Anda di halaman 1dari 3

Judul

: Case Report, Sudden Death due to Diseased Intestines ; A Case Report of


Crohns Disease

Jurnal

: J Indian Acad Forensic Med

Volume dan Halaman : Vol. 36, No. 3, Halaman 318-319


Tahun

: 2014

Penulis

: Yogender Malik, Rituraj Chaliha, Pushpendra Malik, Rakesh Kumar


Jagdish, Kalpana Sangwan, Chavi Rathee

Reviewer

: Ana Amalina (1102011024)

Tanggal

: 24 November 2016

Abstrak :
Berikut akan kami sajikan laporan kasus kematian yang mendadak dan mencurigakan
seorang tukang truk dari Haryana yang sedang dalam perjalanan ke Guwahati. Dia mengeluh
demam dan nyeri perut sejak 2 hari lalu dan ditemukan tak sadarkan diri di pagi hari setelah
mencapai Guwahati. Pemeriksaan luar selama otopsi tidak mengungkapkan adanya cedera. Pada
pembukaan perut, ditemukan beberapa perforasi di usus kecil dan besar. Dari temuan
histopatologi, didapatkan sugestif penyakit Crohn, penyakit radang usus atau Inflammatory
Bowel Disease (IBD). Penyakit Crohn dapat mempengaruhi setiap bagian dari saluran
pencernaan dan jarang terjadi di Asia, tetapi saat ini insiden mulai meningkat. Usia puncak pada
onset IBD adalah 15-30 tahun dan puncak kedua terjadi pada usia 60-80 tahun. Mortalitas
tertinggi pada pasien IBD yaitu pada tahun pertama menderita penyakit. Perforasi usus dikenal
sebagai penyebab kematian mendadak, tetapi penyakit Crohn yang menyebabkan perforasi masih
relatif langka di negara kita, India.
Kata Kunci : Crohns disease, Intestinal Perforation, Autopsy, Inflammatory Bowel Disease
Pendahuluan :
Dua jenis penyakit inflamasi usus (IBD) adalah penyakit Crohn (CD) dan kolitis ulserativa.
Di Asia dan Afrika Selatan angka kejadian IBD masih jarang. Usia puncak pada onset IBD
adalah 15-30 tahun dan puncak kedua terjadi pada usia 60-80 tahun. Mortalitas tertinggi pada
pasien IBD yaitu pada tahun pertama menderita penyakit. Awalnya, laki-laki dikatakan lebih
rentan terhadap penyakit ini, tetapi sekarang penyakit Crohn lebih sering terjadi pada wanita.
Laporan Kasus :
1

Jenazah seorang laki-laki berusia 26 tahun, yang merupakan seorang tukang truk dari
Haryana, diterima di Departemen Kedokteran Forensik dan Toksikologi, Gauhati Medical
College and Hospital (GMCH) untuk dilakukan otopsi.
Berdasarkan keterangan dari petugas, mereka datang dari Haryana ke Assam di truk dan
almarhum mengeluh demam dan nyeri perut sejak 2 hari lalu. Setelah sampai di Gauhati, ia
dimasukkan ke Gauhati Medical College and Hospital dan dikatakan meninggal sebelum
penyelidikan selesai dan diagnosis tercapai.
Temuan Otopsi :
Dari pemeriksaan luar, didapatkan bahwa almarhum berperawakan kurus dan tidak ada
cedera eksternal. Pada pembukaan perut, didapatkan rongga peritoneum mengandung material
feses. Lambung kosong dan mukosanya mengalami kongesti. Mukosa usus kecil dan usus besar
tersumbat dan edema. Ada beberapa perforasi dari berbagai ukuran. Perforasi berbentuk oval dan
tepinya kemerahan. Keseluruhan organ mengalami kongesti. Spesimen yang diawetkan untuk
dianalisis memberi hasil negatif.
Pemeriksaan Histopatologi :
Dalam laporan hasil pemeriksaan histopatologi usus kecil menunjukkan infiltrat
inflamasi,yang difus, koleksi fokal polimorf (mikro abses), nekrosis inflamasi dan proliferasi
vaskular di lapisan serosa. Usus besar menunjukkan sel inflamasi campuran yang menginfiltrasi
semua lapisan dan koleksi fokus polimorf (abses mikro) di lapisan serosa dengan reaksi jaringan
granulasi.
Penyebab Kematian :
Kematian dinyatakan karena peritonitis akibat perforasi usus kecil dan besar diikuti penyakit
Crohn (kematian alami).
Diskusi :
Ada peradangan transmural pada penyakit Crohn. Selama sakit, dinding usus menjadi
menebal, menyempit dan terbentuk fibrosa. Hal ini menyebabkan obstruksi usus kronis dan
berulang.
2

Secara mikroskopis, lesi awal yaitu ulserasi aphthoid dan abses fokus kripta dan kemudian
granuloma non-kaseosa di seluruh lapisan dinding usus dari serosa ke mukosa (meskipun ini
adalah tanda patognomonik dari CD, tetapi jarang ditemukan pada biopsi mukosa).
Penyakit Crohn dapat mempengaruhi setiap bagian dari saluran pencernaan dari mulut
hingga ke anus. Dalam 40-55% kasus, usus kecil dan besar terlibat. Ini merupakan proses
transmural. Perforasi bebas terjadi pada 1-2% kasus, biasanya di ileum tetapi terkadang di
jejunum atau sebagai komplikasi dari mega kolon toksik. Peritonitis akibat perforasi bebas,
terutama kolon, biasanya berakibat fatal.
Kesimpulan :
Otopsi pada kasus seperti kematian mendadak membantu dalam mengungkapkan penyebab
kematian dan menghapus kecurigaan dari pikiran keluarga almarhum serta lembaga penyelidik.
Jenis kasus seperti ini memberikan kesempatan kepada dokter bedah otopsi untuk menjadi
lebih familiar dengan berbagai penyakit yang menyebabkan kematian mendadak. Laporan
histopatologi sangat berguna dalam mengungkapkan penyebab kematian dalam kasus tersebut.
Jadi, sangat penting bahwa laporan histopatologi menyebutkan kesan penyakit di akhir laporan.

Anda mungkin juga menyukai