Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu media buatan. Proses pemisahan atau pemurnian
dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis,
misalnya telah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang
hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya (Anonim, 2011).
Hal inilah yang melatarbelakangi dilaksanakannya praktikum kali ini. Agar
kita mengetahui bagaimana cara memisahkan mikroorganisme dari sampel kue
lapis dan mengidentifikasinya.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk koloni yang diperoleh dari sampel.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam
mengisolasi mikroorganisme.
3. Untuk mengetahui bermacam teknik dalam mengisolasi mikroba.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
dalam bentuk padat, semi padat, dan cair. Medium padat diperoleh dengan
menumbuhkan agar. Setelah bahan medium disiapkan, harus disterilkan lebih
dahulu sebelum digunakan membiakkan mikroba. Bila medium biakan yang
disiapkan tidak disterilkan, mikroba pencemar akan tumbuh menyebabkan kita
tidak mengetahui apakah perubahan yang terjadi dalam medium disebabkan
mikroba yang ditumbuhkan ataukah oleh mikroba pencemar (Waluyo, 2004).
Pada umumnya, bakteri memperbanyak diri dengan cara pembelahan
biner, yaitu dengan satu sel membelah diri disebut waktu generasi. Waktu generasi
tidak selalu tetap tetapi bergantung pada berbagai faktor dalam medium, spesies,
dan unsur bakteri. Pengukuran pertumbuhan dan perbanyakan bakteri dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (Hidayat dan Padaga, 2006).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian
dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis,
misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi
yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya (Anonim, 2011).
Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat
yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang
menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya
(Anonim, 2011).
Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu
karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel
itu dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media
padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat

diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah
(Anonim, 2011).
Isolasi

mikroorganisme

mengandung

arti

proses

pengambilan

mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu


medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari
identifikasi mikroba, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian
sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahil untuk dilakukan (Pelczar,
1986).
Prinsip

kerja

isolasi

bakteri

cukup

sederhana

yakni

dengan

menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat
menyusun kehidupan bakteri. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacammacam tempat, tergantung dari tujuan inokulasi. Inokulasi bakteri termasuk pula
di dalamnya adalah prinsip untuk membuat lingkungan medium menjadi semirip
mungkin dengan medium aslinya (Pratiwi, 2008).
Teknik dalam menginokulasi bakteri memiliki beberapa variasi metode,
misalnya metode goresan (streak plate), metode taburan (pour plate), dan metode
apusan (surface plate). Pemilihan tekhnik ini didasarkan pada tujuan penelitian
atau percobaan (Pelczar, 1986).
Kondisi fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Selain menyediakan
nutrien yang sesuai untuk kultivasi bakteri, juga perlu disediakan kondisi fisik
yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Bakteri tidak hanya amat bervariasi
dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbedabeda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk berhasilnya kultivasi
berbagai tipe bakteri, dibutuhkan suatu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik
yang sesuai.
-

Suhu
Karena semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimiawi dan

karena laju reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh suhu, maka pola pertumbuhan
bakteri dapat sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu juga mempengaruhi laju
pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan organisme. Keragaman suhu dapat
juga mengubah proses-proses metabolik tertentu serta morfologi sel.
- Atmosfer

Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan ialah oksigen dan karbon


dioksida. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respons
terhadap oksigen bebas, dan atas dasar ini maka mudah sekali untuk membagi
mereka menjadi empat kelompok : aerobik (organisme yang membutuhkan
oksigen), anaerobik (tumbuh tanpa oksigen molekular), anaerobik fakultatif
(tumbuh pada keadaan aerobik dan anaerobik), dan mikroaerofilik (tumbuh
terbaik bila ada sedikit oksigen atmosferik).
- Kemasaman atau kebasaan (pH)
pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5 dan
7,5. Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat masam,
atau sangat alkalin. Bagi kebanyakan spesies, niai pH minimum dan
-

maksimum ialah antara 4 dan 9.


Kondisi lain-lain
Suhu, lingkungan, gas, dan pH adalah faktor-faktor fisik utama yang harus

dipertimbangkan di dalam penyediaan kondisi optimum bagi pertumbuhan


kebanyakan spesies bakteri.
Beberapa kelompok bakteri mempunyai persyaratan tambahan. Sebagai
contoh, organisme fotoautotrofik (fotosintetik) harus diberi sumber pencahayaan,
karena cahaya adalah sumber energinya. Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi
oleh keadaan tekanan osmotik (tenaga atau tegangan yang terhimpun ketika air
berdifusi melalui suatu membran) atau tekanan hidrostatik (tegangan zat alir).
Bakteri tertentu, yang disebut bakteri halofilik dan dijumpai di air asin, air laut,
dan danau air asin, hanya tumbuh bila mediumnya mengandung konsentrasi
garam yang tinggi. Air laut mengandung 3,5 persen natrium klorida, di danau air
asin, konsentrasi natrium kloridanya dapat mencapai 25%. Mikroorganisme yang
membutuhkan NaCl untuk pertumbuhannya disebut halofil obligat mereka tidak
akan tumbuh kecuali bila konsentrasi garamnya tinggi, yang dapat tumbuh dalam
natrium klorida tetapi tidak mensyaratkannya disebut halofil fakultatif mereka
tumbuh dalam lingkungan berkonsentrasi garam tinggi atau rendah. Ini
menunjukkan adanya tanggapan terhadap tekanan osmotik. Telah diisolasi bakteri
dari parit-parit terdalam di lautan yang tekanan hidrostatiknya mencapai ukuran
ton per meter persegi (Pelczar dan Chan, 1988).

Macam-macam bentuk koloni :


-

Bentuk koloni (dilihat dari atas), titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur,

serupa akar dan kumparan.


Permukaan koloni (dilihat dari samping), rata,timbul datar, melengkung,

mencembung, membukit, dan serupa kawan.


Tepi koloni (dilihat dari atas), utuh, berombak, berbelah, bergerigi,

berbenang, dan keriting.


(Dwidjoseputro, 2005).

BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum kali ini dilaksanakan sebanyak dua kali. Praktikum pertama
dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 13 Maret 2012 pada pukul 10.00 pagi
sampai pukul 12.00 siang. Dan praktikum kedua dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 15 Maret 2012 pada pukul 13.00 siang sampai pukul 14.00 siang. Kedua
praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman
Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan

3.2.1

Alat
- Jarum ose
- Lampu bunsen
- Laminar air flow
- Cawan petri
- Tabung reaksi
- Labu erlenmeyer
- Rak tabung reaksi
- Mikropipet
- Bluetip
- Vortex
- Inkubator
- Wadah sampel
- Botol semprot
3.2.2 Bahan
- Alumunium foil
- Kertas label
- Alkohol 70%
- Media PDA
- Media NA
- NaCl 0,9%
- Sampel kue lapis
- Aquades
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Cara Kerja NA
1. Disiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan di dalam laminar
air flow cabinet.
2. Ditimbang sampel kue lapis sebanyak 1 gr.
3. Dipijarkan jarum ose, didinginkan.
4. Dipanaskan pinggiran mulut tabung pengenceran 10-1 yang berisi
NaCl 0,9%.
5. Diambil sampel dengan jarum ose.
6. Dimasukkan ke dalam pengenceran 10-1.
7. Dipanaskan lagi mulut tabung pengenceran 10-1 pada lampu
bunsen.
8. Ditutup lagi tabung reaksi dengan aluminium foil, kemudian
divortex sampai homogen.
9. Dipanaskan pinggiran mulut tabung pengenceran 10-2 yang berisi
NaCl 0,9%.
10. Diambil hasil

pengenceran

mikropipet sebanyak 1 ml.

