Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP GERONTIK DAN ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOARTHITIS

Di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia BLITAR

Tanggal 27 februari 2017 11 maret 2017

Oleh :

Nama : Andri Lona

Nim : 1212083

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PATRIA HUSADA BLITAR

2017
Lembar pengesahan

Laporan konsep gerontik dan asuhan keperawatan Osteoarthitis di UPT. Pelayanan


Sosial Lanjut Usia Blitar sebagai syarat pemenuhan tugas praktek lapangan.

11 maret 2017

Pembimbing lahan Pembimbing Institusi

( ) ( )
1. KONSEP GERONTIK

A. Defenisi Proses Menua


Aging process atau proses menua adalah merupakan proses biologis yang tidak dapat
dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau menggati dan mempertahankan struktur dan fungsi secara
normal, pertahanan terhadap injuri termasuk adanya infeksi (Paris Constantinides,
1994).
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa misalnya
dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaringan lain
sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas tegas, pada usia
berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat
tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat menurunnya
namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada umur 20-30 tahun.
Setelah mencapai puncak fungsi alat tubuh akan berada dalam kondisi tetap utuh dalam
beberapa saat, kemudian menurunnya sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya umur.

B. Klasifikasi menua menurut WHO


Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
(1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59
(2) Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun
(3) Usia tua (old) antara 75-90 tahun
(4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

C. Teori Menua
1. Teori Biologis
Penuaan merupakan proses secara berangsur mengakibatkan perubahan yang
kumulatif dan mengakibatkan perubahan yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga
menyangkut perubahan struktur sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang
pada akhirnya menimbulkan perubahan generatif. (Mary Ann Christ et al, 1993, dikutip
oleh Hardywinoto & Toni Setiabudi, 1999).
Teori biologis tentang penuaan dengan usia timbul akibat penyebab didalam sel
sendiri, sedang teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan
pengaruh lingkungan.
Teori biologis dibagi dalam :

(1) Teori Genetik Clock


Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies
tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam inti selnya suatu jam genetik yang
telah diputar menurut suatu repliksi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan
menghentikan replikasi tertentu. Jadi menurut konsep ini bila jam kita ini berhenti
kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit. Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya
beberapa waktu dengan pengaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dengan obat-obatan tindakan tertentu.
(2) Teori Error Catastrophe (Teori Mutasi Somatik)
Menurut teori ini, menua disebabkan kesalahan yang beruntun dalam jangka
waktu yang lama dalam transkripsi dan translasi. Kesalahan tersebut
menyebabkan terbentuknya enzim yang salah dan berakibat metabolism yang
salah sehingga mengurangi fungsional sel, walaupun dalam batas-batas tertentu
kesalahan dalam pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun kemampuan
memperbaiki diri terbatas pada transkripsi yang tentu akan menyebabkan
kesalahan sitesis protei atau enzim yang dapat menimbulkan metabolit berbahaya.
Bila juga terjadi kesalahan pada translasi maka kesalahan yang terjadi juga
semakin banyak.
(3) Teori Auto Imun
Dalam teori ini dijelaskan bahwa, di dalam proses metabolit tubuh, suatu saat
diproduksi zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah
tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan seenjak itu
terjadilah kalainan autoimun. (Godteris & Brocklehurst, 1989).

(4) Teori Radikal Bebas


Radikal bebas terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok
atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat
dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat bergenerasi. Di dalam
tubuh yang bersiap merusak. Dapat dinetralkan dalam tubuh oleh enzim atau
senyawa non enzim contonhnya adalah : vitamin C betakorotin, vit E.
(5) Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (rusak)
(6) Teori Immunologi Slow Virus (Immunologi Slow Virus Theory)
Sistem imun menjadi kurang efektif dengan bertambahnya usia dan rusaknya
virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
(7) Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi
jaringan tidka dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan
usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
(8) Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau using, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastic, kekakuan
dan hilangnya fungsi.
(9) Teori Program
Kemampuan organism untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-
sel tersebut mati.
2. Teori Kejiwaan Sosial
1) Aktivitas atau kegiatan (Activity Theory)
Teori aktivitas, menurut Havighusrst dan Albrecht, 1953
Bependapat bahwa sangat penting bagi individu usia lanjut untuk tetap
aktivitas dan mencapai kepuasan hidup.
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka
yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.
Mempertahankan hubungan antara sistem social dan individu agar tetap stabil
dari usia pertengahan ke lanjut usia.
2) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjad pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh
tipe personality yang dimiliki.
3) Teori pembebasan (Disengagement Theory)
Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori
pembebasan atau disengagement theory. Teori ini menyatakan bahwa dengan
bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri
daari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lansia
menurun, baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga sering terjadi
kehilangan ganda (Tripple Loss), yakni :
(1) Kehilangan peran (Loss of role)
(2) Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation Ships)
(3) Berkurangnya komitmen (To sosial mores and value)
3. Teori Psikologi
Teori - teori psikologis dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah satu teori
yang ada. Teori tugas perkembangan, menurut Hanghurst (1972) setiap individu harus
memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan
memberikan perasaan bahagia dan sukses.
Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, pengharapan
kultural dan masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.
Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan
kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan income,
penerimaan adanya kematian dan pasangannya atau orang-orang yang berarti bagi
dirinya, mempertahankan hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi
dengan peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupam secara
memuaskan.

