Anda di halaman 1dari 14

Tugas

GLOBALISASI
[ Ideologi Dan Pengaruh Globalisasi Politik Dan Ekonomi Negara Kuba ]

Oleh

JOJON
C1A1 14 232
Politik B
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Haluoleo
Kendari

2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kuba merupakan sebuah negara kecil yang terletak di Karibia utara, pada
pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Samudra Atlantik. Kuba pertamakali
dikunjungi oleh bangsa Eropa ketika Christopher Columbus mendarat di
ujung timur Kuba pada 28 Oktober 1492, kemudian Spanyol mengirimkan
pasukannya untuk melakukan invasi terhadap Kuba yang dipimpin oleh
Diego Velazquez de Cuellar. Sejak itu Spanyol menaklukkan penduduk
pribumi dan berkuasa atas Kuba. Diego Velazquez de Cuellar ditunjuk
sebagai Gubernur Kuba untuk Spanyol pada 1511 dan
membangun
sebuah villa di Baracoa yang menjadi ibukotapertamapulau itu.
Amerika Serikat selama lebih dari setengah abad menjadikan
pengaruh politik dan ekonominya sangat terasa di Kuba. Keterlibatan
Amerika Serikat ini merupakan bentuk intervensi asing yang terlalu ikut
campur terhadap masalah dalam negeri Kuba. Intervensi asing Amerika
Serikat terhadap Kuba merupakan duplikasi dalam bentuk mini datangnya
kembali penjajahan asing. Umumnya dalih yang lazim dipergunakan
adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda milik warga negaranya
di luar negeri, atau untuk ikut bertanggung jawab membina perdamaian
kawasan. Intervensi tersebut untuk menangkal adanya kekhawatiran
terhadap pengaruh asing yang mulai timbul setelah selesainya perang
kemerdekaan. Begitu dimulai perdagangan yang meluas dengan Amerika
serikat dan Inggris, mulai timbullah kekhawatiran bangsa-bangsa
Amerika Latin terhadap pengaruh asing, di bidang ekonomi, perdagangan
dan investasi modal asing disektor perindustrian, dan meluas kepada
nilai-nilai kebudayaan asing.
Republik Kuba mengalami serangkaian pemberontakan, kudeta, dan setiap
bentuk perjuangan intern pada tahun 1920 melahirkan kediktatoran Gerardo
Machado Y. Morales. Pemerintahan Machado lalu digulingkan oleh
golongan revolusioner yang dipimpin oleh Fulgencio Batista, kemudian
mengambil alih pemerintahan sebagai seorang diktator pada tahun 1934 yang
mendapat dukungan dari Amerika Serikat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari pembahasan di atas antara lain sebagai
berikut.
1. Bagaimana kebijakan politik Amerika terhadap Kuba?
2.

Bagaimana reaksi Pemerintah Amerika Serikat terhadap sikap anti-Amerika di

Kuba?
3. Bagaimana reaksi Pemerintah Kuba terhadap sikap Amerika Serikat di Kuba?

1.3 Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah yaitu untuk mengetahui dan memahami
kebijakan politik Amerika terhadap Kuba, reaksi Pemerintah Amerika Serikat
terhadap sikap anti-Amerika di Kuba, dan reaksi Pemerintah Kuba terhadap sikap
Amerika Serikat di Kuba.

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Politik Amerika Terhadap Kuba
2.1.1

Adapun kebijakan Amerika terhadap Kuba, diantaranya:


Intervensi Politik Amerika Serikat di Kuba melalui Amandement Platt
Negara Kuba memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 20 Mei 1902
melalui sebuah perjanjian antara Kuba dan Amerika Serikat yang dikenal sebagai
Amandement Platt yang berisi kewajiban Negara Kuba seperti Negara Kuba tidak
boleh mengadakan perjanjian internasional apapun yang dapat mengurangi
kemerdekaannya, Negara Kuba tidak boleh mengadakan perjanjian yang dapat
memberikan kekuasaaan atau sebagaian wilayah Kuba kepada Negara asing.
Negara Kuba diwajibkan untuk memelihara kesehatan kotanya, dan Negara Kuba
diwajibkan untuk menjual atau menyewakan tanah kepada Amerika Serikat yang
diperlukan untuk perbekalan batu bara dan pangkalan laut di lokasi yang disetujui
Presiden Amerika Serikat. Bedasarkan perjanjian tersebut kemudian Amerika

Serikat menyewa Teluk Guantanamo yang digunakan sebagai pangkalan


militernya. Dengan demikian Amerika Serikat dapat dengan mudah mengawasi
dan pemproteksi wilayah Kuba.
Pada kenyataannya, Amandement Platt telah menyebabkan Kuba menjadi sebuah
jajahan bagi Amerika Serikat yang memiliki hak istimewa untuk melegalkan
segala kepentingannya di Kuba. Walaupun Amandement ini kemudian dihapuskan
pada tahun 1934, namun intervensi Amerika Serikat tetap berpengaruh di bidang
politik dan bidang ekonomi Kuba karena pemerintah Amerika Serikat mampu
mempengaruhi kebijakan pemimpin Kuba seperti Ramon Grau San Martin dan
Fulgencio Batista.
Pengaruh politik Amerika Serikat semakin besar terjadi pada masa
pemerintahan diktator Fulgencio Batista. Amerika Serikat berusaha memperkuat
pengaruhnya dengan cara memberikan bantuan militer bagi pemerintahan Kuba.
Bantuan militer yang Pemerintah Amerika Serikat kemudian dimanfaatkan oleh
Fulgencio Batista untuk mempertahankan kekuasaanya di Kuba. Hal inilah yang
kemudian menyebabkan ketergantungan pemerintahan diktator Fulgencio Batista
terhadap Amerika Serikat. Walaupun, ia menjabat sebagai pemimpin tertinggi
Kuba secara de facto namun, ia tidak dapat berkuasa sepenuhnya tanpa dukungan
penuh dari Pemerintah Amerika Serikat. Kondisi ini dimanfaatkan Pemerintahan
Amerika Serikat untuk mengendalikan Pemerintahan Kuba, dengan demikian
pemerintahan Kuba dibawah pimpinan diktator Fulgencio Batista hanya berperan
sebagai boneka Amerika Serikat untuk menguasai pulau di Karibia tersebut
(Pambudi, 2006:58).
Ketidakstabilan politik dan ekonomi Kuba yang disebabkan intervensi
politik dan dominasi kekuasaan Amerika Serikat di Kuba telah meningkatkan
sikap anti-Amerika, meningkatkan kesadaran nasional rakyat Kuba untuk
menentang intervensi bangsa asing dan meruntuhkan kekuasaan diktator
Fulgencio Batista. Rakyat Kuba kemudian menyampaikan aspirasi politik melalui
demonstrasi yang bertujuan untuk menuntut penghapusan dominasi pihak asing di
Kuba, pembaharuan politik, dan perbaikan sistem perekonomian Negara Kuba.
Tuntutan tersebut mendapat dukungan dari aktivis Havana Kuba yang memiliki
semangat nasionalisme dan menentang kapitalisme.
Aktivis Havana merupakan kelompok mahasiswa Kuba yang dipimpin
Fidel Castro. Mereka merencanakan penggulingan kekuasaan diktator Fulgencio
Batista dengan cara menyerang markas militer Moncada di Santiago de la Cuba.
Markas ini merupakan gudang senjata dan simbol kekuatan pemerintahan diktator
Fulgencio Batista. Serangan ini dimaksudkan untuk menggulingkan pemerintahan
diktator yang dipenuhi korupsi dan menentang dominasi asing di Kuba. Pada
tanggal 26 Juli 1953, kelompok Revolusioner Kuba menyerang markas militer
Moncada, walaupun serangan ini gagal, namun kelompok Revolusioner Kuba
tetap melanjutkan perjuangannya melalui sebuah serangan di markas militer El
Uvero pada tanggal 28 Mei 1957.

Setelah penyerangan di markas militer El Uvero tersebut, Pemerintah


Kuba semakin bersifat represif. Pemilu yang seharusnya dilaksanakan pada 1
November 1957 diundur hingga 1 Januari 1958, kebebasan sipil dihilangkan dan
status hukum berubah menjadi darurat perang. Sementara itu dalam rangka
mengahadapi tekanan politik yang ditujukan kepada kelompok Revolusioner
Kuba, maka mereka kemudian mengeluarkan Manifesto Sierra Maestra yang
berisi tuntutan rakyat. Tuntutan ini terdiri dari (1) Pembentukan front Revolusi
Rakyat dengan strategi bersama; (2) Pembentukan sebuah pemerintahan
sementara yang diketuai seorang pemimpin yang netral yang dipilih oleh asosiasi
warga; (3) Penyelenggaraan pemilu yang bebas dengan pemimpin sementara yang
diketuai seorang pemimpin yang netral yang dipilih oleh asosiasi warga; (4)
Reformasi untuk kebebasan politik, pembayaran publik, hak-hak sipil dan
individu, pertanian, serikat buruh, dan industri; (5) Penghentian pengiriman
senjata dari Amerika Serikat untuk Batista; (6) Depolitisasi tentara dan
penghapusan junta militer.
Setelah dikeluarkannya Manifesto Sierra Maestra, kelompok Revolusioner
Kuba kemudian melanjudkan perjuangannya dengan melakukan penyerangan
terhadap pemerintahan diktator Fulgencio Batista melalui sebuah gerakan militer
yang dikenal sebagai gerakan 26 Juli,. Usaha tersebut akhirnya mencapai
keberhasilan yang ditandai dengan runtuhnya kekuasaan diktator Kuba pada
tanggal 1 Januari 1959. Keberhasilan kelompok Revolusioner dalam meruntuhkan
kekuasaan diktator Fulgencio Batista telah memberikan pengaruh yang besar
terhadap perkembangan gerakan anti-Amerika di Kuba. Gerakan ini selanjutnya
semakin meluas dikalangan rakyat Kuba dan mampu meningkatkan nasionalisme
di Kuba .
2.1.2

