Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu operasi pengolahan mineral adalah konsentrasi. Konsentrasi
bertujuan untuk meningkatkan kadar mineral dengan memisahkan mineral
berharga dari pengotornya. Proses konsentrasi memanfaatkan sifat-sifat fisik
mineral dalam pengolahannya, antara lain berdasarkan berat jenis atau kerapatan,
berdasarkan sifat kelistrikan, berdasarkan sifat kemagnetan, dan berdasarkan sifat
permukaan partikel. Proses konsentrasi yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah konsentrasi gravitasi (gravity concertation). Konsentrasi gravity
merupakan salah satu teknik pemisahan mineral berharga dengan gangue dengan
berdasarkan densitas antara partikel bijih dan pengotor.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. mengetahui apa itu konsentrasi gravitasi
2. mengetahui cara pemisahan mineral secara gravitasi
3. memudahkan dalam memahami materi kuliah mengenai konsentrasi
gravitasi
1.3 Ruang Lingkup
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai definisi konsentrasi gravitasi,
kriteria konsentrasi gravitasi, serta metode-metode yang digunakan dalam
konsentrasi gravitasi.

1 | Page

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsentrasi
Konsentrasi adalah proses pemisahan mineral berharga dari pengotornya
agar diperoleh kadar mineral berharga yang tinggi. Konsentrasi merupakan proses
lanjutan dari kominusi. Proses konsentrasi memanfaatkan sifat-sifat fisik pada
mineral. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi gravitasi (gravity concentration) yaitu proses konsentrasi
yang memanfaatkan perbedaan densitas mineral dalam suatu media fluida.
Dapat juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineralmineral.
2. Konsentrasi dengan media berat (dense/heavy medium separation). Pada
konsentrasi ini mineral berharganya harus lebih berat dari pengotornya
menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air
(berat jenisnya > 1).
3. Konsentrasi elektrostatik merupakan konsentrasi yang memenfaatkan
perbedaan sifat konduktor dan non konduktor dari material.
4. Konsentrasi magnetik (magnetic concentration) adalah proses konsentrasi
yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnet susceptibility)
yang dimiliki mineral.
Proses konsentrasi juga dapat dilakukan dengan cara pemilahan (sortir)
secara manual, yaitu dengan memilah mineral berharga langsung dengan tangan
berdasarkan kilap, warna, dan sebagainya.
Dari proses konsentrasi gravitasi diperoleh 3 (tiga) produk, antara lain :
1. Konsentrat, yaitu mineral-mineral berharga dengan kadar tinggi.
2. Middling, yaitu konsentrat yang masih terdapat pengotor.
3. Tailing, yaitu mineral-mineral tidak berharga yang perlu dibuang.

2.2 Konsentrasi Gravitasi

2 | Page

Konsentrasi gravitasi adalah proses konsentrasi dengan berdasarkan berat


jenis yang dimiliki oleh mineral dengan perbedaan kecepatan pengendapan.
Apabila jumlah mineral di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling). Namun, apabila jumlah mineral di dalam
fluida tersebut banyak, maka gerakannya akan terhambat sehingga akan terbentuk
stratifikasi. Tahap stratifikasi yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Hindered settling classification
Klasifikasi terhadap pengendapan yang terhalang. Maksudnya adalah
pengendapan dari sekelompok partikel yang berkumpul, bukan dari
pengendapan bebas satu partikel.
r1
2 '
'
1 (dengan medium suspensi
r 2 = 1 '
bed+air)
2. Differential acceleration pada awal pengendapan
Partikel yang berat akan mengendap terlebih dahulu. Pada waktu awal
pengendapan partikel dengan berat jenis lebih besar akan mempunyai jarak
tempuh yang lebih besar daripada partikel dengan berat jenis yang kecil.
F=mxa
mx g
dV
m dt = (m m)g - R
R
dV
dt

( mm'
m )

dV
dt

(1 ' )

mxg
Dimana : R = tahanan (pada awal jatuh = 0)
' = specific gravity padatan

= specific gravity fluida

3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan


Partikel-partikel yang ukurannya kecil berusaha mengatur diri di antara
partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya. Pemisahan dilakukan
dalam suatu media (air) sehingga dinamika fluida sangat berpengaruh.

3 | Page

Untuk memperkirakan penerapan konsentrasi gravitasi dalam memisahkan


mineral-mineral yang mempunyai perbedaan densitas dan selang ukuran yang
dapat dipakai, maka digunakan kriteria konsentrasi Taggart.
Kriteria konsentrasi Taggart dapat dirumuskan sebagai berikut.
Kriteria Konsentrasi (KK) =

Dimana:

B '
R '

= berat jenis mineral berat

= berat jenis mineral ringan

'

= berat jenis media

Kriteria Konsentrasi (KK) :


1. KK > 2,5 atau KK < -2,5 :
Pemisahan mudah dilakukan pada berbagai ukuran sampai ukuran yang
halus sekalipun ( sampai 200 mesh).
2. KK = 2,5 - 1,75 :
Pemisahan berlangsung efektif sampai ukuran 100 mesh.
3. KK = 1,75 - 1,50 :
Pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran 10 mesh, tetapi sukar
dilakukan.
4. KK = 1,50 - 1,25 :
Pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran 1/4 inchi, tetapi sukar
dilakukan.
5. KK < 1,25 :
Proses relatif tidak mungkin, masih bisa mungkin dengan modifikasi
perbedaan gaya berat.
Nisbah pengendapan (settling ratio) dirumuskan sebagai berikut:
r1
r2

Dimana :

2 '
1 '

r1

= jari-jari mineral ringan

r2

= jari-jari mineral berat

= densitas mineral ringan

4 | Page

2
'

= densitas mineral berat


= densitas media

2.3 Metode Konsentrasi Gravitasi


Metode konsentrasi gravitasi dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan
gerakan fluida, antara lain:
1. Fluida Tenang, contohnya heavy medium separation (HMS), dan dense
medium separation (DMS).
2. Fluida Horizontal, contohnya shaking table, spiral concentration, sluice
box.
3. Fluida Vertikal, contohnya jigging.
2.3.1 Dense Medium Separation (DMS)
Dense medium separation (DMS) merupakan proses konsentrasi
yang bertujuan memisahkan mineral berat dari pengotornya, biasanya
mineral ringan dengan menggunakan media pemisahan yang tidak hanya
terdiri dari air saja. Dua produk yang dihasilkan berupa apungan (float)
dan endapan (sink).
Umpan (F)

endapan
Mineral (BJ > X)

Medium
BJ = X

apungan
Mineral (BJ < X)

Gambar 2.1 Skema pemisahan pada proses Dense Medium Separation


Teknik pemisahan antara apungan dan endapan pada Dense
Medium Separation dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Medium diam
Medium yang selalu diaduk
Penggunaan dua medium yang berbeda densitas
Pemisahan dengan gaya sentrifugal
Medium cairan berat
Autogenous media (mineral itu sendiri yang menjadi media)

Media pemisahan yang digunakan dapat berupa campuran antara


air dengan mineral atau padatan tertentu dengan ukuran yang sangat halus

5 | Page

dan memiliki densitas yang tinggi sehingga membentuk suspensi yang


mempunyai densitas yang cukup tinggi. Media pemisahan tersebut harus
memiliki kriteria sebagai berikut.
Stabil
Mudah untuk diperoleh kembali
Mudah dipisahkan dari produk endapan ataupun apungan
Untuk media yang berupa padatan, kriteria yang harus dipenuhi
selain kriteria-kriteria diatas adalah:
Sukar mengendap
Bersifat keras
Tidak mengotori mineral yang akan dipisahkan
Sifat kimianya stabil
Densitas tinggi

medium
feed
sink

medium

float

Gambar 2.2 Skema Peralatan Dense Medium Separation


2.3.2 Shaking Table
Pada dasarnya shaking table digunakan untuk konsentrasi gravity
mineral basah dan mineral yang terdiri atas butiran-butiran yang berukuran
kecil. Shaking table efektif digunakan untuk pengolahan mineral logam,
mineral logam jarang (rare metal), dan mineral logam.
Prinsip kerja dari shaking table adalah adanya efek sluicing yang
bekerja, dikombinasikan dengan riffle dan gaya sentak yang tegak lurus
dengan arah aliran. Prinsip kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut.

Air mengalir pada permukaan alat, kemudian terjadi gesekan antara


keduanya sehingga kecepatan air pada bagian atas akan lebih besar

6 | Page

daripada kecepatan air di dasar. Semakin dekat ke permukaan maka


kecepatan alir semakin cepat.

Partikel yang berukuran kecil cenderung terhambat gerakannya


akibat gaya gesekan tersebut.

Partikel dengan specific gravity yang tinggi akan bergerak lebih


lambat daripada partikel dengan specific gravity kecil.

Akibat aliran air, partikel dapat dipisahkan berdasarkan ukuran dan


kepadatannya.

Semakin besar jangkauan ukuran partikel, efisiensi pemisahan


berkurang.

