Di Benjina:
Multi Etnik - Kabupaten Kepualauan Aru
Santi Dwiningsih
M. Haerul
Kasnodihardjo
Penerbit
ii
SUSUNAN TIM
Buku seri ini merupakan satu dari tiga puluh buku hasil
kegiatan Riset Etnografi Kesehatan 2015 pada 30 etnik di Indonesia.
Pelaksanaan riset dilakukan oleh tim sesuai Surat Keputusan Kepala
Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Nomor HK.02.04/V.1/221/2015, tanggal 2 Pebruari 2015,
dengan susunan tim sebagai berikut:
Pembina
Penanggung Jawab
Sekretariat
: Mardiyah, SE. MM
Dri Subianto, SE
iii
Koordinator Wilayah:
1. Prof. Dr. dr. Lestari Handayani, M.Med (PH): Kab. Mesuji, Kab.
Klaten, Kab. Barito Koala
2. dr. Tri Juni Angkasawati, M.Sc: Kab. Pandeglang, Kab. Gunung
Mas, Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
3. Dr.drg. Niniek Lely Pratiwi, M.Kes: Kab. Luwu, Kab. Timor Tengah
Selatan
4. drs. Kasno Dihardjo: Kab. Pasaman Barat, Kab. Kep. Aru
5. Dr. Gurendro Putro, SKM. M.Kes: Kab. Aceh Utara, Kab. Sorong
Selatan
6. dra. Suharmiati, M.Si. Apt: Kab. Tapanuli Tengah, Kab. Sumba
Barat
7. drs. Setia Pranata, M.Si: Kab. Bolaang Mongondow Selatan, Kab.
Sumenep, Kab. Aceh Timur
8. drg. Made Asri Budisuari, M.Kes: Kab. Mandailing Natal, Kab.
Bantaeng
9. dra. Rachmalina Soerachman, M.Sc.PH: Kab. Cianjur, Kab.
Miangas Kep.Talaud, Kab. Merauke
10. dr. Wahyu Dwi Astuti, Sp.PK, M.Kes: Kab. Sekadau, Kab. Banjar
11. Agung Dwi Laksono, SKM. M.Kes: Kab. Kayong Utara, Kab. Sabu
Raijua, Kab. Tolikara
12. drs. F.X. Sri Sadewo, M.Si: Kab. Halmahera Selatan, Kab. Toli-toli,
Kab. Muna
iv
KATA PENGANTAR
Penyelesaian masalah dan situasi status kesehatan masyarakat
di Indonesia saat ini masih dilandasi dengan pendekatan logika dan
rasional, sehingga masalah kesehatan menjadi semakin kompleks.
Disaat pendekatan rasional yang sudah mentok dalam menangani
masalah kesehatan, maka dirasa perlu dan penting untuk mengangkat
kearifan lokal menjadi salah satu cara untuk menyelesaikannya. Untuk
itulah maka dilakukan riset etnografi sebagai salah satu alternatif
mengungkap berbagai fakta kehidupan sosial masyarakat terkait
kesehatan.
Dengan mempertemukan pandangan rasionalis dan kaum
humanis diharapkan akan menimbulkan kreatifitas dan inovasi untuk
mengembangkan cara-cara pemecahan masalah kesehatan
masyarakat.simbiose ini juga dapat menimbulkan rasa memiliki (sense
of belonging) dan rasa kebersamaan (sense of togetherness) dalam
menyelesaikan masalah untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat di Indonesia.
Tulisan dalam Buku Seri ini merupakan bagian dari 30 buku seri
hasil Riset Etnografi Kesehatan 2015yang dilaksanakan di berbagai
provinsi di Indonesia.Buku seri sangat penting guna menyingkap
kembali dan menggali nilai-nilai yang sudah tertimbun agar dapat diuji
dan dimanfaatkan bagi peningkatan upaya pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan kearifan lokal.
Kami mengucapkan terima kasih pada seluruh informan,
partisipan dan penulis yang berkontribusi dalam penyelesaian buku
seri ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Badan
Litbangkes Kementerian Kesehatan RI yang telah memberikan
kesempatan pada Pusat Humaniora untuk melaksanakan Riset
Etnografi Kesehatan 2015, sehingga dapat tersusun beberapa buku
seri dari hasil riset ini.
vi
DAFTAR ISI
SUSUNAN TIM ...............................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................
iii
v
vii
ixi
xiii
1
1
5
5
BAB II SEJARAH..............................................................................
2. 1. Sejarah
.............................................................................
2.1.1. Asal-usul Desa Benjina .............................................
2.1.2. Perkembangan Desa ................................................
2.2 Geografi Dan Kependudukan ......................................................
2.2.1. Geografi ......................................................................
2.2.2. Kependudukan ...........................................................
2.2.3.Pola Tempat Tinggal ...................................................
2.3. Religi
.............................................................................
2.3.1.Kosmologi ....................................................................
2.4. Organisasi Sosial Dan Kemasyarakatan .....................................
2.4.1. Sistem Kekerabatan...................................................
2.4.2. Sistem Kemasyarakatan dan Politik Lokal ..............
2.5. Pengetahuan Tentang Kesehatan ..............................................
2.5.1. Konsep Tentang Sehat dan Sakit .............................
2.5.2. Penyembuhan Tradisional ........................................
2.5.3. Pengetahuan Tentang Makanan dan Minuman ....
2.5.4. Pengetahuan Tentang Pelayanan Kesehatan ........
8
8
8
9
14
14
16
18
20
20
24
24
29
37
37
38
43
47
vii
49
74
viii
49
49
50
50
53
54
55
55
56
58
59
60
60
63
64
66
66
68
72
74
81
88
99
110
118
126
133
135
147
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 2.1
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
3
18
76
77
94
xiii
BULAN
1
2
JANUARI
FEBRUARI
227
42
7
1
4
1
3
0
3
4
5
6
MARET
APRIL
MEI
JUNI
134
61
201
122
4
7
0
2
2
5
0
0
2
2
0
2
7
8
9
10
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
0
0
330
12
0
0
1
4
0
0
0
2
0
0
1
2
11
12
NOVEMBER
DESEMBER
JUMLAH
128
345
1602
0
2
28
0
1
15
0
1
13
1.2.Tujuan Penelitian
Riset Etnografi Kesehatan 2015 di Desa Benjina, Kecamatan Aru
Tengah, Kabupaten Kepulauan Aru bertujuan untuk memperoleh
gambaran serta pengetahuan tentang unsur budaya masyarakat
setempat. Selain itu juga berusaha mendalami permasalahan
kesehatan yang terkait dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
1.3.Metode Penelitian
Riset etnografi kesehatan adalah riset yang memakai metode
penelitian kualitatif. Metode penelitian ini diharapkan mampu
menangkap informasi dan menggambarkan situasi yang terjadi di
Benjina. Ada beberapa langkah yang peneliti lakukan untuk
mengambil data, yaitu;
1. Observasi Partisipasi dan Observasi Non Partisipasi
Metode observasi partisipasi yang peneliti lakukan yaitu ketika
berusaha mencari tahu tentang unsur-unsur budaya yang ada di
Benjina, terutama tentang mata pencaharian masyarakat setempat.
Selain itu metode observasi non partisipasi peneliti lakukan yaitu
ketika peneliti berusaha mendalami perilaku WPS, germo, dan ABK
asing dalam keseharian mereka. Metode ini ditujukan untuk
mendapatkan gambaran tentang bagaimana mereka melakukan
transaksi dan berinteraksi satu sama lain.
Perlu waktu yang relatif lama untuk membuat mereka bersedia
menerima peneliti di tengah-tengah mereka. Dengan waktu riset yang
relatif singkat 40 hari, dan hanya 32 hari efektif saat berada di lokasi
riset di Benjina, peneliti berkejaran dengan waktu untuk setidaknya
menghapus prasangka buruk yang mereka sematkan kepada peneliti.
Mereka menganggap peneliti adalah salah satu dari mata-mata
BAB II
SEJARAH
2.1 SEJARAH
2.1.1 Asal-usul Desa Benjina
Benjina berasal dari 2 kata, yaitu ben yang berarti kabar, dan jinai
yang berarti besar. Sehingga secara garis besar arti dari Benjina adalah
kabar besar. Dua kata yang merupakan asal-usul nama Benjina
tersebut berasal dari bahasa Manumbai, yaitu bahasa asli masyarakat
Benjina. Kabar besar yang akhirnya menjadi sebuah nama desa
bermula dari cerita tentang leluhur atau tete nenek moyang orang
Benjina yang dahulu dipercaya berdiam di suatu tempat. Tempat
tersebut bernama Kongan Seli yang berada di dekat sungai. Karena
terjadi pertikaian dengan suku lain (Orang Dobel), mereka akhirnya
pindah menuju suatu tempat yang bernama Ekatoba.
Setelah bermukim beberapa lama di Ekatoba, tete nenek moyang
orang Benjina ini akhirnya memutuskan untuk kembali pindah ke
lokasi lain karena tidak merasa cocok dengan lokasi tersebut. Tidak
jelas apakah alasan yang pasti dari ketidakcocokkan mereka. Lokasi
baru yang dituju adalah kampung lama atau disebut juga dengan
fanua ngari-ari. Ketika sudah tinggal di lokasi ini pun, tete nenek
moyang kembali merasakan ketidakcocokkan, sehingga tete nenek
moyang berusaha mencari tempat baru yang lebih baik.
Dalam perjalanan untuk mencari tempat baru tersebut, tete nenek
moyang beristirahat di suatu tempat dan jatuh tertidur di bawah
pohon. Ketika terbangun didapati ada beberapa rupa bahan makanan
dan air yang terletak di sekitarnya. Akhirnya dia kembali ke tempat dia
bermukim sebelumnya, dan memberi kabar kepada masyarakat jika
ada tempat yang lebih baik yang dapat mereka tinggali. Kabar
tersebut membahagiakan mereka sehingga akhirnya disebut dengan
kabar besar, dan nama tempat yang mereka tinggali hingga sekarang
ini dikenal dengan nama Benjina yang artinya adalah kabar besar.
Demikian menurut tetua adat dari marga Saytian, yaitu Bapak Martin
Jala,
Tempat-tempat yang pernah menjadi tempat tinggal tete nenek
moyang pada masa lampau masih dapat dilihat sampai sekarang ini.
Ekatoba, yang menjadi lokasi pertama yang ditinggali tete nenek
moyang ketika pindah dari Kongan Seli, kini berubah menjadi area
makam atau kuburan umum di Benjina. Kampung lama atau fanua
ngari-ari pun masih dapat dilihat. Lokasi tersebut ditandai dengan
adanya bekas gereja Kristen yang kini hanya tersisa fondasi yang
tampak lapuk dan berlumut.
2.1.2 Perkembangan Desa
Parigi Benjina, nama tinggi o..
Mari rapat o.. orang dagang suka o..
Kalimat di atas adalah penggalan lagu yang dikenal dengan
sebutan Nyanyian Tanah, dan menurut Bapak Martin Jala lagu
tersebut termasuk dalam lagu adat orang Manumbai. Walaupun
disebut sebagai lagu adat yang telah lama dinyanyikan, namun tidak
banyak yang tahu tentang lagu tersebut. Lagu tersebut bercerita
tentang sumur Benjina yang memikat para pendatang dari luar
Benjina untuk datang, tinggal, lalu berdagang setelah meminum air
yang berasal dari sumur Benjina (parigi Benjina). Menurut Bapak
Martin Jala, Nyanyian Tanah tersebut adalah bentuk keterbukaan
masyarakat Benjina yang mempersilahkan orang asing masuk, tinggal,
menetap, dan membangun Benjina.
ini namanya Nyanyian Tanah, jadi tete nenek moyang memang sudah
ingin supaya orang datang ke Benjina dari dulu. Supaya Benjina ramai to.
Dulu kan Benjina hutan, orang masih sedikit
Ada perbedaan pendapat mengenai tahun masuknya DGS ke Benjina. Tetua adat,
tuan tanah, dan salah satu tokoh agama Kristen di Benjina merasa yakin jika DGS
masuk
pada
sekitar
tahun
1979.
Namun
dalam
www.kepulauanarumaluku.blogspot.com, disebutkan jika DGS pertama kali masuk
ke Benjina pada tahun 1990 sampai dengan tahun 2000)
10
Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan Data Sejarah Gereja Benjina,
dituliskan jika masa pembangunan RKI dan pemukiman untuk transmigrasi nelayan
dibangun pada sekitar tanggal 21 Juli-1982-3 Januari 1990 sejumlah 200 unit.
Pemukiman tersebut terletak di antara desa Benjinadan Dusun Papakula Kecil.
11
Lihat www.kepulauanarumaluku.blogspot.com
12
Thailand, sedangkan ikan dengan kualitas yang kurang baik atau buruk
akan dijual di dalam negeri.
Ketika PBR masuk ke Benjina, sudah ada 3 Sekolah Dasar yang
dibangun dan 1 TK. Namun tahun pasti dari pembangunan fasilitas
penunjang pendidikan masyarakat tersebut tidak diketahui secara
pasti. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) dibangun pada tahun 2013. Sekitar akhir tahun 2014 juga sudah
dibangun menara atau tower jaringan telekomunikasi dari salah satu
provider telekomunikasi di Indonesia. Sinyal dari menara tersebut
menyebar di seluruh Desa Benjina dan dapat diakses oleh semua
masyarakat. Padahal sebelumnya sinyal telekomunikasi hanya dapat
dinikmati di lokasi tertentu saja, yaitu di daerah perbukitan.
Munculnya sinyal telekomunikasi yang dapat dinikmati secara
merata di seluruh bagian Desa Benjina berpengaruh kepada banyak
hal. Salah satunya pada meningkatnya pemakaian telepon seluler,
yang juga berimplikasi pada lancarnya komunikasi dari Benjina ke luar
Benjina yang sebelumnya sangat sulit dilakukan. Lancarnya arus
telekomunikasi tentu saja menguntungkan masyarakat yang
berkecimpung dalam bidang perniagaan, dan menggantungkan
pasokan barang dari luar Benjina atau justru menjual barang dari
Benjina menuju keluar Benjina.
Lancarnya telekomunikasi juga dirasakan sebagai keuntungan
tersendiri bagi pelaku bisnis prostitusi di Benjina, baik untuk WPS atau
pun germo. Saling bertukar informasi dengan rekan seprofesi di dalam
atau di luar Benjina menjadi begitu mudah saat ini. Kabar baik atau
kabar buruk dapat diterima atau dikirim kapan saja tanpa harus
mendaki bukit terlebih dahulu. Kemudahan tersebut juga dirasakan
dalam hal bertransaksi dengan pelanggan mereka, terutama para ABK
asing.
13
2.2
2.2.1 Geografi
Menurut data yang bersumber pada Profil Desa Benjina Tahun
2013, Desa Benjina terletak pada gugusan Pulau-Pulau Aru Tengah
tepatnya di atas tanah Pulau Kobror. Secara geografis Desa Benjina
dibatasi oleh :
Sebelah Utara
: Desa Selilau
Sebelah Selatan
: Desa Irloy
Sebelah Timur
: Hutan Pulau Kobror
Sebelah Barat
: Selat Barakay
Luas wilayah desa Benjina adalah 245.241 Ha. Secara geografis
Desa Benjina berada di dataran rendah dengan ketinggian 7 meter di
atas permukaan laut (dpl). Suhu yang terendah di Benjina sekitar 27
derajat celcius, dan suhu tertinggi bisa mencapai 35 derajat celcius.
Karakteristik tanah di Benjina adalah tanah humus, semakin dalam
akan ditemukan tanah yang semakin hitam, dengan kadar liat lebih
dari 35 %. Musim hujan di Benjina biasanya dimulai dari bulan oktober
sampai dengan januari, sedangkan musim kemarau biasanya dimulai
pada bulan februari sampai dengan September. Namun iklim tersebut
sudah tidak bisa dijadikan acuan karena musim yang lebih sering
berubah4.
Benjina adalah desa yang terkepung air. Untuk itu moda
transportasi yang dipakai masyarakat adalah ketinting dan speedboat.
Ketinting yang dipakai untuk mobilitas warga dari atau menuju
Benjina disebut dengan ketinting ojek. Pada tahun 2013 tercatat ada 8
buah ketinting ojek di Benjina5. Rute yang dilayani ketinting tersebut
adalah Benjina-Dobo dan sebaliknya. Waktu yang ditempuh untuk
melakukan perjalanan tersebut 3 jam jika menggunakan ketinting.
Biaya yang dibutuhkan untuk membayar ketinting sebesar 30 ribu
4
14
rupiah. Waktu yang lebih cepat bisa dicapai jika menggunakan moda
transportasi speedboat. Waktunya yang dibutuhkan hanya sekitar 1,5
jam saja. Karena lebih cepat dan lebih private, biaya untuk menyewa
speedboat pun relatif mahal yaitu sekitar 1 juta sampai dengan 3 juta
rupiah.
Benjina merupakan desa induk di Kecamatan Aru Tengah.
Letaknya relatif mudah untuk dijangkau jika dibandingkan dengan
desa lain di kecamatan yang sama. Walaupun demikian, mobilitas dari
atau menuju Benjina sangat tergantung pada kondisi angin. Jika
musim angin timur datang, hampir tidak ada halangan berarti dalam
melakukan perjalanan laut. Namun ketika musim angin barat,
mobilitas penduduk dari atau menuju Benjina akan terhambat,
karenaombak besar dan tinggi disertai angin kencang menjadi
penghalang utama. Lautan menjadi tidak aman untuk dilalui oleh
kapal, ketinting, atau speedboat. Bukan hanya mobilitas itu, sektor
perniagaan menjadi macet, dan yang terparah adalah pelayanan
kesehatan yang dilakukan puskesmas keliling Benjina pun menjadi
terhambat.
Ketika musim angin barat, puskesmas keliling akan kesulitan untuk
mengunjungi desa-desa yang jangkauannya hanya bisa dilalui dengan
moda transportasi laut. Mau tidak mau, desa-desa tersebut akan
terlantar tanpa pelayanan untuk beberapa lama. Padahal puskesmas
keliling telah ditunggu oleh balita-balita yang membutuhkan
pelayanan posyandu, dan masyarakat yang memerlukan perawatan
serta obat-obatan. Kondisi geografis dan kondisi alamyang demikian
menjadi tantangan dan hambatan tersendiri dalam hal pelayanan
kesehatan.
Selain masalah tersebut di atas, pengadaan air bersih di Desa
Benjina juga menjadi masalah yang pelik. Air bersih menjadi barang
mahal dan sulit didapatkan. Pada saat DGS masih beroperasi di
Benjina, perusahaan tersebut membangun saluran air yang bersumber
pada bendungan buatan. Distribusi air tersebut dahulu diatur oleh
15
2.2.2 Kependudukan
Berdasarkan data Profil Desa Benjina Tahun 2013, diketahui
jumlah penduduk Desa Benjina yang tercatat pada bulan April 2013
sejumlah 2686 jiwa. Terdiri dari 1403 laki-laki, dan 1283 perempuan,
16
atau sekitar 663 KK dengan jumlah anggota keluarga 2023 orang. Dari
2686 jiwa tersebut, 1761 (65%) jiwa memeluk agama Protestan, 712
jiwa (26%) memeluk agama Islam, 157 (6%) jiwa memeluk agama
Katolik, dan sisanya 56 (3%) jiwa memeluk agama Pantekosta.
Dari seluruh jumlah yang tercatat tersebut, tidak diketahui data
mengenai jumlah penduduk berdasar latar belakang etnis. Benjina
adalah daerah yang heterogen. Ada banyak suku bangsa yang tinggal
dan menetap di Benjina, antara lain Suku bangsa Aru, Kei, Tanimbar,
Tepa, Ternate, Ambon, Jawa, Madura, Sunda, Bugis, Makassar,
Minahasa, Tionghoa, Batak, dan Sumatera lainnya. Meskipun tidak
diketahui berapa prosentase masing-masing suku bangsa tersebut,
namun suku bangsa terbanyak yang mendiami Benjina justru suku
bangsa Jawa. Salah satu penyebabnya adalah adanya para
transmigran nelayan yang didatangkan dari Pulau Jawa pada sekitar
tahun 1990.
Nomor Jenis Mata Pencaharian
Jumlah
1
Petani Sendiri
733 orang (27%)
2
Nelayan
232 orang
3
Peternak
78 orang
4
Wirausaha
66 orang
5
Tukang kayu
31 orang
6
Tukang batu
18 orang
7
TNI/POLRI
25 orang
8
PNS
84 orang
9
Buruh industri
12 orang
10
Penjahit
15 orang 0
Sebagian besar masyarakat pendatang menggantungkan hidupnya
pada sektor perikanan dan perniagaan. Walaupun tidak ada data pasti
mengenai hal tersebut, namun melalui observasi yang dilakukan dapat
dilihat jika sebagian besar pelaku perniagaan dan perikanan adalah
17
Jenis Penyakit
Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Penyakit Usus Yang Lain
Penyakit Pada Sistim Otot dan Jaringan
Infeksi Akut Pada Saluran Pernafasan Bag.
Atas
Diare (termasuk tersangka kolera)
Penyakit Kardiovaskuler
Kecelakaan dan Rudapaksa
Karies Gigi
Anemia
Penyakit Kulit Karena Jamur
Jumlah
147
109
100
93
35
32
28
27
27
23
18
19
2.3
RELIGI
2.3.1 Kosmologi
Benjina dihuni oleh masyarakat yang sebagian besar menganut
agama Kristen Protestan. Pada umumnya agama ini dianut oleh suku
bangsa Aru sebagai orang asli Benjina, dan suku bangsa lain yang juga
berasal dari Maluku. Sebelum agama Kristen masuk, orang asli Benjina
masih mengenal adanya budaya menyembah leluhur, yang mereka
sebut dengan tete nenek moyang. Secara garis besar untuk suku
bangsa yang berasal dari Maluku seperti Aru, Kei, Tanimbar, Tepa,
Ternate, memiliki persamaan dalam memandang adanya leluhur, tete
nenek moyang atau disebut juga datuk.
Khusus untuk orang asli Aru, kepercayaan terhadap tete nenek
moyang pada masa kini adalah bentuk rasa hormatnya kepada
leluhur. Namun posisi leluhur tetap berada di bawah keberadaan
agama. Jika dahulu tete nenek moyang adalah segala-galanya, maka
kini hal pertama yang dihormati, dicintai, disembah, dan dipercaya
adalah Tuhan. Hal kedua baru tete nenek moyang.Pergeseran nilai
kepercayaan tersebut dipengaruhi oleh datangnya misionaris Kristen
asal Belanda.
Agama Kristen memang berpengaruh besar terhadap pergeseran
kepercayaan masyarakat Aru pada masa sekarang ini. Agama Kristen
datang pertama kali di tanah Aru pada sekitar tahun 1827, ditandai
dengan masuknya Injil di Kongan Negeri Lama pada oleh Penginjil
David Marthens yang merupakan penginjil berkebangsaan Belanda.
Penginjilan ditandai dengan adanya prosesi pembaptisan masyarakat
lokal yang dilakukan oleh David Marthens6.
Kristenisasi yang berlangsung damai dan tanpa adanya paksaan
membuat agama Kristen masuk dan diterima oleh masyarakat Kongan
yang kelak menjadi cikal bakal Benjina. Sejak saat itu juga banyak
6
Berdasarkan catatan Data Sejarah Gereja Benjina yang ditulis oleh Pendeta Nus
Oraile
20
Agama Kristen menanamkan pemahaman bahwa di atas segalagalanya, Tuhan adalah yang pertama disembah dan dipuja, baru
kemudian menghormati leluhur, tete nenek moyang atau datuk. Hal
tersebut akan terlihat pada ritual-ritual adat yang kini menyebut
Tuhan terlebih dahulu, baru setelah itu menyebut leluhur. Pendeta
Nus Oraile kembali memberikan penjelasan.
Istilah leluhur disini, leluhur itu disebut tete nenek moyang.
Umumnya orang Maluku menyebutnya begitu. Jadi sebelum ada
agama, tete nenek moyang disembah, kalau sering melakukan
penyembahan terhadap leluhur dia akan mendapatkan sesuatu
yang baik, usahanya juga baik. Tapi kalau dia tidak taat, melanggar
ketentuan-ketentuan, nilai-nilai dia akan mendapatkan kutukan. Jadi
kalau ada upacara-upacara adat sering diucapkan pertama Tuhan,
kedua datuk. Datuk itu sebutan untuk leluhur
21
22
Uang logam tua yang sudah tidak lagi dijadikan mata uang
23
24
Jika anak dari tetua adat atau tuan tanah ternyata tidak ada yang
berjenis kelamin laki-laki, maka yang berhak mendapatkan pewarisan
gelar tersebut adalah adik laki-laki dari tetua adat atau tuan tanah. Hal
tersebut dikarenakan anak perempuan tidak berhak memangku gelar
tetua adat atau tuan tanah, kecuali jika benar-benar sudah tidak ada
laki-laki sama sekali. Dalam budaya suku bangsa Aru di Benjina,
perkawinan dengan orang yang berasal dari marga yang sama adalah
sesuatu yang dilarang. Maka dari itu dianjurkan untuk melakukan
perkawinan dengan marga lain. Perempuan yang menikah dan
mengikuti marga dari suami dianggap sudah keluar dari marga
ayahnya. Walaupun begitu si perempuan masih diperbolehkan untuk
tinggal bersama dengan keluarganya meskipun sudah menikah. Tidak
ada larangan atau tabu jika si perempuan dan suami yang sudah
dinikahinya masih tinggal satu atap dengan orangtua si perempuan.
Hal ini dialami oleh FM (40 tahun), seorang laki-laki Aru yang tinggal
bersama dengan menantu laki-lakinya.
Dahulu hal demikian dianggap tidak pantas, tetapi sekarang ini
semua sudah dianggap sebagai suatu hal yang biasa. Sebagaimana
dikemukakan FM;ya kalau dulu tidak boleh, tapi kalau sekarang ya tidak
apa-apa. Kan sekarang sekarang sudah mulai fleksibel to.
Selain pola tempat tinggal yang tidak harus mengikuti suami, ada
satu lagi perubahan berarti yang terjadi pada suku bangsa Aru, yaitu
tentang pemilihan jodoh yang tidak terikat pada suku yang sama.
Pernikahan atau perjodohan laki-laki dan perempuan Aru pada
masa lalu hanya dibatasi dengan sesama orang Aru, tetapi pada masa
sekarang ini hal tersebut tidak berlaku lagi. Pernikahan campur atau
menikah di luar dengan suku bangsa Aru memang sudah lama terjadi,
namun hal tersebut masih dianggap tabu. Hingga DGS datang,
pernikahan campur menjadi hal yang biasa dilakukan dan tidak lagi
dianggap sebagai hal yang tabu oleh suku bangsa Aru itu sendiri.
Pernikahan campur terjadi antara suku bangsa Aru dengan suku
bangsa pendatang seperti Tepa, Kei, Tanimbar, Jawa, atau Bugis.
25
26
Tidak, tidak apa-apa. Kakak perempuan (istri FM) tidak marah, kan
cuma minum dan ngobrol-ngobrol saja to. Kalau mabuk berat juga
paling numpang tidur di kamar kosong, tidak bikin apa-apa kok
dengan pramuria hehe
27
28
29
30
Tuhan lalu leluhur atau tete nenek moyang. Tetua adat memimpin doa
dan memberikan persembahan berupa sirih, pinang, tembakau, dan
uang gobeng. Setelah doa secara adat dengan bahasa Manumbay
selesai, doa dilanjutkan oleh seorang pendeta dengan membacakan
doa dalam agama Kristen.
Salah satu pendeta yang pernah turut dalam ritual sasi adalah
Pendeta Nus Oraile. Kala itu daerah Aru sedang mengalami goncangan
karena adanya perusahaan PT. Menara Group yang ingin membuka
perkebunan tebu di tanah Aru. Rencana tersebut ditentang oleh
masyarakat bukan saja karena berpotensi akan merusak alam dan
kekayaan hayati di dalamnya, namun juga berpotensi merusak
tatanan sosial masyarakat Aru9. Salah satu jalan yang ditunjukkan
untuk menentang rencana tersebut adalah melakukan ritual sasi di
area yang diincar oleh PT. Menara Group.
Melakukan ritual sasi lebih awam disebut dengan pasang sasi.
Tanda adanya sasiyang sudah dipasang adalah pemasangan janur
kuning atau daun kelapa yang masih muda di lokasi yang dikehendaki
untuk pasang sasi. Ritual pasang sasi untuk menolak PT. Menara
Group dipimpin oleh salah satu tetua adat yang memimpin ritual
dengan bahasa ritual, lalu dilanjutkan dengan pembacaan Injil oleh
Pendeta Nus Oraile. Proses terakhir setelah semua doa usai
dipanjatkan adalah pemasangan janur kuning yang dipasang di
beberapa puncak pohon.
31
32
33
34
35
11
36
2.5
37
yang lain adalah mereka masih bisa berjalan atau bahkan berlari. Jadi
sepanjang mereka mampu berjalan dan melakukan aktivitas seharihari mereka seperti biasanya, mereka merasa diri mereka sehat.
Profesi dukun di Benjina juga dikenal dengan nama yang lain, yaitu
biyang. Biasanya panggilan yang lebih akrab untuk mereka adalah
mama biyang. Sebutan tersebut biasanya ditujukan kepada dukun
bayi yang berasal dari sekitar Maluku dan Sulawesi. Meskipun
dipanggil dengan sebutan mama, tetapi tidak semua biyang atau
dukun tersebut berusia lanjut. Misalnya saja Mama biyang SK yang
berdarah Kei dan masih berusia 35 tahun. Karena profesi yang
diembannya dia dipanggil mama biyang sebagai suatu bentuk
penghormatan kepada dirinya.
Keahlian SK adalah memijat ibu hamil, memijat bayi, dan
membantu melahirkan. Keahliannya tersebut didapatkan secara turun
38
temurun dari sang mama yang juga merupakan biyang. Sedari kecil dia
sudah melihat dan memperhatikan tata cara pemijatan dan proses
kelahiran yang dilakukan sang mama. Dengan cara itu SK menyerap
ilmu yang diterapkannya sampai saat ini.
Selain dukun bayi atau biyang, ada juga penyembuhan
tradisional untuk menyembuhkan patah tulang. US merupakan wanita
asli Benjina, memiliki seorang suami dan 2 orang anak. Dia adalah
seorang ibu rumahtangga yang mampu mengobati orang lain jika
dibutuhkan. Patah tulang disebut juga dengan sebutan tul bata.Tul
berarti tulang dan bata adalah patah. Sedangkan istilah untuk
menyebut keseleo atau bergeser adalah reltul,rel bisa diartikan
bergeser.
US mendapatkan pengetahuan untuk menyembuhkan patah
tulang melalui mimpi dan dari pengetahuan yang didapatnya secara
turun-temurun dari orangtuanya. Dalam melakukan pengobatan, ada
syarat yang diajukan oleh US. Syarat tersebut berupa kesediaan pasien
untuk memberi uang doa (nazar) ke gereja ketika proses
penyembuhan dianggap sudah berhasil. Berikut ini adalah keterangan
dari US.
kalau obatnya mau diambil ada uang permintaan atau uang
doa untuk disumbangkan ke gereja, atau tempat sembahyang di
mana saja. Jumlahnya terserah yang penting ada kesembuhan
39
40
41
luar nikah atau tidak. Selain dengan ramuan obat, TK selalu melakukan
penyembuhan dengan mengajak pasiennya melakukan refleksi atas
diri mereka. Hal tersebut tidak hanya berlaku untuk HIV/AIDS tetapi
juga untuk sakit atau penyakit yang lain. TK selalu mencari tahu
apakah pasien telah melakukan dosa atau kesalahan sehingga
berbuah sakit atau penyakit yang kini diderita.
TK mengungkapkan jika banyak kesalahan atau dosa yang
diperbuat manusia bisa berakibat fatal. Misalnya saja orang yang
terkena demam atau panas. TK selalu memastikan apakah pasien
pernah mengambil barang yang telah di-sasi, atau misalnya ketika ada
pasien yang menderita panas dingin TK akan bertanya apakah dia
pernah berjanji untuk melakukan ziarah kubur tetapi dia ingkar janji.