Dukungan Politik Pemerintahan Amerika Serikat terhadap Eksil Kuba


Permasalahan eksil Kuba terjadi setelah Fidel Castro menjadi pemimpin
Kuba. Dalam melaksanakan kebijakan politik dan pemerintahan, ia bersikap tegas
terhadap para pendukung diktator Batista (Batistianos). Mereka ditangkap
kemudian diadili dengan tuduhan melakukan perbuatan kriminal terhadap rakyat
Kuba. Sikap tegas Pemerintah Kuba tersebut mendapat kritikan dari pihak antiCastro yang terdiri dari kelompok Batistianos yang pada umumnya merupakan
masyarakat kelas atas di Kuba dan golongan liberal. Kecaman politik terhadap
Pemerintah Kuba pun semakin memuncak. Setelah Pemerintah Kuba
mengeluarkan Undang-Undang Reformasi Agraria.
Berdasarkan Undang-Undang Reformasi Agraria, Pemerintah Kuba dapat
melakukan nasionalisasi terhadap asset kelas atas dan kelas menengah di Kuba
terutama aset millik perusahaan Amerika Serikat. Kelompok anti-Castro yang
terancam kebijakan Undang-Undang Reformasi Agraria tersebut kemudian
bermigrasi ke Amerika Serikat. Setelah itu, mereka membentuk kelompok antiCastro yang berpusat di Miami, Florida yang kemudian dikenal sebagai eksil
Kuba atau orang pengasingan.

Pada tanggal 5 November 1959, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat


mengeluarkan memorandum yang menyatakan bahwa
seluruh tindakan
Pemerintah Amerika Serikat harus dilakukan dengan tujuan mendorong oposisi di
Kuba dan dimanapun di kawasan Amerika Latin untuk menentang rezim Fidel
Castro. Berdasarkan kebijakan tersebut, maka CIA kemudian menggabungkan
kelompok oposisi Kuba, Movimiento de Recupercion Revolucionar (MRR atau
Gerakan Pemulihan Revolusioner) yang dipimpin oleh Manuel Artime dengan
eksil Kuba dalam Frente Democratio Revolucionario atau Front Demokratik
Revolusioner (FDR) yang berperan sebagai lembaga politik bagi pasukan militer
anti-Castro dan mendapatkan pelatihan di Guetemala.
Pada tanggal 17 Maret 1960, Presiden Eisenhower menyetujui kebijakan
CIA untuk melatih dan memberikan perlengkapan persenjataan kepada pada eksil
Kuba untuk menyerang Pemerintah Kuba. Dalam melaksanakan rencananya, CIA
melakukan empat aksi politik yaitu : (1) membentuk kelompok oposisi moderat di
pengasingan; (2) Menciptakan sebuah stasiun radio yang siarannya dapat
mencapai wilayah Kuba atau di Swan Island yang berada di selatan Kuba; (3)
Menciptakan sebuah intelejensi rahasia dan organisasi yang responsive terhadap
pemerintah dan arahan oposisis pengasingan; dan (4) Memulai pelatihan pasukan
militer di luar Kuba.
Setelah para eksi Kuba dilatih dan dipersenjatai Amerika Serikat, mereka
kemudian membentuk kesatuan militer yang dikenal dengan La Brigda atau
Brigade 2506. Nama Brigade 2506 diambil dari nomor induk Rodriguez Santana
yang meninggal karena kecelakaan dalam pelatiahn di Guetemala pada tanggal 8
September 1960. Ia adalah korban pertama pasukan pengasingan. Kebijakan
membentuk Brigade 2506 ditanggapi oleh Pemerintah Kuba sebagai bentuk
intervensi politik Amerikan Serikat terhadap masalah intern negara Kuba yang
tujuannya untuk menggulingkan pemerintah Fidel Catro.
2.1.3

Monopoli perekonomian Kuba oleh Amerika Serikat


Penerapan sistem ekonomi Amerika Serikat dilakukan melalui monopoli
perekonomian Kuba tampak pada kasus pemilikan tanah di Kuba. Pada masa
Pemerintahan Fulgencio Batista 75% tanah pertanian di Kuba di kuasai oleh
orang asing atau perusahaan asing terutama milik Amerika Serikat seperti United
Fruit Company. Perusahaan ini menguasai tanah dari kawasan utara hingga ke
selatan sepanjang pantai Provinsi Oriente. Monopoli perekonomian tersebut
berdampak pada eksploitasi para pekerja yang mengakibatkan penderitaan rakyat
Kuba. Para pekerja tersebut mendapatkan upah yang sangat kecil dan hidup dalam
kemiskinan.
Monopoli perekonomian Kuba oleh Amerika Serikat ditandai pula dengan
semakin meningkatnya keberadaan bank asing milik Amerika Serikat di Kuba
seperti The First National Bank of Boston, First National City Bank of New York,
Chase Manhattan dan lainnya, selain itu Amerika Serikat memiliki lebih dari 165
Perusahaan besar di Kuba, 60% bergerak di bidang jasa dan 40% bergerak di

