Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................1
DAFTAR ISI ......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN

..............................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG

..................................................................3

1.2 TUJUAN ..........................................................................................3


1.3 SISTEMATIKA PENULIS
BAB II TINJAUAN MATERI

......................................................3

..................................................................5

2.1 DEFINISI MIDDLE RANGE THEORIES

..............................5

2.2 PERBANDINGAN DENGAN LEVEL TEORI LAIN ..................5


2.3 PENGELOMPOKKAN TEORI ......................................................6
2.4 CIRI MIDDLE RANGE TEORI ......................................................6
2.5 PERKEMBANGAN MIDDLE RANGE TEORI ..............................7
2.6 PENGGUNAAN MIDDLE RANGE TEORI

..............................7

2.7 KONTROVERSI TENTANG MIDDLE RANGE TEORI


2.8 TOKOH TEORI MIDDLE RANGE

......8

..........................................8

BAB III PENUTUP ..........................................................................................18


3.1 KESIMPULAN

..............................................................................18

3.2 DAFTAR PUSTAKA

..................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan. Teori
Middle Range cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup
umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai
petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada
grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan
berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan
riset keperawatan dan diimplementasikan didalam praktek keperawatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan
yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model
konseptual keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan
rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan
yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah
dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa
tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi
tindakan, dan evaluasi.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan
harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu
memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam
praktek keperawatan.

1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory
dan beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh
keperawatan.

1.3 Sistematika Penulisan

Dalam makalah ini akan dibahas:


1. Definisi Middle Range Theories
2. Perbandingan dengan Level Teori yang lain
Pengelompokan Teori :
1. Ciri Middle Range Theory
2. Perkembangan middle range theory
3. Penggunaan middle range theory
4. Tokoh-tokoh middle range theory

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Middle Range Theories


Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang
saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas
keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat
digambarkan dalam suatu model. Middle range theories dapatdikembangakan
pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan
riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.

2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang Lain


Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan
mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range
theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam
pemikiran empiris.
Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan
praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968),
menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain
itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories
menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak
dalam grand teori.
Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam
praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat
keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup
terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup
fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada
dan merupakan masalah pada disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit.
Merton (1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory,

mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam
penelitian dan pengembangan suatu teori.
Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan
middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory:
a.

ruang lingkupnya lebih sempit

b.

lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik

c.

terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit

d.

merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas

e.

lebih dapat diuji secara empiris

f.

lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

2.3 Pengelompokan Teori


Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh
beberapa penyusun buku menurut:
2.3.1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories ke
dalam tipe-tipe :
1. Tipe fisiologis
2. Tipe kognitif
3. Tipe emosional
4. Tipe sosial
5. Tipe integrative
2.3.2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
1. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
2. Tidal Model (Phil Barker, 2001)
3. Comfort (Kolcaba, 1992)
4. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya

2.4 Ciri Middle Range Theory


2.4.1. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
2. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
3. Tanpa indikator pengukuran
4. Masih cukup abstrak
5. Konsep dan proposisi yang terukur
6. Inklusif
7. Memiliki sedikit konsep dan variabel
8. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara
induktif menggunakan studi kualitatif
11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak
merupakan hal ilmiah yang menarik
12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
14. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.
2.4.2. Menurut Meleis, A. I. (1997) :
1. Ruang lingkup terbatas,
2. Memiliki sedikit abstrak,
3. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
4. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
2.4.3. Menurut Whall (1996) :
1. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan

2. Mudah diterapkan
3. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
4. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

2.5 Perkembangan Middle Range Theory


Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory
bersumber pada proses intelektual yang meliputi:
a.

Teori induktif yang membangun teori melalui riset

b.

Teori deduktif yang berasal dari grand theory

c.

Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan

d.

Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi

e.

Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik

2.6 Penggunaan Middle Range Theory


Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori
ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari
penelitian.serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.
(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu praktik dengan
memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungknkan untuk
menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.
Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan
penggunaan Middle Range Teori dalam penelitian keperawatan masih cukup luas.
Dan sebagian besar Middle Range Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini
sangat jelas ketika kita membandingkan seberapa sering Middle Range Teori dan
Grand Teori dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian,
yangdiidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian
tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar menggunakan teori
keperawatan dan 54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya
dan kebanyakan dari ilmu psikologi.

2.7 Kontroversi Tentang Middle Range Teori


Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas. Disisi lain ,Chenitz, seorang
penulis utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage, memasukan
teori ini ke dalam praktikal teori ini, sedangkan yang lainnya memasukkan ke
dalam middle range teori. Dalam analisis dasar Middle Range Teori Pertanyaan
tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu pernyataan hitam dan

putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range Teori mengandung nilai
abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada
kondisi dipertengahan. Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman
terhadap teori, para penemu teori harus memberikan Identitas Teori terhadap
komponen konsep dalam teori tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak
kritik terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle range
teori telah dikritisi untuk membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu
untuk diuji meggunakan ide postif logis.

2.8 Tokoh-tokoh middle range theory


2.8.1. Ramona T. Mercer
Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan
yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role AttainmentBecoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses
pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi
yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam
melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan
pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu
untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir
terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering
terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak
pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi
dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi.
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan
menggunakan konsep Bronfenbrenners (1979) memperlihatkan bagaimana
lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu.
2.8.2. Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis
antara lain:
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati
secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek
dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga
9

mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil,
dan asumsi pendukung praktek mereka.
1. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum
ke yang spesifik.
1. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk
memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji.
Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga
evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.
2.8.3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
1. Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan
kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan
gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
1. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu
gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
1. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan
yang baik.
Moderating-Mediating Factors

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi


diri yang berkontribusi terhadap kondisi yang baik,
misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif,

10

pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial,


dan riwayat masa lalu.
1. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
1. Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber
yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri
2. Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual
yang mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel
hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
2.8.4. Carolyn L Wiener
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi
fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk
kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang
berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence)
untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku,seseorang
memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian yang
terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena
itu kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari kondisi
sakit adalah berhubungan dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di
lintasan penyakit (table 30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan
interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam
kondisi sakit merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari kerja termasuk individu
dan yang lainnya dengan semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan
kesehatan. Semua komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi.
Seorang yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan
yang diambil didalamnya dipengaruhi oleh total organisasi.
2.8.5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN
1. Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan
dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan,
kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi
hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi
anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan
kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala,
prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan
anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk

11

skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil


dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala
bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum.
NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk
menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:
1. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
2. Understanding (pemahaman)
3. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
4. Spirituality (spiritualitas)
5. Exercise (latihan)
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan
ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua
aspek dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap
penyembuhan mereka.
2.8.6. Merle Helaine Mishel.
1. Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien
untuk beradaptasi pada suatu penyakit.
Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan
sering perlu dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi
sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat
terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan
terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang
lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup.
2.8.7. Phil Barker
1. Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu
diperhatikan:
2. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang
adalah yang hal yang terpenting.
3. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman
hidup mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.

12

4. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu).


Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang
tersebut.
5. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam
cerita tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang
anda bantu (klien).
6. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya
setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap
pengalaman hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas
untuk membantunya mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan
membantu dalam proses pemulihannya.
7. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun
praktisi atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa
dan harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat
menjadi transparan atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien
tersebut memahami apa yang sebenarnya sedang dilakukannya.
8. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita
seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya
mana yang dapat digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana
yang tidak dapat digunakan.
9. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga
penolong bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan
menentukan langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah
awal merupakan langkah yang penting.
10. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga
daripada waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama.
Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan Berapa banyak waktu yang
masih kita punya? melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang
ada saat ini?".
10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan).
Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
1. Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
2. Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas.
Manusia hidup di lautan pengalaman dan krisis kejiwaan hanyalah satu
dari sekian banyak hal yang dapat menenggalamkan mereka. Tujuan
keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan
mereka ke lautan pengalaman tersebut sehingga mereka dapat
melanjutkan perjalanan hidup mereka.

13

3. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia


akan terus berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu
tujuan utama intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien
membangun kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan
membawa dampak yang besar bagi hidupnya.
4. Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk
mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.
5. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam
sebuah tarian.
2.8.8. Kristen Swanson
1. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada
wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit
perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system
untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara
keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang
diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting
yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen
bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah,
melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengahtengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan
perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah
bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming
tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya
menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam
membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
1. Konsep Mayor dan Definisi
1. Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen
dan tanggungjawab terhadap orang tersebut (Swanson,1991).
2. Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa
yang terjadi dalam hidup orang lain, menghindari asumsi-asumsi,
berfokus pada orang yang dirawat / pasien, mengkaji, serta melibatkan
orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dalam
proses knowing atau pengenalan (Swanson,1991).

14

3. Being with dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara
emosional termasuk keberadaannya untuk orang lain dan berbagi
kesedihan dengan orang tersebut (Swanson,1991).
4. Doing for yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan
orang lain termasuk memenuhi kebutuhan, kenyamanan, dan
melindungi orang tersebut (Swanson,1991).
5. Enabling yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa
transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa hidupnya
dengan berfokus pada peristiwa tersebut, mendukungnya, memberi
penjelasan, memvalidasi apa yang dirasakan, menemukan alternatif
penyelesaian, dan memberikan feedback / umpan balik
(Swanson,1991).
6. Maintaining belief yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam
melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya
serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini
kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu
menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan
selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun.
2.8.9. Shirly M. Moore
Teori Hidup damai di akhir

Sumber Teoritis
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka
teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur,
proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori
besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah sistem
keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan) yang
menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang
dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut:
(1) bebas dari rasa sakit,
(2) mendapatkan penghiburan,
(3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,
(4) berada dalam kedamaian dan
(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang
peduli.
15

