Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN L3

OSILOSKOP
A. TUJUAN
1.
Untuk mengukur besar tegangan AC dan DC
2.
Untuk mengukur besar frekuensi sinyal AC
3.
Untuk mengukur besar frekuensi sinyal AC dengan pola Lissajous
4.
Mengukur beda fase rangkaian RL dan RC dengan pola Lissajous
B. DASAR TEORI

Osiloskop merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal

listrik yang diukur akan tergambar pada layar tabung sinar katoda.
Bagian utama Osiloskop adalah tabung sinar katoda.

L
a
y
Defleksi

Electron Horisontal Vertikal

Penembak Defleksi

Gambar 1. Tabung Sinar Katode Osiloskop

Cara kerja sederhana dari tabung sinar katoda dibagi menjadi 3 tahap operasional,
yaitu :
1.
Semua penembak elektron menghasilkan berkas sinar elektron yang
bergerak sepanjang sumbu tabung.
2.
Bila plat-plat pengatur defleksi horisontal diberikan tegangan, berkas sinar
elektron akan dibelokkan dari plat negatif ke plat positif. Sedang plat pengatur
defleksi vertikal dapat membelokkan berkas sinar elektron dalam arah vertikal ke
atas atau ke bawah, bergantung pada arah polaritas tegangan, dan besar
simpangannya ditentukan oleh besar tegangan yang diberikan.
3.
Pada saat berkas sinar elektron mengenai layar flourescent,timbul berkas
cahaya pada layar tersebut. Cahaya yang menunjukkan posisi elektron ini
bergantung pada besar dan arah tegangan yang diberikan pada defleksi vertikal dan
plat defleksi horisontal.
Pada kabel/probe osiloskop terdapat dua macam penyambung yaitu
pengait(panjang) digunakan sebagai masukan positif/warna merah dan penjepit
(pendek) digunakan sebagai masukan negatif/ground(warna hitam).
Tombol-tombol dasar yang umum terdapat pada osiloskop adalah :

Inten

: Pengatur terang gelapnnya garis (trace) yang tampak pada layar

Focus

: Pengatur ketajaman trace

Volt/div

: Pengatur sensivitas penguat vertikal dalam langkah tertentu (sudah


dikalibrasi oleh pabrik pembuatnya)

Time/div

: Pengatur periode signal gigi gergaji untuk keperluan penyapuan


horisontal (horizontal sweep) agar signal yang dimasukkan ke
masukan vertikal dapat ditampilkan sebagai fungsi linier dari waktu

AC-DC-GND :Menentukan janis pengkopelan SIGNAL INPUT degan masukan


penguat vertikal dan horisontal
GND

: Terminal ground

CH1 atau X : Terminal masukan untuk penguat horisontal


CH2 atau Y : Terminal masukan untuk pennguat vertikal
Power

: tombol ON-OFF

Ext.Trig

: Terminal masukan untuk penyulutan (trigering) osilator horisontal


dari luar.

CH1-CH2-ADD-DUAL : Terminal atau mode yang digunakan pada masukan


osiloskop (terminal yang sedang aktif digunakan)

Pengkalibrasian Alat
Pengkalibrasian adalah cara yang kita gunakan agar suatu alat menjadi stabil
kembali.
Cara pengkalibrasian alat :
1.

Bila yang dikalibrasi adalah CH1, maka letakkan tombol CH1-CH2-Add-

Dual pada posisi CH1


2.
Letakan ujung dari probe (pengait) dari CH1 ke CALD (berada di bawah
layar osiloskop).
3.
Memutar

tombol volt/div pada posisi 1 volt.Atur agak kedua trace

(atas&bawah) berada pada jarak yang sama dari posisi normal/1 kotak,putar tombol
berwarna abu-abu untuk melebar-sempitkan trace
4.
Untuk kalibrasi ini jika probe yang dipasang di CALD adalah CH1.maka
tombol abu-abu dari volt/div yang diputar adalah yang berada pada CH1,begitu
pula sebaliknya.

5.

Bila yang dikalibrasi adalah CH2.maka letakan tombol CH1-CH2-Add-

Dual pada posisi CH2,lakukan langkah selanjutnya.

Contoh Pengukuran Puncak - AC :


1. Menghubungkan tegangan yang akan diukur ( dalam hal ini AFG ) ke probe
osiloskop ( CHI / CH2 )
2. Mengatur tombol AC-GND-DC pada AC
3. Bila pengukuran dengan probe CH1, dan sensitivitas 5 Volt/Div, maka :
Tegangan puncak

( Vpp ) = harga yang ditunjukkan oleh Volt/Div x simpangan

dari puncak ke puncak.

