Metode penilaian diaplikasikan secara tepat dan konsisten,
2. Menggunakan asumsi yang beralasan,
3. Data yang digunakan untuk penilaian tersebut valid.
Pada prakteknya, Auditor kadang menerima tekanan dari manager perusahaan
auditee untuk menerima metode penilaian atas aset perusahaan tersebut jika tidak maka
auditee akan mencari auditor yang lain. Masalah lain yang muncul adalah audit atas
biaya historical seperti standar biaya persediaan. Seharusnya biaya atas persediaan
ditetapkan secara tepat, tapi biaya itu didasarkan atas asumsi proses produksi yang
dipengaruhi oleh kondisi yang berubah-ubah.