Anda di halaman 1dari 6

OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKITAN DI ANTARA UNIT-UNIT PEMBANGKIT TERMAL BERDASARKAN

INCREMENTAL PRODUCTION COST YANG SAMA.


(Al Imran)

OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKITAN DI ANTARA UNIT-UNIT


PEMBANGKIT TERMAL BERDASARKAN INCREMENTAL PRODUCTION
COST YANG SAMA.
Al Imran
Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Abstrak
Artikel ini menjelaskan teknik optimasi penjadwalan pembangkitan pada sebuah pusat pembangkit
tenaga listrik yang mempunyai beberapa unit pembangkit termal. Teknik yang digunakan adalah dengan
meminimasi dan menyelesaikan fungsi-fungsi objektif berupa quadratic fuel cost function, persamaan
koordinasi, serta persamaan-persamaan dan pertidaksamaan-pertidaksamaan pembatas, dengan menganggap
bahwa semua pembangkit harus beroperasi pada incremental production cost yang sama. Dengan metode ini
dapat diperoleh berapa besar daya yang dibangkitkan oleh tiap pembangkit termal pada sebuah pusat pembangkit
untuk mensuplai sejumlah beban tertentu dengan biaya pembangkitan total paling minimum.
Kata kunci : Optimasi, Penjadwalan pembangkitan, Pembangkit termal, Incremental production cost.
Tujuan dari penjadwalan pembangkitan adalah

b.

Berdasarkan umur dari unit pembangkit, dimana

mengatur daya keluar dari masing-masing pusat

unit pembangkit yang baru (lebih efisien)

pembangkit yang ada dalam sistem atau daya keluar

dibebani sesuai dengan kapasitasnya, sedangkan

dari masing-masing unit pembangkit yang ada dalam

pembangkit yang tua memikul sisanya.

suatu pusat pembangkit, untuk mensuplai beban

Penerapan kedua prinsip di atas dapat saja tidak

tertentu

ekonomis.

sehingga

jumnlah

biaya

pembangkitan
c.

seminimum mungkin.
Selanjutnya

pembicaraan

kita

adalah

Berdasarkan prinsip Incremental Production Cost


yang sama.

penjadwalan pembangkitan dari unit-unit pembangkit

Penggunaan prinsip tersebut yang akan diuraikan

termal dalam suatu pusat pembangkit berdasarkan

pada tulisan ini, dengan penyelesaian fungsi

prinsip Incremental Production Cost yang sama.

objektifnya

Metode ini dapat pula diterapkan untuk penjadwalan

Lagrange.

menggunakan

metode

Pengali

pembangkitan dari pusat-pusat pembangkit dalam


suatu sistem yang mempunyai salauran transmisi yang

Biaya Operasi Pembangkit Termal

pendek, dimana rugi-rugi transmisi diabaikan.


Prinsipprinsip

yang

biasa

dipergunakan

Biaya operasi dari pusat pembangkit termal


adalah harga bahan bakar, gaji karyawan, biaya

untuk mengatur penjdawalan pembangkitan ialah :

pemeliharaan serta biaya-biaya komponen pendukung

a.

Berdasarkan kapasitas dari unit pembangkit,

lainnya. Penjadwalan pembangkitan secara ekonomis

dimana unit pembangkit diatur untuk memikul

dapat diamati dari hubungan antara biaya input bahan

beban sesuai dengan kapasitasnya. Misalnya :

bakar (fuel cost) dari unit pembangkit (Rp/jam)

Ada 2 unit pembangkit A dan B, dengan

dengan daya output yang dihasilkan (MW), seperti

kapasitas masing-masing 20 MW dan 10 MW.

pada Gambar 1, dimana dalam perhitungan, biaya-

Bila

biaya lain dapat dimasukkan ke dalam biaya bahan

beban

24

MW,

maka

memikul

{20/(20+10)}x24 = 16 MW, dan B memikul

bakar.