Shaking table terdiri dari :


1. Dek yang sedikit condong (A) yang merupakan terdiri dari feed
sekitar 25% padatan, dialirkan di kotak feed dan didistribusikan
sepanjang C.
2. Air cucian didistribusikan sepanjang seiring pada pencuci D. Meja
bergetar secara longitudinal, melalui mekanisme B, menggunakan
gerakan lambat maju dan pengembalian cepat, yang menyebabkan
partikel mineral bergerak secara "menjalar" di sepanjang geladak
parallel ke arah gerakan.

Gambar 2.3 Shaking Table


Ketika meja diberi goncangan, partikel ringan dan padat akan
terhambat lajunya akibat friksi sehingga tidak mudah jatuh dan sampai ke
ujung meja, sedangkan partikel besar dan ringan akan jatuh ke bagian
bawah. Kekasaran permukaan meja sangat menentukan perolehan dari
proses pemisahan. Untuk membantu pemisahan, meja digoyangkan secara
horizontal membentuk suatu getaran.

7 | Page

Gambar 2.4 Distribusi Produk Shaking Table


Variabel-variabel yang mempengaruhi hasil kerja dari shaking
table adalah sebagai berikut:
1. Riffle : macam, tinggi
2. Material pelapis deck : kekasaran permukaan
3. Mekanisme head motion : percepatan, perlambatan
4. Cara pengumpanan
5. Amplitudo dan Frekuensi
6. Variabel yang setiap saat dapat diatur (kemiringan meja, wash
water, posisi produk, %-solid umpan)

Gambar 2.5 Pengaruh Riffle Dalam Shaking Table


2.3.3 Spiral Concentrator

8 | Page

Spiral Concentrator digunakan untuk berbagai aplikasi dalam


proses pengolahan mineral, khususnya dalam penanganan tumpukan pasir
mineral berat, seperti rutile, zircon, dan dalam pemurnian batu bara. Berat
feed antara 15 dan 45% berat padatan dan dengan ukuran 3mm sampai
75m dimasukkan dari atas spiral dan mengalir ke bawah spiral. Spiral
Concentrator berbentuk parit yang berkelok-kelok dengan saluran pipa
sebagai tempat penampungan konsentrat yang terletak pada tengah parit.
Pada alat ini, diperlukan adanya air sebagai pemisah konsentrat.
Humprey spiral adalah spiral pertama yang diperkenalkan pada
tahun 1943. Pemisahan dengan humprey spiral menggunakan aliran fluida
horizontal. Gaya-gaya yang berpengaruh dalam proses ini adalah gaya
dorong air, gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya sentrifugal.
Mekanisme pemisahan di dalam humprey spiral adalah sebagai
berikut.
1. Feed dimasukkan ke dalam feed tank.
2. Melalui pompa, feed dihisap masuk ke dalam cyclone.
3. Di dalam cyclone cairan dengan yang kental dipisahkan,
selanjutnya yang encer dialirkan ke atas ke dalam lounder sebagai
wash water, sedang pulp yang kental melalui lounder dialirkan ke
atas menuju feed box sebagai umpan.
4. Karena bentuk lounder ini melingkar seperti spiral dari atas ke
bawah, maka terjadi gerak arus sentrifugal, sehingga material yang
ringan sebagai tailing akan terletak dibagian luar.
5. Material yang berat ada di dalam sebagai konsentrat.
6. Mineral-mineral berat akan mengalir terus dan masuk ke dalam
port penampungan konsentrat yang dihasilkan.

Gambar 2.6 Mekanisme Humprey Spiral


Dalam humprey spiral, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut :

9 | Page

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Diameter bukaan lounder.


Kemiringan dari lounder.
Tinggi/panjang lounder.
Keseragaman ukuran butiran material.
Kecepatan aliran air sebagai wash water.
Fluida yang digunakan sebagai media pemisahan mineral.

