Anda di halaman 1dari 2

Narasi Penyulutan Api Unggun

Pemimpin itu selalu sedia


Mengemban tugas mulia
Memasuki relung pengbdian sesungguhnya
Disanalah semua menunggu kiprahnya
(Pemimpin upacara memasuki arena api unggun)
Sudah seharusnya bulan menjadi pedoman
Arah dari segala arah akan memasuki dunianya
Dari yang terkecil sampai yang tak terkirakan
Berawal dari masuknya sang kehendak
(Pembina upacara memasuki arena api unggun)
Penghormatan merupakan kesantunan yang mewajib
Segala penghargaan akan berwujud sikap hormat
Sejatinya hidup adalah saling menghormati
Saat ini sampai nanti
(Penghormatan kepada Pembina upacara)
Apa yang dijalani berkehendak terealisasi
Apa yang dilakukan berwujud laporan
Apa yang diikrarkan berujung uraian
Itulah keselarasan pertanggungjawaban
(Laporan ketua panitia)
Pitutur Pembina merupakan pangkal bertindak
Kata-kata bijak menguatkan segala niat
Alam semesta memberikan keluasan
Dari arah angin sampai bergulirnya bintang
(Sambutan Pembina upacara sekaligus menutup kegiatan)
Kehormatan itu suci
Manaka mengalir dari hati

Suara lantang akan mempercepat sebuah janji


Keteguhan jiwa berawal dan komitmen diri
Inilah janji kami
(Pengucapan dasa darma)
Jika ada awal seharusnya ada akhir
Begitulah proses siklus dalam hidup
Agar tiada redup
Akhir saat ini akan menjadi awal setelahnya
Begitulah perjalanan menempuh keberhasilan
Tuhan senantiasa melindungi perjalanan hidup makhluknya
Jadilah penegak yang bisaMikul dhuwur mendhem jero
Berdoa bersama mampu mengamankan segala kehendak
(Pembacan doa)
Heningnya malam akan berubah menjadi ceriah
Binatang-binatang menjauh karena ketakutan
Inilah perlambang semangat
Perjuangan tak kan pernah patah dan padam
Rawe-rawe rantas,malang malang putung
Sembur-sembur adus ,siram-siram bayem
(Penyulutan kayu api uggun)

Anda mungkin juga menyukai