4. Teori Kesalahan Genetik


dr. Afgel bependapat bahwa proses menjadi tua ditentukan oleh kesalahan sel genetic
DNA dimana sel genetik memperbanyak diri (ada yang memperbanyak diri sebelum
pembelahan sel) sehingga mengakibatkan kesalahan-kesalahan yang berakibat pula
dengan terhambatnya pembentukan sel berikutnya sehingga mengakibatkan kematian
sel. Pada saat sel mengalami kematian orang akan tampak menjadi tua.
5. Rusaknya Sistem Imun Tubuh
Mutasi yang terjadi secara berulang mengakibatkan kemampuan sistem imun untuk
mengenali dirinya berkurang (self recognition) menurun mengakibatkan kelainan pada
sel, dianggap sel asing sehingga dihancurkan perubahan inilah terjadinya peristiwa auto
imun.
6. Teori Menua Akibat Metabolisme
Tua yang bagaimana?
(1) Datang dengan sendirinya, merupakan karunia yang tidak bisa
dihindari/ditolak
(2) Usaha dalam memperlambat menjadi awet tua
(3) WHO : 1982 Usia lanjut yang berguna bahagia dan sejahtera
Perubahan : apa?, kapan? Dan bagaimana?, dahulu normal jadi tua, masa karir :
sukses menjadi tua. Pada zaman tempo dulu pendapat tentang tua : botak, mudah
kebingungan, pendengaran sangat menurun atau mereka menyebut budeg,
menjadi bungkuk dan sering dijumpai kesulitan dalam menahan buang air kecil :
beseran atau inkontinensia urin.
D. Perubahan Fisik Pada Lansia
Perubahan kondisi fisik pada lansia meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke
semua sistem organ, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan,
kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, musculoskeletal, gastro intestinal, genitor
urinaria, endokrin dan integument.
Dan masalah-masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia adalah
sebagaii berikut :
1) Mudah jatuh
2) Mudah lelah
3) Kekacauan mental akut
4) Nyeri pada dada, berdebar-debar
5) Sesak nafas pada saat melakukan aktifitas kerja fifik
6) Pembengkakan pada kaki bawah
7) Nyeri pinggang atau punggung dan pada sendi pinggul
8) Sulit tidur dan sering pusing-pusing
9) Berat badan menurun
Beberapa perubahan daari fungsi organ sistem yang terjadi akibat proses
penuaan dapat dilihat ringkasannya pada Tabel dibawah ini. Perubahan fungsi
organ ini tidaklah sama satu dengan lainnya dan terdapat pula variabilitas anta
individu. Meskipun demikian secara umum dijumpai penurunan fungsi secara
menyeluruh.