2.3.4 Sluice Box


Sluice box merupakan alat dari konsentrasi gravitasi yang
digunakan dalam pemisahan mineral bijih berdasarkan berat jenis (specific
gravity). Dalam proses ini diharapkan mineral yang memiliki berat jenis
yang tinggi akan mengendap kemudian akan diambil sebagai konsentrat,
sedangkan mineral yang ringan akan ikut terbawa oleh air sebagai tailing
(pengotor). Alat sluice box berupa lounder dengan ukuran panjang 8-12
meter, lebar 1 meter dengan feed 10-20%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi operasi pemisahan mineral
dengan menggunakan sluice box adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan aliran
Pada dasar aliran, kecepatan alirannya adalah nol. Semakin
mendekati permukaan maka kecepatan aliran akan bertambah.
Kecepatan maksimum akan terjadi di bawah permukaan aliran,
karena pada permukaan aliran kecepatannya di pengaruhi oleh
gaya-gaya gesek antara fluida dengan udara. Dengan prinsip
kecepatan aliran inilah maka mineral yang mempunyai specific
gravity yang berlainan akan di pisahkan.
2. Perbedaan Densitas Mineral
Perbedaan density yang besar akan menyebabkan operasi
pemisahan semakin mudah dan kadar konsentrat semakin
tinggi.
3. Kekentalan
Semakin kental fluida, maka jumlah konsentrat semakin tinggi,
tetapi kadar konsentrat yang dihasilkan semakin rendah.
4. Kemiringan dari Lounder
Jika kemiringan semakin besar, maka konsentrat yang
dihasilkan akan semakin bersih.
5. Lebar dan panjang Lounder
Semakin sempit lounder maka konsentrat makin bersih,
semakin panjang lounder maka recovery makin tinggi tetapi
kadarnya akan rendah.
6. Tinggi Riffle
Riffle yang rendah akan menghasilkan konsentrat yang
berkadar tinggi

10 | P a g e

7. Kekasaran butir partikel maupun kekasaran dari deck


Semakin kasar deck, maka gaya gesek semakin besar, sehingga
partikel berat akan tertahan. Feed yang kasar atau berdiameter
besar akan digunakan air yang cukup banyak, kemiringan deck
juga cukup besar. Apabila feed halus, maka untuk mengatur
tebal aliran harus diperhatikan ukuran besar butirnya dan harus
seragam.
Mekanisme pemisahan yang terjadi dalam sluice box yaitu feed
yang sudah terliberasi sempurna misalnya emas, timah, pasir besi
dimasukkan ke dalam sluice box. Kemudian dilakukan pemisahan partikelpartikel yang besar terlebih dahulu. Jika pada ujung alat telah terdapat
mineral berat, artinya alat sudah jenuh, maka pada alat lounder tersebut
dilakukan pembersihan dengan mengalirkan wash water. Akan terjadi
pemisahan-pemisahan antara partikel berat dan partikel ringan setelah
pembersihan. Dimana partikel berat akan tertinggal pada bagian belakang
bawah riffle atau akan menempel pada karpet. Partikel berat yang
tertinggal ini yang disebut sebagai konsentrat. Mineral yang menempel
pada karpet akan diambil dengan cara karpet tersebut dibakar.

Gambar 2.7 Pengaruh Riffle Dalam Sluice Box

2.3.5 Jigging
Pada jig, pemisahan mineral berharga dan pengotornya dilakukan
dalam suatu aliran fluida. Umpan yang digunakan berupa lumpur (pulp)
akan disebarkan diatas pengayak (screen) dimana diatasnya juga

11 | P a g e

disebarkan material lain (bed). Bed biasanya terletak diantara mineral berat
dan mineral ringan, sehingga berat jenis bed merupakan faktor yang
penting. Prinsip kerja pada jig dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Differential Acceleration. Mineral dengan berat jenis yang besar
akan mempunyai jarak tempuh yang lebih besar pada perbedaan
percepatan pada waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan
mineral dengan berat jenis yang kecil.
berat
ringan
awal waktu

dalam waktu sangat pendek

Gambar 2.8 Differential Acceleration


2. Hindered Settling. Pengendapan dari sekelompok partikel yang
berkumpul, bukan dari pengendapan bebas satu partikel.

awal waktu

dalam waktu pendek

Gambar 2.9 Hindered Settling


3. Interstitial Trickling. Partikel kecil yang lolos diantara partikelpartikel besar.

awal

akhir
Gambar 2.10 Interstitial Trickling

(A)

(B)

(C)

(D)

12 | P a g e

Gambar 2.11 Siklus Pemisahan dengan Jigging


(A) Pulsion
(B) Differential Acceleration
(C) Hindered Settling
(D) Interstitial Trickling
Ada dua cara untuk pengambilan produk pada proses pemisahan
dengan jigging, yaitu:
1. On the screen jigging (Jerman) : stratifikasi, tidak lolos screen.
feed
tailing discharge
concentrate
discharge mechanism
Gambar 2.12 Pengambilan Produk On The Screen Jigging
2. Through the screen jigging (Inggris) : lolos screen.
feed
tailing
discharge
ragging
concentrates
Gambar 2.13 Pengambilan Produk Through The Screen Jigging
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat penulis berikan dari makalah ini adalah:
1. Konsentrasi gravitasi adalah proses konsentrasi dengan berdasarkan berat
jenis yang dimiliki oleh mineral dengan perbedaan kecepatan
pengendapan.
2. Metode konsentrasi gravitasi dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan
gerakan fluida, antara lain fluida tenang (heavy medium separation dan
dense medium separation), fluida horizontal (contohnya shaking table,
spiral concentration, sluice box), fluida vertikal (contohnya jigging).
3. Dense medium separation (DMS) merupakan proses konsentrasi yang
bertujuan memisahkan mineral berat dari pengotornya, biasanya mineral
13 | P a g e

