KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan inayahNya yang diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Penyimpangan Sosial.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhirnya kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Menyimpang................................................................. 3
B. Teori Tentang Perilaku Menyimpang............................................................ 3
C. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang........................................... 8
D. Macam-Macam Atau Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang.............................. 9
E. Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang............................................................... 11
F.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak
disengaja dan yang disengaja.Diantaranya karena si pelaku kurang memahami
aturan-aturan yang ada.Sedangkan perilaku yang menyimpang yang disengaja,
bukan karena si pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk
memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan
penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Becker
(dalam Soerjono Soekanto, 1988,26), mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk
mengasumsikan hanya mereka yang : menyimpang mempunyai dorongan untuk
berbuat demikian. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia pasti
mengalami nyimpang dan dorongan untuk melanggar pada situasi tertentu, tetapi
mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud tukan
perilaku penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri
dari dorongan-dorongan untuk menyimpang.
Proses sosialisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui interaksi sosiai
dengan menggunakan media atau lingkungan sosiai tertentu. Oleh sebab itu,
kondisi kehidupan lingkungan tersebut akan sangat mewarnai dan mempengaruhi
input dan pengetahuan yang diserap. Salah satu variasi dari teori yang menjelaskan
kriminalitas di daerah perkotaan, bahwa beberapa tempat di kota mempunyai sifat
yang kondusif bagi tindakan kriminal oleh karena lokasi tersebut mempunyai
karakteristik tertentu, misalnya (Eitzen, 1986 : 400), mengatakan tingkat
kriminalitas yang tinggi dalam masyarakat kota pada umumnya berada pada bagian
wilayah kota yang miskin, dampak kondisi perumahan di bawah standar,
overcrowding, derajat kesehatan rendah dari kondisi serta komposisi penduduk
yang tidak stabil. Penelitian inipun dilakukan di daerah pinggiran kota yaitu di
Pondok Pinang Jakarta Selatan tampak ciri-ciri seperti disebutkan Eitzen diatas.
Sutherland dalam (Eitzen,1986) beranggapan bahwa seorang belajar untuk menjadi
kriminal melalui interaksi. Apabila lingkungan interaksi cenderung devian, maka
seseorang akan mempunyai kemungkinan besar untuk belajar tentang teknik dan
nilai-nilai devian yang pada gilirannya akan memungkinkan untuk menumbuhkan
tindakan kriminal.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat kami rumuskan sebagai berikut :
1.
para ahli !
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori Sosialisasi
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland dan menurut teori ini penyimpangan
bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang.
Penyimpangan didapatkan dari proses alih budaya (cultural transmission) dan dari
proses tersebut seseorang mempelajari subkebudayaan menyimpangang (deviant
subculture). Contoh teori pergaulan berbeda : perilaku tunasusila, peran sebagai
tunasusila dipelajari oleh seseorang dengan belajar yaitu melakukan pergaulan
yang intim dengan para penyimpang (tunasusila senior) dan kemudian ia
melakukan percobaan dengan melakukan peran menyimpang tersebut.
d.
Teori Anomie
oleh para anggota masyarakatnya. Selain Emile Durkheim ada tokoh lain yang
mengemukakan tentang teori anomie yaitu Robert K. Merton, ia mengemukakan
bahwa penyimpangan terjadi melalui struktur sosial. Menurut Merton struktur sosial
dapat menghasilkan perilaku yang konformis (sesuai dengan norma) dan sekaligus
perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan. Merton berpendapat
bahwa struktur sosial mengahasilkan tekanan kearah anomie dan perilaku
menyimpang karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan caracara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Merton ada lima tipe cara adaptasi individu untuk mencapai tujuan budaya
dari yang wajar sampai menyimpang, yaitu sebagai berikut :
a. Konformitas (Conformity) Konformitas merupakan sikap menerima tujuan budaya
dengan cara mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat.
Contoh : seseorang yang ingin menjadi orang kaya berusaha untuk mewujudkannya
dengan menempuh pendidikan tinggi dan bekerja keras.
b. Inovasi (Innovation) Inovasi merupakan sikap menerima secara kritis cara-cara
pencapaian tujuan yang sesuai dengan nilai budaya sambil menempuh cara-cara
batu yang belum biasa atau tidak umum dilakukan.
Contoh : seseorang yang ingin menjadi orang kaya, tetpai kedudukannya di tempat
tidak memungkinkan memperoleh gaji besar, sehingga ia melakukan jalan pintas
memperoleh rasa aman saja.
c. Ritualisme (Ritualism) Ritualisme merupakan sikap menerima cara-cara yang
diperkenalkan secara cultural, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaan, sehingga
perbuatan ritualisme berpegang teguh pada kaida-kaidah yang berlaku namun
mengorbankan nilai sosial budaya yang ada.
