GLOBALISASI
[ Ideologi Dan Pengaruh Globalisasi Politik Dan Ekonomi Negara Kuba ]
Oleh
JOJON
C1A1 14 232
Politik B
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Haluoleo
Kendari
2016
BAB 1. PENDAHULUAN
Kuba?
3. Bagaimana reaksi Pemerintah Kuba terhadap sikap Amerika Serikat di Kuba?
1.3 Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah yaitu untuk mengetahui dan memahami
kebijakan politik Amerika terhadap Kuba, reaksi Pemerintah Amerika Serikat
terhadap sikap anti-Amerika di Kuba, dan reaksi Pemerintah Kuba terhadap sikap
Amerika Serikat di Kuba.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Politik Amerika Terhadap Kuba
2.1.1
bidang industri gula. Salah satu contoh perusahaan yang bergerak di bidang jasa
adalah perusahaan public relations yang didirikan David Atlee Philips, seorang
pegawai CIA yang kemudian menjadi Kepala Propoganda Kuba setelah adanya
nasionalisasi ekonomi di Kuba.
Kondisi perekonomian Kuba semakin mengkhawatirkan setelah adanya
pengaruh mafia Amerika Serikat yang dipimpin Mayer Lansky di Kuba. Mayer
Lansky telah bekerja sama dengan Fulgencio Batista sejak tahun 1940 dalam
pendirian kasino di Kuba. Kerja sama keduanya semakin dipererat sejak Mayer
Lansky diangkat sebagai penasehat pribadi Fulgencio Batista. Mereka kemudian
mengeluarkan kebijakan ekonomi mengenai pengesahan perdagangan alkohol,
ganja, perjudian, dan prostitusi di Kuba sehingga pulau eksotis ini mendapat
julukan sebagai The Latin Las Vegas.
Pelaksanaan kebijakan ekonomi bagi pihak asing telah memberikan
keuntungan yang besar bagi pemilik modal asing dan pejabat pemerintahan Kuba,
sehingga menimbulkan kritikan dari rakyat Kuba. Mereka kemudian menuntut
pembaharuan politik dan ekonomi di Kuba dan menuntut turunya Fulgencio
Batista dari jabatannya sebagai pemimpin Kuba melalui Revolusi Kuba tahun
1959. Pasca Revolusi Kuba yang dipimpin Fidel Castro, sikap anti-Amerika
semakin meluas pengaruhnya pada berbagai wilayah di Kuba. Selanjutnya,
Pemerintahan yang dipimpin Fidel Castro melaksanakan pembaharuan politik
dengan cara menasionalisasi perusahaan asing di Kuba dengan tujuan
menstabilkan dan meningkatkan perekonomian Kuba melalui Undang-Undang
Reformasi Agraria yang di sahkan pada tanggal 17 Mei 1959.
Berdasarkan Undang-Undang Reformasi Agraria maka, pemerintah Kuba
memiliki hak legitimasi hukum untuk menyita tanah yang dimiliki perusahaan
asing. Pelaksanaan kebijakan ini telah menyebabkan harga saham perusahaan gula
jatuh di pasar bursa New York, dengan demikian Pemerintah Kuba dapat menyita
perusahaan asing khususnya perusahaan Amerika Serikat, seperti United Fruit
Company dan King Ranch, termasuk bank milik Amerika Serikat yang berada di
Kuba.
Pada bulan Juni 1960, pemerintahan Kuba menasionalisasikan aset
perusahaan Amerika Serikat sebesar 800 juta dolar Amerika Serikat, kemudian
pada bulan Agustus 1960, pemerintah Kuba menasionalisasi seluruh bisnis
Amerika Serikat seperti perusahaan listrik, perusahaan telepon, penyulingan
bensinm, dan penyulingan gula. Setelah menasionalisasi perusahan dan lahan
yang luasnya lebih dari 460 hektar. Pemerintah Kuba kemudian memberikan
tanah tersebut kepada petani. Kebijakan ekonomi yang dilaksanakan Pemerintah
Kuba menimbulkan dampak baik terhadap Pemerintahan yang dipimpin Fidel
Castro karena mendapat dukungan dari seluruh wilayah Kuba, terutama dukungan
dari petani di Kuba .
Kuba. Sikap tegas tersebut diikuti pula dengan lahirnya kebijakan anti-pemilu di
Kuba dan sikap mempertahankan Pemerintahan Revolusioner Kuba. Pada hari itu
juga, Pemerintah Kuba mendeklarasikan negara Kuba sebagai negara sosialis.
Pada tahun1961, Pemerintah Sosialis Kuba melaksanakan pembaharuan politik di
Kuba seperti penggabungan Partai Rakyat Kuba (Partai Ortodoxos) dengan Partai
Komunis Kuba menjadi partai tunggal yang disebut sebagai Partai Komunis Kuba
dan Fidel Castro sebagai sekjen Partai Komunis Kuba. Setelah menjabat sebagai
Sekjen Partai Komunis Kuba, Fidel Castro memiliki kekuasaan tertinggi dalam
sistem politik di Pulau Karibia. Dengan dibentuknya sistem politik satu partai,
maka Pemerintah Sosialis Kuba menguasai semua aspek kehidupan rakyat Kuba
seperti aspek politik, aspek ekonomi, aspek social dan budaya.
Krisis missil di Kuba merupakan puncak konfrontasi antara Uni Soviet dan
Amerika Serikat yang terjadi di Kuba pada era Perang Dingin. Krisis ini terjadi
setelah adanya invasi Teluk Babi yang melibatkan Amerika Serikat dalam usaha
penggulingan Pemerintahan yang dipimpin Fidel Castro. Setelah peristiwa invasi
Teluk Babi, pemerintah Kuba mengalami kekhawatiran akan adanya serangan lain
yang akan terjadi di Kuba. Pemerintah Kuba kemudian membentuk koalisi politik
dengan Pemerintah Uni Soviet sebagai bentuk usaha menentang Amerika Serikat.
Pada bulan Mei 1962, delegasi Uni Soviet, Sharif Rashidov melakukan kunjungan
politik ke Kuba untuk memberikan bantuan dalam persoalan irigasi di Kuba dan
menawarkan pemasangan instalasi nuklir Uni Soviet di Kuba. Tawaran ini
disambut baik oleh Pemerintah Kuba dengan pertimbangan bahwa adanya
instalasi nuklir tersebut akan berguna sebagai bentuk antisipasi serangan Amerika
Serikat terhadap Kuba.
Pada tanggal 8 Sepetember 1962, Uni Soviet mengirimkan kapal
pengangkut perlengkapan militer dan instalasi nuklirnya ke Kuba. Pengiriman ini
kemudian dilanjutkan pada tanggal 16 sepetember 1962. Setelah pengiriman
senjata nuklir tersebut, Uni Soviet kemudian membangun tempat peluncuran rudal
SS-4 di Kuba yang memiliki jangkauan ledakan 4.000 Km. Walaupun pengiriman
senjata nuklir tersebut dilakukan dengan sangat rahasia oleh Uni Soviet. Namun,
pada tanggal 14 Oktober 1962 Pemerintah Amerika Serikat akhirnya mengetahui
keberadaan tempat peluncuran buklir Uni Soviet di dekat San Cristobal, Kuba
melalui pemotretan udara oleh pesawat U-2 .
Presiden Jhon F. Kennedy kemudian menindaklanjuti hasil temuan
pesawat U-2 tersebut dengan mengeluarkan kebijakan politik pada tanggal 22
Oktober 1962, kebijakan tersebut terdiri dari : (1) Amerika Serikat akan
melaksanakan blokade kepada semua kapal yang membawa peralatan militer ke
Kuba. Kapal-kapal yang hendak memasuki Kuba dan ternyata membawa
peralatan militer adan dipaksa untuk berputar ulang, (2) Amerika Serikat
meningkatkan pengawasan terhadap Kuba dan pembangunan militernya. Jika
dianggap membahayakan, tindakan lebih jauh akan ditempuh, (3) Amerika Serikat
menyatakan bahwa serangan rudal Uni Soviet ke negara manapun di Barat adalah
berarti ajakan berperang. Tindakan semacam ini pasti akan segera dibalas.
BAB 3. KESIMPULAN
Kuba merupakan sebuah negara kecil yang terletak di Karibia utara,
pada pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Samudra Atlantik. Amerika
Serikat selama lebih dari setengah abad menjadikan pengaruh politik
dan ekonominya sangat terasa di Kuba. Keterlibatan Amerika Serikat
ini merupakan bentuk intervensi asing yang terlalu ikut campur terhadap
masalah dalam negeri Kuba. Intervensi asing Amerika Serikat terhadap
Kuba merupakan duplikasi dalam bentuk mini datangnya kembali
penjajahan asing.Intervensi politik Amerika Serikat terhadap pemerintah Kuba
semakin meningkat sejak Fulgencio Batista menjadi peminpin Kuba, pola
pemerintahannya yang diktator memicu rangkaian protes massa. Perwujudan
sikap protes massa mencapai puncaknya pada 1 Januari 1959 yang kemudian
dikenal sebagai Hari Revolusi Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro. Peristiwa
ini menandai berakhirnya kekuasaan diktator Fulgencio Batista di Kuba dan
dimulainya Pemerintahan Revolusioner Kuba yang dipimpin Fidel Castro.
Dibawah pemerintahan yang dipimpin Fidel Castro, Kuba
mendeklarasikan negaranya sebagai Negara Sosialis dan membina hubungan
diplomatik dengan Uni Soviet. Sikap politik ini memperburuk hubungan antara
Kuba dan Amerika Serikat yang ditandai dengan pemutusan hubungan diplomatik.
Sebagai upaya menentang Pemerintahan Kuba, maka Amerika Serikat membantu
kelompok eksil (orang pengasingan) Kuba untuk melakukan pemberontakan dan
penyerangan di Kuba.
Dalam rangka menghadapi kekuatan politik dan ekonomi Amerika Serikat,
maka Kuba semakin mendekatkan diri dengan Uni Soviet. Tawaran Uni Soviet
kepada Pemerintah Kuba untuk mendirikan instalasi rudal nuklir disambut baik
oleh Pemerintah Kuba. Pendirian instalasi rudal nuklir telah memicu krisis missil
di Kuba.
DAFTAR PUSTAKA
http://sripurwatiyansah.blogspot.com/2013/11/konflik-politik-kuba-dan-amerika_9.html
diakses pada tanggal 17 Mei 2014
http://eprints.uns.ac.id/62/2/170071611201011192.pdf diakses pada tanggal 17 Mei 2014