Vpp = 5 Volt/Div x 4 Div = 20 V


Jika bentuk gelombang tegangan berupa sinus, maka :

Tegangan efektif ( Vrms ) =

Vpp
2 2

Contoh Pengukuran Tegangan Puncak DC :


1. Mengatur tombol AC-GND-DC pada posisi GND. Trace menunjukkan tegangan
nol.
2. Menghubungkan tegangan yang akan diukur ke probe osiloskop ( CH1/CH2 )
3. Mengarahkan tombol AC-GND-DC pada posisi DC. Trace akan bergeser ke atas
( positif ) dan jika ke bawah berarti negative.
4. Bila pengukuran dengan probe CH1, dan sensitivitas 2 Volt/div , maka :
Tegangan DC= harga yang ditunjukkan oleh Volt/Div x pergeseran
3
2
1
0

Tegangan DC = 2 Volt/Div x 3 Div = 6 V


Contoh Pengukuran Frekuensi
Pengukkuran frekuensi diperoleh dari pengukuran periode (T).
Periode (T=1/f)=harga yang ditunjukan oleh Time/Div x jarak satu siklus pada layar
(Div).
Bila pengukuran dengan probe CH1 dan sensitivitas 0,5 ms/Div,maka :
s
T =0,5 x 103 x 4 2.103 s

1
f = =500 Hz
T

4 - DIV

Contoh Pengukuran Frekuensi dengan pola Lissajouss:


Metode ini dipakai untuk mengukur frekuensi dengan menggunakan signal yang
telah diketahui frekuensinya sebagai referensi. Dengan menggunakan perbandingan
frekuensi dapat dihitung melalui persamaan:
input horisontal
f signal dari f generator
jml .titk potong skala horisontal
f=
x
jml .titik potong sepanjang skala vertikal

Jumlahtitikpotongsepanjangskala horizontal
adalah = 3
jumlahtitikpotongsepanjangskalavertikal

adalah = 2
1

Contoh Pengukuran Beda Fase:


Beda Fase Rangkaian RC
Pada analisis rangkaian AC, R, dan Xc dinyatakan sebagai kuantitas fasor seperti
pada Gambar 3(a) di bawah ini. Sedangkan impedansi Z dinyatakan sebagai

penjumlahan fasor dari R dan Xc seperti pada Gambar 3 (b). Sehingga beda fase
dari rangkaian RC dinyatakan dengan persamaan berikut:

=tan1

X c=

( XR )
c

(3)

1
2 fC

(4)

Gambar 2. Rangkaian RC

90

Xc

Xc
a

Z
b

Gambar 3.(a) Diagram FasorRangkaian RC, (b) ImpedansiRangkaian RC

Beda Fase Rangkaian RL


R dan XL dinyatakan sebagai kuantitas fasor seperti pada Gambar 5(a) dan
impedansi Z dinyatakan sebagai penjumlahan fasor dari R dan XL seperti pada

Gambar 5(b) di bawah ini. Sehingga beda fase dari rangkaian RC dinyatakan
dengan persamaan berikut:
=tan 1

( XR )
L

(5)

X L=2 fL

(6)

Gambar 4. Rangkaian
RL

XL

XL

90

0
R
(a)

R
(b)

Gambar 5.(a) Diagram Fasor Rangkaian RC, (b) Impedansi Rangkaian RC

Pengukuran Beda FasedenganmenggunakanpolaLissajousdigunakanpersamaan:

ym
=sin1

([ yy )]
m

(7)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Osiloskop
2. Audio Frequency Generator (AFG)
3. Adaptor 220 6 V
4. Rangkaian RLC
5. Kabel Penghubung
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Pengukuran teganganAC :
1. Atur AFG pada frekuensi 50 Hz, kemudian hubungkan dengan osiloskop ke
Ch* (CHr).
2. Atur tombol AC-GND- DC ke posisi AC.
3. Atur tombol CHr-CHz-dual-Add ke posisi CHs.
4. Atur tombol Volt/DIV sehingga diperoleh amplitudo yang besar, dan
catat .............Volt/Div.
5. Hitung jumlah skala (Div) vertikal dari puncak ke puncak.
Pengukuran frekuensi:
6. Atur Time/Div sehingga diperoleh panjang gelombang yang besar, dan
catatms/div
7. Hitung jumlah skala (Div) horisontal untuk satu siktus (satu gelombang)
Pengukuran tegangan DC:
8. Lepaskan hubungan dengan AFc & kemudian hubungkan dengan adaptor.
9. Atur tombot AC - DC pada adaptor pada posisi DC.
10. Arahkan tombolAC-GND-DC pada posisiGND. Trace akanmenunjuk tegangan
nol.
11. Arahkan tombot pada posisi DC, trace akan bergeser ke atas (positil) atau ke
barvah lnegatit).
Pengukuran frekuensi dengan pola LisaJous :

1.
2.
3.
4.

Lakukan langkah kerja awal percobaan.


Atur Time/Div pada posisi H - in.
Hubungkan AFG ke x- input (cHl) dan adaptor pada posisi AC ke y - input (cHz).
Atur f * AFG. = 25, 50,75. dan 100 Hz. Bagaimana bentuk pola lisajous.masing-

masing, dan
berapa f - adaptor dari masing-nrasing pola ?
5. Catatan: Atur AFG sehingga gambar yang terbentuk bergerak lambat.
Pengukuran Beda fase :

1. Lepaskan semua hubungan dengan AFG maupun Adaptor, atur osiloskop seperti
langkah awal.
Buat rangkaian seperti gam_bar 6(a), atur f - AFG : l0 kHz.
Semua tombol AC-GND-DC pada kedua cha_nnel pada posisiAC.
Amati pota Lisajous yang terbentuk, catat y dan y*.
Ubah f - AFG = 50 kHz.
6. Lakukan untuk gambar 6(b).
2.
3.
4.
5.

Anda mungkin juga menyukai