pertama

dengan

menggunakan

11. Dimasukkan hasil pengenceran 10-1 sebanyak 1 ml ke dalam


tabung pengenceran 10-2.
12. Ditutup lagi kedua tabung dengan aluminium foil, kemudian
divortex tabung pengenceran 10-2 sampai homogen.
13. Dipanaskan pinggiran mulut tabung pengenceran 10-3 yang berisi
NaCl 0,9%.
14. Diambil hasil pengenceran kedua dengan menggunakan mikropipet
sebanyak 1 ml.
15. Dimasukkan hasil pengenceran 10-2ke dalam tabung pengenceran
10-3.
16. Ditutup lagi kedua tabung dengan aluminium foil, kemudian
divortex tabung pengenceran 10-3 sampai homogen.
17. Dipanaskan cawan petri pada lampu bunsen.
18. Dibuka penutup pada tabung pengenceran 10-3. Diambil 1 ml
sampel pada tabung pengenceran 10-3 menggunakan mikropipet.
19. Dimasukkan sampel ke dalam cawan petri, kemudian ditutup lagi
tabung pengenceran 10-3 dengan aluminium foil.
20. Dipanaskan mulut erlenmeyer yang berisi NA.
21. Dimasukkan NA ke dalam cawan petri sehingga permukaan cawan
petri tertutup.
22. Diaduk secara merata dengan menggeser petri membentuk angka
delapan secara perlahan.
23. Diinkubasikan cawan petri pada suhu 37C selama 24 jam.
24. Setelah masa inkubasi, catatlah bentuk koloni dari mikroba yang
tumbuh yaitu bentuk koloni dari pengamatan secara vertikal
ataupun horisontal.
3.3.2 Cara Kerja PDA
1. Disiapkan cawan petri yang sudah berisi media PDA.
2. Digunakan jari telunjuk kanan yang sudah disterilkan dengan
alkohol. Ditekankan jari telunjuk ke kulit kepala yang berketombe.
3. Diletakan jari telunjuk kanan ke dalam cawan petri di atas media
PDA, tetapi jangan ditekan.
4. Ditutup cawan petri kemudian diinkubasikan pada suhu ruang
selama 48 jam.
5. Setelah masa inkubasi, catatlah bentuk koloni dari mikroba yang
tumbuh yaitu bentuk koloni dari pengamatan secara vertikal dan
horisontal.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pengamatan


4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
NO.
1.

GAMBAR

KETERANGAN
Media NA
Sp 1
1. Form
= Circular = 2
2. Elevation = Convex
3. Margin = Entire

2.

Media PDA
Sp 1
1. Form
= Punctiform
2. Elevation = Convex
3. Margin = Entire
Ket. Tambahan
1 dan 2 merupakan kontaminasi
bakteri.

4.2 Pembahasan

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan


menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat kita lakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya.
Pada praktikum ini kita melakukan pengenceran bertingkat sebanyak tiga
kali pengenceran. Fungsi dari pengenceran bertingkat ini yaitu memperkecil atau
mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Untuk menentukan
besarnya atau banyaknya tingkat pengeceran tergantung kepada perkiraan jumlah
mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan
pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya

mengandung

1
10

sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya.

Pada praktikum ini, media yang digunakan adalah PDA dan NA. Media
NA (Nutrient Agar) termasuk dalam medium semi alamiah karena tersusun atas
bahan alami (beef ekstrak) dan bahan sintesis (pepton dan agar). Fungsi medium
NA (Nutrient Agar) pada bahan yang digunakan, adalah :
-

Beef ekstrak sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen

organik dan senyawa karbon.


Pepton sebagai sumber utama nitrogen organik dan sumber nutrisi.
Agar untuk memadatkan medium NA.
Aquades untuk melarutkan beef ekstrak, pepton, dan agar.

Untuk media PDA (potato dextrose agar) termasuk dalam medium semi
ilmiah karena tersusun atas bahan alami (ekstrak kentang), dan bahan sintesis
(dextrose dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur. Fungsi medium
PDA (potato dextrose agar) pada bahan yang digunakan, adalah :
-

Ekstrak kentang sebagai sumber karbon (karbohidrat, vitamin, dan

energi.
Dextrose sebagai sumber gula dan energi.
Agar untuk memadatkan medium PDA (Potato Dextrose Agar).
Aquadest untuk melautan ekstrak kentang, dextrose, dan agar.

Dalam melakukan inokulasi, perlu diperhatikan beberapa faktor yang


cukup mempengaruhi hasil dari inokulasi tersebut :
-

Sifat dan jenis mkroba yang akan diisolasi.


Tempat hidup/asal mikroba tersebut.
Medium yang sesuai untuk pertumbuhan.
Cara inkubasi mikroba.
Cara menanam mikroba.

Perlakuan yang tidak sesuai terhadap isolat mikrobi dapat mengakibatkan


perkembangan kultur mikrobia hasil isolasi terhambat. Sebagai contoh apabila
yang diisolasi adalah bakteri acidofil namun dikembangkan dalam medium yang
netral maka pertumbuhan bakteri tidak akan maksimal atau malah akan mati.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, pada praktikum ini kita melakukan
pengenceran sebanyak tiga kali untuk memperkecil atau mengurangi jumlah
mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Untuk melakukan pengenceran ini maka
digunakan larutan NaCl 0,9% sebagai pelarut. Digunakannya larutan NaCl 0,9%,
dikarenakan sifatnya isotonis. Jika digunakan NaCl > 0,9% maka NaCl akan
bersifat hipertonis. Sedangkan jika NaCl < 0,9%, maka NaCl akan bersifat
hipotonis. Jika medium yang digunakan bersifat hipotonis dan hipertonis maka
bakteri akan mengalami plamolisis atau tidak akan tumbuh bakteri secara
sempurna.
Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi proses inokulasi. Hal ini
dikarenakan proses inokulasi membutuhkan ruangan yang bersih dan steril.
Bahkan dinding ruang yang basah dapat menyebabkan butir-butir debu menempel.
Mikroorganisme yang bermacam-macam juga terdapat di udara yang manusia
hirup sehari-hari karena dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan.
Penyimpangan hasil percobaan karena berbagai faktor dapat menjadi kesalahan
fatal. Misalnya, karena faktor seringnya berbicara pada saat perlakuan
mikroorganisme. Dari mulut akan banyak mikroorganisme yang keluar pada saat
berbicara dan kemungkinan area perlakuan mikroorganisme tidak akan steril lagi.
Tangan yang tidak steril pun terkadang menjadi faktor yang paling sering
menyebabkan terjadinya kesalahan pada proses inokulasi.

Prinsip percobaan dalam praktikum kali ini adalah untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi dari mikroba dengan sampel kue lapis, dan untuk mengetahui
jenis-jenis yang tepat dan kemudahan dalam memprediksi. Pengenceran untuk
meminimalkan suatu jumlah sampel sehingga memudahkan dalam mengisolasi
bakteri yang ada dalam sampel tersebut.
Dengan pengenceran 10-3, pada media NA terdapat 1 spesies bakteri
dimana spesies ini memiliki form yang circular sebanyak 2, elevation yang
convex, dan margin yang entire. Sedangkan pada media PDA yang menggunakan
kuman ketombe sebagai sampel, didapatkan hasil 1 spesies jamur dimana spesies
ini memiliki form yang punctiform, elevation yang convex, dan margin yang
entire. Pada media ini juga terdapat beberapa kontaminasi bakteri.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Bentuk koloni yang diperoleh dari sampel.
- Pada media NA dengan pengenceran tiga kali (10 -3), bentuk koloni
(form) circular, kontur permukaan koloni (elevation) convex, dan tepi
-

koloni (margin) entire.


Pada media PDA, bentuk koloni (form) punctiform, kontur permukaan

koloni (elevation) convex, dan tepi koloni (margin) entire.


2. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi
mikroorganisme, adalah :
- Sifat dan jenis mikroorganisme.
- Habitat mikroorganisme.
- Medium pertumbuhan.
- Cara menginokulasi dan inkubasi.
- Cara mengidentifikasi.
- Cara pemeliharaannya.
3. Terdapat berbagai macam teknik mengisolasi mikroba, yaitu :
- Isolasi pada agar cawan.
- Isolasi pada medium cair.
- Isolasi sel tungal.
- Isolasi mikroba dengan cara penggoresan. Ada beberapa teknik
goresan, antara lain :

1. Goresan T.
2. Goresan kuadran.
3. Goresan radian.
4. Goresan sinambung.

5.2 Saran
Diharapkan agar pada praktikum selanjutnya dapat menggunakan metode
isolasi dengan cara atau metode yang lain. Supaya praktikan bisa lebih
memperluas wawasan dan tidak hanya terbatas pada satu metode yang telah
dipraktikumkan saja.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Isolasi Mikroorganisme Dalam Proses Pembuatan Enzim Sebagai
Hasil Produk Di Bidang Industri. [online].
http:/aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/11/isolasi-mikroorganismedalam-proses-pembuatan-enzim-sebagai-hasil-produk-di-bidang-industri/.
(diakses tanggal 17 Maret 2012).
Dwidjoseputro, D. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.

Hidayat, N., M.C. Padaga. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit Andi :


Yogyakarta.
Pelczar, M.J., E.C.S. Chan. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press) : Jakarta.
Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press : Malang.

Anda mungkin juga menyukai