4.
5.
6.
7.

ringan dengan menggunakan media pemisahan yang tidak hanya terdiri


dari air saja. Dua produk yang dihasilkan berupa apungan (float) dan
endapan (sink).
Shaking table digunakan untuk konsentrasi gravity mineral basah dan
mineral yang terdiri atas butiran-butiran yang berukuran kecil.
Humprey Spiral merupakan kegiatan pemisahan antara concentrate dan
tailing dengan menggunakan aliran air horizontal.
Sluice box merupakan alat dari konsentrasi gravitasi yang digunakan
dalam pemisahan mineral bijih berdasarkan berat jenis (specific gravity).
Pada jig, pemisahan mineral berharga dan pengotornya dilakukan dalam
suatu aliran fluida dengan umpan berupa lumpur (pulp) yang akan
disebarkan diatas pengayak (screen) dimana diatasnya juga disebarkan
material lain (bed).

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen9 halaman
    Daftar Isi
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Form Pendaftaran Asisten 2017
    Form Pendaftaran Asisten 2017
    Dokumen1 halaman
    Form Pendaftaran Asisten 2017
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Sekat MPC
    Sekat MPC
    Dokumen9 halaman
    Sekat MPC
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Proposal Perencanaan
    Proposal Perencanaan
    Dokumen25 halaman
    Proposal Perencanaan
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • File
    File
    Dokumen28 halaman
    File
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Ipi21740 PDF
    Ipi21740 PDF
    Dokumen9 halaman
    Ipi21740 PDF
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas Landscape
    Cover Tugas Landscape
    Dokumen1 halaman
    Cover Tugas Landscape
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen41 halaman
    Bab 5
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen40 halaman
    Bab 5
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • TIMIKA
    TIMIKA
    Dokumen1 halaman
    TIMIKA
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Tugas IUT
    Tugas IUT
    Dokumen2 halaman
    Tugas IUT
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • FOrm Pemateri SG
    FOrm Pemateri SG
    Dokumen1 halaman
    FOrm Pemateri SG
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • h1c114058 Rika Febriyani Tugas 2
    h1c114058 Rika Febriyani Tugas 2
    Dokumen2 halaman
    h1c114058 Rika Febriyani Tugas 2
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Bab Vii Burning
    Bab Vii Burning
    Dokumen52 halaman
    Bab Vii Burning
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Benar
    Bab 2 Benar
    Dokumen12 halaman
    Bab 2 Benar
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Benar
    Bab 3 Benar
    Dokumen15 halaman
    Bab 3 Benar
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Gabungan GD
    Daftar Pustaka Gabungan GD
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka Gabungan GD
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Benar
    Bab 1 Benar
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Benar
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Latihan Soal PBG - Kul 5
    Latihan Soal PBG - Kul 5
    Dokumen2 halaman
    Latihan Soal PBG - Kul 5
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Sspenutup Pribadi
    Sspenutup Pribadi
    Dokumen5 halaman
    Sspenutup Pribadi
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Latihan Soal PBG - Kul 5
    Latihan Soal PBG - Kul 5
    Dokumen2 halaman
    Latihan Soal PBG - Kul 5
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Penutup Bab 7
    Penutup Bab 7
    Dokumen1 halaman
    Penutup Bab 7
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen3 halaman
    Pemba Has An
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Kuliah PBG - 01
    Kuliah PBG - 01
    Dokumen19 halaman
    Kuliah PBG - 01
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Kuliah PBG - 2-3
    Kuliah PBG - 2-3
    Dokumen38 halaman
    Kuliah PBG - 2-3
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Bab Vi Fragmentasi
    Bab Vi Fragmentasi
    Dokumen25 halaman
    Bab Vi Fragmentasi
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat
  • Sni 4726-2011
    Sni 4726-2011
    Dokumen37 halaman
    Sni 4726-2011
    Albertus Dhisa
    100% (4)
  • Format Perhitungan Sizing
    Format Perhitungan Sizing
    Dokumen4 halaman
    Format Perhitungan Sizing
    Agus Setiawan RowdyBosster
    Belum ada peringkat