Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kanker payudara adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
payudara menjadi sel kanker (Fitria, 2007). Gejala awal berupa sebuah benjolan yang
biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara sekitarnya, tidak atau menimbulkan
nyeri yang biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur (Alamsyah, 2009).
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menyebabkan
kematian tertinggi nomor dua setelah kanker leher rahim (Tjindarbumi, 1995). Insidens
kanker payudara sejak tahun 2002 tercatat 26 kasus setiap 100.000 perempuan (IARC,
2002). Pada tahun 2007, SIRS (2007) mencatat insidens kanker payudara cenderung
stagnan yaitu 26 kasus setiap 100.000 perempuan, namun angka ini kemudian meningkat
pada tahun 2008 dimana SIRS (2008) mencatat insidens kanker payudara di Indonesia
yaitu sebesar 38 kasus tiap 100.000 perempuan. Data WHO (World Health Organization)
menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas,
sedangkan 6% diantaranya kurang dari 40 tahun. Namun banyak juga wanita yang berusia
30-an menderita penyakit mematikan ini (Suryaningsih, 2009).
Tidak semua benjolan di payudara adalah kanker, sehingga untuk memastikannya
perlu dilakukan pemeriksaan seksama lebih lanjut. Menurut badan kesehatan dunia, WHO,
satu-satunya cara yang efektif sampai saat ini hanya dengan melakukan deteksi sedini
mungkin pada kemungkinan timbulnya penyakit ini, yaitu dengan melakukan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri). Mendeteksi payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan
sekali secara teratur. Waktu yang tepat adalah setelah menstruasi karena payudara pada
saat itu sedang dalam keadaan lunak. Sebaiknya setiap perempuan melakukan
pemeriksaan sendiri terhadap payudara, untuk mengetahui adanya benjolan atau
perubahan pada payudara.
Keterlambatan deteksi dini kemungkinan karena kurangnya pengetahuan wanita
tentang deteksi dini kanker payudara an tingkat pendidikannya yang rendah karena
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang seangkan pengetahuan dipengaruhi oleh umur dan tingkat pendidikan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hoffman, et al (2000) diketahui ada hubungan

antara tingkat pendidikan dengan stadium kanker payudara. Wanita yang berpendidikan
tinggi, cenderung terdiagnosis kanker payudara stadium dini. Sebaliknya, wanita
berpendidikan rendah cenderung terdiagnosis stadium lanjut kanker payudara. Hal ini
sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut menyerap informasi
kesehatan. Sedangkan menurut Harlock, usia menggambarkan kematangan fisik, psikis,
dan sosial yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Ini berarti bahwa usia merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi penangkapan informasi yang pada akhirnya
berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang, termasuk pengetahuan tentang deteksi
dini kanker payudara.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 25-55 tahun dengan Tingkat Pendidikan Terakhir
SMA Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara
pada Pengunjung Puskesmas Marabahan pada Tahun 2016.
I.2 Perumusan Masalah
Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 25-55 tahun dengan Tingkat
Pendidikan Terakhir SMA Tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Deteksi
Dini Kanker Payudara pada Pengunjung Puskesmas Marabahan pada Tahun 2016 ?
I.3 Tujuan Penelitian
I.3.1 Tujuan umum
Diketahui Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita Usia
25-55 Tahun tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) pada pengunjung Puskesmas
Marabahan pada tahun 2016.
I.3.2 Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia 25-55 tahun tentang Periksa Payudara
b.

Sendiri (SADARI).
Mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia 25-55 tahun tentang Periksa Payudara

Sendiri (SENDIRI) berdasarkan pendidikan.


c. Mengidentifikasi Pengetahuan Wanita Usia 25-55 tahun tentang Periksa Payudara
Sendiri (SADARI) berdasarkan Usia.

d. Mengidentifikasi Hubungan Pengetahuan Wanita Usia 25-55 tahun tentang Periksa


Payudara Sendiri (SADARI) dengan tingkat Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai