Oleh :
Nim : 1212083
2017
Lembar pengesahan
11 maret 2017
( ) ( )
1. KONSEP GERONTIK
C. Teori Menua
1. Teori Biologis
Penuaan merupakan proses secara berangsur mengakibatkan perubahan yang
kumulatif dan mengakibatkan perubahan yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga
menyangkut perubahan struktur sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang
pada akhirnya menimbulkan perubahan generatif. (Mary Ann Christ et al, 1993, dikutip
oleh Hardywinoto & Toni Setiabudi, 1999).
Teori biologis tentang penuaan dengan usia timbul akibat penyebab didalam sel
sendiri, sedang teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan
pengaruh lingkungan.
Teori biologis dibagi dalam :
E. Patofisiologi Lansia
Proses menua merupakan proses alamiah setelah 3 tahap kehidupan yaitu masa
anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu.
Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan pada struktur dan fisiologis
dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses ini
menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit
mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk. Gerakan
lambat dan kelainan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi
peningkatan sensitifitas emosional, menurunnya gairah, bertambahnya minat terhadap
diri, berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatnya minat terhadap material
dan minat kegiatan rekreasi tak berubah hanya orientasi dan subjek yang berbeda.
Namun hal diatas tidak harus menimbulkan penyakit, oleh karenanya usila harus sehat
dan diartikan sebagai kondisi :
(1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial
(2) Mampu malakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
(3) Mendapatkan dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.
Ada dua proses penuaan yaitu penuaan secara primer dan sekunder. Penuaan
primer akan terjadi perubahan pada tingkat sel , sedangkan penuaan sekunder
adalah proses penuaan akibat factor lingkungan fisik dan sosial, stress fisik dan
fisikis, gaya hidup dan diet dapat mempercepat proses menjadi tua. Secara
umum perubahan fisiologis proses menua adalah sebagai berikut :
(1) Perubahan mikro : merupakan perubahan yang terjadi dalam sel seperti :
(a) Berkurangnya cairan dalam sel.
(b) Berkurangnya besarnya sel.
(c) Berkurangnya besarnya sel.
(2) Perubahan makro : perubahan yang jelas dapat diamati atau terlihat seperti :
(a) Mengecilnya kelenjar mandibula
(b) Menipisnya diskusintervertebralis
(c) Erosi pada permukaan sendi-sendi
(d) Ter
(e) Sering jadinya osteoporosis
(f) Otot-otot mengalami atropi
(g) Sering dijumpai adanya emphysema polmonum
(h) Presbiopi
(i) Adanya ateriosklerosis
(j) Menopause pada wanita
(k) Adanya dementia snilis
(l) Kulit tidak elastis lagi
(m)Rambut memutih, secara umum sering dijumpai.
Karakteristik yang sering dijumpai pada lanjut usia :
Penyakit yang sering multiple : saling berhubungan satu sama lain
Penyakit bersifat degeneratip : sering menimbulkan kecatatan
Gejala sering tidak jelas : berkembang secara perlahan
Sering bersama sama problem psikologis dan sosial
Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
Sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenik
F. Tugas Tumbuh kembang Lansia
a. Menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan
b. Menyesuaikan dengan masa pensiun
c. Mengatur pola hidup yang terorganisir
d. Menerima kehilangan dan kematian dengan tentram. (Erikson. Tahap Integrity
versus Derpire).
G. Peran Perawat Pada Lansia
(1) Peran dan fungsi keperawatan gerontik
Dalam prakteknya perawat dalam menangani kasus gerontik melakukan
peran dan fungsinya adalah sebagai berikut:
Sebagai care giver atau pemberi asuhan keperawatan secara
langsung
Sebagai pendidik klien lanjut usia
Sebagai motivator klien lanjut usia
Sebagai advokasi klien
Sebagai konselor atau pemberi konseling pada klien lanjut usia
(2) Tanggung jawab perawat gerontik
Tanggung jawab perawat gerontik adalah :
Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal
Membantu klien lansia memelihara kesehatannya
Membantu klien lansia menerima kondisinya
Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukannya
secara manusiawi sampai meninggal.
Daftar Pustaka
Doenges, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikel Bedah. Vol.2. Jakarta :
EGC.
http://buddifarma.blogspot.com/2013/03/askep-stroke-hemoragik-non-hemoragik.html
http://promkesnurjannah.blogspot.com/2012/12/askep-stroke.html
Azwar, A.2006. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan.
Depkes: Jawa Timur