bidang industri gula. Salah satu contoh perusahaan yang bergerak di bidang jasa
adalah perusahaan public relations yang didirikan David Atlee Philips, seorang
pegawai CIA yang kemudian menjadi Kepala Propoganda Kuba setelah adanya
nasionalisasi ekonomi di Kuba.
Kondisi perekonomian Kuba semakin mengkhawatirkan setelah adanya
pengaruh mafia Amerika Serikat yang dipimpin Mayer Lansky di Kuba. Mayer
Lansky telah bekerja sama dengan Fulgencio Batista sejak tahun 1940 dalam
pendirian kasino di Kuba. Kerja sama keduanya semakin dipererat sejak Mayer
Lansky diangkat sebagai penasehat pribadi Fulgencio Batista. Mereka kemudian
mengeluarkan kebijakan ekonomi mengenai pengesahan perdagangan alkohol,
ganja, perjudian, dan prostitusi di Kuba sehingga pulau eksotis ini mendapat
julukan sebagai The Latin Las Vegas.
Pelaksanaan kebijakan ekonomi bagi pihak asing telah memberikan
keuntungan yang besar bagi pemilik modal asing dan pejabat pemerintahan Kuba,
sehingga menimbulkan kritikan dari rakyat Kuba. Mereka kemudian menuntut
pembaharuan politik dan ekonomi di Kuba dan menuntut turunya Fulgencio
Batista dari jabatannya sebagai pemimpin Kuba melalui Revolusi Kuba tahun
1959. Pasca Revolusi Kuba yang dipimpin Fidel Castro, sikap anti-Amerika
semakin meluas pengaruhnya pada berbagai wilayah di Kuba. Selanjutnya,
Pemerintahan yang dipimpin Fidel Castro melaksanakan pembaharuan politik
dengan cara menasionalisasi perusahaan asing di Kuba dengan tujuan
menstabilkan dan meningkatkan perekonomian Kuba melalui Undang-Undang
Reformasi Agraria yang di sahkan pada tanggal 17 Mei 1959.
Berdasarkan Undang-Undang Reformasi Agraria maka, pemerintah Kuba
memiliki hak legitimasi hukum untuk menyita tanah yang dimiliki perusahaan
asing. Pelaksanaan kebijakan ini telah menyebabkan harga saham perusahaan gula
jatuh di pasar bursa New York, dengan demikian Pemerintah Kuba dapat menyita
perusahaan asing khususnya perusahaan Amerika Serikat, seperti United Fruit
Company dan King Ranch, termasuk bank milik Amerika Serikat yang berada di
Kuba.
Pada bulan Juni 1960, pemerintahan Kuba menasionalisasikan aset
perusahaan Amerika Serikat sebesar 800 juta dolar Amerika Serikat, kemudian
pada bulan Agustus 1960, pemerintah Kuba menasionalisasi seluruh bisnis
Amerika Serikat seperti perusahaan listrik, perusahaan telepon, penyulingan
bensinm, dan penyulingan gula. Setelah menasionalisasi perusahan dan lahan
yang luasnya lebih dari 460 hektar. Pemerintah Kuba kemudian memberikan
tanah tersebut kepada petani. Kebijakan ekonomi yang dilaksanakan Pemerintah
Kuba menimbulkan dampak baik terhadap Pemerintahan yang dipimpin Fidel
Castro karena mendapat dukungan dari seluruh wilayah Kuba, terutama dukungan
dari petani di Kuba .

Selama dua tahun pelaksanaan Reformasi Agraria, pemerintah Kuba telah


mengusai seluruh lahan pertanian maupun haciendas. Jumlah lahan yang telah
dikuasai telah mencapai lebih dari 700 ribu callabarias. Lahan ini selanjutnya
dimanfaatkan sebagai lahan milik Negara dan lahan koperasi seluas 290 ribu
callabarias, 270 callabarias diberikan kepada petani yang tergabung dalam
asosiasi produsen kecil nasional dan 140 ribu callabarias digunakan untuk
kelompok petani yang masing-masing mendapat 5-30 callabarias. Kebijakan
reformasi agraria dan nasionalisasi ekonomi serta pemeberian lahan pertanian bagi
rakyat Kuba telah menumbuhkan rasa simpati dan dukungan rakyat terhadap
pemerintah Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro dan memperluas sikap antiAmerika di Kuba.
2.2Rekasi Pemerintah Amerika Serikat terhadap sikap anti-Amerika di
Kuba
Hubungan diplomatik Kuba dan Amerika Serikat semakin memburuk pasca
reformasi agraria dan nasionalisasi ekonomi. Ketegangan semakin memuncak
setelah pelaksanaan kebijakan politik serta ekonomi sosialis di Kuba. Terutama
nasionalisasi yang dilakukan terhadap aset-aset Washington di wilayah tersebut.
Lebih dari 100 perusahaan Amerika disita di Kuba (Gonzales, 2007: 6).
Pada Februari 1960, pemerintah Kuba mengambil alih kilang minyak
milik Amerika Serikat karena kilang minyak milik Amerika Serikat di Kuba
menolak untuk memproduksi minyak. Mengetahui hal tersebut pemerintah
Amerika Serikat kemudian melakukan balasan dengan memutuskan hubungan
dioplomatik terhadap Kuba pada tanggal 3 Januari 1961. Kemudian pemerintah
Amerika Serikat membentuk persekutuan di Kawasan Amerika Latin, kanada dan
Eropa dan memprakarsai berdirinya Alliance for Progress yang bertujuan untuk
mengucilkan Pemerintah Kuba dalam hubungan politik internasional (Mukmin,
1981:137-139; Usman, 2006:80).
Untuk melawan pemerintah Amerika Serikat yang saat itu dipimpin oleh
Eisenhower, pemerintah Kuba segera membina hubungan baik dengan Uni Soviet
yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian yang ditandatangani oleh Fidel
Castro dan Nikita Khrushchev mengenai diperbolehkannya Kuba menerima
sejumlah bantuan militer dan ekonomi dari Uni Soviet. Pemerintah Uni Soviet
mulai membina hubungan baik dengan Pemerintah Kuba dengan cara memberikan
bantuan kepada Kuba dengan cara membeli gula dari Kuba melalui peningkatan
ekspor gula ke Uni Soviet dan memberikan pinjaman 100 juta dollar tampa
persyaratan apapun kepada Kuba. Penawaran ini diterima dengan baik oleh
Pemerintah Kuba yang ditandai dengan pengiriman duta besar pertama Kuba ke
Uni Soviet yang bernama Faure Choman (Zaviera, 2007:62).
Sikap Pemerintah Kuba yang semakin cenderung mengarah ke politik
sosialis ditandai dengan meningkatnya hubungan diplomatik antara Kuba dan Uni

Soviet semakin mengkhawatirkan kedudukan Amerika Serikat di kawasan


Amerika Latin pada umumnya dan Kuba pada khususnya. Maka, sebagai upaya
membendung komunisme dan menentang pemerintahan yang dipimpin Fidel
Castro pada tanggal 19 Oktober 1960, Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan
kebijakan ekonomi yang berisi pelarangan segala macam bentuk perdagangan
produk Amerika Serikat kecuali makanan dan obat-obatan di Kuba. Tindakan
politik Amerika Serikat semakin tegas terhadap Kuba dengan dikeluarkannya
embargo ekonomi Kuba pada tanggal 7 Februari 1962. Selama berada dalam
embargo ekonomi rakyat Kuba mengalami kekurangan bahan pangan dan obatobatan. Dalam keadaan ekonomi yang sedang terisolisasi, Pemerintah Kuba
menegaskan bahwa Kuba akan mempererat hubungannya dengan Uni Soviet
dalam bidang ekonomi dan militer.
Pada tanggal 17 Maret 1960, Pemerintahan Eisenhower menyetujui
kebijakan CIA untuk melatih dan memberikan perlengkapan militer kepada para
eksil Kuba. CIA kemudian mulai merekrut dan melatih pasukan gerilya antiCastro di pegunungan Sierra Madre, Guetemala. Pasukan penyerang ini dikenal
dengan nama Brigade 2506. Setelah membentuk pasukan militer, Pemerintah
Amerika Serikat dibawah pimpinan Eisenhower kemudian menyusun rencana
untuk mendaratkan Brigade 2506 di Kota Trinidad yang berada di Provinsi Sancti
Spritus dengan alasan dikawasan tersebut terdapat banyak kelompok gerilyawan
anti-Castro yang dapat membantu Brigede 2506, namun operasi ini belum dapat
terlaksana karena masa jabatan Eisenhower sebagai Presiden Amerika Serikat
telah berakhir pada November 1960. Kebijakan Eisenhower kemudian dilanjutkan
oleh John F. Kennedy, Presiden Amerika Serikat yang menggantikan Eisenhower.
Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy menerima penyerahan bendera
Brigade 2506 dan memerintahkan agar pendaratan Brigade 2506 dilakukan di
Semenanjung Zapata di Bahia de Cochinos (Teluk Babi) secara diam-diam tanpa
bantuan militer pasukan Amerika Serikat. Hal ini dimaksudkan agar serangan
tersebut terlihat seperti operasi gerilya dalam negeri dan akan membentuk
persepsi internasional bahwa serangan yang terjadi di Kuba adalah pertempuran
yang terjadi antara orang Kuba sendiri yang saling berselisih memperebutkan
kekuasaan.
Sebelum serangan tersebut dilaksanakan, Pemerintah Amerika Serikat
memerintahkan tiga pesawat pengebom Douglas B-26 Invader yang
menggunakan tanda Fuerza Aerea Revolucionaris (FAR atau Angkatan Udara
Revolusioner) untuk menembaki dan mengebom landasan udara di San Antonio
de los Banos, bandara internasional Antonio Maceo dan landasan udara di Ciudad
Libertad pada tanggal 15 April 1961. Adapun maksud penyerangan ini adalah
untuk menghancurkan kekuatan militer udara Kuba. Namun rencana ini gagal
karena Pemerintah Kuba telah mengetahui rencana serangan ini sejak bulan April
1960 melalui agen KGB (dinas rahasia Soviet) yang bernama Osvaldo Sanchez
Cabrera dan Aragon. Dengan demikian, pemerintah Kuba telah terlebih dahulu
menyingkirkan pesawat tempurnya dari landasan udara Kuba.

