Anda di halaman 1dari 5

GASTROENTERITIS (DIARE)

A. PENGERTIAN

1. Gastroenteritis adalah
 Peradangan pada usus besar, usus halus yang disertai diare yang banyak
disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus
 kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari)
dan konsistensi feses cair
 Dapat bersifat akut dan kronis
2. Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari.

B. ETIOLOGI

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama


gastroenteritis, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis)
dan jamur (C. albicans)

b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat


menimbulkan gastroenteritis seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),


monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping
itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

3. Faktor Makanan:
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.

4. Faktor Psikologis

Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

C. Tanda dan Gejala

1. Diare.

2. Muntah.

3. Demam.

4. Nyeri abdomen

5. Membran mukosa mulut dan bibir kering

6. Fontanel cekung

7. Kehilangan berat badan

8. Tidak nafsu makan

9. Badan terasa lemah

D. Jenis diare
1. Diare cair akut

Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang berakhir kurang dari 14
hari.

2. Disentri
Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering, dan feces sedikit-sedikit.
3. Diare persisten
Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau disentri.
E. Dehidrasi
Diare menyebabkan dehidrasi, dibagi menjadi
1. Dehidrasi ringan

Tanda-tanda: ubun-ubun dan mata cekung, minum normal, kencing normal.

2. Dehidrasi sedang
Tanda-tanda: gelisah, sangat haus, nadi dan pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan
mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.
3. Dehidrasi berat
Tanda-tanda: apatis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekana darah turun, warna
urine pucat, pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata
cekung sekali, dan tidak mau minum.

Atau yang dikatakan dehidrasi bila:


1. Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.
2. Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.

F. PATOFISIOLOGI

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor di


antaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme
(kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam
usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus.
Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan
fungsi usus meneyebabkan sistem transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa
mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat. Kedua
faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
Ketiga faktor makanan, ini terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan
baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan
kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare. Keempat,
faktor psikologis dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang
akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare
(Hidayat, 2006:12).

G. Komplikasi
1. Kehilangan elektrolit (kalium)
2. Keluaran urin menurun (30 ml/jam selama 2 – 3 jam berturut-turut)
3. Hipotensi
4. Kelemahan otot

H. Penatalaksanaan Medis
1. Beri cairan untuk mengganti cairan yang hilang. Þ rehidrasi oral (mengandung
elektrolit dan glukosa)
2. Monitor dan koreksi input dan output
3. Elektrolit.
4. Obat – obatan : berikan antibiotik dan obat untuk menurunkan motilitas

I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan feses secara mikroskopis dan makroskopis.
2. Pemeriksaan kimia darah
3. Pemeriksaan urinalisis
4. Pemeriksaan hematologi darah lengkap
5. Pemeriksaan Feces rutin ( organisme infeksius atau farasit )

J. Pengkajian
1. Pola diare dan pola eliminasi sebelumnya
2. Asupan nutrisi sehari-hari
3. Kram abdomen dan nyeri
4. Frekuensi dan dorongan mengeluarkan feses
5. Penimbangan BB, hipotensi,takikardi
6. Konsistensi, warna dan bau feses

K. Dignosa dan intervensi


1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan dehidrasi

Intervensi:

 Kaji penyebab dehidrasi


 Kaji intake dan output cairan
 Anjurkan pasien untuk minum yang banyak
 Lakukan pemeriksaan fisik
 Monitor TTV pasien
2. Gangguan pemasukan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan distensi abdomen

Intervensi:

 Kaji penyebab mual dan muntah


 Kaji kebiasaan makan pasien
 Jelaskan pentingnya nutrisi untuk keperluan tubuh
 Anjurkan pasien untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering
 Kolaborasi: beri obat penambah nafsu makan/multivitamin

Anda mungkin juga menyukai