A. Definisi
Sepsis
response syndrome) dengan etiologi mikroba yang terbukti atau dicurigai. Bukti
klinisnya berupa suhu tubuh yang abnormal (>38 0C atau <360 0C) takikardi; asidosis
metaboli biasanya disertai dengan alkalosis respiratorik terkompensasi dan takipneu;
dan peningkatan atau
penurunan jumlah sel darah putih.
Sepsis juga dapat disebabkan oleh infeksi virus atau jamur. Sepsis berbeda dengan
septikemia. Septikemia (nama lain untuk blood poisoning) mengacu pada infeksi dari
darah, sedangkan
sepsis tidak
hanya
terbatas
pada
darah,
tapi dapat
C. Patofisiologi
Sepsis merupakan hasil interaksi yang kompleks antara organisme patogen dan tubuh
manusia sebagai pejamu. Tinjauan mengenai sepsis berhubungan dengan patofisiologi yang
kompleks untuk mengilustrasikan gambaran klinis akan suatu hipotensi yang berat dan
aliran darah yang terbendung akibat terbentuknya mikrotrombus di dalam sistem kapiler. Hal
ini dapat menyebabkan disfungsi organ yang kemudian dapat berkembang menjadi disfungsi
dari beberapa organ dan akhirnya kematian.
Proses molekuler dan seluler dari pejamu sebagai respon terhadap sepsis adalah
berbeda-beda tergantung dari jenis organisme yang menginvasi (organisme Gram-positif,
organisme Gram-negatif, jamur, atau virus). Respon pejamu terhadap organisme Gramnegatif dimulai dengan dikeluarkannya lipopolisakarida, yakni endotoksin dari dalam
dinding sel bakteri Gram-negatif, yang dikeluarkan saat proses lisis. Organisme Grampositif, jamur dan virus memulai respon pejamu dengan mengeluarkan eksotoksin dan
komponen-komponen antigen seluler. Kedua substansi tadi memicu terjadinya kaskade
sepsis yakni dimulai dengan pengeluaran mediator-mediator inflamasi .Mediator-mediator
inflamasi adalah substansi yang dikeluarkan dari sel sebagai hasil dari aktivasi makrofag.
Hasilnya adalah aktifnya sistem koagulasi dan sistem komplemen. Kerusakan utama akibat
aktivasi ini terjadi pada endotel dan menyebabkan migrasi leukosit serta pembentukan
mikrotrombus. Akibat aktivasi endotelium, terjadi peningkatan jumlah reseptor trombin
pada permukaan sel untuk melokalisasi koagulasi pada lesi tersebut. Lesi pada endotel
berhubungan dengan proses fibrinolisis yang terganggu. Hal ini disebabkan karena
berkurangnya jumlah reseptor pada permukaan sel yang diperlukan untuk sintesis dan
pemunculan molekul antitrombotik.
Pathway
Infasi Kuman,bakteri dan virus
Pelepasan Indotoksin
Perubahan ambilan
Terhambatnya
Terganggunya
dan penyerapan O2
fungsi
sistem pencernaan
mitokondria
Kontraksi jantung
Suplai 02 terganggu
menurun
Curah jantung
menurun
Sesak
turun
Reduksi darah
terganggu
Kerja sel
Gangguan
pemenuhan O2
Reflek ingin
muntah
Penurunan
Nafsu makan
sistem imun
menurun
Resiko infeksi
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Gangguan
perfusi jaringan
D. Manisfestasi Klinis
Tanda dan simptom sepsis awal cukup bervariasi dan termasuk demam, menggigil, dan
perubahan status mental dengan lethargy (kondisi sangat mengantuk dan tidak responsif) dan
malaise (merasa sangat lelah dan lemah yang tidak bisa dijelaskan). Hipotermi bisa terjadi,
juga takipnea (bernafas sangat cepat) dan takikardi. Hitung sel darah putih biasanya naik,
dan juga gula darah. Kondisi pasien bisa hipoxic.