{10/(20+10)}x24 = 8 MW.

OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKITAN DI ANTARA UNIT-UNIT PEMBANGKIT TERMAL BERDASARKAN


INCREMENTAL PRODUCTION COST YANG SAMA.
(Al Imran)

dimana j = 1, 2, 3,...n,

dan

n = banyaknya data

Biaya bahan bakar


(Ci, Rp/ jam)

yang diambil. Dengan cara ini konstanta ai, bi, dan ci,
serta fungsi biaya

bahan bakar kuadratis tiap unit

pembangkit dapat diperoleh.


persamaan

(1)

terhadap

Turunan pertama
daya

dC i
= 2 c i Pi + bi ,
dPi

output,
(3)

disebut Incremental Production Cost (IPC), yaitu


Daya output (Pi, MW)

Gambar 1.

hubungan linear, yang menyatakan biaya tambahan

Kurva hubungan biaya input bahan


bakar dengan daya output yang
dihasilkan oleh unit pembangkit termal.

yang diperlukan (Rp/jam) untuk menaikkan daya


output pembangkit ke-i sebesar 1MW.
Prinsip distribusi beban yang ekonomis

Menurut Marsudi, Djiteng (2006), persamaan

antara unit-unit pembangkit termal di dalam suatu

hubungan biaya bahan bakar suatu unit pembangkit

pusat pembangkit adalah bahwa semua unit itu harus

sebagai fungsi daya outputnya, umumnya dapat

bekerja dengan IPC yang sama, dalam hal ini adalah

didekati dengan baik sebagai fungsi polinomial orde

Incremental Fuel Cost (IFC) yang sama. (Glover,

dua sebagai berikut,

2007).

Jika keluaran pusat pembangkit akan

dinaikkan, biaya tambahan (Incremental cost) dari

Ci = ai + bi.Pi + ci.Pi2

(1)

masing-masing unit yang bekerja juga harus naik,


tetapi harus tetap sama untuk semuanya.

Dimana

Ci = Biaya bahan bakar unit pembangkit


ke-i (Rp/jam)
Pi = Daya output unit pembangkit ke-i

Fungsi
Objektif
Pembangkitan

Untuk

Penjadwalan

(MW)
Seperti

ai, bi, dan ci, adalah konstanta.

diuraikan

sebelumnya

bahwa

Konstanta-konstanta ai, bi, dan ci dapat

pembicaraan kita adalah penjadwalan pembangkitan

ditentukan berdasarkan data hasil percobaan atau hasil

dari unit-unit pembangkit termal dalam suatu pusat

penelitian, yaitu dengan mengambil beberapa data Ci

pembangkit, seperti yang digambarkan pada Gambar

yang diperlukan untuk membangkitkan daya nyata

2.

sebesar Pi dari unit pembangkit ke-i selama selang

C1

waktu tertentu, dan ai, bi, dan ci dapat dihitung dari

C2

Cn

sistem persamaan,

= n.ai + bi Pj + c i Pj

P .C = a P + b P + c P ......(2)
P .C = a P + b P + c P
2

(Walpole & Myers, 1995)

P1

P2

Pn

PD
Gambar 2. Konfigurasi Unit unit pembangkit dalam
suatu pusat pembangkit

OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKITAN DI ANTARA UNIT-UNIT PEMBANGKIT TERMAL BERDASARKAN


INCREMENTAL PRODUCTION COST YANG SAMA.
(Al Imran)

Solusinya adalah dengan menyelesaikan fungsi

Pi (min) Pi Pi (max) i = 1, 2, 3, , n.

(8)

objektif dari biaya bahan bakar total Ct dan persamaan


koordinasi untuk mencari Pi, yaitu daya output yang

dimana Pi (min) dan Pi (max) adalah kemampuan daya

dibangkitkan oleh masing-masing unit pembangkit.

minimum dan maksimum yang dapat dibangkitkan oleh

Berdasarkan

persamaan

(1),

persamaan

pembangkit ke-i. Untuk medapatkan nilai Pi yang


memenuhi persamaan dan pertidaksamaan pembatas (7)

untuk Ct diberikan oleh,

dan (8) dengan suatu nilai l, dapat dilakukan dengan cara


n

C t = C1 + C 2 + .......... + C n = C i

iterasi. Pertama-tama didefinisikan suatu persamaan yang

i =1

= ai + bi .Pi + c i .Pi

sama dengan persamaan (7) dan dapat menggantikannya

(4)

sebagai persamaan pembatas, yaitu

i =1

yaitu jumlah biaya bahan bakar unit pembangkit 1,

DP ( k ) = PD - Pi

(9)

i =1

pembangkit ke-2,, pembangkit ke-n ; dan harus


minimum. Ini dipenuhi jika

(k)

Dimana k = banyaknya iterasi, dan Pi(k) adalah nilai Pi pada


iterasi ke-k. Kemudian perkirakan suatu nilai awal l(1),

dC
dC1
dC
= l , 2 = l ,......, i = l
dP1
dP2
dPi

(5)

kemudian substitusi ke persamaan (6) untuk mendapat nilai


Pi(1). Jika Pi(1) belum memenuhi pertidaksamaan dan

artinya semua unit harus bekerja pada biaya bahan

persamaan pembatas (8) dan (9), maka nilai l yang baru

bakar tambahan l yang sama atau IPC yang sama dan

dapat dicoba untuk iterasi berikutnya, yaitu iterasi ke-(k+1)

minimum.

yang besarnya

Karena itu berdasarkan persamaan (3)

diperoleh,

l( k +1) = l( k ) + Dl( k )
dC i
= 2 ci .Pi + bi = l
dPi
Pi =
ini

atau

l - bi
2 ci

disebut

Dimana Dl
(6)

DP ( k )
(Saadat, 2002)
n
1

2c i
i =1

(11)

l(k) adalah nilai yang diperoleh pada iterasi ke-k. Nilai l

dengan

persamaan

(coordination equations).

koordinasi

Persamaan pembatasnya

untuk mendapatkan nilai Pi yang baru.

Demikian

pertidaksamaan pembatas (8) dan sampai DP(k) lebih kecil

Pi = P

yang baru kemudian disubstitusi kembali ke persamaan (6)

seterusnya sampai didapat nilai Pi yang memenuhi

(equality constraint) adalah

i =1

(k )

(10)

(7)

atau sama dengan nilai tingkat kesalahan (galat) yang


diizinkan (e).

dimana PD adalah total permintaan beban atau daya total

Untuk melakukan semua perhitungan ini,

yang akan disuplai oleh pusat pembangkit ke sistem, yang

penggunaan program komputer sangatlah tepat. Untuk

harus sama dengan jumlah daya yang dibangkitkan oleh

memudahkan pembuatan program, berikut diberikan

semua unit pembangkit. Disamping itu pertidaksamaan

digram alur urutan penyelesaiaanya seperti pada Gambar 3.

pembatas (inequality constraint) yang harus dipenuhi


adalah,

OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKITAN DI ANTARA UNIT-UNIT PEMBANGKIT TERMAL BERDASARKAN


INCREMENTAL PRODUCTION COST YANG SAMA.
(Al Imran)

START

Tentukan nilai ai, bi, dan ci


Bentuk fungsi biaya bakar kuadratis
Bentuk fungsi objektif
Tentukan beban total PD
Pilih nilai awal l (k)
l (k)=l0
Hitung persamaan koordinasi
l( k ) - bi
Pi (k) =
2ci
Tidak

Tidak
(k)

Pi >
P (max)

Pi

(k)

< Pi(min)

Ya

Pi = Pi(max)

DP =PD - Pi
( K)

Dl( k )

DP ( k )
n
1

i =1 2ci

(k )

i=1

Tidak

DP(k )
Ya

l( k +1) = l( k ) + Dl( k )

Tulis nilai l, Pi, dan Ct

Ct = Ci
i =1

STOP
Gambar 3. Diagram alur urutan penyelesaian optimasi penjadwalan
pembangkitan berdasarkan Incremental Production Cost yang sama.

OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKITAN DI ANTARA UNIT-UNIT PEMBANGKIT TERMAL BERDASARKAN


INCREMENTAL PRODUCTION COST YANG SAMA.
(Al Imran)

Contoh Kasus
Fungsi suatu bahan bakar 3 unit pembangkit
termal

pada

suatu

pusat

pembangkit

(Rp

DP (1) = 975 - (87,5000 + 41,6667 + 11,1111)


= 834,7222

x
Misalkan tingkat ketelitian e yang diinginkan adalah

10.000/Jam) diberikan oleh :


C1 = 500 + 5,3 P1 + 0,004 P12

nol, maka 834,7222 >(e=0)

C2 = 400 + 5,5 P2 + 0,006 P22

Dari persamaan (11),

C3 = 200 + 5,8 P3 + 0,009 P32 , dimana P1, P2,


dan P3 dalam MW. Beban total yang harus dipikul

Dl(1) =

adalah 975 MW. Masing-masing unit membangkitkan


daya pada batas-batas : Unit 1 : 200 P1 450; Unit
2 : 150 P2 350 ; Unit 3 : 100 P3 225 .
a.

Tentukan nilai Incremental Production Cost

l(

Rp/MWh), daya output masing-masing unit


pembangkit Pi (MW) dan biaya bahan bakar total
pusat pembangkit Ct (Rp/jam), agar pusat

= 3,1632
Oleh karena itu nilai baru untuk l adalah :

l( 2) = l(1) + Dl(1) = 6,0 + 3,1632 = 9,1632 .


Proses dilanjutkan untuk iterasi kedua, diperoleh :

pembangkit beroperasi secara ekonomis.


b.

Tentukan penghematan biaya bahan bakar untuk


distribusi beban total sebesar 975 MW secara
ekonomis antara ketiga unit-unit pembangkit

P1

( 2)

P2

( 2)

P3

( 2)

seperti pada a). dibandingkan dengan distribusi


beban berdasarkan kapasitas masing-masing unit
pembangkit.

834,7222
1
1
1
+
+
2(0,004) 2(0,006) 2(0,009)

9,1632 - 5,3
= 482,8947
2.(0,004)
9,1632 - 5,5
=
= 305,2632
2.(0,006)
9,1632 - 5,8
=
= 186,8421
2. (0,009)
=

dan DP (2) = 975 (482,8947 + 305,2632 + 186,8421)


= 0,0

Penyelesaian
a. Nilai-nilai

Karena DP(2) = 0,0 = e, persamaan pembatas (9)


a1= 500 b2=5,3

c1=0,004

terpenuhi pada iterasi ke-2. Namun P1 melebihi batas

a2=400 b2=5,5

c2=0,006

atasnya yang hanya 450 MW. Karena itu ditetapkan

a3=200 b3=5,8

c3=0,009

P1 = 450 MW dan dijaga tetap konstan pada nilai itu.

Misalkan nilai awal

l (1) = 6,0; dari persamaan

koordinasi yang diberikan oleh persamaan (6), P1, P2,


dan P3 adalah

P1

(1)

P2

(1)

P3

(1)

6,0 - 5,3
=
= 87,5000
2. (0,004)
6,0 - 5,5
=
= 41,6667
2. (0,006)
6,0 - 5,8
=
= 11,1111
2.(0,009)

Jika PD = 975 MW , nilai DP

(1)

dari persamaan 9

Jadi nilai ketidakseimbangan baru untuk daya adalah


DP (2) = 975 (450 + 305,2632 + 186,8421)
= 32,8947
Dari persamaan (11)

Dl( 2) =

32,8947
1
1
+
2(0,006) 2(0,009)

= 0,2368

Dengan demikian nilai baru, untuk l adalah :

l(3) = l( 2) + Dl( 2) = 9,1632 + 0,2368 = 9,4

adalah

OPTIMASI PENJADWALAN PEMBANGKITAN DI ANTARA UNIT-UNIT PEMBANGKIT TERMAL BERDASARKAN


INCREMENTAL PRODUCTION COST YANG SAMA.
(Al Imran)

Untuk iterasi ke-3, di dapat :

P1

( 3)

= 450

P2

( 3)

9,4 - 5,5
= 325
2. (0,006)

P3

( 3)

9,4 - 5,8
= 200
2. (0,009)

24 x 365 = Rp 1.321.358.400/tahun, suatu nilai yang


cukup besar.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di
atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :

dan DP = 975 - (450 + 325 + 200) =0,0


(3)

DP

1. Perhitungan untuk penjadwalan pembangkitan

= 0,0 = e, persamaan-persamaan pembatas

secara optimum dan ekonomis dari unit-unit

telah terpenuhi dan P2, P3 masih dalam batas

pembangkit termal dalam suatu pusat pembangkit

pembangkitan yang diizinkan. Maka, pembangkitan

dapat dilakukan dengan membentuk suatu fungsi

yang optimal (ekonomis) adalah,P1 = 450 MW, P2 =

biaya bahan bakar kuadratis (quadratic fuel cost

325 MW, P3 = 200 MW dan l = 9,4 x 10000 = Rp

function).

(2)

94.000/MWh, dan biaya bahan bakar total seperti

2. Pengoperasian pembangkit termal yang hanya

yang diberikan oleh pers. (3) adalah Ct = 500 +

berdasarkan

5,3.(450) + 0,004.(450)2 + 400 +5,5.(325) +

memenuhi permintaan beban dapat tidak optimum

rating

dayanya

dalam

usaha

0,006.(325) + 200 + 5,8.(200) + 0,009.(200) =

dan ekonomis, dibandingkan jika menggunakan

8236,25 x 10000 = Rp. 82.362.500/jam

hasil

b. jika beban 975 MW di pikul oleh unit-unit

menerapkan prinsip Incremental Production Cost

pembangkit berdasarkan kapasitasnya, maka

yang sama.

penjadwalan

pembangkitan

yang

Unit 1 memikul P1

450
P1 =
x975 = 428 MW
450 + 350 + 225
Unit 2 memikul P2 =

350
x975 = 333 MW
450 + 350 + 225
Unit 3 memikul P3=

225
x 975 = 214 MW
450 + 350 + 225
Sehingga biaya bahan bakar total, adalah, Ct = 500 +
5,3.(428) + 0,004.(428)2 + 400 + 5,5.(333) +
0,006.(333)2 + 200 + 5,8.(214) + 0,009.(214)2 =
8251,334 x 10000 = Rp. 82.513.340/jam.
Oleh karena itu penghematan biaya bahan bakar total
adalah, Rp. 82.513.340/jam Rp 82.362.500/jam =
Rp 150.840/jam. Nilainya memang tidak terlalu besar,
tetapi jika dalam setahun akan menjadi : Rp 150.840 x

DAFTAR PUSTAKA
Chapra, Steven C, Ph.D & Raymond P. Canale,
Ph.D.(1995). Metode Numerik. Jilid I.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Glover, J.D. (2007). Power System Analysis and
Design. Singapore: The McGraw-Hill Book
Co, Inc.
Marsudi, Djiteng (2006). Operasi Sistem Tenaga
Listrik. Jakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Saadat, Hadi. (2002). Power System Analysis.
Singapore : The McGraw-Hill Book Co,
Inc.
Walpole, Ronald E & Raymond H. Myers.(1995).
Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur dan
Ilmuwan. Bandung : Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai