Anda di halaman 1dari 5

Nama : Riin Purwaning Tyas

NIM : 22020114130129
Kelas : A.14.2
1.
2.
3.
4.

Judul jurnal
Terapi Tawa Untuk Menurunan Stress Pada Penderita Hipertensi
Nama penulis
Shenia Desinta
Neila Ramdhani
Nama jurnal
Jurnal Psikologi
Volume/penerbit jurnal
Volume 40 Nomor 1, Juni 2013 : 15 27

5.

Jurnal pendukung
Pengaruh terapi tertawa terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
sistolik terisolasi di panti social budi agung kupang
Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Stres Psikologis Pada Lanjut Usia Di Panti Werdha
Kota Manado
Nama penulis
Petrus Kanisius Siga Tage
Christina Samodara ,Hendry Palandeng ,Vandri D. Kallo
Volume 3 No.2 Mei 2015

6.

Rangkuman isi jurnal


Terapi tertawa adalah salah satu altenatif yang dapat digunakan untuk menurunkan
tingkat stress dan tekanan darah yang tinggi pada penderita hipertensi. Menurut hasan &
hasan, 2009 penggunaan teknik terapi tawa yang dipadukan dengan terapi relaksasi
napas terbukti mampu meningkatkan aliran darah sebanyak 20% dikarenakan tertawa
dapat membuat otot otot tubuh menjadi rileks yang menyebabkan berkurangnya
pemecahan suatu zat kimia dalam tubuh (nitric oxide) sehingga memperlebar aliran
pembuluh darah. Dalam penelitian ini subjek pengakajian difokuskan kepada para
penderita hipertensi saja yang tidak terkena komplikasi penyakit lainnya meliputi
penderita hipertensi ringan (140-159 siastolik, 90-99, diastolic)
usia 40-60 tahun

indikasi mengalami stress sedang berdasarkan skala simtom stress


tidak mengonsumsi alcohol
tidak sedang menjalani terapi psikologis lainnya.
Mengkonsumsi obat antihypertensi
Prosedur yang dilakukan sangat terstruktur dengan baik supaya dihasilkan data yang
akurat dan memberikan efek yang signifikan bagi penderita hipertensi, dicantumkan
dalam jurnal bahwa terapi tertawa dilakukan selama 2 hari dalam seminggu dan mampu
diterapkan oleh penderita hypertensi sendiri tanpa bantuan orang lain hal tersebut
membuktikan bahwa terapi tertawa memang sangat mudah diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Berikut tahapan-tahapan kerja:
1.sesi pengenalan terapi tawa
Fasilitator menayangkan terapi tawa kepada peserta kemudian dilanjutkan dengan
pemberian teknik pernapasan dalam,teknik peregangan, dan latihan ritmis diafragma
dengan mengucapkan hohohahaha dimana merupakan pola respiratori yang telah
terasosiasi dengan tawa setelah itu dilanjutkan lagi dengan pemberian latihan tekni tawa
stimulus yang akan dilakukan selama 6 kali petemuan dengan durasi 30 menit.
Semua itu baru tahap pemanasan kemudian menginjak pada tahap gerakan tangan,
peserta diajak untuk bertepuk tangan, menurut kataria,1999 dalam jurnal ini, gerakan
tepuk tangan dapat meningkatkan rangsangan syaraf dan energy dalam tubuh.
2. sesi tawa stimulus
Terbagi atas tiga teknik tawa yaitu tawa yoga, tawa bermain dan tawa atas dasar nilainilai tertentu. Ketiga teknik tawa tersebut memiliki manfaat yang bebeda-beda, seperti
teknik tawa bermain yang diajarkan yaitu teknik tawa bantahan, milkshake dan ponsel
yang mampu memicu untuk rileksasi dan munculnya tertawa secara spontan, sedangkan
tertawa yoga sangat baik untuk kesehatan tubuh, dan tertawa yang terakhir lebih
mengutamakan pengembangan nilai positif dalam hidup sehari-hari ( nelson,2008)
Pelatihan ini dilakukan secara berkelompok.
3. pengukuran tekanan darah
Sebelum,sesudah dan setelah periode tindak lanjut
4. pengisian lembar pengamatan oleh peserta
5.latihan peregangan, pernafasan,dan pengucapan hohohahaha oleh peserta secara
mandiri.
6.latihan tawa stimulus
Melanjutkan dari pelatihan yang pertama dengan gerakan yang lengkap dan peserta
diijinkan untuk mengulangi gerakan yang mereka suka.
7. berbagi pengalaman
Hasil observasi data kuantitatif menyatakan bahwa terdapat penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolic pada subjek penelitian yang semula 142/76 mmHg saat post-test
menurun menjadi 118/71 mmHg, tetapi setelah periode tindak lanjut terdapat kenaikan

