Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN

PENANGANAN DARURAT BENCANA

Oleh : Yus Rizal

Kejadian Bencana Periode 2002 - 2012


Frekuensi Kejadian
2500
2000

1999
1663

1500
1000

764

798

500
0

165

432

609

1113
838

1287

1842

Kejadian Menurut Jenis Bencana 2002 - 2012


2,000

1,800

Jumlah Kejadian Bencana

1,600
1,400
1,200
1,000
800
600
400
200
-

2002

2003

2004

Gempa Bumi
Letusan Gn. Api
Banjir
Gelombang Pasang/Abrasi
Kebakaran Lahan dan Hutan

2005

2006

2007

2008

Gempa Bumi dan Tsunami


Tanah Longsor
Kekeringan
Kecelakaan Industri
Konflik/Kerusuhan Sosial

2009

2010

2011

2012

Tahun

Tsunami
Banjir dan Tanah Longsor
Puting Beliung
Kecelakaan Transportasi
Aksi Teror/Sabotase

PROVINSI YANG SERING MENGALAMI


KEJADIAN BENCANA
Periode 2002 - 2011:
1. Jawa Tengah
2. Jawa Timur
3. Jawa Barat
4. Sulawesi Selatan
5. Sumatera Selatan

Tahun 2012
1. Jawa Timur
2. Jawa Tengah
3. Jawa Barat
4. Sumatera Utara
5. Nusa Tenggara Timur

Keadaan Darurat

Suatu keadaan atau situasi yang mengancam


sekelompok orang/masyarakat dan memerlukan
respon penanggulangan segera dan memadai

PENANGANAN DARURAT

Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap


kerusakan dan sumberdaya
Penentuan status keadaan darurat bencana
Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena
bencana
Pemenuhan kebutuhan dasar (air bersih, sanitasi,
pangan, sandang, pelayanan kesehatan, pelayanan
psikososial dan tempat hunian)
Perlindungan terhadap kelompok rentan
Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

KAJI CEPAT (RAPID ASSESSMENT)


Serangkaian kegiatan pengkajian yg
dilakukan pd saat keadaan darurat

Penyajian Informasi

TUJUAN
Menilai ada/tdknya kedaruratan
Menggambarkan jenis dan besarnya
masalah
Kemungkinan perkembangan lebih lanjut
akibat keadaan darurat

Menilai kemampuan dlm merespons dan


kebutuhan utk penanganan

Menentukan prioritas tindakan yg perlu


dilakukan utk penanganan

Segera setelah kejadian diketahui


Atas dasar penugasan dari Kepala BNPB/
BPBD setempat sesuai kewenangannya
(PP No. 21 Thn 2008 Ps 22 ayat 2)

PENETAPAN STATUS DARURAT


Pelaksana : Pemerintah dan Pemerintah Daerah

Nasional

PRESIDEN

Provinsi

GUBERNUR

Kabupaten/Kota

BUPATI/WALIKOTA

Penetapan status dan tingkatan bencana memuat indikator :


jml korban, kerugian harta benda, kerusakan prasarana dan
sarana, cakupan luas wilayah yg terkena dan dampak sosek
yg ditimbulkan (UU No. 24 Th 2007 ps 7 ayat 2)

PENYELAMATAN DAN EVAKUASI


(Ps 52 UU No. 24/2007)

Pencarian dan penyelamatan korban


Pertolongan darurat
Evakuasi korban

Prioritas pd korban luka


parah dan kelompok
rentan

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


Air bersih
Pendistribusian air bersih
Perbaikan kualitas air (penjernihan air cepat, desinfeksi sumber air
bersih)
Pengawasan kualitas air bersih (kekeruhan, ph, bakteriologis)

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


Sanitasi
Penyediaan jamban darurat
Pembersihan lingkungan
Penyediaan sarana pembuangan limbah cair, sampah sisa buangan
keluarga dan limbah medis

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


Pangan
Pendistribusian bahan makanan
Pengoperasian dapur lapangan
Pengawasan kualitas pangan
Pendistribusian peralatan memasak dan
perlengkapan makan

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


Sandang

Pendistribusian perlengkapan diri


Alas tidur, selimut, pakaian dan alas kaki
Pendistribusian sarana kebersihan pribadi
Sabun mandi, sabun cuci, sikat gigi, pasta gigi
Pembalut wanita utk wanita usia subur

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


Pelayanan kesehatan
Pelayanan pengobatan
Pelayanan rujukan
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
(pengendalian vektor, surveilans, imunisasi, distribusi
sarana)
Pelayanan gizi (pemantauan status gizi, distribusi kapsul vit.
A, tablet Fe, penanganan balita gizi kurang/buruk)
Pelayanan psikososial/kesehatan jiwa
Pelayanan kesehatan reproduksi

PEMENUHAN KEBUTUHAN
DASAR

Penampungan dan tempat hunian

Penampungan sementara dpt berupa tenda,


barak, memanfaatkan gedung fasum
(stadion, tempat ibadah, sekolah dll)

Rangkaian

kegiatan yang bertujuan utk


menjamin pemenuhan, perlindungan dan
penghormatan thd hak-hak individu
kelompok rentan secara penuh sesuai
aturan yg berlaku

PERLINDUNGAN KELOMPOK RENTAN


Pasal 55 UU no 24 Tahun 2007

Bayi, balita dan anak-anak


Ibu hamil, ibu menyusui
Berkebutuhan Khusus/
cacat
Lanjut usia

Penyelamatan dan evakuasi


Pengamanan
Pelayanan kesehatan
Psikososial/kesehatan
mental

PENYELAMATAN DAN EVAKUASI


(Ps 52 UU No. 24/2007)

Memberikan kesempatan pertama (prioritas)


Petugas memiliki kemampuan teknis khusus
Menyiapkan peralatan yg sesuai dng kondisi fisik

PENGAMANAN
Memberikan jaminan perlindungan dari :
Tindak kekerasan (fisik, seksual)
Eksploitasi
Penelantaran
Diskriminasi
Perlakuan salah
Bullying

PENGAMANAN
Upaya yg dilakukan :
Pengawasan
Penindakan pelaku
Penyediaan tempat khusus (ruang menyusui, tempat bermain
anak, dll)
Pendampingan (anak yg terpisah dr keluarga, lanjut usia,
penyandang cacat)

PEMULIHAN SEGERA FUNGSI PRASARANA


DAN SARANA VITAL
Mempermudah akses bantuan darurat
Pembersihan lokasi (puing-puing, sampah, bahan berbahaya dll)
Perbaikan darurat fasilitas umum (jalan, jembatan, bandara, dll)
Perbaikan sarana dan prasarana pendukung (utilitas) seperti;
jaringan komunikasi, energi, air bersih dll

FASE PENANGANAN DARURAT


Siaga darurat
Tanggap darurat
Transisi darurat ke
pemulihan

SIAGA DARURAT
Peningkatan potensi ancaman yg mengarah
terjadinya bencana dng di tandai munculnya tandatanda awal
Dpt digambarkan dng early warning system yg baik
Tdk semua jenis ancaman bencana memiliki fase ini
Aktifitas :
Pendirian Posko
Pengungsian penduduk
Kaji cepat
Pemenuhan kebutuhan dasar
dll

TANGGAP DARURAT
Saat ancaman/bencana benar-benar terjadi
Upaya penanggulangan dampak secara cepat dan tepat
Aktifitas :
Pendirian Posko
Penyelamatan dan evakuasi korban
Pengungsian penduduk
Kaji cepat
Pemenuhan kebutuhan dasar
dll

TRANSISI DARURAT KE PEMULIHAN


Waktu masih pada saat keadaan darurat
Upaya diarahkan utk memudahkan akses bantuan dan
pemulihan
Aktifitas :
Pembersihan lokasi
Perbaikan fungsi sarana dan prasarana
Pemenuhan kebutuhan dasar
dll

PENGERAHAN SUMBER DAYA


Pada saat keadaan darurat bencana, Kepala BNPB
dan Kepala BPBD berwenang mengerahkan sdm,
peralatan dan logistik dari instansi/lembaga dan
masyarakat untuk melakukan tanggap darurat (Pasal
25 PP No.21 Thn 2008)

Dlm hal terdpt keterbatasan sumberdaya yg


dikerahkan BPBD, BNPB dpt membantu melalui pola
pendampingan (Pasal 30 PP No.21 Thn 2008)

Peralatan dan logistik


Bantuan transportasi (darat, air, udara)
Bantuan personil
Dana siap pakai (DSP)
Pendampingan teknis maupun manajerial

MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN


DARURAT

Anda mungkin juga menyukai