Contoh : seorang karyawan bekerja tidak untuk memperoleh kekayaan, tetapi hanya
sekedar memperoleh rasa aman saja.
d. Pengasingan Diri (Retreatism) Pengasingan diri merupakan sikap menolak
tujuan-tujuan ataupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah menjadi bagian
kehidupan masyarakat ataupun lingkungan sosialnya.
Contoh : para pemabuk dan pemakai narkoba yang seakan-akan berusaha
melarikan diri dari masyarakat dan lingkungan.
e. Pemberontakan (Rebeliion) Pemberontakan merupakan sikap menolak sarana
dan tujuan-tujuan yang disahkan oleh budaya masyarakat dan menggantikan
dengan cara yang baru.
Contoh : kaum pemberontak yang memperjuangkan ideologinya melalui
perlawanan bersenjata. Dari kelima tipe diatas, tipe cara adaptasi konformitaslah
yang merupakan bentuk perilaku yang tidak menyimpang, sedangkan ke-empat tipe
adaptasi lainnya termasuk dalam bentuk perilaku yang menyimpang.
Untuk memperjelas pemahaman anda mengenai tipe cara adaptasi individu
menurut Merton, perhatikan table di bawah ini :
Tipe Cara Adaptasi Tujuan Budaya Cara-Cara yang Melembaga Konformitas Inovasi
Ritualisme Pengasingan diri Pembenrontakan + + - - + - + -
Keterangan : +: sikap menerima - : penolakan : penolakan terhadap nilai-nilai
yang berlaku dan upaya menggantinya dengan nilai-nilai baru.
1. Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi Seorang tokoh psikolog asal Australia yang
terkenal dengan teori psikoanalisasinyabernama Sigmund Freud (1856-1939)
menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat tiga bagian penting, yaitu berupa
hal-hal sebagai berikut:
a. Id, adalah bagian dari yang bersifat tidak sadar, nalurilah, dan mudah
terpengaruh oleh gerak hati.
b. Ego, adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional yang berfungsi
menjaga pintu kepribadian.
c. Supergo, adalah bagian dari diri yang telah mengabsorbsi (menyerap) nilai-nilai
cultural yang berfungsi sebagai suara hati. Menurut Fried perilaku menyimpang
dapat terjadi pada diri seseorang apabila id terlalu berlebihan sehingga tidak
terkontrol dan muncul bersamaan dengan superegoyang tidak aktif, sementara
dalam waktu yang bersamaan ego tidak berhasil memberikan perimbangan.
3. Berdasarkan Sudut Pandang Biologi Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh
menjadi tiga tipe dasar,yaitu sebagai berikut :
a.
b.
c. Ectomorph (tipis dan kurus) Stiap tipe tubuh mempunyai kecenderungan sifatsifat kepribadian.
Contohnya, penjahat pada umumnya bertipe mesomorph. Sedangkan Cesare
Lombroso, seorang kriminologi dari Italia berpendapat bahwa orang jahat memiliki
ciri-ciri ukuran rahang dan tulang pipi panjang, memiliki kelainan pada mata yang
khas, tangan dan jari-jari relative besar, dan susunan gigi abnormal. Adapun tipe
pelaku kriminal menurut Casare Lomboso adal sebagai berikut : Teori biologis
mendapat banyak kritikan dan diragukam kebenarannya, sehingga para ilmuwan
sosial beranggapan bahwa factor biologis merupakan factor yang secara relative
tidak penting pengaruhnya terhadap penyimpangan perilaku.
Adapun sebab atau faktor-faktor terjadinya perilaku menyimpang antara lain yaitu :
1.
Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna ( Ketidaksanggupan Menyerap NormaNorma Kebudayaan) Apabila proses sosialisasi tidak sempurna, maka dapat
melahirkan suatu perilaku menyimpang. Proses sosialisasi tidak sempurna terjadi
karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam
proses sosialisasi yang dijalankan, sehingga seseorang tidak memprhitungkan
resiko yang terjadi apabila ia melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma sosial yang berlaku. Contoh perilaku menyimpang akibat
ketidaksempurnaan proses sosialisasi dalam keluarga, bahwa anak-anak yang
melakukan kejahatan cenderung berasal dari keluarga yang retak/rusak, artinya ia
mengalami ketiksempurnaan dalam proses sosialisasi dalm keluarganya.
2.
Proses Belajar yang Menyimpang Proses belajar ini terjadi karena melalui
interaksi sosial dengan orang lain terutama dengan orang-orang yang memiliki
4.
Penyimpangan Primer
b.
Penyimpangan Sekunder
tua untuk mengubah pendirian atau kebiasaan buruk menjadi baik yang disebut
dengan pembandel. Penyimpangan karena tidak menepati janji atau berbohong dan
sering berkhianat yang disebut dengan munafik. Penyimpangan karena tidak taat
terhadap peringantan orang lain, yang disebut pembangkang. Penyimpangan
karena melanggar norma-norma umum yang mengakibatkan kerugian harta
benda/jiwa dilingkungannya yang disebut penjahat atau perusuh.
b. Penyimpangan Kelompok (group deviation) Perilaku penyimpangan dapat
disebut dengan penyimpangan kelompok apabila penyimpangan tersebut dilakukan
secara bersama-sama oleh sekelompok orang yang bergabung dalam suatu
kelompok tertentu. Setiap individu yang bergabung didalam kelompok tersebut
berperilaku sesuai dengan norma yang ditentukan dalam kelompok tersebut
walaupun perilaku tersebut jelas-jelas bertentangan dengan norma-norma sosial
umum yang terdapat/berlaku dalam masyarakat sekitar dimana ia tinggal.
Penyimpangan kelompok lebih rumit dan berbahaya dibandingkan dengan
penyimpangan individual, karena mereka memiliki fanatisme terhadap nilai, norma,
sikap, dan tradisi yang berlaku dalam kelompoknya sehingga mereka beranggapan
bahwa mereka tidak melakukan suatu penyimpangan. Adapun yang termasuk
dalam penyimpangan kelompok antara lain yaitu:
Kelompok pengacau keamananan dengan tujuan-tujuan tertentu yang disebut
Persekongkolan dalam dunia usaha dan lembaga dengan teroris. Kelompok atau
(geng) pemerintah untuk mencari keuntungan sendiri. kejahatan terorganisir yang
melakukan perampokan dan penyelundupan. Kelompok yang ingin meisahkan diri
dari suatu Negara, yang disebut separatis.
F.
Menyimpang atau tidaknya perilaku seseorang ditentukan oleh norma atau nilainilai yang berlaku dalam masyarakat dimana ia tinggal. Setiap tindakan atau
perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku akan dianggap
sebagai penyimpangan. Ada beberapa bentuk perilaku menyimpang yang bersifat
negatif, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Tindakan Kriminal atau Kejahatan. Tindakan kriminal atau kejahatan
merupakan tindakan yang bertentangan dengan norma hukum, norma sosial dan
norma agama. Adapun tindakan kriminal meliputi pencurian, perampokan,
pemerkosaan, penganiayan, pembunuhan. Selain itu berbagai bentuk kegiatan yang
mengganggu keamanan Negara seperti korupsi, maker, dan terorisme, juga
termasuk tindakan kriminal. Berbagai tindakan tersebut biasanya menjatuhkan
korban di mana si korban akan kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan tidak
jarang pula kehilangan nyawa.
2.
Penyalahgunaan Narkotika. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai
bahaya penyalahgunaan narkotika, ada baiknya kita membahasnya dari tinjauan
medis terlebih dahulu. Secara medis, narkotika berfungsi di rumah sakit bagi orang
yang menderita sakit berat dengan rekomendasi dokter. Misalnya untuk penderita
kanker atau orang yang akan menjalani operasi sebagai obat bius. Efek dari
narkotika selain sebagai obat adalah timbulnya efek halusinasi (khayalan), impian
yang indah-indah, atau rasa nyaman. Karena fungsi sampingan inilah ada sebagian
masyarakat, terutama dikalangan remaja, ingin menggunakan narkotika walaupun
tidak sedang menderita suatu penyakit. Hal itulah yang dinamakan penyalahgunaan
narkotika. Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat perangsang yang sejenis
terutama dikalangan remaja berkaitan erat dengan beberapa hal yang menyangkut
sebab, motivasi, dan akibat yang ingin dicapai. Secara sosiologis, penyalahgunaan
narkotika oleh kaum remaja merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan
pengetahuan/pengalaman sebagai pengaruh langsung ataupun tidak langsung dan
pembentukan jati diri. Secara subjectif, penyalahguanaan narkotika oleh kaum
remaja merupakan salah satu upaya individual agar dapat mengungkap dan
menangkap kepuasan yang belum pernah dirasakan oleh setiap individu, terutama
bagi setiap remaja yang sedang tumbuh dan berkembang dalam proses pencarian
identitas dan pembentukan jati diri. Sedangkan secara objectif, penyalahgunaan
narkotika adalah merupakan visualisasi dari proses isolasi yang pasti membebani
fisik dan mental sehingga dapat menghambat pertumbuhan yang sehat. Secara
universal, pnyalahgunaan narkotia dan zat lain sejenisnya merupakan perbuatan
destruktif dengan efek-efek negatifnya atau bahkan dapat menimbulkan kematian
bagi penggunanya. Sedangkan menurut Graham Baliene, seorang remaja yang
melakukan penyalahgunaan narkotika disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
e.
f.
g.
h.
i.
Mengikuti kemauan teman atau sepergaulan dalam rangka pembinaan
solidaritas.
d. Pada saat efek mulai menurun, penderita merasa sangat gelisah, muncul
perasaan seperti diancam, dikejar-kejar, dan ingin menyakiti dirinya sendiri sampai
bunuh diri atau membunuh orang lain yang disebut dengan sakau. Berikut ini
adalah bebrapa jenis bahan narkotika dan obat bius antara lain adalah sebagai
berikut :
1) Tembakau Didalam tembakau terdapat racun nikotin keras yang dan dapat
merangsang susunan saraf sehingga menimbulkan ketagihan. Selain nikotin, dalam
tembakau juga terdapat tar yaitu zat yang dapat mengakibatkan penyakit kanker
paru-paru.
2) Kafein Kafein terdapat didalam kopi yang dapat mempengaruhi susunan saraf
dan jantung. Kopi dapat menyebabkan orang sulit tidur dan dapat menyebabkan
ketagihan sehingga orang yang telah ketagihan akan merasa cemas dan kepala
pusing apabila tidak meminumnya.
3) Candu atau Opium Candu dan Opium berasal dari tumbuhan Paper
somniferum. Tumbuhanini banyak dijumpai di Rusia, Meksiko, Iran, Turki, Cina,
India,, dan Afrika Selatan. Candu dan Opium termasuk tanaman semak dengan
ketinggian 70-110 cm. Memiliki bunga dengan warna ungu, merah, dan putih.
Buahnya berbentuk seperti pemukul gong dan bergetah. Getah itulah yang dihisap
dan dijadikan sebagai candu.
4) Morfin Morfin adalah zat yang didapat dari candu. Morfin ditemukan oleh
Setumur berkewarganegaraan Jerman pada tahun 1805. Pada umumnya morfin
berwarna putih dan berwujud bubukan (serbuk) dengan rasa yang pahit. Melalui
proses kimia morfin dijadikan sebagai zat yang berfungsi menenangkan sistem urut
saraf.
5) LSD (Lusergic Acid Diethylamide) LSD ditemukan oleh dokter yang
berkewarganegaraan Jerma yang bernama Dr. Albert Hoffman. LSD dapat
menimbulkan halusinasi atau bayangan dengan berbagai macam khayalan.
6) Alkohol Alkohol apabila diminum pada awalnya menimbulkan perasaan riang
gembira dan banyak berbicara, namun lama-kelamaan tingkat kesadaran menjadi
menurun dan keseimbangan badan terganggu hingga mabuk. Pemakaian alcohol
secara berlebihan dapat menyebabkan kelumpuhan karena radang saraf yang
diakibatkan oleh pemakaian alcohol bersifat menimbulkan gangguan susunan saraf
(kelumpuhan).
7) Ganja atau Mariyuana Ganja berasal dari tanaman bernama Canabis sativa.
Tumbuhan tersebut banyak tumbuh di daerah tropic dan subtropik dan tergolong
tumbuhan semak. Pemakaian ganja dilakukan dengan mengambil daun yang diirisiris dan dikeringkan seperti tembakau.
8) Kokain Kokain berasal dari tumbuhan Erythroxylon coca. Dan termasuk
golongan semak dengan ketinggian 2 meter. Serbuk kokain berwarna putih dengan
rasa yang pahit dan diperoleh dari daun tanaman Erythroxy yang berfungsi sebagai
obat pembius sehingga sering digunakan pada proses pembedahan (operasi).
1.
Perkelahian Antarpelajar Perkelahian antarpelajar atau yang lebih disebut
tawuran antar pelajar pada awalnya hanya terjadi di kota-kota besar karena
kompleksnya kehidupan dan persoalan di kota. Akan tetapi, pada saat ini fenomena
tawuran antar pelajar sudah menjamur di kalangan pelajar yang jauh dari kawasan
perkotaan. Perkelahian antarpelajar merupakan termasuk salah satu bentuk
kenakalan remaja dan termasuk perilaku menyimpang karena bertentangan dengan
nilai-nilai ataupun norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat tersebut.
Perkelahian antarpelajar merupakan masalah sosial yang berkaitan dengan krisis
moral. Tingkat emosi yang belum stabil serta kerterbatasan pengetahuan akan
kaidah-kaidah masyarakat dan agama mengakibatkan remaja cenderung bertindak
tanpa memikirkan resiko karena mereka hanya mementingkan ego semata.
Perkelahian antarpelajar bisa disebabkan oleh anggapan dari sebagian pelajar
bahwa dengan perkelahian bisa menunjukkan kejantanan dan sportivitas.
Perkelahian tersebut umumnya diawali dari hal-hal yang sepele atau kecil, bahkan
hanya menyangkut dua orang saja dari sekolah yang berbeda. Tetapi karena alasan
solidaritas kelompok, maka konflik bisa meluas dan menjadi konflik antarsekolah.
2.
Hubungan Seksual di Luar Nikah Hubungan seks diluar nikah termasuk
perilaku menyimpang yang sangat ditentang oleh masyarakat. Macam seks di luar
nikah antara lain adalah pelacuran, kumpul kebo, dan pemerkosaan. Selain
mendapatkan hubungan bagi para pelakunya, hubungan seksual di luar nikah juga
dianggap dapat mendatangkan bencana bagi daerah tempat tinggal mereka
sehingga masyarakat mengutuk perbuatan tersebut. Hubungan seksual diluar nikah
juga dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya dan bahkan mematikan seperti
AIDS dan PSM (penyakit seks menular).
3.
Penyimpangan Seksual Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang
tidak semestinya, misalnya perzinahan, lesbianism, homoseksual, kumpul kebo, dan
sodomi. Tindakan-tindakan tersebut merupakan perbuatn yang bertentangan
dengan norma-norma sosial dan agama sehingga dianggap sebagai salah satu
bentuk perilaku menyimpang.
A. Kesimpulan
Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam
kehidupan kita . Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang
berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat
kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada
seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan penyimpangan primer karena itu
sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena
adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai
penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan
atau gaya hidup bagi pelakunyaari-hari.
B. Saran
Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam hal pengetahuan tentang Mata pelajaran sosiologi. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik saran dari pembaca tentunya yang
bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
Drs. Hasmin, dkk. 2010. Sosilogi untuk SMA Kelas X Semester 2. Pendamping BSE.
CV. Haka MJ : Solo.
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Penyakit_Sosial_Sebagai_Akibat_Penyimpangan
_Sosial_dan_Upaya_Pencegahannya_8.1_%28BAB_6%29
http://www.akalgi.co.cc/2009/06/perilaku-penyimpangan-sosial_22.html
http://alfinnitihardjo.ohlog.com/perilaku-menyimpang.oh112678.html
http://acep-cyber.blogspot.com/2012/07/makalah-perilaku-menyimpangsosiologi.html
AMALYA
Jumat, 09 Maret 2012
MAKALAH PENYIMPANGAN SOSIAL
KATA PENGANTAR
Beribu terimakasih saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada semua
sumber yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini. Tidak lupa juga kepada para pembaca yang telah
meluangkan waktunya untuk sekedar membaca makalah ini. Saya menyadari
bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna, oleh karena itu saya sangat mohon
kepada para pembaca untuk memberikan kritikan dan saran terhadap makalah ini
jika ada hal/sesuatu yang kurang berkenan maupun salah. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Hormat Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... 1
Daftar isi.......................................................................................................... 2
Bab I Pendahuluan......................................................................................... 3
1.
Latar belakang.................................................................................... 3
2.
Tujuan penulisan................................................................................ 4
3.
Rumusan masalah.............................................................................. 5
Penyimpangan Sosial.......................................................................... 6
Pengertian........................................................................................... 6
b.
c.
Ciri-ciri................................................................................................ 9
d.
e.
f.
Macam-macam penyimpangan......................................................... 12
g.
Penyebab terjadinya........................................................................... 13
Kesimpulan......................................................................................... 15
2.
Saran.................................................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anonymous menulis Ada seorang Ibu yang tinggal di Jakarta bercerita bahwa sejak
maraknya kasus tawuran pelajar di Jakarta, Beliau mengambil inisiatif untuk
mengantar dan menjemput anaknya yang sudah SMU, sebuah kebiasaan yang
belum pernah Beliau lakukan sebelumnya. Bagaimana tidak ngeri, kalau pelajar
yang tidak ikut-ikutan pun ikut diserang,
Mengapa para pelajar itu begitu sering tawuran, seakan-akan mereka sudah tidak
memiliki akal sehat, dan tidak bisa berpikir mana yang berguna dan mana yang
tidak ? Mengapa pula para pelajar banyak yang terlibat narkoba dan seks bebas,
dan hal lainnya yang menyimpang? Apa yang salah dari semua ini?
Adalah sulit untuk menentukan suatu penyimpangan karena tidak semua orang
menganut norma yang sama sehingga ada perbedaan mengenai apa yang
menyimpang dan tidak menyimpang. Orang yang dianggap menyimpang berarti
melakukan perilaku menyimpang. Tetapi perilaku menyimpang bukanlah kondisi
yang perlu untuk menjadi seorang penyimpang. Penyimpang adalah orang-orang
yang mengadopsi peran penyimpang, atau yang disebut penyimpangan sekunder.
Dalam perspektif sosiologi perilaku menyimpang pelajar terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan
norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber
masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep
perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku
yang harus ditempuh. Perilaku pelajar yang tidak melalui jalur tersebut berarti
telah menyimpang, atau telah terjadi kenakalan pelajar.
Penyimpangan secara normatif didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap
norma, di mana penyimpangan itu adalah terlarang bila diketahui dan mendapat
sanksi. Jumlah dan macam penyimpangan dalam masyarakat adalah relatif
tergantung dari besarnya perbedaan Penyimpangan adalah relatif terhadap norma
suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma berubah maka penyimpangan
berubah.
Penyimpangan biasanya dilihat dari perspektif orang yang bukan penyimpang.
Pengertian yang penuh terhadap penyimpangan membutuhkan pengertian tentang
penyimpangan bagi penyimpang. Untuk menghargai penyimpangan adalah dengan
cara memahami, bukan menyetujui apa yang dipahami oleh penyimpang. Cara-cara
para penyimpang menghadapi penolakan atau stigma dari orang non penyimpang
disebut dengan teknik pengaturan. Tidak satu teknik pun yang menjamin bahwa
penyimpang dapat hidup di dunia yang menolaknya, Teknik-teknik yang digunakan
oleh penyimpang adalah kerahasiaan, manipulasi aspek lingkungan fisik,
2.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
Penyimpangan sosial
Perilaku menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap
tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku. Secara
umum, yang digolongkan sebagai perilaku menyimpang, antara lain tindakan
yang nonconform, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang
ada; tindakan yang anti sosial atau asosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan
masyarakat atau kepentingan umum; dan tindakan-tindakan kriminal, yaitu
tindakan yang nyata-nyata telah melanggar aturan-aturan hukum tertulis dan
mengancam jiwa atau keselamatan orang lain.
Perilaku menyimpang didefinisikan secara berbeda berdasarkan empat sudut
pandang. Petama, secarastatiskal, yaitu segala perilaku yang bertolak dari suatu
tindakan yang bukan rata-rata atau perilaku yang jarang dan tidak sering dilakukan.
Kedua, secara absolut atau mutlak. Definisi perilaku menyimpang yang berasal dari
kaum absolutis ini berangkat dari aturan-aturan sosial yang dianggap sebagai
sesuatu yang mutlak atau jelas dan nyata, sudah ada sejak dulu, serta berlaku
tanpa terkecuali, untuk semua warga masyarakat. Ketiga, secara reaktif, yaitu
perilaku yang dicapkan kepadanya atau orang lain telah memberi cap kepadanya.
Dan keempat, secara normatif, yaitu penyimpangan adalah suatu pelanggaran dari
suatu norma sosial.
Ada dua perspektif yang bisa digunakan untuk memahami sebab-sebab dan latar
belakang seseorang atau kelompok berperilaku munyimpang, yaitu perspektif
individualistik dan yang kedua adalah teori-teori sosiologi.
A.Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan
sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang
terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada
di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan
(norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik
oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang
masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang
berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan,
berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Berikut ini beberapa definisi dari perilaku menyimpang yang dijelaskan oleh
beberapa ahli sosiologi :
a. James Worker Van der Zaden. Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh
sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
b. Robert Muhamad Zaenal Lawang. Penyimpangan sosial adalah semua tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan
menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki
perilaku menyimpang tersebut.
c. Paul Band Horton. Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan
sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
d.Paul B.Horton .Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan
sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut
deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan
disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang
tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah
bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan
harapan kelompok.
c.Teori Merton
Merton mengindefikasikan lima tipe cara adaptasi individu terhadap situasi
tertentu ,empat diantara perilaku dalam menghadapi situasi tersebut merupakan
perilaku menyimpang .
Konformitas,merupakan cara yang paling banyak dilakukan
Inovasi,merupakan cara dimana perilaku mengikuti tujuan yang di tentukan
masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang oleh masyarakat.
Ritualisme ,merupakan perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya
namun masih tetap berpegang pada cara-cara yang telah digariskan masyarakat.
Retreatism,merupakan bentuk adaptasi berikut .Dalam bentuk adaptasi ini perilaku
seseorang tidak mengikuti tujuan budaya dan tidak mengikuti cara untuk meraih
tujuan budaya .pola adaptasi ini dapat di jumpai pada orang yang menderita
gangguan jiwa,gelandangan,pemabuk,pecandu obat bius.
Rebellion (pemberontak ),merupakan bentuk adaptasi terakhir.Dalam pola adaptasi
iniorang tidak lagi mengakui struktur social yang ada dan berupaya menciptakan
suatu struktur social yang lain.
6.
Pelanggar yaitu penyimpangan yang terjadi karena melanggar norma-norma
umum yang berlaku dalam masyarakat.
7.
Perusuh atau penjahat yaitu penyimpangan yang terjadi karena mengabaikan
norma-norma umum, sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di
lingkungannya.
8.
Munafik yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak menepati janji ,berkata
bohong ,mengkhianati kepercayaan,dan berlagak membela.
9.
Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok
orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma
masyarakatyang berlaku.
10. Penyimpangan situasional,yakni penyimpangan jenis ini di sebabkan oleh
pengaruh bermacam-macam kekuatan situasional atau social diluar individu dan
memaksa individu tersebut untuk berbuat menyimpang.
11. Penyimpangan sistematik,yaitu suatu contoh tingkah laku yang di sertai
organisasi social khusus ,status formal,peranan-peranan,nilai-nilai,norma-norma,dan
moral tentang semuanya berbeda dengan situasi umum.
F.Macam-macam penyimpangan
Macam-macam penyimpangan menurut Robert M.Lawang ada empat macam
penyimpangan ,yaitu ;
1.
2.
Penyimpangan seksual,yaitu perilaku seksual yang tidak lazim ,dan lain dari
biasanya
3.
4.
Penyimpangan dalam bentuk pemakaian atau mengkonsumsi obat-obatan dan
minum-minuman keras yang berlebihan
G. Penyebab Terjadi
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab
penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a.
Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat
pembawaan yang dibawa sejak lahir).
b.
Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya
keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang
tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya
penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu:
1.
Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang
tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia
tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi
akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang
tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya
tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan
mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2.
Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan
menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan
tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang
yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. Misalnya, seorang anak
yang melakukan tindakan kejahatan setelah melihat tayangan rekonstruksi cara
melakukan kejahatan atau membaca artikel yang memuat tentang tindakan
kriminal. Demikian halnya karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan
kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan
bentuk proses belajar menyimpang. Hal itu juga terjadi pada penjahat berdasi
putih (white collar crime) yakni para koruptor kelas kakap yang merugikan
uangnegara bermilyar- milyar. Berawal dari kecurangan-kecurangan kecil semasa
bekerja di kantor/mengelola uang negara, lama kelamaan makin berani dan
menggunakan berbagai strategi yang sangat rapi dan tidak mengundang
kecurigaan karena tertutup oleh penampilan sesaat.
3.
Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan
antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang
menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang
tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka
terjadilah perilaku menyimpang. Misalnya jika setiap penguasa terhadap rakyat
makin menindas maka lama-kelamaan rakyat akan berani memberontak untuk
melawan kesewenangan tersebut. Pemberontakan bisa dilakukan secara terbuka
maupun tertutup dengan melakukan penipuan-penipuan/pemalsuan data agar
dapat mencapai tujuannya meskipun dengan cara yang tidak benar. Penarikan
pajak yang tinggi akan memunculkan keinginan memalsukan data, sehingga nilai
pajak yang dikenakan menjadi rendah. Seseorang mencuri arus listrik untuk
menghindari beban pajak listrik yang tinggi. Hal ini merupakan bentuk
pemberontakan/perlawanan yang tersembunyi.
4.
Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan
beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang
menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku
menyimpang.
5.
Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang.
Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak
kejahatan (perilaku menyimpang) menyebabkan anak secara tidak sengaja
menganggap bahwa perilaku menyimpang tersebut sesuatu yang wajar. Hal inilah
yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,
sehingga terjadi proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan menyimpang pada diri
7.
8.
9.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adakalanya terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma yang ada. Tindakan
manusia yang menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut dengan
perilaku menyimpang.terutama pada kalangan remaja karena tingkat emosionalnya
cukup tinggi dan bulum mampu mengontrol diri dalam mengambil pergaulan
.perilaku menyimpang ini tidak memandang umur baik anak-anak sampai orang
dewasa bisa melakukan perilaku menyimpang tersebut .
B. SARAN
Sebaiknya kita harus lebih memperhatikan dan mentaati segala aturan dan norma
yang berlaku di lingkungan kita karena perilaku menyimpang dapat menyebabkan
kerusakan moral pada masyarakat terutama pada remaja ,apalagi pada zaman ini
banyak terdapat perilaku menyimpang sehingga kita harus lebih menjaga diri dari
perilaku-perilaku tersebut agar tidak merusak masa depan kita .
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
Budiati, Atik Catur.2009.Sosiologi Kontekstual Kelas 10.Penerbit:Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Purwoto, Juarti.Tanpa Tahun.Sosiologi untuk SMA/MA Semester II Kelas
X.CV.Sindunata.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Teori Pengendalian
Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua
faktor.
Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.
Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas dan
sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut.
Untuk mencegah agar perilaku menyimpang tidak berkembang lagi maka perlunya
masyarakat melakukan peningkatan rasa keterikatan dan kepercayaan terhadap
lembaga dasar masyarakat. Semakin kuat ikatan antara lembaga dasar dengan
masyarakat, akan semakin baik karena bisa menghayati norma sosial yang dominan
yang berlaku dalam masyarakat.
4. Teori Sosialisasi
Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini,
didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma
dan nilai yang dominan. Penyimpangan tersebut disebabkan adanya gangguan
pada proses penghayatan dan pengamalan nilai tersebut dalam perilaku seseorang.
Pada lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku
menyimpang adalah sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
menunjukkan tindakan yang menentang otoritas orang tua, guru, dan norma sosial;
mempermudah penyaluran perilaku seks;
melepaskan diri dari kesepian;
mencari dan menemukan arti hidup;
mengisi kekosongan;
menghilangkan frustasi dan kegelisahan hidup;
mengikuti kawan-kawan, karena tidak ingin dikatakan sebagai pecundang;
sekadar iseng-iseng dan didorong rasa ingin tahu.
Penyalahgunaan narkotika dan zat-zat lain yang sejenisnya merupakan perbuatan
yang merusak dengan segala akibat negatifnya. Seseorang yang sudah merasa
tergantung akan narkotika bisa merugikan diri sendiri dan hancurnya kehidupan
masa depan.
Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius, antara lain sebagai berikut.
Candu dan opium yang berasal dari tumbuhan Papaver somniferum.
Morfin merupakan zat yang diperoleh dari candu. Umumnya morfin berwarna
putih dan berwujud bubukan serta berasa pahit. Jenis lainnya adalah heroin dan
kokain.
Alkohol mempunyai sifat menimbulkan gangguan pada susunan saraf. Apabila
diminum pada awalnya akan merasa senang, akan tetap lama kelamaan dapat
menimbulkan kesadarannya merendah, badan terganggu dan lain sebagainya.
Kokain diperoleh dari tumbuhan Erythroxylon coca, termasuk jenis tumbuhan semak
yang tingginya 2 cm. Daunnya mengandung zat pembius, banyak dipakai untuk
operasi.
Ganja atau mariyuana diperoleh dari tumbuhan yang bernama Canabis Sativa.
Cocok di daerah tropis dan sub tropis.
Kafein yang terkandung dalam kopi memengaruhi susunan saraf dan jantung.
LSD (Lusergic acid Diethylamide) dapat menyebabkan halusinasi atau bayangan
dengan bermacam-macam khayalan.
Tembakau mengandung racun nikotin yang keras. Nikotin merangsang susunan urat
saraf sehingga dapat menimbulkan ketagihan.
norma sosial yang ada. Oleh karena itu, sejak dulu manusia telah membuat
seperangkat aturan tata nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan perilaku
seksual, agar fungsi reproduksi manusia dapat berlangsung tanpa mengganggu
ketertiban sosial.
Akibat penyimpangan seksual yang paling mengerikan saat ini adalah penyakit
AIDS. AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya virus yang dapat
merusak jaringan tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan kematian. Virus
tersebut lebih dikenal dengan nama HIV (Human Immuno Deciency Virus). Virus ini
adalah suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia yang mengakibatkan
penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah diserang penyakit. Virus HIV dapat
menular lewat tranfusi darah, pencangkokan organ tubuh, pemakaian jarum suntik
secara berlebihan, hubungan seks tidak aman, dan lain-lain.
Secara umum tanda-tanda seseorang terkena penyakit AIDS, yaitu sebagai berikut.
Demam tinggi lebih dari satu bulan.
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat.
Diare lebih dari satu bulan.
Batuk berkepanjangan lebih dari satu bulan.
4. Homoseksualitas
Homoseksualitas adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik kepada sesama
jenis kelamin sebagai mitra seksualnya. Tindakan homoseksualitas bertentangan
dengan norma sosial dan norma agama.
5. Kenakalan Remaja
Masalah kenakalan remaja sering menimbulkan kecemasan sosial karena remaja
sebagai generasi penerus terperosot ke arah perilaku negatif. Menurut Prof. Dr. Fuad
Hasan, kenakalan remaja adalah perbuatan antisocial yang dilakukan oleh remaja,
bila hal ini dilakukan orang dewasa termasuk tindak kejahatan.
Pendapat lain menyatakan bahwa semua perbuatan penyelewengan norma yang
menimbulkan kerusakan masyarakat dan dilakukan remaja. Remaja yang dimaksud
adalah mereka yang berusia antara 12 tahun sampai dengan 18 tahun serta belum
menikah.
6. Perkelahian Pelajar
Perkelahian pelajar sebenarnya termasuk dalam kenakalan remaja karena
merupakan bentuk perilaku menyimpang. Perilaku semacam ini sering disebut
dengan istilah tawuran.
Tawuran berbeda dengan per-kelahian satu lawan satu. Perkelahian satu lawan satu
tidak mendatangkan akibat luas, bahkan sebagian masyarakat menganggap
sebagai lambing sportivitas dan kejantanan. Perkelahian pelajar berkaitan dengan
krisis moral akrena tindakannya berlawanan dengan norma agama atau norma
sosial. Biasanya para pelajar yang terlibat perkelahian tidak memikirkan risiko yang
akan ditanggung kemudian.
7. Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka
melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat
umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh
penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan,
mendirikan genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu cewek yang melintas,
corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.
8. Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang
menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di
masyarakat. Contoh : merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat
tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab
antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan, dsb.
9. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan
Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyisembunyi maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis
dalam melakukan tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga
BAB II
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adakalanya terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma yang ada. Tindakan
manusia yang menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut dengan
perilaku menyimpang.terutama pada kalangan remaja karena tingkat emosionalnya
cukup tinggi dan bulum mampu mengontrol diri dalam mengambil pergaulan
.perilaku menyimpang ini tidak memandang umur baik anak-anak sampai orang
dewasa bisa melakukan perilaku menyimpang tersebut.
3.2
Saran
Sebaiknya kita harus lebih memperhatikan dan mentaati segala aturan dan norma
yang berlaku di lingkungan kita karena perilaku menyimpang dapat menyebabkan
kerusakan moral pada masyarakat terutama pada remaja ,apalagi pada zaman ini
banyak terdapat perilaku menyimpang sehingga kita harus lebih menjaga diri dari
perilaku-perilaku tersebut agar tidak merusak masa depan kita .