MAKALAH
Disusun oleh
Duhita Sari
201310230311359
Dwi Januar W. B.
201310230311391
201310230311410
201310230311419
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat
dan HidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Rational Emotive
Behavior Counseling . Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teori dan Teknik Intervensi Individu.
Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab 1 berisi pendahuluan yang
menjelaskan latar belakang, rumusan masalah serta tujuan dari Rational
Emotive Behavior Counseling . Bab 2 berisi pembahasan yang menjelaskan
Sejarah perkembangan Rational Emotive Behavior Counseling (REBC),
Pandangan Behavioral terhadap manusia (human nature),Manusia bermasalah
dan penyebabnya, Manusia sehat dan pendukungnya, Makna konseling menurut
Rational Emotive Behavior Counseling (REBC), Tujuan Rational Emotive
Behavior Counseling (REBC), Fungsi konselor, Peran konseli, Situasi hubungan
dalam konseling, Langkah dan teknik khusus dalam Rational Emotive Behavior
Counseling (REBC),serta Aplikasi Rational Emotive Behavior Counseling
(REBC)yang berisi uraian kasus singkat yang bisa dianalisis dan diselesaikan
menggunakan Rational Emotive Behavior Counseling (REBC). Bab 3 adalah
Penutup yang berisi kesimpulan dan saran bagi para calon konselor.
Kepada dosen kami tercinta Ibu Ribut Purwaningrum, S.Pd, M.Pd. yang
mengampu mata kuliah Teori dan Teknik Intervensi Individu, kami ucapkan
terima kasih karena telah membimbing dan mengajarkan salah satu mata kuliah
yang penting untuk kami sebagai calon Sarjana Psikologi. Kepada kelompok 12
terima kasih atas waktu, kerjasama, kekompakan, dan semangat sehingga kita
dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami buat ini bisa bermanfaat serta
menambah wawasan dan pemahaman khususnya mengenai Rational Emotive
Behavior Counseling (REBC).Amin
Malang, Maret 2015
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konseling REBT merupakan salah satu diantara pendekatan konseling
yang dipakai dalam praktik konseling individu dan kelompok.Konseling REBT
dikembangkan oleh Albert Ellis sejak tahun 1955.Albert Ellis lahir di Pittsburg,
Pensylvania tahun 1913. Sebagai seorang pakar psikologi klinis, ia memulai
karirnya dibidang konseling perkawinan, keluarga dan seks. Konseling REBT
berawal dari ketidakpuasan Ellis terhadap praktik konseling tradisional yang
dinilai kurang efisien, khususnya ancangan psikoanalitik klasik yang pernah
ditekuninya.Berdasar pada temuan-temuan eksperiman dan klinisnya, Ellis
memperkenalkan pendekatan baru yang lebih praktis yaitu konseling REBT.
Ancangan ini menjadi populer bertepatan dengan dipublikasikannya buku
perdananya Reason And Emotion In Psychotheraphy pada 1962.
Konseling REBT tergolong pada ancanagn konseling yang berorientasi
kognitif dan merupakan salah satu bentuk aktif-direktif yang menyerupai proses
pendidikan (education) dan pengajaran (teaching) dengan mempertahankan
dimansi pikiran dari pada perasaan.Oleh karena itu para konselor dan calon
konselor perlu menguasai keterampilan dan pengetahuan menerapkannya dalam
situasi konseling yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pendekatan
REBT.Konselor dan calon konselor hendaknya menguasai konsep-konsep dasar,
perkembangan tingkah laku manusia dan kondisi bagi timbulnya pengubahan
serta mampu menerapkannya dalam situasi praktek konseling.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah perkembangan Rational Emotive Behavior Counseling
2.
3.
4.
5.
(REBC)?
Bagaimana Pandangan Behavioral terhadap manusia (human nature),
Jelaskan Manusia bermasalah dan penyebabnya !
Jelaskan Manusia sehat dan pendukungnya!
Apa makna konseling menurut Rational Emotive Behavior Counseling
(REBC) ?
6. Apa tujuan Rational Emotive Behavior Counseling (REBC),
7. Apa fungsi konselor dalam konseling?
8. Apa peran konseli dalam konseling ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Sejarah perkembangan Rational Emotive Behavior Counseling
(REBC).
2. Mengetahui Pandangan Behavioral terhadap manusia (human nature).
3. Menjelaskan Manusia bermasalah dan penyebabnya.
4. Menjelaskan Manusia sehat dan pendukungnya.
5. Mengetahui
makna konseling menurut Rational Emotive Behavior
Counseling (REBC) .
6. Mengetahui tujuanRational Emotive Behavior Counseling (REBC)
7. Menegtahui fungsi konselor dalam konseling.
8. Mengetahui peran konseli dalam konseling.
9. Mengetahui situasi hubungan dalam konseling.
10. Mengetahui Langkah dan teknik khusus dalam Rational Emotive Behavior
Counseling (REBC) ?
11. Mengetahui Aplikasi Rational Emotive Behavior Counseling (REBC)?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan
Albert Ellis adalah peletak dasar konseling rasional emotif behavior atau
lebih tepatnya di sebut rasional emotive behavioral therapy ( REBT). Ellis adalah
klinisi yang memulai mengembangkan teorinya sejak 1955.Dia menysun REBT
berdasarkan hasil pengamatannya sejak 1955 bahwa banyak anak yang tidak
mencapai kemajuan karena dia tidak memiliki pemahaman yang tepat dalam
hubungannya dengan peristiwa-peristiwa yang dialami.
Secara filosofis, Ellis dipengaruhi oleh ahli-ahli filsafat terdahulu yang dipelajari.