Perdana Menteri Kuba Dr. Raul Roa melaporkan tindakan penyerangan


udara ke Majelis Umum PBB, ia menuduh Amerika Serikat bertanggung jawab
atas serangan bom di Havana, San Antonio dan Santiago dan menganggap
serangan yang terjadi merupakan pendahuluan dari sebuah serangan besar yang
dirancang, diorganisir, dibantu, dipersenjatai, dan dibiayai oleh Amerika Serikat,
namun tuduhan itu dibantah oleh Adlai Stevenson, wakil Amerika Serikat di PBB.
Ia menyatakan tidak ada intervensi angkatan bersenjata Amerika Serikat dan tidak
ada warga Amerika yang terlibat dalam segala aksi di Kuba.
Menanggapi sikap Pemerintah Amerika Serikat, maka pada tanggal 16
April 1961 Komisi Pertahanan Revolusi Kuba kemudian melakukan mobilisasi
pasukan militer untuk menahan orang yang dianggap menentang revolusi Kuba.
Selain itu, di Kuba dibentuk pula pimpinan revolusi di Kuba yang memiliki
tanggung jawab atas masing-masing wilayah seperti Raul Castro di Provinsi
Oriente, Che Guevara di Pinar del Rio, Juan Almeida di Santa Clara, Ramiro
Valdes bertanggung jawab atas intelijen dan Guillermo Garsia berada di Managua,
Havana. Setelah pembentukan pemimpin revolusi, Pemerintah Kuba selanjutnya
menyebarluaskan poster pengingatan akan adanya serangan di Kuba.
Pada tanggal 17 April 1961, terjadi pendaratan empat buah kapal yang terdiri dari
kapal Huston, kapal Rio Escodido, Kapal Caribe, dan kapal Atlantico yang
mengangkut 1.511 Brigade 2506 yang di pimpin oleh Perez San Ramon di Pantai
Teluk Babi. Mereka diperkuat oleh dua unit infantry landing carft milik CIA yang
membawa persediaan makanan dan perlengkapan perang. Setelah mengetahui
adanya pendaratan pasukan penyerang tersebut, Pemerintah Kuba mengumumkan
Kuba dalam keadaan darurat. Fidel Castro segera memerintahkan angkatan
bersenjata Kuba dan pasukan keamanan Kuba agar menindak tegas aksi sabotase,
penembakan, dan serangan di Kuba. Ia kemudian mengkoordinasikan pasukan
pertahanan di sepanjang Pulau Kuba dan melakukan serangan balasan terhadap
para penyerang. Serangan di Kuba berhasil diatasi oleh pasukan revolusioner
Kuba pada tanggal 19 April 1961. Kemenangan Kuba dalam menghadapi invasi
tersebut menjadi simbol kemenangan terbesar Kuba dalam menghadapi Amerika
Serikat.
2.3

Reaksi Pemerintah Kuba menghadapi kekuatan politik Amerika


Serikat

Setelah Pemerintah Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik


dengan Pemerintah Kuba yang terjadi pada tanggal 3 Januari 1961, hubungan
Pemerintah Kuba dan Pemerintah Uni Soviet terjalin semakin erat terutama di
bidang politik yang di buktikan dari adanya pidato Fidel Castro tanggal 20 April
1961 yang berisi sikap menentang intervensi Amerika Serikat di Kuba. Pada
tanggal 1 Mei 1961, saat peringatan hari buruh internasional rakyat Kuba
mengajukan demonstrasi dan protes terhadap imperialisme dan kapitalisme yang
dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat seperti monopoli perekonomian di

Kuba. Sikap tegas tersebut diikuti pula dengan lahirnya kebijakan anti-pemilu di
Kuba dan sikap mempertahankan Pemerintahan Revolusioner Kuba. Pada hari itu
juga, Pemerintah Kuba mendeklarasikan negara Kuba sebagai negara sosialis.
Pada tahun1961, Pemerintah Sosialis Kuba melaksanakan pembaharuan politik di
Kuba seperti penggabungan Partai Rakyat Kuba (Partai Ortodoxos) dengan Partai
Komunis Kuba menjadi partai tunggal yang disebut sebagai Partai Komunis Kuba
dan Fidel Castro sebagai sekjen Partai Komunis Kuba. Setelah menjabat sebagai
Sekjen Partai Komunis Kuba, Fidel Castro memiliki kekuasaan tertinggi dalam
sistem politik di Pulau Karibia. Dengan dibentuknya sistem politik satu partai,
maka Pemerintah Sosialis Kuba menguasai semua aspek kehidupan rakyat Kuba
seperti aspek politik, aspek ekonomi, aspek social dan budaya.
Krisis missil di Kuba merupakan puncak konfrontasi antara Uni Soviet dan
Amerika Serikat yang terjadi di Kuba pada era Perang Dingin. Krisis ini terjadi
setelah adanya invasi Teluk Babi yang melibatkan Amerika Serikat dalam usaha
penggulingan Pemerintahan yang dipimpin Fidel Castro. Setelah peristiwa invasi
Teluk Babi, pemerintah Kuba mengalami kekhawatiran akan adanya serangan lain
yang akan terjadi di Kuba. Pemerintah Kuba kemudian membentuk koalisi politik
dengan Pemerintah Uni Soviet sebagai bentuk usaha menentang Amerika Serikat.
Pada bulan Mei 1962, delegasi Uni Soviet, Sharif Rashidov melakukan kunjungan
politik ke Kuba untuk memberikan bantuan dalam persoalan irigasi di Kuba dan
menawarkan pemasangan instalasi nuklir Uni Soviet di Kuba. Tawaran ini
disambut baik oleh Pemerintah Kuba dengan pertimbangan bahwa adanya
instalasi nuklir tersebut akan berguna sebagai bentuk antisipasi serangan Amerika
Serikat terhadap Kuba.
Pada tanggal 8 Sepetember 1962, Uni Soviet mengirimkan kapal
pengangkut perlengkapan militer dan instalasi nuklirnya ke Kuba. Pengiriman ini
kemudian dilanjutkan pada tanggal 16 sepetember 1962. Setelah pengiriman
senjata nuklir tersebut, Uni Soviet kemudian membangun tempat peluncuran rudal
SS-4 di Kuba yang memiliki jangkauan ledakan 4.000 Km. Walaupun pengiriman
senjata nuklir tersebut dilakukan dengan sangat rahasia oleh Uni Soviet. Namun,
pada tanggal 14 Oktober 1962 Pemerintah Amerika Serikat akhirnya mengetahui
keberadaan tempat peluncuran buklir Uni Soviet di dekat San Cristobal, Kuba
melalui pemotretan udara oleh pesawat U-2 .
Presiden Jhon F. Kennedy kemudian menindaklanjuti hasil temuan
pesawat U-2 tersebut dengan mengeluarkan kebijakan politik pada tanggal 22
Oktober 1962, kebijakan tersebut terdiri dari : (1) Amerika Serikat akan
melaksanakan blokade kepada semua kapal yang membawa peralatan militer ke
Kuba. Kapal-kapal yang hendak memasuki Kuba dan ternyata membawa
peralatan militer adan dipaksa untuk berputar ulang, (2) Amerika Serikat
meningkatkan pengawasan terhadap Kuba dan pembangunan militernya. Jika
dianggap membahayakan, tindakan lebih jauh akan ditempuh, (3) Amerika Serikat
menyatakan bahwa serangan rudal Uni Soviet ke negara manapun di Barat adalah
berarti ajakan berperang. Tindakan semacam ini pasti akan segera dibalas.

Kekhawatiran Amerika Serikat terhadap serangan nuklir Uni Soviet dari


Kuba kemudian dibahas dalam sesi pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.
Duta besar Amerika Serikat untuk PBB, Adlai Stevenson menuntut tanggung
jawab dari Duta Besar Uni Soviet, Valerian Zorin mengenai keberadaan senjata
nuklir tersebut, namun Valerian Zorin tidak mengakui tuduhan itu. Menanggapi
jawaban dari Valerian Zorin, maka Adlai Stevenson segera menunjukkan bukti
berupa foto yang menunjukkan pembangunan instalasi senjata nuklir di Kuba.
Setelah peristiwa di PBB tersebut, Pemerintah Uni Soviet yang diwakili
oleh Nikita Khruschev akhirnya menjawab tuduhan Pemerintah Uni Soviet
dengan menyatakan kebenaran keberadaan instansi nuklir Uni Soviet di Kuba
dengan alasan bahwa rudal nuklir tersebut akan digunakan untuk menjaga
pertahanan Kuba dari serangan. Untuk mencegah konflik politik yang dapat
mengakibatkan perang nuklir, maka Pemerintah Uni Soviet kemudian
memberikan dua tawan politik kepada Pemerintah Amerika Serikat.
Tawaran politik pertama yaitu Pemerintah Uni soviet akan menarik
kembali senjatanya dengan syarat Pemerintah Amerika Serikat tidak akan
menyerang Kuba. Kedua Agar Pemerintah Amerika Serikat segera menarik
senjatanya dari pangkalan rudal nuklirnya di Turki. Namun, sebelum kesepakatan
tercapai, situasi di Kuba semakin memanas karena sebuah pesawat U-2 milik
Amerika Serikat yang dipiloti Rudolph Anderson telah ditembaki di Teritorial
Kuba pada 26 Oktober 1962. Keadaan tersebut semakin memicu kekhawatiran
akan terjadinya perang nuklir yang dapat menyebabkan kehancuran sepertiga
wilayah di dunia.
Untuk meredam krisis ini, maka pada tanggal 27 Oktober 1962, Jhon
F.Kennedy menerima syarat damai yang diajukan oleh pemerintah Uni Soviet
dengan mengirimkan Jaksa Agung Robert F. Kennedy ke kedutaan Uni Soviet
untuk menerima syarat perjanjian tersebut. Adapun alasan pemerintah Amerika
Serikat menerima perjanjian damai dengan pemerintah Uni Soviet tersebut adalah
untuk melindungi wilayah Amerika Serikat dari serangan nuklir. Kesepakatan
antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang telah berlangsung, tidak diketahui
oleh Kuba, sebagai negara tempat terjadinya krisis nuklir terjadi. Hal ini
mengakibatkan kekecewaan Kuba terhadap Uni Soviet. Rakyat Kuba kemudian
mengkampanyekan protes dan kecaman kepada Uni soviet yang dianggap
melakukan penghianatan terhadap Kuba.
Setelah tercapainya kesepakatan antara kedua negara adi kuasa pada
tanggal 28 Oktober 1962, maka krisis missil di Kuba pun berakhir. Pemerintah
Uni Soviet kemudian menarik rudal nuklirnya dari Kuba, sedangkan Pemerintah
Amerika Serikat menarik rudal nuklirnya di Turki dibawah pengawasan PBB.
Selain itu, pemerintah Amerika Serikat pun memberikan janji politik kepada
pemerintah Uni Soviet untuk tidak menyerang Kuba. Janji politik Pemerintah
Amerika Serikat di tolak oleh Pemerintah Kuba, sebagai gantinya Pemerintah

Kuba mengajukan tuntutan kepada Pemerintah Amerika Serikat agar melakukan


pengakhiran blokade ekonomi, pengakhiran segala aktivitas di pengasingan untuk
melawan Pemerintah Kuba, pengakhiran segala bentuk pelanggaran wilayah
udara, dan pengembalian Guantanamo. Namun, tuntutan tersebut tidak mendapat
respon yang berarti dari Pemerintah Amerika Serikat. Pemerintah Kuba dan
Rakyat Kuba mengenang krisis missil ini sebagai krisis Oktober.

BAB 3. KESIMPULAN
Kuba merupakan sebuah negara kecil yang terletak di Karibia utara,
pada pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Samudra Atlantik. Amerika
Serikat selama lebih dari setengah abad menjadikan pengaruh politik
dan ekonominya sangat terasa di Kuba. Keterlibatan Amerika Serikat
ini merupakan bentuk intervensi asing yang terlalu ikut campur terhadap
masalah dalam negeri Kuba. Intervensi asing Amerika Serikat terhadap
Kuba merupakan duplikasi dalam bentuk mini datangnya kembali
penjajahan asing.Intervensi politik Amerika Serikat terhadap pemerintah Kuba
semakin meningkat sejak Fulgencio Batista menjadi peminpin Kuba, pola
pemerintahannya yang diktator memicu rangkaian protes massa. Perwujudan
sikap protes massa mencapai puncaknya pada 1 Januari 1959 yang kemudian
dikenal sebagai Hari Revolusi Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro. Peristiwa
ini menandai berakhirnya kekuasaan diktator Fulgencio Batista di Kuba dan
dimulainya Pemerintahan Revolusioner Kuba yang dipimpin Fidel Castro.
Dibawah pemerintahan yang dipimpin Fidel Castro, Kuba
mendeklarasikan negaranya sebagai Negara Sosialis dan membina hubungan
diplomatik dengan Uni Soviet. Sikap politik ini memperburuk hubungan antara
Kuba dan Amerika Serikat yang ditandai dengan pemutusan hubungan diplomatik.
Sebagai upaya menentang Pemerintahan Kuba, maka Amerika Serikat membantu
kelompok eksil (orang pengasingan) Kuba untuk melakukan pemberontakan dan
penyerangan di Kuba.
Dalam rangka menghadapi kekuatan politik dan ekonomi Amerika Serikat,
maka Kuba semakin mendekatkan diri dengan Uni Soviet. Tawaran Uni Soviet
kepada Pemerintah Kuba untuk mendirikan instalasi rudal nuklir disambut baik

oleh Pemerintah Kuba. Pendirian instalasi rudal nuklir telah memicu krisis missil
di Kuba.

DAFTAR PUSTAKA
http://sripurwatiyansah.blogspot.com/2013/11/konflik-politik-kuba-dan-amerika_9.html
diakses pada tanggal 17 Mei 2014
http://eprints.uns.ac.id/62/2/170071611201011192.pdf diakses pada tanggal 17 Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai

  • Teks 7
    Teks 7
    Dokumen14 halaman
    Teks 7
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • PENJAIS
    PENJAIS
    Dokumen4 halaman
    PENJAIS
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Teks 12
    Teks 12
    Dokumen3 halaman
    Teks 12
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kegiatan Tipe1
    Proposal Kegiatan Tipe1
    Dokumen9 halaman
    Proposal Kegiatan Tipe1
    thoendthecan
    Belum ada peringkat
  • Teks 1
    Teks 1
    Dokumen15 halaman
    Teks 1
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka HAlmi
    Daftar Pustaka HAlmi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka HAlmi
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Jordan
    Jordan
    Dokumen11 halaman
    Jordan
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Yasser
    Yasser
    Dokumen3 halaman
    Yasser
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Rahma BTPN KENDARI
    Rahma BTPN KENDARI
    Dokumen29 halaman
    Rahma BTPN KENDARI
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Ukin
    Ukin
    Dokumen14 halaman
    Ukin
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Suci
    Suci
    Dokumen3 halaman
    Suci
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Hasra
    Hasra
    Dokumen27 halaman
    Hasra
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Yunita
    Yunita
    Dokumen21 halaman
    Yunita
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Sampul
    Sampul
    Dokumen1 halaman
    Sampul
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Tata 3
    Tata 3
    Dokumen1 halaman
    Tata 3
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Haris
    Haris
    Dokumen5 halaman
    Haris
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Jordn
    Jordn
    Dokumen8 halaman
    Jordn
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Makaha Teori Kepemimpinan
    Makaha Teori Kepemimpinan
    Dokumen9 halaman
    Makaha Teori Kepemimpinan
    Ayoe Andrean
    Belum ada peringkat
  • Lamaran Kerja R
    Lamaran Kerja R
    Dokumen1 halaman
    Lamaran Kerja R
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Titin
    Titin
    Dokumen2 halaman
    Titin
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Vik
    Vik
    Dokumen3 halaman
    Vik
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Yunita
    Yunita
    Dokumen21 halaman
    Yunita
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Lamaran Kerja Irfan Ibrahim
    Lamaran Kerja Irfan Ibrahim
    Dokumen2 halaman
    Lamaran Kerja Irfan Ibrahim
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Data Alfian
    Data Alfian
    Dokumen7 halaman
    Data Alfian
    anita
    Belum ada peringkat
  • Cross Sectional. Populasi Penelitian Adalah Semua PUS Yang Menggunakan
    Cross Sectional. Populasi Penelitian Adalah Semua PUS Yang Menggunakan
    Dokumen2 halaman
    Cross Sectional. Populasi Penelitian Adalah Semua PUS Yang Menggunakan
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kegiatan Tipe1
    Proposal Kegiatan Tipe1
    Dokumen9 halaman
    Proposal Kegiatan Tipe1
    thoendthecan
    Belum ada peringkat
  • Penjas
    Penjas
    Dokumen2 halaman
    Penjas
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Hasra
    Hasra
    Dokumen27 halaman
    Hasra
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat
  • Cover Mei Dan Rahma
    Cover Mei Dan Rahma
    Dokumen2 halaman
    Cover Mei Dan Rahma
    Handa Gokhiel
    Belum ada peringkat