Memburuknya sepsis menyebabkan disfungsi organ, yang bisa termasuk oliguria,
ketidakstabilan hemodinamik dengan hipotensi atau syok, asidosis laktat, hiperglisemia atau
hipoglisemia, kemungkinan leukopenia, DIC, trombositopeni, ARDS, hemorrhage saluran
cerna, atau koma.
E. Pemerisaan Penunjang
Pengobatan terbaru syok sepsis mencakup mengidentifikasi dan mengeliminasi
penyebab infeksi yaitu dengan cara pemeriksaan- pemeriksaan yang antara lain:
Kultur (luka, sputum, urin, darah) yaitu untuk mengidentifikasi organisme penyebab
peningkatan
kadar
diasosiasikan
dengan
dehidrasi,
F. Penatalaksanaan
Diagnosis dan identifikasi patogen dengan cepat:
o Identifikasi dengan cepat sumber infeksi
o Memulai terapi antimikroba yang agresif
o Penyediaan sokongan untuk kardiovaskular dan pulmonal
o Pertimbangan terapi metabolik dan terapi pendukung lainnya.
1. Terapi Antimikroba
a. Terapi antimikroba agresif dan diberikan secepatnya sangat penting pada
b. Jika dicurigai adanya sepsis yang serius, ,penggunaan kombinasi antimikroba
biasanya dianjurkan untuk memberikan efek sinergis atau aditif, untuk memperluas
cakupan, dan mengurangi kemungkinan resistensi. Antibiotik yang bisa digunakan
c.
atau
cephalosporin
generasi
ketiga
atau
keempat
dan
dan tergantung pada perfusi yang cukup serta oksigenasi darah yang cukup.
Resusitasi cairan dengan cepat sangat penting untuk mengatasi hipotensi pada sepsis.
Targetnya adalah mengembalikan perfusi jaringan dengan memaksimalkan curah
terapi standar.
f. Sebelum pemberian agen vasoaktif, sebaiknya dilakukan resusitasi cairan agresif.
Agen vasoaktif sebaiknya tidak digunakan untuk alternatif resusitasi volume.
4. Terapi Tambahan
a. Glukokortikoid bisa berguna untuk pasien dengan ARDS dan penyakti
fibrotic ketika digunakan 5-7 hari setelah onset ARDS. Penggunaan rutin
glukokortikoid pada pasien dengan sepsis atau syok tidak dianjurkan.
b. Heparinisasi untuk penanganan DIC telah dianjurkan karena perdarahan
paradoksikal disebabkan oleh kondisi hiperkoagulasi; tetapi, hanya ada
sedikit bukti klinik yang menyebutkan heparin bisa meningkatkan
keselamatan pasien.
c. Nutrisi enteral sebaiknya diberikan secepatnya pada pasien dengan sepsis
parah atau syok sepsis.
d.
G. Pengkajian
Selalu menggunakan pendekatan ABCDE.
a. Airway
-
b. Breathing
-
kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan
c. Circulation
-
kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
monitoring tekanan darah, tekanan darah
periksa waktu pengisian kapiler
pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
berikan cairan koloid gelofusin atau haemaccel
pasang kateter
d. Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis
padahal sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat
kesadaran dengan menggunakan AVPU.
e. Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat
suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
Tanda ancaman terhadap kehidupan
Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan
kegagalan fungsi organ. Jika sudah menyembabkan ancaman terhadap
kehidupan maka pasien harus dibawa ke ICU, adapun indikasinya sebagai
berikut:
-
Hyposia
Asidosis
Gangguan pembekuan
pulmonal.
H. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola pernafasan yang berhubungan dengan apnea..
Intervensi Keperawatan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Amati gas darah yang ada atua pantau tingkat analisis gas
darah sesuai kebutuhan
Japardi,
Iskandar.
2002.
Manifestasi
Neurologik
library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi20.pdf.
Shock
Sepsis.