Menurut TK, penyakit karena hal-hal tersebut tidak akan mampu
disembuhkan secara medis.
Menurut TK semua sakit atau penyakit yang terjadi pada manusia,
pasti adalah buah dari perbuatan dosa yang pernah dilakukan, kita ini
kan bisa masuk penjara karena ada salah. Kalau sakit juga begitu to,
pasti karena ada salah juga ujar TK. Sebelum melakukan
penyembuhan TK selalu mencari tahu terlebih dahulu penyebab sakit
pasien, apakah sakit biasa atau karena dibuat. Jika ternyata sakit
tersebut adalah sakit biasa, TK akan memberikan ramuan obat, tetapi
jika ternyata sakitnya adalah karena dibuat maka TK akan melakukan
ritual doa untuk memohon petunjuk kepada Tuhan. Selepas berdoa TK
akan menentukan obat apa yang akan digunakan untuk pengobatan.
Sayangnya TK tidak bersedia memberikan informasi tentang
bagaimana cara dia berdoa.
Dari informasi yang dikemukakan oleh TK, banyak tanaman obat
yang berkhasiat untuk mengobati penyakit. TK menyebutkan
beberapa tanaman obat dan menunjukkan beberapa tanaman yang
tumbuh di dekat rumahnya. Daun alifuru yang konon berasal dari
Seram menurut TK berkhasiat untuk mengobati panas dalam. Syarat
untuk mendapatkan khasiat dari daun tersebut adalah pemetik daun
42
43
jawa. Sinoli yang sudah siap dinikmati memiliki citarasa gurih dan
manis, berbeda dengan papeda yang cenderung tawar. Sinoli bisa
dinikmati tanpa makanan pendamping, atau bisa juga dengan ikan
bakar.
Selain kedua makanan tersebut di atas, ada satu lagi olahan sagu
yang khas, yang disebut pompom. Pompom adalah olahan sagu kasbi
(ketela pohon) yang dicetak sedemikian rupa dan dikeringkan sampai
memiliki tekstur yang keras. Rasanya pun cenderung tawar. Pompom
harus dinikmati dengan cara mencelupkannya ke dalam teh panas
agar teksturnya menjadi lunak dan lebih mudah dimakan. Biasanya
pompom hanya dimakan sembari minum teh, atau sebagai
pendamping makan ikan bakar. Segala macam sumber karbohidrat di
atas adalah rupa-rupa makanan pokok khas Maluku. Di Benjina sendiri
makanan tersebut adalah makanan pokok yang lebih banyak
dikonsumsi oleh masyarakat yang berdarah Maluku.
Karbohidrat sebagai sumber tenaga sejatinya memang harus
dikonsumsi dengan sumber makanan lain yang kandungan nutrisinya
dapat melengkapi manfaat karbohidrat. Kandungan vitamin, mineral,
lemak, dan protein dalam suatu makanan bermanfaat untuk
kesehatan dan metabolism tubuh. Maka dari itu asupan karbohidrat
yang bersumber dari sagu seharusnya diimbangi dengan konsumsi
sayur mayur, konsumsi sumber protein hewani seperti ikan, atau
sumber protein nabati seperti kacang-kacangan. Namun seringkali
masyarakat justru mengkonsumsi sumber karbohidrat dari sagu
tersebut tanpa diimbangi asupan makanan lain, seperti sayur mayur
atau ikan.
Pola konsumsi seperti di atas pernah dikeluhkan oleh Kepala
Puskesmas Benjina, Ibu M. S. Felubun. Menurutnya hal tersebut lebih
banyak ditemui di desa-desa yang sulit diakses, dan ada sebagian kecil
yang masih ditemukan di Benjina. Hal tersebut terbilang aneh
menurut kepala puskesmas, karena sebagian besar desa-desa di
Kecamatan Aru Tengah memiliki sumber daya alam melimpah.
44
Sopi adalah minuman tradisional yang mengandung alkohol, yang terbuat dari nira
45
46
47
terkadang ada pas sakit sudah tau ada fasilitas kesehatan tapi
sabar dulu masih cari yang di luar, mungkin dukun dan lain
sebagainya
48
BAB III
POTRET KESEHATAN MASYARAKAT DESA BENJINA
3.1. PENYAKIT TIDAK MENULAR
3.1.1 Diabetes Melitus
Diabetes Melitus atau orang awam menyebut kencing manis
merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan
tubuh untuk memperoduksi insulin atau karena penggunaan yang
tidak efektif dari hasil insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya
kadargula dalam darah. Ada dua jenis diabetes mellitus yaitu diabetes
yang disebabkan oleh keturunan dan diabetes yang disebabkan oleh
gaya hidup (depkes.go.id).
Berdasarkan hasil pengamatan, adasatu hal yang menjadi
kebiasaan masyarakat desa Benjina baik tua maupun muda yaitu
meminum minuman berenergi yang dijual bebas. Minuman tersebut
sebenarnya adalah penambah stamina dan hanya boleh dikonsumsi
orang dewasa saja, akan tetapi anak kecil bahkan balita pun turut
mengkonsumsi minuman tersebut. Kebiasaan tersebut bisa menjadi
faktor risiko terkena penyakit diabetes bagi yang mengkonsumsi.
Secara medis, hal tersebut bisa merugikan kesehatan. Perlu diketahui
hampir 80% prevalensi diabetes mellitus disebabkan oleh gaya hidup
(depkes.go.id).
Masyarakat di Desa Benjina mengenal dan menyebut penyakit
diabetes dengan istilah gula darah. Sebutan tersebut muncul karena
kadar gula di dalam darah tinggi setelah dilakukan pemeriksaan darah.
Menurut penjelasan A (28 tahun), seorang ibu rumahtangga yang
menderita diabetes, penyakit gula darah disebabkan karena terlalu
banyak makan makanan atau minuman yang bersifat manis. Ibu A
mencari kesembuhan dengan mengkonsumsi ramuan tradisional yang
terbuat dari kulit manggis. Kulitmanggis tersebut dikupas kemudian
dikeringkan, menjadi setengah kering saja.Setelah setengah kering,
49
3.1.2 Stroke
Pada sore hari sekitar jam 16.00 WIT, peneliti berkunjung ke
rumah salah seorang informan yang didiagnosis menderita penyakit
stroke yaitu Ibu Y (60 tahun). Dia sudah tidak mampu berkomunikasi
dan berjalan dengan baik.Menurut P, ibunya didiagnosa menderita
darah tinggi dan asam urat oleh dokter, kata dokter oma ada
penyakit darah tinggi deng asam urat.Hal yang menyebabkan ibunya
menderita stroke adalah karena kebiasaannya mengkonsumsi obatobatan medis pada waktu usia sekitar 30 tahun. rumah Y yang
berdekatan dengan puskesmas membuat Ibu Y sering mendapatkan
obat-obatan ketika sakit datang.
Ditambahkan oleh P, selain obat-obatan, makanan asin juga
menambah keluhan sakitnya.
sampe sekarang ibu kalau seng diawasi toh sering makan
makanan asin padahal kata dokter seng bole makan makanan
asin.
3.1.3 TB
Menurut Depkes RI (2006) tuberkulosis merupakan penyakit
menular langsung yang disebabkan oleh bakteri TB (mycrobacterium
tuberculosis).TB ditularkan melalui percikan dahak penderita TB yang
terbawa udara. Ketika seseorang dengan TB positif melakukan
50
51
52
3.1.4 Malaria
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
parasit yang disebut plasmodium yang menyerang eritrosit di dalam
darah.Gejala penyakit malaria berupa demam, menggigil, anemia dan
splenomegaly dan dapat berlangsung akut maupun kronik (Sudoyo,
2006).
Salah seorang informan UA (39 tahun) melihat penyebab
penyakit malaria dapat berasal dari dua faktor, yaitu eksternal dan
internal. Faktor eksternal disebabkan oleh nyamuk dan kondisi
lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, dan faktor
internal disebabkan oleh makan tidak teratur dan badan terlalu lelah.
Sebagaimana dijelaskannya sebagai berikut:
53
3.1.5 Diare
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang
meningkat dari biasanya atau lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair, dan bersifat mendadak
datangnya serta berlangsung dalam waktu kurang dari dua
minggu.Masyarakat Benjinamenyebut penyakit diare dengan sebutan
54
13
55
56
57
satu jam tiga puluh menit. Kondisi rumah warga yang dipakai untuk
kegiatan posyandu relatif kecil sehingga tidak mampu
menampungsemuaorang yang datang. Kegiatan posyandu itu
dilakukan sekitar pukul 12 siang,dengankondisi di dalam ruangan yang
terasa panas.Karena banyak orang yang keluar masuk,lantai rumah
tampak berpasir dan berdebu.
Pada saat Ibu R baru saja melahirkan anak kelima, ASI sebagai
makanan utama bayinya ternyata tidak langsung keluar sehingga dia
harus mencari sumber ASI lainnya.Dia langsung terpikir untuk mencari
ASI dari ibu menyusui yang lainnya.Hal tersebut bukanlah hal baru
baginya karena anak-anak sebelumnya pun pernah mendapatkan ASI
dari ibu menyusui lainnya.Dalam budaya Tepa memang dikenal
budaya yang demikian, dan jamak dilakukan oleh ibu menyusui dari
suku bangsa Tepa. Ibu yang mendonorkan ASI bisa berasal dari orang
yang masih memiliki hubungan kekerabatan, atau bahkan tidak sama
sekali. Hal tersebut bukanlah masalah karena yang terpenting adalah
saling membantu.
Walaupun begitu, syarat terpenting adalah ibu pengganti
tersebut harus dalam keadaan sehat karena ibu pengganti yang sakit
dapat menularkan sakit/penyakitnya kepada si bayi yang
58
disusuinya.Bayi yang disusui oleh ibu lain juga tidak terbatas pada
jenis kelamin. Ibu R bercerita jika ASI biasanya akan keluar setelah 3
hari melahirkan. Untuk membantu produktivitas ASI, Ibu R kerap
mengkonsumsi katuk, kangkung, dan ikan.Selain itu ada ramuan
tradisional yang berasal dari kambium pohon mangga yang dipercaya
dapat memperlancar ASI.Sedangkan makanan yang pantang untuk
dimakan adalah makanan pedas seperti cili (cabe), karena dapat
menghasilkan ASI yang tidak baik, dan mengganggu pencernaan bayi.
59
60
61
62
63
64
14
65
Ada pun sumber air yang lain yaitu sumur yang berada kurang
lebih1 kilometer dari pusat Desa Benjina. Konon sumur tersebut sudah
ada sejak gereja Kristen pertama kali berdiri di Benjina. Untuk
mengambil air di tempat itu, masyarakat biasa membawa jerigen
dengan memikul atau membawa gerobak.
66
67
68
16
69
17
18
70
71
72
73
BAB IV
MENGUAK TABIR MENYONGSONG ASA DI BENJINA
4.1.
Para Pelakon
Kapal kayu berukuran kecil yang biasanya digunakan sebagai sarana transportasi
untuk mengangkut penumpang atau barang di perairan.
74
20
Berdasarkan pendataan yang peneliti lakukan pada tanggal 6-7 Mei 2015
75
Tabel 4.1
Jumlah WPS Di Benjina Berdasarkan Daerah Asal.
Data Peneliti REK 2015 Per 7 Mei 2015
No
1
Provinsi
Jawa Timur
Kalimantan Tengah
Maluku
Kabupaten/Kota
Banyuwangi
Malang
Jember
Ponorogo
Bojonegoro
Jombang
Probolinggo
Tulungagung
Ngawi
Kendal
Purwodadi
Makassar
Muna
Bau bau
Ambon
Jumlah
20 orang
3 orang
3 orang
3 orang
3 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
2 orang
1 orang
2 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
Jawa Tengah
3
4
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
5
6
7
Kep. Riau
Batam
1 orang
76
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Rentang Usia
18-22 tahun
23-27 tahun
28-32 tahun
33-37 tahun
38-42 tahun
43-47 tahun
48-52 tahun
53-55 tahun
Total
Jumlah
3 orang
7 orang
10 orang
9 orang
5 orang
6 orang
1 orang
1 orang
42 orang *)
*Keterangan: dari jumlah keseluruhan WPS yang terdata yaitu 46 orang, ada
4 orang yang tidak diketahui usianya.
77
pelacuran yang dia rintis tidak pernah berhenti. Secara rutin dia juga
mengunjungi rumah karaoke miliknya untuk melakukan pengecekan
kondisi rumah dan anak buahnya tersebut. Perempuan paruh baya
yang masih tampak cantik tersebut juga dianggap sebagai sesepuh
oleh germo yang lain. Bahkan ada rumah karaoke yang berdiri atas
bantuannya, dan ada juga beberapa germo yang masih memiliki
hubungan kekerabatan dengannya. Salah satu rumah karaoke yang
tergolong populer di Benjina dimiliki oleh kemenakan perempuannya,
yang dulu juga berprofesi sebagai WPS. Berdirinya rumah karaoke
tersebut juga lewat campur tangannya.
Rumah karaoke yang lain juga memiliki cerita yang menarik.
Sebagian besar rumah karaoke tersebut dikelola oleh sepasang suami
istri21 yang berasal dari Pulau Jawa. Sebagian kecil dikelola oleh
mantan WPS yang juga menjalin hubungan kasih dengan laki-laki (baik
laki-laki lokal atau asing) namun tanpa tinggal satu atap. Sebagian
besar rumah-rumah karaoke tersebut adalah rumah panggung dengan
material kayu yang berdiri di tepi pantai, dan sebagian kecil adalah
rumah kayu yang berdiri menjorok ke daratan atau agak jauh dari tepi
pantai.
Semua rumah karaoke memiliki perangkat sound system
sederhana dan layar televisi yang dapat digunakan untuk berkaraoke
para tamu yang datang. Koleksi kepingan CD bajakan didominasi lagulagu pop tempo dulu, lagu dangdut koplo, dan lagu dengan bahasa
Thailand yang sebagian besar berirama disko menghentak atau
mendayu pilu. Sembari berkaraoke, biasanya tamu juga akan minum
bir dengan ditemani oleh WPS yang duduk di samping tamu. Tempat
untuk duduk berupa bangku panjang yang terbuat dari kayu, atau
kursi plastik yang ditata berjejer dan berhadapan dengan meja di
21
Status suami istri tersebut sebagian besar adalah hidup bersama dalam satu atap
tanpa adanya pernikahan syah menurut hukum atau agama.
78
79
80
4.2.
81
82
AT pun sering memiliki pengalaman yang sama dengan NI. Dia juga
sering mengalami pengalaman melakukan hubungan seks dengan
pelanggan yang tidak kunjung mencapai klimaks setelah berjam-jam
lamanya bersetubuh.
saya pernah liat itu orang sebelum ckran sama saya kok
minum pil apa gitu mbak saya nggak tau. Tapi emang banyak
katanya yang sebelum ckran minum pil dulu. Itu udah satu jam
lebih nggak bisa berhenti juga sampai sakit sekali rasanya mbak.
Saya tendang akhirnya itu si orang Thailand itu. Saya suruh keluar,
dia marah-marah kan belum keluar (sperma) katanya. Lha saya
yang gak kuat, dia bayarnya dikit.. kan cuma untuk yang sebentar
(short time). Dia marah-marah terus ngadu ke bos. Saya juga
bilang ke bos kalau saya kesakitan. Barang (vagina) saya sampai
lecet terus keluar darah kok mbak. Akhirnya si bos nyuruh si
Thailand itu keluar. Jalan saya sampe ngangkang mbak. Terus saya
ke Dobo berobat, sama dokter dikasih salep. Alhamdulillah
sembuh mbak
83
84
85
86
87
4.3.
KP (60 tahun), laki-laki yang berasal dari Jawa Timur dan pemilik
warung makan di Benjina, juga memiliki kedekatan secara khusus
dengan WPS. Kedekatan dalam hal ini bukan berarti dia memiliki
hubungan asmara atau semacamnya. Kedekatan yang dimaksud
adalah kedekatan dalam hal bisnis yang saling menguntungkan.
Konsumen utama warung makan Bapak KP adalah WPS yang tinggal
sangat dekat dengan warung makan yang ia miliki. Rumah sekaligus
warung makan yang ia miliki berdiri begitu dekat dengan 3 rumah
karaoke, bahkan 2 diantaranya memiliki jendela yang saling
berhadapan dengan jendela warung makan milik KP.
Penghuni rumah karaoke dapat memesan makanan dan
minuman secara langsung dari jendela tersebut dan dihantar melalui
jendela itu juga. Makanan, minuman, serta bahan makanan mentah
yang dijual di warung makan KP sebagian besar dibeli oleh penghuni
88
89
90
91
Gambar 4.0.1. Seorang ABK Asing Asal Thailand Menumpang Speedboat Dari
PBR Menuju Desa Benjina
Sumber: Dokumentasi Peneliti
92
93
jangan harap! Dia mau sama anak budhe karena kemaren anak
budhe kasih uang dia 30 juta!Katanya buat kirim orangtuanya! Lha
ngirim orangtuanya kok malah anak budhe yang dimintai duit!
Makanya budhe marah sekali sama anak budhe itu. Cari uang
susah-susah, di laut puluhan hari malah habis buat pramuria tok!
Pokoknya budhe sampai kapan juga nggak setuju dek!
NO
BULAN
1
2
3
JANUARI
FEBRUARI
MARET
22
JUMLAH YANG
DIPERIKSA
227
42
134
JUMLAH YANG
POSITIF
7
1
4
4
1
2
3
0
2
bagaimana nak nak.. nanti kamu tertular penyakit seperti itu nak..
94
4
5
6
7
8
9
10
11
12
APRIL
61
7
5
2
MEI
201
0
0
0
JUNI
122
2
0
2
JULI
0
0
0
0
AGUSTUS
0
0
0
0
SEPTEMBER
330
1
0
1
OKTOBER
12
4
2
2
NOVEMBER
128
0
0
0
DESEMBER
345
2
1
1
JUMLAH
1602
28
15
13
Enam ODHA yang ada di Benjina disinyalir adalah WPS yang
sampel darahnya telah diambil dan mengalami uji laboratorium oleh
Dinas Kesehatan. Sampel darah tersebut diambil oleh petugas di
seluruh rumah karaoke yang beroperasi di Benjina. Sayangnya
pengambilan sampel darah tersebut belum mampu menjangkau WPS
yang berada di luar rumah karaoke dan para ABK asing yang juga
berpotensi telah terjangkit virus atau justru sebagai penyebar virus.
Tidak ada yang benar-benar tahu siapa saja yang sebenarnya yang
telah terjangkit HIV/AIDS, termasuk di kalangan WPS dan germo.
Namun anehnya, banyak yang mengaku dapat membedakan mana
orang yang sudah terjangkit dan mana yang tidak terjangkit dari ciriciri fisiknya. Peneliti bertanya kepada 3 orang muda mudi, yaitu NN
(21 tahun) seorang pemuda Benjina berdarah Makassar, ON (17
tahun) seorang remaja Benjina berdarah Jawa, dan seorang remaja
perempuan Benjina berdarah Jawa AN (15 tahun) tentang apa yang
mereka ketahui tentang HIV/AIDS. NN secara lugas menjawab jika
HIV/AIDS adalah penyakit perempuan, walaupun dia mengetahui
dengan pasti jika orang yang terjangkit juga bisa dari kaum laki-laki.
Dalam benak NN, penyebab utama timbulnya HIV/AIDS adalah
perempuan yang nakal, dalam hal ini yang dia maksud adalah WPS.
Jadi jika dia berhubungan seks dengan WPS, dia dapat tertular
95
96
97
98
4.4.
99
Dalam http://sejarahblambangan.blogspot.com/2013/03/sekilas-tentanglokalisasi-banyuwangi.html
24
25
100
101
102
http://kbbi.web.id/lokalisasi
103
dari itu dalam tulisan ini, rumah karaoke akan dipersempit maknanya
sebagai istilah yang merujuk pada rumah prostitusi.
Ada dikotomi antara kerja baik dan kerja tidak baik yang
tertanam dalam benak masyarakat yang terkait dengan bisnis
prostitusi di Benjina. Hal tersebut secara tidak langsung mengacu
kepada dikotomi antara moral dan amoral. Jika perempuan yang
berprofesi sebagai WPS dianggap sebagai representasi perempuan
tidak baik-baik, maka representasi perempuan baik-baik dapat dilihat
dalam sosok perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumahtangga.
Profesi tersebut dipandang mewakili sosok perempuan setia, yang
mengabdi kepada suami serta memiliki andil besar kepada perawatan
anak-anak mereka.
Tidak jarang, masyarakat juga menyinggung kisah tentang
adanya perang dingin antara WPS dan ibu rumahtangga. Para ibu
rumahtangga berupaya keras untuk menjauhkan suaminya dari
pengaruh buruk para WPS, memastikan suami mereka setia terhadap
janji pernikahan yang mereka buat dengan memastikan tidak ada
hubungan khusus di antara suami mereka dengan WPS manapun di
Benjina. Kunjungan ke rumah karaoke memang bukan tolok ukur yang
dapat ditetapkan kepada laki-laki yang dianggap telah melakukan
transaksi seks dengan WPS. Minum bir atau sekedar mengobrol
dengan WPS adalah aktivitas lain yang dapat dilakukan di rumah
karaoke selain melakukan transaksi seks.
Walaupun pelanggan utama WPS adalah para ABK asing
namun laki-laki Benjina pun banyak yang menjadi pelanggan rumah
karaoke. Seperti yang ditegaskan sebelumnya, menjadi pelanggan
bukan berarti melakukan transaksi seksual dengan WPS, tetapi bisa
juga mengkonsumsi miras. Laki-laki Benjina yang peneliti tekankan di
dalam tulisan ini bukan hanya terbatas pada laki-laki dari etnik Aru
104
Jika ingin merumuskan siapa orang asli Benjina, maka dalam konteks lokal orang
yang dianggap sebagai orang asli Benjina adalah 4 marga yang memiliki hak ulayat.
105
masyarakat, tetapi menariknya justru dari germo atau WPS itu sendiri.
Seperti yang dikatakan oleh AC (40 tahun), salah satu germo yang
berdarah Tepa.
ya mereka-mereka ini (para WPS) kan sebetulnya kerja tidak
baik to. Ya saya kadang juga berharap mereka bisa keluar lalu
kerja baik-baik. Kan saya kasihan juga mereka perempuan tapi
kerja seperti itu to..
106
107
108
109
4.5.
Secara kuantitas tidak diketahui jumlah pasti tenaga kerja asing tersebut, jadi
penyebutan banyak memang bersifat relatif. Namun dapat dibayangkan jika
puluhan kapal pencari ikan berukuran besar diisi oleh ABK asing setidaknya 20 orang
maka jumlahnya sudah ratusan.
110
111
29
Tekong adalah sebutan untuk nahkoda kapal. Istilah tersebut kemungkinan berasal
dari Bahasa Melayu karena dijumpai dalam KBBI, tekong berarti nahkoda, juragan
(kkbi.web.id/tekong)
30
Trip kemungkinan besar berasal dari bahasa inggris yang berarti perjalanan. Dalam
konteks percakapan di atas pun, trip juga diartikan sebagai perjalanan yang
dilakukan kapal saat mencari ikan. Lamanya sekitar 2 atau 3 bulan untuk satu kali
trip.
112
Status WPS dalam hal ini bersifat subyektif karena sebagian besar dari WPS yang
telah melakukan kawin kontrak dan tinggal di luar rumah karaoke, merasa tidak lagi
berstatus sebagai WPS.Di luar trend perilaku kawin kontrak tersebut ada juga yang
melakukan promiskuitas yang berdasarkan perasaan suka sama suka, dan hal itu
bukan hanya dilakukan oleh WPS atau ABK asing, tetapi juga masyarakat lokal.
113
114
dengan tekong asing, terutama dari Thailand, walaupun ada juga yang
dilakukan dengan ABK asing32. Maka dari itu janganlah heran jika
banyak ditemukan anak-anak hasil dari kawin campur antara
perempuan Indonesia (baik Jawa atau Aru), dengan laki-laki Thailand
(atau ABK asing dari negara lain) yang berlalu lalang di Benjina.
Promiskuitas, kumpul kebo, atau hubungan seks yang dilakukan
tanpa pernikahan nampaknya sudah menjadi hal yang dianggap biasa
kini. Ada pergeseran nilai atau norma di Benjina. Dahulu ketika DGS
belum masuk ke Benjina, praktik semacam itu menjadi hal yang jarang
ditemui. Adat Suku Bangsa Aru melarang keras adanya bentuk
perzinahan karena dianggap sebagai perbuatan amoral. Sanksinya pun
tidak main-main, yaitu berupa sanksi denda dan sanksi sosial.
Bergesernya nilai tersebut dimungkinkan juga karena pengaruh besar
bisnis prostitusi yang secara tidak langsung telah memberi contoh jika
komitmen untuk hidup bersama antara laki-laki dan perempuan juga
bisa dilandasi oleh kepentingan bisnis atau uang, dan bukan melulu
karena perasaan cinta kasih.
Ketika ada WPS yang akan melakukan kawin kontrak dan keluar
dari rumah karaoke, maka persetujuan dari germo merupakan suatu
keharusan. Dari sudut pandang laki-laki yang mengeluarkan WPS dari
rumah karaoke, peristiwa semacam ini biasa disebut dengan kasih
keluar. Konteks kasih keluar tidak hanya berlaku untuk WPS yang
akan keluar dari rumah karaoke untuk melakukan kawin kontrak,
tetapi juga WPS yang keluar dari rumah karaoke karena akan tinggal
bersama dengan pasangan mereka (baik kekasih maupun suami).
32
Perlu dibedakan antara tekong asing dengan ABK asing. Tekongasing adalah
pimpinan dari ABK asing. Tekong asing selalu berkebangsaan Thailand, sdangkan
ABK bisa berasal dari Thailand, Myanmar, dan Kamboja. Meskipun sama-sama orang
asing, namun Tekong adalah sosok yang dipandang memiliki kuasa serta uang
melebihi para ABK.
115
Pihak laki-laki yang akan kasih keluar WPS dari rumah karaoke
harus menebus sejumlah uang kepada germo tempat WPS tersebut
bekerja, termasuk hutang-hutang ke pihaknya33. Hal ini dilakukan agar
germo tidak mengalami kerugian secara finansial akibat kepergian
salah satu pekerjanya. Keluarnya WPS dari rumah karaoke juga harus
diketahui oleh pihak RT dan polsek setempat. WPS tersebut akan
didata dan dicatat juga dengan siapa mereka akan melakukan kawin
kontrak. Jika diketahui bahwasanya laki-laki yang telah kasih keluar
WPS dan selanjutnya berniat untuk mengajak kawin adalah laki-laki
asing, maka pihak kepolisian akan berupaya memberi pengertian
tentang resiko yang akan didapatkan jika mereka memutuskan untuk
menjalin hubungan dengan warga negara asing. Hal tersebut seperti
yang dikatakan oleh BO;
polisi akan mendata dan memberi tahu apa sih resikonya kalau
mereka kawin dengan orang asing. Kalau tidak punya anak sih
nggap apa-apa ya, tapi kalau sampai ada anak itu yang bikin
repot. Nanti status anaknya bagaimana, apa lagi nanti kalau
bapaknya pulang ke negaranya bagaimana, dan sekarang ternyata
itu terjadi betulan kan. Orang Thailand, Birma banyak yang punya
anak di sini, besok mereka pulang semua, lalu itu anak-anaknya
bagaimana
Tidak semua hubungan kawin kontrak antara WPS berakhir dengan keluarnya WPS
dari rumah karaoke. Ada sebagian kecil WPS yang tetap tinggal di rumah karaoke
meskipun dia telah melakukan kawin kontrak dengan orang asing. Hal tersebut
terjadi karena rumah karaoke tersebut juga merangkap fungsi sebagai rumah sewa
(kos)
116
dari usia mereka yang telah lanjut. Jauh dari keluarga dan bekerja
dengan beban yang berat tampaknya membuat mereka
membutuhkan hiburan untuk mengusir penat dan sepi. AM, seorang
WPS pernah bercerita jika kebanyakan pelaut yang jauh dari keluarga
sering kali berbuat demikian.
nggak cuma orang Thailand mbak yang kayak gitu. Lha nggak
usah jauh-jauh, orang sini lho.. kalau habis melaut misal sebulan,
dapet uang ya terus main ke sini. Kan habis kerja berat to mbak.
Ada yang bilang kan kalok kerja kayak gitu nggak ada istirahatnya.
Tiap hari liatnya laut sama ikan hahahaha.. makanya udah
nyampek daratan, punya uang ya udah cari hiburan. Sini kan
hiburannya ya cuma kayak gini ini kan mbak. Cuma biasanya kalok
orang sini yang main sama pramuria ya yang duda atau masih
jomblo mbak. Kalok yang dah punya anak istri itu paling
sembunyi-sembunyi
117
4.6.
118
119
sumber air yang dapat diakses. Hal tersebut bertambah parah karena
sumber daya listrik pun relatif sulit didapatkan karena harus
bergantung pada adanya mesin genset dan bahan bakar minyak.
Imbasnya jika ada pasien yang harus rawat inap karena sakit atau
melahirkan, penanganannya akan tidak maksimal.
Sebagian besar pasien yang akan melahirkan akhirnya akan
dirawat di klinik praktek swasta milik Kepala Puskesmas yang terletak
di Benjina Trans. Masalah pun tidak terhenti sampai di situ, karena air
masih tetap saja sulit didapat bahkan di saat darurat sekalipun. Kepala
Puskemas Benjina berbagi cerita tentang pengalamannya.
ini kan saya punya klinik kan sering ada pasien melahirkan to kak,
nah ini kan sudah dalam kedaaan darurat. Di puskesmas kan tahu
sendiri bagaimana to susahnya kalau ada pasien rawat inap. Nah
pasien melahirkan kan pasti butuh air. Eeh saya setengah mati
minta air sama tete RA itu tetap tidak bisa kak. Katanya tunggu
giliran. Mau tunggu giliran bagaimana?! Ini ada pasien yang
darurat butuh air ini! Saya marahi dia tapi dia tetap tidak kasih.
Saya bilang saya bayar mahal saya juga mau. Anehnya di lokasi
(rumah karaoke) itu lancar sekali! Saya marah sekali! Belum lagi
kalau malam pasien tidak bisa istirahat karena suara musik dari
lokasi (rumah karaoke) itu kan keras sekali to kak
120
WPS yang keluar dari rumah karaoke dan tinggal bersama dengan
suami kontrak atau kekasihnya34, maka secara syah dia dianggap tidak
memiliki majikan dan secara administratif dia tidak lagi tercatat
sebagai seorang WPS. Mengapa demikian? Alasan pertama, karena dia
telah keluar dari rumah karaoke dan telah menikah. Alasan kedua,
dia tidak lagi memiliki kartu kuning, yaitu kartu identitas khusus yang
dikeluarkan aparat kepolisian dan pemerintah yang hanya
diperuntukkan untuk perempuan yang bekerja di rumah karaoke. Jadi
dapat dikatakan, status WPS berubah menjadi bukan WPS dan
menjadi masyarakat biasa karena 2 hal tersebut.
Tetapi apakah secara sosial peralihan status tersebut
dimungkinkan jika hanya karena alasan berada di dalam atau di
luar rumah karaoke? Ternyata tidak. Bagi Kepala Puskesmas Benjina
hal tersebut justru merupakan kerugian besar jika ditilik dari kaca
mata kesehatan.
kalau menurut beta kak, itu justru lebih berbahaya. Bagaimana
kita orang kesehatan bisa kontrol kesehatan mereka, iya kan kak?
Mereka sudah di luar sudah tidak merasa jadi pramuria tapi
sebenarnya mereka masih berbuat hal yang sama dengan WPS
yang ada di rumah karaoke. Sekarang mau cek mereka punya
kesehatan, mereka punya darah.. bagaimana? Nanti kalau kita
34
Ada perbedaan antara perilaku kawin kontrak dengan perilaku hidup bersama
tanpa pernikahan (kumpul kebo). Kawin kontrak hampir dapat dipastikan hanya
dilakukan oleh seorang perempuan (WPS atau bukan WPS) dengan laki-laki asing.
Relasi tersebut terjalin berdasarkan hubungan yang saling menguntungkan, yaitu
pertukaran seks dan materi. Hanya saja, pertukaran tersebut dilakukan secara
eksklusif, yaitu melibatkan diri pasangan tersebut saja karena mereka terikat oleh
perjanjian sebagai pasangan kawin yang semu. Sedangkan perilaku hidup bersama
tidak hanya terbatas pada WPS dan ABK asing. Masyarakat lokal pun didapati
melakukan praktek tersebut. Hal yang membedakan dengan kawin kontrak adalah
komitmen untuk hidup bersama biasanya bermula dari perasaan suka sama suka,
bukan bisnis. Oleh karena itu juga, perilaku kawin kontrak didominasi oleh para
tekong yang secara ekonomi memang dianggap kaya raya.
121
WPS yang telah keluar dari rumah karaoke justru akan luput
dari berbagai pengawasan kesehatan yang dilakukan dinkes serta
puskesmas. Dinkes Kab. Kepulauan Aru memang memiliki program
pengambilan sampel darah dan pemberian kondom secara gratis di
seluruh rumah karaoke yang ada di Benjina. Hal tersebut dilakukan
untuk memonitor persebaran IMS yang tinggi di Benjina35. Puskesmas
Benjina sendiri memiliki program bulanan berupa papsmear yang
dilakukan oleh salah satu bidan yang membawahi bidang HIV/AIDS,
yang dilakukan ke semua WPS di setiap rumah karaoke di Benjina.
Istilah papsmear sebenarnya adalah istilah yang digunakan
secara pribadi oleh peneliti, karena petugas kesehatan dan semua
personil di rumah karaoke (baik WPS maupun germo) lebih awam
menyebutnya dengan korekan. Istilah tersebut mengacu pada
aktivitas mengorek bagian dalam alat vital perempuan dengan suatu
alat yang dilakukan oleh bidan. Pengorekan tersebut bertujuan untuk
memeriksa kebersihan organ vital dan memeriksa apakah ada
penyakit kelamin yang diderita WPS. WPS yang diperiksa kebersihan
alat vitalnya dikenakan biaya antara 50 ribu-100 ribu rupiah. Ada pro
dan kontra tentang penetapan biaya tersebut. Ada yang
35
Pada mulanya program tersebut dibiayai oleh dana dari Global Fund, sehingga
dapat dilakukan secara rutin. Namun ketika Global Fund sudah tidak lagi membantu,
program tersebut tersendat-sendat karena alokasi dana yang terbatas. Pada tanggal
27 Mei 2015 dilakukan pengambilan sampel darah yang pertama di Benjina pada
kurun waktu tahun 2015. Sebelumnya dilakukan pada akhir tahun 2014.
122
123
124
125
BAB V
SASI ADAT SEBAGAI SEBUAH REKOMENDASI
Rumah karaoke yang secara kasar dapat disebut juga sebagai
rumah bordil, adalah rumah yang menyediakan setidaknya 4 hal di
bawah ini;
1. Rumah karaoke menyediakan fasilitas pelampiasan hasrat
laki-laki yang masih berstatus belum berkeluarga, terpisah
dari istri/pasangan, atau laki-laki yang membutuhkan
pelampiasan dari masalah dan kejenuhan rumahtangga
yang membelit mereka
2. Rumah karaoke menyediakan tempat bernaung serta akses
yang besar, berupa kemudahan mencari uang untuk
perempuan-perempuan miskin, patah hati, pencari jati diri,
atau bahkan perempuan yang menyimpan dendam kepada
kaum laki-laki
3. Rumah karaoke, tidak dapat dipungkiri juga menyediakan
akses ekonomi secara langsung maupun tidak langsung
kepada pihak lain yang menggantungkan sendi-sendi
perekonomian mereka kepada keberadaan rumah karaoke,
WPS, dan pelanggannya
4. Rumah karaoke, juga menjadi salah satu rumah yang
diwaspadai masyarakat sebagai tempat di mana
perempuan dengan HIV/AIDS berada. Mereka dianggap
sebagai pihak yang menyebarkan virus mematikan tersebut
Keempat hal di atas adalah gambaran bagaimana rumah
karaoke berfungsi dan dimaknai oleh masyarakat di sekitar Benjina.
Poin ketiga (3) adalah poin yang paling meresahkan masyarakat
melebihi poin keempat (4). Ketika riset yang peneliti lakukan hampir
usai pada awal bulan Juni 2015 lalu, masyarakat Benjina sedang
dilanda kekhawatiran tentang nasib perekonomian mereka di masa
126
127
128
129
130
DAFTAR PUSTAKA
Chin, James MD. 2009. Manual PemberantasanPenyakit Menular. Jakarta.
CV Infomedika
Oraile, Nus. Data Sejarah Gereja Benjina (Catatan Pribadi). Tidak ada tahun.
Tidak diterbitkan.
Mcclure, Laura dan Christopher A. Faraone. 2006. Prostitutes and
Courtesans In The Ancient World. The University Of Wisconsin Press 2006.
Mudjijono. 2005. Sarkem Reproduksi Sosial Pelacuran. Yogyakarta. Gadjah
Mada University Press.
Profil Desa Benjina Tahun 2013
Sudoyo dkk, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta.
PusatPenebitanDepartemenIlmuPenyakitDalamFakultasKedokteranUniversit
as Indonesia.
Truong, Thanh-Dam. 1992. Seks, Uang, dan Kekuasaan; Pariwisata dan
Pelacuran di Asia Tenggara. Jakarta. LP3ES
WEBSITE
http://www.artikellingkunganhidup.com/perbedaan-air-tercemar-dan-airtidak-tercemar.html
http://www.depkes.go.id/article/view/15041700001/dengan-nusantarasehat-meningkatkan-mutu-puskesmas.html
http://www.depkes.go.id/article/view/14010200010/situasi-dan-analisis-asieksklusif.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pela
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Datuk
http://kbbi.web.id
131
www.kepulauanarumaluku.blogspot.com
http://www.medkes.com/2015/02/gejala-penyebab-pengobatansplenomegali.html
http://www.menshealth.co.id/nutrisi/nutrisi.umum/manfaat.buah.dan.sayu
r/003/002/104
http://sejarahblambangan.blogspot.com/2013/03/sekilas-tentang-lokalisasibanyuwangi.html
132
Indeks
A
adab pergaulan
74, 142
agama
19, 20, 36, 44, 54, 55, 57, 58, 74, 78, 79, 141, 142, 145
agen
4, 13, 179
air Baya
81
air mandi sembilan
67
air Meruyan
81
air Palungsur
81
air pasang
24, 25, 32, 40, 46, 49, 55, 68, 71, 127
Air penawar kelalah
163
air Singgugut
81
air sungai
21, 25, 38, 40, 42, 50, 87, 120, 125, 127, 130, 131, 175, 181
air Yasin
81
AKB
3
AKI
2, 8, 160, 161
angka kecukupan energi
164, 167
ani-ani
51
APBD
103, 104
Archer
3, 13, 168, 172, 207
ASI
138, 162, 168, 176
Asset Based Community Development
183
Atap daun nipah
47
atap seng
47
atap sirap
47
B
bahan makanan panas dingin
77
bahasa
4, 19, 20, 28, 42, 62, 81, 83, 91, 92, 93, 98, 100, 119, 122, 145, 168, 177
bahasa Banjar
19, 91, 92, 93
bahasa Berangas Bakumpai
91
Bakul bamban
101
Bakumpai
19, 59, 75
baligh
63
banang lawai
61
Banjarmasin2, 14, 15, 19, 23, 27, 33, 35, 37, 53, 57, 68, 69, 107, 148, 165, 166, 176,
208, 210
Baraki
19
133
Barangas
19
basuhan
125
batianan
145, 147
beayun shalawat
95
beban kerja domestik
74
bersalin 2, 3, 6, 7, 8, 10, 12, 59, 62, 82, 107, 115, 116, 117, 133, 135, 139, 141, 145,
147, 148, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 155, 156, 158, 159, 160, 162, 164, 166, 169,
174, 175, 176, 177, 178, 179, 182, 183, 185
betimung
64, 65
bidan kampung
59, 60, 61, 62, 67, 79
Bourdieu
4, 13, 168, 173, 207, 209, 210
buah talipuk
123
Bubuhan
73, 199
budaya 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 18, 20, 37, 38, 80, 93, 102, 125, 145, 160, 168,
169, 172, 174, 175, 177, 178, 180, 182, 184, 185, 186, 187
budaya kesehatan
6, 9, 93, 172, 186
budaya makan
173
Budaya sungai
37
Bugis
18, 23, 27, 75, 155
buruh tani
50, 51, 52, 53
C
cacapan
Community Capacity building
Community development
D
dahan pacar
86
darah meruyan
82, 153, 162, 198
data kesehatan penduduk
117
daun beluntas
120, 153
daun jeriangau
60
daun kaca piring,
76
daun ribu-ribu
60, 61, 77
Dayak
18, 19, 20, 27, 28, 92, 94, 176, 208
desa Podok 7, 8, 9, 10, 13, 19, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 32, 39, 44, 45, 48, 50, 58, 69,
70, 71, 91, 99, 100, 108, 109, 114, 116, 130, 132, 133, 134, 138, 146, 150, 169, 174,
177, 181, 183, 184, 185, 188, 211
diare
42, 119, 120, 127
134
E
eklamsia
ekologi
emik
etik
etnis Banjar
etnografi.
evidence-based policy making
F
fasilitas kesehatan
G
galam
30, 31, 71, 200
garing
76, 92
gizi 3, 5, 91, 103, 107, 109, 110, 146, 168, 173, 175, 176, 179, 181, 182, 183, 185,
201
gizi kurang
5
H
habitus
hadrah shalawat
hanta atau payau
hantu kuyang
haul
health seeking behavior
hepatitis
hipertensi
hybrid
135
I
ikan asin
imunisasi
infeksi
informan kunci
infrastruktur
intrusi air laut
IPKM
isap buyu
J
jalan 15, 16, 20, 21, 24, 30, 31, 32, 33, 40, 45, 46, 71, 72, 109, 134, 143, 145, 150,
181
jamban
26, 45, 126, 127, 130, 181
jelaga
163, 171
jembatan.
24, 35
jimat
6, 80, 83, 85, 86, 87
jukung/sampan
29, 33
K
Kabupaten Banjar
1, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 23, 44, 69, 102, 104,
105, 106, 107, 108, 133, 134, 180, 185, 186, 188, 207, 209, 210
kain warna kuning
85, 96
Kalimantan Selatan
1, 2, 8, 14, 16, 17, 18, 64, 81, 94, 96, 97, 99, 107, 108, 188,
208, 209
kambar banyu
152
kampung waluh
28
kapal kelotok
22, 24, 25, 28, 29, 33, 42, 63, 76, 87, 109, 113, 122, 155
kapur
84, 85, 119
kayu lanan
47
kayu ulin
30, 32, 46, 47, 48, 49, 205
KB 103, 115, 117, 132, 137, 139, 144
kebiasaan merokok
129
Kecamatan Aluh-Aluh
7, 8, 9, 10, 21, 42, 43, 44, 188, 207, 208
kehamilan 1, 12, 63, 66, 81, 113, 115, 117, 136, 137, 139, 140, 143, 144, 145, 146,
147, 148, 152, 155, 162, 165, 166, 182, 199, 203
KEK
2, 3, 146
136
kelalah 8, 158, 159, 160, 161, 163, 165, 166, 167, 169, 170, 171, 174, 182, 183, 185
kelalah gawian/pekerjaan
160
kelalah lakian
160
kelalah makanan
160, 163
kelas ibu hamil
10, 132, 140, 141, 146, 147, 152, 156, 158
kematian ibu
2, 9, 107, 144, 149, 150, 151, 152, 180, 181
kepercayaan 5, 7, 8, 12, 55, 85, 87, 93, 119, 134, 139, 148, 158, 168, 169, 172, 173,
174, 177, 178, 181, 183, 185
kepuasaan layanan
108
Kesehatan Ibu dan Anak
7, 8, 131
KIA
7, 8, 9, 131, 132, 133, 140, 181
kolam penampungan
38
kolostrum
139
kompa banih
51
komponen makanan
5
konsep panas dingin
76
konsep selamat
78
kota seribu sungai
14
kunyit
61, 84, 85, 119, 120, 154
L
layanan kesehatan
lebu kuning/labu kuning
luka perineum
M
makam keramat
55
makanan5, 7, 49, 55, 56, 57, 64, 69, 77, 87, 89, 90, 91, 101, 122, 125, 129, 158, 159,
160, 161, 163, 164, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176, 177, 182,
183, 185, 199
mamalas bidan
60, 61
mandi baya
66, 67, 82
mandi tujuh bulan
66, 67, 81
mangatam
51, 53
Martapura
15, 16, 20, 57, 58, 210
masa tanam
40, 51, 52, 53, 54, 119
melahirkan 2, 6, 7, 8, 9, 54, 59, 60, 62, 67, 82, 103, 106, 115, 116, 135, 145, 147,
148, 149, 150, 151, 153, 159, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, 171, 174,
177, 181, 182, 185, 186, 198, 202
137
memalai/menyemai
menstruasi.
menu makan
minyak oles
mitos
modal budaya
modal sosial
musik Panting
40
63
87, 90, 138, 166
83
6, 173, 202
115
6, 72, 180, 187
96, 97
N
narkoba
nelayan
nifas
nipah
35, 129
9, 50, 89
82, 107, 147, 153, 176, 183, 198, 203
27, 29, 39, 47, 48, 64, 204
O
Ojek kapal kelotok
orang bahari Bakumpai
33
27, 28, 59
P
padi
39, 40, 41, 50, 51, 52, 53, 73, 127
pantang makan 5, 8, 9, 12, 141, 160, 161, 164, 166, 169, 173, 174, 177, 178, 182
pasang ganal
40
Pembakal 26, 31, 35, 36, 41, 49, 50, 51, 63, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 88, 113, 141,
142
pemetaan sosial
186
penambaan
79, 80, 116, 119, 150, 163
pendidikan
15, 24, 36, 42, 44, 72, 73, 74, 75, 144, 150, 173
pengajian burdah
71, 72
pengetahuan4, 7, 10, 91, 93, 134, 152, 169, 170, 171, 174, 175, 177, 178, 179, 183,
205
Pengolahan makanan
161
penyakit 3, 5, 10, 11, 12, 42, 55, 67, 76, 79, 81, 83, 84, 85, 86, 99, 103, 111, 114,
116, 118, 119, 120, 121, 122, 125, 159, 170, 175, 176, 204
Penyakit Menular
7, 8, 119
Penyakit Tidak Menular
7, 8, 119
penyembuh tradisional
9, 27, 55, 78, 79, 80, 82, 115, 148, 175, 180, 181
138
perdarahan
2, 9, 149, 150, 165, 181
Perilaku Hidup Sehat dan Bersih
7, 8
perilaku kesehatan
7, 118, 119, 177, 187
Perkawinan antar etnis
75
permukiman
29, 30, 32, 37, 38, 126
pernikahan dini
12, 75, 142, 143, 145, 147, 181
persalinan 2, 9, 12, 59, 61, 63, 80, 82, 115, 116, 132, 134, 135, 141, 147, 149, 150,
152, 153, 154, 155, 156, 162, 164, 167, 175, 181, 182, 204, 207
persepsi gender
75, 143
petani
9, 40, 50, 101
PHBS
7, 8, 12, 124, 125, 181, 209
Pidara
83, 204
piduduk.
61
PM
7, 8, 119
PMT
136, 137, 138
PNPM
31, 71
Podok 9, 22, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 42, 43, 44, 49, 54, 57, 69, 71,
75, 79, 91, 95, 99, 113, 115, 122, 124, 127, 131, 132, 133, 134, 135, 138, 155,
158, 173, 188, 204, 207, 208, 209
Podok Darat
27, 66, 95, 138
Podok Tengah
27, 30, 32, 35, 36, 75, 79, 138
pola konsumsi
9, 168
Pola makan
87, 177
pola tempat tinggal
45
PONED
106, 109
post partum
5, 176
Posyandu
10, 106, 132, 136, 137, 138, 139, 155
Potensi budaya
184
profil kesehatan
2, 12
promosi kesehatan
103, 106, 115, 141, 185, 186, 187
PTM
7, 8, 119, 122
pucuk daun jambu biji
120
Puduk
29, 204
pupur dingin
77, 154
purposif
10
Puskesmas 9, 10, 12, 21, 22, 24, 106, 108, 109, 110, 111, 112, 115, 117, 119, 120,
121, 136, 147, 150, 151, 180, 188
Pustu
10, 49, 113, 114, 115, 116, 117, 131, 136, 138, 140, 155, 166
R
rekayasa sosial
185, 186
139
Riskesdas
ritual life cycle
RPJMD
rukun kematian
rumah panggung
1, 107
55, 80
16, 102, 209
34, 35
24, 26, 48, 49, 114
S
Sakajarak Sakamangkok
27, 43
sakit 3, 4, 7, 10, 11, 76, 79, 80, 81, 82, 83, 85, 86, 87, 92, 112, 113, 115, 118, 119,
120, 121, 122, 123, 127, 129, 138, 154, 158, 159, 166, 171, 175, 181, 182, 183,
200, 202
Sasirangan
97, 99, 204, 210
sawah pasang surut
40, 41, 51
sehat 3, 4, 7, 10, 11, 60, 61, 76, 82, 84, 86, 102, 103, 106, 124, 126, 127, 138, 140,
150, 151, 164, 165, 168, 175, 177, 180, 183, 187
senoman
34, 95
seserahan
61, 65, 204
singgugut
82
sinoman hadrah
66, 95
sistem budaya
3
Sistem kesehatan
3
sistem sosial budaya
4, 172
snowball sampling
10
spiritualitas
54
status kesehatan masyarakat
6, 105, 111, 117, 178, 180
stroke
79, 122, 123, 130
struktur
4, 13, 46, 80, 173
struktur pemerintahan desa
70
sunat perempuan
62, 63
supranatural
9, 58
T
tacit knowledge
178
tajuk
41
tali haduk
59, 60
tampung tawar
60, 198, 203
Tasmiyah
62, 205
tawas
42, 130, 131, 181
tenaga kesehatan 2, 3, 63, 106, 109, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120,
140
135, 139, 140, 141, 148, 149, 150, 152, 153, 154, 164, 165, 167, 171, 175, 180, 181,
184, 185, 187
terbangan burdah
63
thick description
11
tradisi naratif
177
tradisi oral atau tuturan
177
transportasi air
33, 45, 101
tunas pisang
60, 61
V
ventilasi
48, 49
W
wilayah pesisir
wisa
WUS
23, 109
55, 87, 120, 199
2, 3, 132, 133, 209
141
GLOSARIUM
ABK asing
Aru
:
:
Benjina
Benjina Trans
:
:
Beta
Biyang
:
:
Ckran
Deng
DGS
:
:
Dobo
Dong
:
:
Dorang
Ekatoba
Falsafah 3 tungku
Fanua ngari-ari
142
A
Awak Badan Kapal asing
Kepulauan di Maluku
B
Nama desa di Kecamatan Aru Tengah
Salah satu bagian desa Benjina yang
ditempati oleh masyarakat transmigran
Saya
Dukun bayi
C
Istilah yang dipakai oleh wanita pekerja seks
di Benjina untuk menyebut hubungan
seksual yang dilakukan dengan pelanggan
D
Akronim dari kata dengan
Daya Guna Samudera DJayanti Group
Indonesia :perusahaan yang membawahi
Daya Guna Samudera
Ibukota Kabupaten Kepulauan Aru
Suatu dialek yang sering digunakan
di Indonesia bagiantimur yang bisa
berartimereka atau dia
Lihat Dong
E
Suatu tempat bersejarah di Benjina
F
Suatu kearifan lokal masyarakat
yang melibatkan agama, adat,
dan pemerintah
Kampung lama
Fukar
Germo
Hosa
Kasih keluar
Ketinting
Kondom
Kongan seli
Korkan
:
:
Kumpul kebo
Lokasi
Manakang
Manumbai
:
:
143
Melante
Nada
PBR
Pampam
:
:
Papeda
Pela
:
:
Pelacuran
Pompom
Pramuria
Promiskuitas
Rumah karaoke
RKI
:
:
Sasi
Saytian
Selly
Sinoli
:
:
:
:
144
termasuk di Benjina
Berdansa bersama, biasanya di acara pesta
N
Salah satu marga di Benjina
P
Pusaka Benjina Resources
Suatu istilah yang dipercaya berasal
dari bahasa Thailand, untuk menyebut
hubunganseksual. Istilah ini dipakai oleh
wanita pekerja seks
Makanan pokok yang terbuat dari sagu
Perjanjian adat yang bersifat
kekerabatan dan mengikat antara satu
suku dengan suku yang lain
Suatu praktek mengkomersialisasikan
tubuh mendapatkan imbalan
Makanan olahan yang terbuat dari
sagu ketela pohon dengan tekstur kering
dan keras Biasanya dihidangkan dengan
teh panas untuk melunakkannya
Istilah yang diberikan masyarakat untuk
menyebut wanita pekerja seks di Benjina
Melakukan hubungan seks dan
hidup bersama tanpa ikatan pernikahan
R
Rumah pelacuran di Benjina
Rumah Kayu Indonesia
S
Bentuk larangan atau tabu
Salah satu marga di Benjina
Salah satu marga di Benjina
Salah satu olahan sagu, berbentuk sagu
Sopi
Speedboat
Su
Suanggi
:
:
Tkong
Tete
Tete nenek moyang
Tetua adat
Tuan tanah
:
:
:
:
:
WPS
145