tekanan darah menjadi 125/78. Pada kelompok control pre test sebesar 138/93 mmHg,
post test,meningkat sebesar 146/96 mmHg dan pada periode tindak lanjut menurun
menjadi 141/93. Selain dari pengukuran tekanan darah terdapat teknik statistic
nonparametric terhadap selisih pre dan post test serta hasil uji Mann-Whitney yang
menyataan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap skala simtom stress dan
penurunan tekanan darah diastolic dan sistolik.
Kemuadian hasil data kualitatif dari hasil pengisian form pengamatan diri dan
pengalaman diperoleh masalah yang dialami oleh subjek meliputi:
1. Permasalahan ekonomi dan pekerjaan
2. Permasalahan keluarga
3. Keluhan-keluhan psikis dan fisik yang menyertai tekanan darah tinggi
4. Kekhawatiran terhadap tekanan darah tinggi
Subjek penelitian kebanyakan mengatakan bahwa dengan terapi tertawa mereka
merasakan kesenangan dan dampak yang positif secara fisik,emosi dan pikiran bagi
tubuh mereka, mereka menjadi bersemangat untuk melakuan aktivitas harian dan
perasaan cemas dan stress pada diri mereka berangsur-angsur mulai menurun. Rasa
pegal-pegal dan pusing yang berkurang,terapi tawa dapat mengalihkan pikiran sejenak
dari permasalahan. Selain itu juga meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta
terhadap kondisi hipertensi.
Dengan terapi tertawa melibatkan gerakan fisik yang mempengaruhi kontraksi denyut
jantung, laju pernapasan, dan gerakan anggota gerak memiliki kesamaan dengan
melakukan aktivitas olahraga( Beckman,Regier,dan Young; Kataria, 1999). Orang yang
menderita hipertensi sangat rawan sekali dengan gannguan stress, dengan adanya terapi
tertawa ini mampu untuk meningkatan pengeluaran hormone endorphin yang memiliki
fungsi untuk menghilangkan stress, mengurangi rasa nyeri serta meningkatkan imun
(Greenberg,2002)
hal ini didukung dengan jurnal lain yang melakukan penelitian pada kaum lansia yang
menderita hipertensi sistolik dengan kiteria inklusi : untuk semua penderita hipertensi
sistolik dan kriteria ekslusi: bagi lansia yang menderita penyakit selain penyakit
hipertensi sejumlah 19 lansia yang diambil memalui tenik purposive sample dengan
metode yang sama menggunakan Paired t-test menunjukkan hasil bahwa sebelum
dilakukan terapi tertawa selama 3 minggu dengan penderita hipertensi sistolik tertinngi
adalah 192 mmHg dan yang terendah 163 mmHg setelah dilakukan terapi tertawa
menunjukkan penurunan sistolik sebanyak 8 mmHg untuk yang tertinggi dan 14 mmHg
untuk yang terendah, dari hasil penelitian tersebut mampu membuktikan bahwa terapi
tawa memiliki pengaruh dalam menurunkan tekanan darah sistolik, selain itu terdapat

factor-faktor yang ditemukan menghambat yaitu faktor usia,mengonsumsi kafein dan


aktivitas yang kurang, data demografi. Menurut teori pengembangan Hayurama Sigeo
bahwa dengan relaksasi dan tertawa dapat memicu pengeluaran hormone endorphin yang
mampu menurunan tekanan darah yang meninggi dengan disertai kebiasaan hidup yang
baik dari responden.
Untuk memperkuat jurnal utama ada satu jurnal lagi yang menyatakan bahwa Hasil
penelitian yang didapatkan dari 37 responden berdasarkan tingkat stres responden
sebelum terapi tertawa

menunjukkan bahwa tingkat stres tertinggi adalah stres

sedang sebanyak 17 orang dan terendah adalah tingkat stres sangat berat yaitu
sebanyak 1 orang . Tingkat stres lansia dialami oleh lansia sebagai akibat dari
stressor berupa perubahan-perubahan baik fisik, mental, maupun sosial dalam
kehidupan

yang

dialami

lansia. Penilaian

individu

terhadap

stressor akan

mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap


stressor yang membuat stres (Safaria dan Saputra, 2009). Hasil dari pengaruh terapi
tawa terhadap penurunan tingkat stress pada lansia di panti wredha manado
menunjukkan adanya penurunan tingkat stress dari 20,76 % menjadi 15,68%. Pada saat
tertawa, 15 otot muka berkontraksi dan mendapatkan rangsangan efektif pada
sebagian besar otot mulut. Saat mulut terbuka dan tertutup, ada suatu dorongan
untuk mengisap udara yang cukup, sehingga dapat menangkap lebih banyak oksigen
Hal

ini

mempengaruhi pengeluaran

neurotransmitter

yakni hormon

serotonin,

endofrin dan melatonin yang membawah keadaan emosi dan perasaan keseluruh
bagian tubuh. Serotinin menimbulkan efek vasodilatasi pembuluh darah yang
akhirnya akan menekan peredaran O2 ke

seluruh

tubuh.

Serotonin normalnya

menimbulkan dorongan bagi sistem limbic untuk meningkatkan perasaan seseorang


terhadap
7.

rasa

nyaman,

menciptakan rasa bahagia, nafsu makan yang baik, dan

kesimbangan psikomotor.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dari berbagai jurnal penelitian
lainnya sebagai sumber pendukung, dapat diketahui bahwa terapi tawa dengan
dikombinasikan terapi rileksasi pernapasan dan gerakan otot tangan dan kaki sangat
berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi karena dengan
tertawa dapat membuat rileks sehingga memicu pengeluaran hormone endorphin yang
mampu menekan rasa stress sehingga mengurangi resiko kenaikan tekanan darah pada
penderita hipertensi selain itu penggunaan terapi tertawa dapat mengurangi penggunaan

terapi farmakologi yang memiliki efek samping apabila dikonsumsi secara berkala bagi
lansia.
8.

Manfaat untuk ilmu keperawatan dan pelayanan kesehatan


Melihat angka pencapaian yang sangat baik pada penelitian terhadap terapi tertawa

dalam mengurangi rasa nyeri, cemas, depresi dan penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi terutama pada lansia sehingga hal ini dapat diterapkan dalam proses keperawatan
untuk mengurangi tingkat rasa nyeri, cemas,depresi dan penurunan tekanan darah bagi
pasien-pasien dengan penyakit hipertensi. Terapi tertawa sangat aman apabila dijadikan salah
satu terapi nonfarmakologi untuk mempercepat penurunan tekanan darah dan terbukti
signifikan dalam menurunkan tekanan darah, serta mampu membuat penderita rileks, terbuka,
bersemangat dan mampu memperpanjang pengaruh dari obat anti hipertensi apabila penderita
mengonsumsi obat anti hipertensi. Cara penerapannyapun mudah dan gampang untuk
dipelajari sendiri.

Anda mungkin juga menyukai