Penggunaan Bukti Empiris


Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua
pengalaman langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur
menangani beberapa komponen teori. Para standart perawatan terdiri dari praktek
terbaik berdasarkan bukti penelitian yang diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan
gizi manajemen, dan teori preskriptif relaxation. Ruland dan Moore (1998)
mengidentifikasi enam pernyataan teoritis untuk teori mereka sebagai berikut:
1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis
dan nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman pasien tidak sakit.
2. Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik,
memfasilitasi istirahat, relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi
berkontribusi dengan pengalaman pasien kenyamanan.
3. Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan
tentang perawatan pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati dan
rasa hormat dan menjadi perhatian terhadap pasien menyatakan kebutuhan,
keinginan, dan preferensi berkontribusi dengan pengalaman pasien martabat dan
rasa hormat.
4. Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan pasien
menyatakan kebutuhan untuk obat antiansietas, kepercayaan inspirasi,
memberikan yang lain pasien dan signifikan dengan bimbingan dalam masalahmasalah praktis dan memberikan kehadiran fisik orang lain peduli apakah
berkontribusi diinginkan untuk pengalaman pasien merasa damai.
5. Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati
kesedihan orang lain, kekhawatiran dan pertanyaan dan memfasilitasi peluang
untuk kedekatan keluarga kepada orang lain yang signifikan atau orang yang
peduli.
6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat yang
damai, kedekatan dengan orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli
berkontribusi sampai akhir hidup damai.

Pengembangan Lebih Lanjut


Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli dan
dengan demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat
digunakan untuk memajukan pembangunan. orang bisa mempertimbangkan
penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga conceps (nyeri, kenyamanan,
damai) menciptakan sebuah konsep tunggal yang terkait dengan manajemen
gejala fisik psikologis. Konsep atau pemetaan analisis dapat digunakan untuk
menentukan jika beberapa kriteria proses yang berhubungan dengan tiga konsep
(nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :

16

1. Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit dan
menerapkan intervensi farmakologis dan non phramlocological)
2. Kriteria proses kenyamanan (mencegah, pemantauan, dan menghilangkan
ketidaknyamanan fisik)
3. Proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi kebutuhan
obat anti ansietas).
4. Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau relaksasi) yang
berfungsi untuk distrac pasien sekarat yang berguna untuk menghilangkan nyeri,
kecemasan, dan ketidaknyamanan fisik secara umum. Revisi ini juga akan
berfungsi untuk menghubungkan Teori EOL Damai untuk berbagai teori tengah
Baik dan Moore (1996).

Georgene Gaskill Eakes


Para NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow )
berdasarkan berbagai Middle Range Theory kesedihan Cronic pada dua sumber
utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli
kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans
(1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar bagi konseptualisasi tentang
bagaimana
orang
mengatasi
kesedihan
kronis.
Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke,
Hainsworth, & Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan
Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan kesedihan kronis
panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana
reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al, 1992).
Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak
baik secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang
dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya
untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang
menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang
abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992). Berbeda
dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan
kronis adalah bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut
Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anakanak dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas
yang bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke
1994).
NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha
untuk memeriksa respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan
Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk metode
manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998)
Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan merangsang
mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya atau manajemen.
17

Strategi koping internal meliputi tindakan berorientasi kognitif penilaian kembali


dan perilaku interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range Theory
kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi
tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.

Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis


Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang dihasilkan
dari kerugian ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang
secara periodik dan gejala ini berpotensi progresif.

Kerugian
Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata
atau pengalaman. Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak
dengan kondisi kronis yang berbeda dari ideal itu.

Pemicu Kejadian
Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau
kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.

Metode manajemen
Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan kronis.
Ini mungkin internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi perawatan
kesehatan atau orang lain yang intervensi)

Manajemen yang tidak efektif


Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan
individu atau meningkatkan perasaan kesedihan kronis.

Manajemen Efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan
kenyamanan individu yang terkena.

18

BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori
adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada
Grand Teori,karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari
disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan
diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya
terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori MiddleRange memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan
bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau dapat
pula bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari
pernyataan beberapa ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit antara beberapa
grand teori dan middle range teori. Sebagai contoh, (middle range teori) Reed
(1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett kekuasaan secara langsung
terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle range lainnya
mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam hal
ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada pada
tingkat paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini
penting untuk menetapkan validitas sebagai teori.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori
dapat digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang
spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan
Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus
penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori
pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini
menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian
analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong
kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri intrapribadi fokus pada
makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan orang lain dan lingkungan,
temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang, dan masa depan, dan
transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik realitas.
Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu
dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji dalam

19

penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan ekspansi


Middle Range Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang
menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran
tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas mendekati
tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik klinik,
tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat kita lihat
pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan
Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan
dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah
diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori.

3.2 Daftar Pustaka


http://diana-rachmawati-fkp14.web.unair.ac.id/artikel_detail-135780-IKD%20IMIDLE%20RANGE%20THEORY.html

20

Anda mungkin juga menyukai