No Organ system Morfologi dan Fungsional


Berkurangnya TB dan BB, bertambahnya fat-to lean
1. Keseluruhan
body mass ratio dan berkurangnya cairan tubuh.
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit
kering dan kurang elastis karena menurunnya cairan
dan hilangnya jaringan adipose, kulit pucat dan
terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran
darah ke kulit dan menurunnya sel-sel yang
Sistem
2. memproduksi pigmen, kuku pada jari tangan dan
Integumen
kaki menjadi tebak dan rapuh, dan wanita usia > 60
tahun rambut wajah meningkat, rambut menipis atau
botak dan warna rambut kelabu, kelenjar keringat
berkurang jumlah dan fungsinya .
Fungsi kulit sebagai proteksi sudah menurun.
Temperature tubuh menurun akibat kecepatan
Temperature metabolism yang menurun, keterbatasan reflek
3.
tubuh menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak diakibatkan oleh rendahnya aktifitas otot.
4. Sistem Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal
Muskular berkurang, pengecilan otot akibat menurunnya
serabut otot, pada otot polos tidak begitu
terpengaruh.
Katup jantung menebal dan menjadi kaku,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1%
per tahun, berkurangnya cardiac output,
berkurangnya heart rate terhadap respon stress,
Sistem
5. kehilangan alastisitas pembuluh darah, tekanan darah
Kardiovaskuler
meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer, bertambah panjang dan lekukan, arteria
termsuk aorta, intima bertambah tebal, fibrosis di
media arteri.
Ginjal mengecil, nephron menjadi atropi, aliran darah
ke ginjal menurun sampai 50%, filtrasi glomerulus
menurun sampai 50% , fungsi tubulus berkurang
akibatnya kurang mampu memekatkan urin, BJ urin
menurun, proteinuria, BUN meningkat, ambang
ginjal terhadap ginjal glukosa meningkat, kapasitas
kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot
yang melemah, frekuensi berkemih meningkat,
Sistem
6. kandung kemih sulit dikosongkan pada pria
Perkemihan
akibatnya retensi urin meningkat, pembesaran prostat
(75% usia diatas 65 tahun), bertambahnya glomeruli
yang abnormal, berkurangnya creatine clearance,
berkurangnya renal blood flow, berkurangnya
maximal urine osmolity, berat ginjal menurun 30-50
% dan jumlah nephron menurun, kemampua
memekatkan atau mengencerkan oleh ginjal
menurun.
otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku, menurunnya aktifitas cilia,
berkurangnya elastisitas paru, alveoli ukurannya
Sistem
7. melebar dari biasa dan jumlah berkurang, oksigen
pernafasan
arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO 2 pada arteri
tidak berganti, berkurangnya maximal oxygen
uptake, berkurangnya reflek batuk
8. Sistem Kehilangan gigi, indera pengecap menurun,
Gastrointestinal esophagus melebar, rasa lapar menurun, asam
lambung menurun, waktu pengosongan lambung
menurrun, peristaltic melemah sehingga dapat
mengakibatkan konstipasi, kemampuan absorbs
menurun, dan hati mengecil, produksi saliva
menurun, produksi HCL dan pepsi menurun pada
lambung.
9. Rangka Tubuh Osteoarthritis, hilangnya bone substance.
Kornea lebih berbentuk sferis, sfingter pupil ti,bul
sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, lensa
menjadi keruh, maningkatnya ambang pengamatan
sinar (daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,
Sistem susah melihat cahaya gelap). Berkurangnya atau
10.
Penglihatan hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang
pandang: berkurang luas pandangan, berkurangnya
sensifitas terhadap warna (menurunnya daya
membedakan warna hijau atau biru pada skala dan
depth perception).
Presbiakusis atau penurunan pendengaran pada
lansia, membrane timpani menjadi atropi
menyebabkan otoklerosis, penumpukan serum
Sistem
11. sehingga mengeras karena meningkatnya keratin
Pendengaran
perubahan degeneratif fosikel, bertambahnya
obstruksi tuba eustachii, berkurangnya persepsi nada
tinggi, berkurangnya pitch diserimination.
Berkurangnya berat otot sekitar 10-20%,
berkurangnya sel kortikal, reaksi menjadi lambat,
kurang sensitif terhadap sentuhan, berkurangnya
12. Sistem Syaraf
aktivitas sel T bertambahnya waktu jawaban motorik,
antaran neuron motorik, kemunduran fungsi saraf
otonom.
Produksi hamper semua hormone menurun, fungsi
paratiroid dan sekresinya tidak berubah,
berkurangnya ACTH, TSH, FSH, dan LH,
menurunnya aktivitas tiroid akibatnya basal
13. Sistem Endokrin metabolisme menurun, menurunnya produksi
aldosteron, menurunnya sekresi hormon gonands:
progesteron, estrogen dan aldosteron, bertambahnya
insulin, norefi-nefrin, parathormone, fasopresin,
berkurangnya tridotironin, psikomotor melambat.
Selaput lender vagina menurun atau kering,
menciutnya ovarie dan uterus, atropi payudara, testis
masih dapat memproduksi, meskipun adanya
Sistem
14. penurunan secara berangsur-angsur dan dorongan
Reproduksi
seks menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal
kondisi kesehatan baik, penghentian produksi ovum
pada saat menopause.
15. Daya Menurunnya kemampuan untuk melakukan
Pengecapan dan pengecapan dan pembauan, sensifitas terhadap 4 rasa
menurun : gula, garam, mentega, asam setelah usia
Pembauan
50 tahun.

E. Patofisiologi Lansia
Proses menua merupakan proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa
anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu.
Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis
dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses ini
menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk. Gerakan
lambat dan kelainan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi
peningkatan sensitifitas emosional, menurunnya gairah, bertambahnya minat terhadap
diri, berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatnya minat terhadap material
dan minat kegiatan rekreasi tak berubah hanya orientasi dan subjek yang berbeda.
Namun hal diatas tidak harus menimbulkan penyakit, oleh karenanya usila harus sehat
dan diartikan sebagai kondisi :
(1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial
(2) Mampu malakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
(3) Mendapatkan dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.
Ada dua proses penuaan yaitu penuaan secara primer dan sekunder. Penuaan
primer akan terjadi perubahan pada tingkat sel , sedangkan penuaan sekunder
adalah proses penuaan akibat factor lingkungan fisik dan sosial, stress fisik dan
fisikis, gaya hidup dan diet dapat mempercepat proses menjadi tua. Secara
umum perubahan fisiologis proses menua adalah sebagai berikut :
(1) Perubahan mikro : merupakan perubahan yang terjadi dalam sel seperti :
(a) Berkurangnya cairan dalam sel.
(b) Berkurangnya besarnya sel.
(c) Berkurangnya besarnya sel.
(2) Perubahan makro : perubahan yang jelas dapat diamati atau terlihat seperti :
(a) Mengecilnya kelenjar mandibula
(b) Menipisnya diskusintervertebralis
(c) Erosi pada permukaan sendi-sendi
(d) Ter
(e) Sering jadinya osteoporosis
(f) Otot-otot mengalami atropi
(g) Sering dijumpai adanya emphysema polmonum
(h) Presbiopi
(i) Adanya ateriosklerosis
(j) Menopause pada wanita
(k) Adanya dementia snilis
(l) Kulit tidak elastis lagi
(m)Rambut memutih, secara umum sering dijumpai.
Karakteristik yang sering dijumpai pada lanjut usia :
Penyakit yang sering multiple : saling berhubungan satu sama lain
Penyakit bersifat degeneratip : sering menimbulkan kecatatan
Gejala sering tidak jelas : berkembang secara perlahan
Sering bersama sama problem psikologis dan sosial
Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
Sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik
F. Tugas Tumbuh kembang Lansia
a. Menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan
b. Menyesuaikan dengan masa pensiun
c. Mengatur pola hidup yang terorganisir
d. Menerima kehilangan dan kematian dengan tentram. (Erikson. Tahap Integrity
versus Derpire).
G. Peran Perawat Pada Lansia
(1) Peran dan fungsi keperawatan gerontik
Dalam prakteknya perawat dalam menangani kasus gerontik melakukan
peran dan fungsinya adalah sebagai berikut:
Sebagai care giver atau pemberi asuhan keperawatan secara
langsung
Sebagai pendidik klien lanjut usia
Sebagai motivator klien lanjut usia
Sebagai advokasi klien
Sebagai konselor atau pemberi konseling pada klien lanjut usia
(2) Tanggung jawab perawat gerontik
Tanggung jawab perawat gerontik adalah :
Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal
Membantu klien lansia memelihara kesehatannya
Membantu klien lansia menerima kondisinya
Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukannya
secara manusiawi sampai meninggal.

Daftar Pustaka
Doenges, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Effendy, Nasrul. 1999. Dasar dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :


EGC

Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikel Bedah. Vol.2. Jakarta :
EGC.

Price, S, A, 2000, Patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit (terjemahan),


Edisi ; 4

http://buddifarma.blogspot.com/2013/03/askep-stroke-hemoragik-non-hemoragik.html

http://promkesnurjannah.blogspot.com/2012/12/askep-stroke.html

Azwar, A.2006. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan.
Depkes: Jawa Timur

Darmawan. 2008.Lansia Sebaiknya Jangan Kelebihan atau Kekurangan gizi.www.


Keluarga Berencana & Kependudukan.com tanggal 5 januari 2009 jam 14.00.

Darmojo, dkk.2006. Geriatri Ilmu Usia Lanjut.FKUI:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai