1. H1R
Dari perhitungan menggunakan software statistik, didapatkan hasil sebagai berikut :
B
Step 1a
H1R
Constant
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
-3.036
.794
14.632
.000
.048
5.310
1.483
12.826
.000
202.264
202.35
Maka, peluang terjadi rhinitis alergi pada H1R =1 adalah 0.048 kali dibandingkan pada
H1R=0
OR (H1R=2) = Peluang kejadian rhinitis alergi pada H1R =2 = 0.248 = 0.0012
Peluang kejadian rhinitis alergi pada H1R =0
202.35
Maka, peluang terjadi rhinitis alergi pada H1R =2 adalah 0.0012 kali dibandingkan pada
H1R=0
OR (H1R=3) = Peluang kejadian rhinitis alergi pada H1R =3 = 0.022 = 0.000109
Peluang kejadian rhinitis alergi pada H1R =0
202.35
Maka, peluang terjadi rhinitis alergi pada H1R =3 adalah 0.000109 kali dibandingkan pada
H1R=0
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi H1R, nilai Odds Rasio semakin kecil.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p =0.000 < 0.05. Artinya ada hubungan yang bermakna
antara H1R dengan kejadian Rhinitis Alergi, tetapi hubungannya berkebalikan.
2. VEGF
Dari perhitungan menggunakan software statistik, didapatkan hasil sebagai berikut :
B
Step 1a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
VEGF
1.247
.485
6.597
.010
3.480
Constant
-.836
.423
3.916
.048
.433
= 3.480
0.433
Maka, peluang terjadi rhinitis alergi pada VEGF =1 adalah 3.480 kali dibandingkan pada
VEGF=0
OR (VEGF=2) = Peluang kejadian rhinitis alergi pada VEGF =2 =
Peluang kejadian rhinitis alergi pada VEGF =0
5.248 = 12.120
0.433
Maka, peluang terjadi rhinitis alergi pada VEGF =2 adalah 12.120 kali dibandingkan pada
VEGF=0
OR (VEGF=3) = Peluang kejadian rhinitis alergi pada VEGF =3 =
Peluang kejadian rhinitis alergi pada VEGF =0
18.265
= 42.18
0.433
Maka, peluang terjadi rhinitis alergi pada VEGF =3 adalah 42.18 kali dibandingkan pada
VEGF=0
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi VEGF, nilai Odds Rasio semakin tinggi
juga. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p =0.000 < 0.05. Artinya ada hubungan yang
bermakna antara VEGF dengan kejadian Rhinitis Alergi.