Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang ketika dilahirkan
mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan salah
satu penyebab utama kematian neonatal di Indonesia. Kejadian BBLR
dipengaruhi oleh berbagai faktor khususnya faktor maternal yang meliputi
umur, paritas, jarak kelahiran, penyakit dan komplikasi dalam kehamilan,
2.
3.
4.
B. ETIOLOGI
1.
Faktor Ibu.
a. Penyakit :
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
:perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,toksemia
b.
c.
d.
Sebab lain : ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat
narkotik.
2. Faktor janin.
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
3.
Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.
C. PATOFISIOLOGI
a.
Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai
berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut
Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK).
Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan makin
tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Melalui pengelolaan yang optimal dan
dengan cara yang kompleks serta menggunakan alat-alat yang canggih,
beberapa sangguan yang berhubungan dengan prematuritas dan dapat
diobati, sehingga ejala sisa yang mungkin diderita dikemudian hari dapat
dicegah atau dikurangi. Bayi prematuritas murni digolongkan dalam tiga
kelompok, yaitu:
1) Bayi yang sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu. Bayi
dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama
di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa
gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan
yang sangat intensif.
2) Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) : 31-36
minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik
dari pada golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya di
kemudian hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi ini
benar-benar intensif.
3) Borderline premature: masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai
sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan
dikelola seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul problematika
seperti yang dialami bayi prematur, misalnya sindrom gangguan
pernapasan, hiperbilirunemia, daya hisap yang lemah dan sebagainya,
sehingga bayi harus diawasi dengan seksama.
b.
Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term.
Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan Kecil untuk Masa
Kehamilan (NKB- KMK) Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan
(NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK).
D. TANDA DAN GEJALA
Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya
lemah:
1.
2.
3.
4.
5.
Fisik.
a. bayi kecil
b. pergrakan kurang dan masih lemah
c. kepala lebih besar dari pada badan
d. berat badan < 2500 gram
Kulit dan kelamin
a. kulit tipis dan transparan
b. lanugo banyak
c. rambut halus dan tipis
d. genitalia belum sempurna
Sistem syaraf
a. refleks moro
b. refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
Sistem muskuloskeletal
a. axifikasi tengkorak sedikit
b. ubun-ubun dan satura lebar
c. tulang rawan elastis kurang
d. otot-otot masih hipotonik
e. tungkai abduksi
f. sendi lutut dan kaki fleksi
g. kepala menghadap satu jurusan
Sistem pernafasan
a. pernafasan belum teratur sering apnoe
b. frekwensi nafas bervariasi
E. KOMPLIKASI
1.
2.
3.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik
1.
2.
3.
hemoragic prenatal/perinatal ).
Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
4.
5.
6.
7.
awalnya.
Pemeriksaan Analisa gas darah.
G. PENATALAKSANAAN
1.
relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi
dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg
adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg
adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air
panas, sehingga panan badannya dapat dipertahankan.
b. Makanan bayi prematur
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil,
enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5
gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat
meningkat.
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan
menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah,sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekwensi yang
lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama,sehingga ASI
lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang
maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan
atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan
diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai
mencapai sekitar 200 cc/kg BB/ hari.
c.
Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh
yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan
anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah
dilakukan sejak pengawasan antenatal sehinggatidak terjadi persalinan
prematuritas ( BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan
bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian dasar neonatus
1.
Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam bebrapa hari pertama tidur sehari rata-rata 20
jam.
2.
Pernafasan
a. Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria
atau persentasi bokong.
b.
3.
4.
5.
Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan.
6.
Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan
kering.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
perkembangan
otot,
penurunan
energi/kelelahan,
ketidakseimbangan metabolic
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M. dkk, 2001, Rencana perawatan maternal/bayi, Ed 2, Jakarta; EGC
Digitized by USU digital library, 2004 asuhan keperawatan pada bayi berat badan
lahir rendah, http://trihariyono.usu.ac.id/2010/02/bblr3.pdf
Rahayu, E., 2010, Koping Ibu terhadap Bayi BBLR (berat badan lahir rendah) yang
Menjalani Perawatan Intensif di Ruang Nicu (neonatal intensive care unit),
http://eprints.undip.ac.id/15039/1/SKRIPSI_ENY_RAHAYU_D._P_G2B006018
.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25407/3/Chapter%20II.pdf