Filsuf yang sangat berpengaruh diantara Epictetus, yang beranggapan bahwa
what disturbs peoples minds is not events but their judsment on events, yaitu
manusia itu diganggu bukan oleh sesuatu tetapi oleh pandangannya yang
mereka dapatkan dari sesuatu itu. Di kalangan Budha dan Tao ada anggpan
bahwa emosi manusia mula-mula dari pikiran manusia dan untuk mengubah
emosi itu, orang harus mengubah pikirannya ( Gilliland dkk., 1984; Gregg, 1997)
gagasan-gagasan ini selanjutnya oleh Ellis dirumuskan dalam konsep psikoterapi.
Pada mulanya Ellis berambisi menjadi novelis besar di Amerika.Pada
tahun 1934 meraih bachelors degree pada bidang Bussines Administration.
Meraih gelar MA pada Columbia University pada bidang Psikologi Klinis pada
1943 dan empat tahun kemudian gelar doctor diraih di universitas dan bidang
yang sama.
Ellis menulis lebih dari tujuh ratus artikel tentang REBT yang terbesar di
berbagai jurnal. Buku penting yang tulisan antara lain adalah Rational and
Emotion in Psychotherapy, bersama Robert A. Harper menulis A Guide Living,
Inc., (1959), Institude for Rational Emotive Behavioral Therapy (1968) di New
York serta mendirikan jurnal Rastional Living. REBT memiliki berbagai nama,
yaitu Rasional therapy, Rational emotive therapy, Semantic Therapy, Cognitive
behavior therapy dan Rational behavior training. REBT ini dalam teori-teori
konseling dan psikoterapi dikelompokkan sebagai terapi kognitif-behavior.Ellis
berpandangan bahwa REBT merupakan terapi yang sangat komperhensif, yang
menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan
perilaku.Dia termasuk ahli terapi yang berseberangan dengan penganut
humanistic.
2.2 Pandangan behavior terhadap manusia
Menurut Behavior Therapy, manusia adalah produk dan produsen
(penghasil) dari lingkungannya. Pandangan ini tidak tergantung pada asumsi
deterministik bahwa manusia adalah produk belaka dari pengkondisian
sosiokultural mereka.Manusia dipandang memiliki potensi untuk berperilaku baik
atau buruk, tepat atau salah.Pendekatan behavior berpandangan bahwa setiap
perilaku
dapat
dipelajari.
Manusia
mampu
melakukan
refleksi
atas
logis dan efisien dan tidak berhubungan dengan emosi negatif dan perilaku
penolakan diri (self-defeating).
6. Perasaan dan berpikir negatif dan penolakan diri harus dilawan dengan
cara berpikir yang rasional dan logis yang dapat diterima menurut akal yang
sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
2.3 Manusia bermasalah dan penyebabnya
Perilaku yang salah adalah perilaku yang didasarkan pada cara berpikir yang
irrasional. Albert Ellis (1994) mengemukakan indicator keyakinan yang
irrasioanal yang berlaku secara universal.Indicator-indikator orang yang
berkeyakinan irrasional tersebut sebagai berikut.
1. Pandangan bahwa sesuatu keharusan bagi orang dewasa untuk dicintai
oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan. Seharusnya mereka
menghargai diri sendiri (self-respect), dan mencintai daripada menjadi
objek yang dicintai.
2. Pandangan bahwa tindakan tertentu adalah mengerikan dan jahat, dan
orang yang melakukan tindakan demikian sangat terkutuk. Seharusnya
berpandangan bahwa tindakan tertentu adalah kegagalan diri atau
antisosial, dan orang yang melakukan tindakan demikian adalah
melakukan kebodohan, ketidaktahua, atau neurotic, dan akan lebih baik
jika ditolong untuk berubah.
3. Pandangan bahwa hal yang mengerikan jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan pada diri kita
4. Pandangan bahwa kesengsaraan (segala masalah) manusia selalu
disebabkan oleh factor eksternal dan kesengsaraan itu menimpa kita
melalui orang lain atau peristiwa.
5. Pandangan jika sesuatu itu berahaya atau menakutkan, kita terganggu dan
tidak akan berakhir dalam memikirkannya.
6. Pandangan bahwa kita lebih mudah menghindari berbagai kesulitan hidup
dan tanggung jawab daripada berusaha untuk menghadapinya
bahwa
karena
segala
sesuatu
kejadian
sangat
kuat
3.
4.
toleransi terhadap pihak lain, (5) fleksibel, (6) menerima ketidakpastian, (7)
komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya, (8) penerimaan diri, (9) berani
mengambil risiko, dan (10) menerima kenyataan.
Metode Emotif
Imajinasi rasional-emotif
Bermain peran
Latihan menyerang rasa malu
membutuhkan persetujuan orang itu dan ketika ia mencoba untuk ketiga kalinya,
ia benar-benar mulai tidak merasa malu. Dan pada kali kelima, ia mulai
menikmati latihannya.
Setelah latihan
Sebagai hasil latihannya, Chana melihat bahwa ia dapat melakukan latihan
menyerang rasa malu dengan orang-orang yang mengenal dirinya di mana ia
berbicara tentang masalah menghadapi ujiannya. Sebagai bagian dari proses ini,
Chana mengembangkan Filosofi Baru yang efektif : Persetan. Saya tidak
membutuhkan persetujuan mereka. Jadi biar saja mereka berpikir semau
mereka!.
Bab 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konseling rasional emotif behavior atau lebih tepatnya di sebut rasional
emotive behavioral therapy ( REBT). Tokoh dari REBT ini adalah Albert
dapat
dipelajari.
Manusia
mampu
melakukan
refleksi
atas
Daftar Rujukan
Latipun, 2001, Psikologi Konseling, UMM Press: Malang.
Jones, Richard Nelson, 2011, Edisi Keempat, Teori dan Praktik Konseling dan
Terapi, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.