Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya memberikan pengalaman
belajar dan menciptakan suatu kondisi bagi perorangan/individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat, dengan cara membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan, bina
suasana dan pemberdayaan masyarakat, sehingga pada akhirnya masyarakat mampu mengenali
dan mengetahui masalah kesehatannya sendiri terutama pada tatanan rumah tangga, agar dapat
menerapkan cara-cara hidup bersih dan sehat (Depkes, 2005).
Manajemen peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diupayakan mulai dari tatanan
terkecil yakni rumah tangga dengan sasaran individu dan keluarga kemudian akan berkembang
kearah desa/kelurahan, kecamatan/puskesmas dan Kabupaten/kota sehat hingga pada akhirnya
secara nasional akan terwujud seluruh masyarakat Indonesia yang berperilaku hidup bersih dan
sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga,
terdiri dari persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI Eksklusif, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan
buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari serta tidak merokok di dalam
rumah. Penerapan 10 indikator PHBS di tingkat rumah tangga sangat tergantung dengan
kesadaran dan peran serta aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing.
Sebab upaya untuk mewujudkan lingkungan yang sehat akan menunjang pola perilaku
kehidupan rakyat yang sehat secara berkelanjutan (Depkes RI, 2007).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 terkait PHBS meliputi 294.959 rumah
tangga (220.895 rumah tangga tanpa balita dan 74.064 rumah tangga memiliki balita) di
Indonesia. Proporsi nasional rumah tangga dengan PHBS baik adalah 32,3%, dengan proporsi
tertinggi DKI Jakarta (56,8%) dan proporsi terendah Papua (16,4%). Terdapat 20 provinsi yang
masih memiliki RT dengan PHBS baik dibawah proporsi nasional. Merujuk kepada hasil
riskesdas, penyakit maupun gangguan kesehatan yang muncul dan menjadi masalah kesehatan
masyarakat banyak dipengaruhi oleh faktor perilaku. Misalnya kasus diare yang tinggi

1
berhubungan dengan perilaku BAB di sembarang tempat, perilaku cuci tangan tidak pakai sabun
serta ketidaktersediaan jamban keluarga. Masih tingginya AKI maupun AKB salah satunya
adalah karena perilaku persalinan tidak dilakukan di tenaga kesehatan. Tingginya obesitas
maupun penyakit metabolik salahsatunya karena kurangnya aktivitas fisik maupun perilaku
konsumsi makanan yang tidak gizi seimbang. Hal tersebut merupakan bagian dari perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) dalam semua tatanan khususnya tatanan rumah tangga. Apabila
kesepuluh PHBS dapat dijalankan di tingkat rumah tangga, maka akan tercapai rumah tangga
sehat dan pada akhirnya derajat kesehatan masyarakat yang otimal akan tercapai.

Gambar 1. Data PHBS RISKESDAS 2013

Wilayah puskesmas Negara yang terletak di kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan
salah satu pelayanan kesehatan yang menjadi rujukan di wilayah tersebut dengan jumlah
penduduk 18.821 jiwa dan XX KK. Berdasarkan data puskesmas, kasus penyakit yang
berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat seperti diare masih cukup tinggi, terutama
pada anak di bawah 5 tahun, diare dan ISPA juga masih menjadi 10 besar penyakit di Puskesmas
tersebut. Data lingkungan menyebutkan masih rendahnya cakupan jamban keluarga yaitu XX%
dari target 100 % pada tahun 2012, serta masih terbatasnya akses air bersih (XX%) dari target
100% pada tahun 2012. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar XX%,
ditemukannya Angka Kematian Ibu (AKI) X orang dan Angka Kematian Balita XX orang pada
tahun 2012. (Laporan Puskesmas 2012).

2
Dengan adanya survei rumah tangga sehat di wilayah kerja Puskesmas Negara khususnya
Desa Balah Paikat, diharapkan data ini bisa menjadi informasi awal untuk mengidentifikasi
aspek PHBS pada tatanan rumah tangga sebagai salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah tersebut.

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah gambaran perilaku hidup bersih dan sehat tingkat
rumah tangga di Desa Balah Paikat wilayah kerja Puskesmas Negara Tahun 2015“

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan secara umum untuk mengetahui gambaran perilaku hidup bersih dan
sehat tingkat rumah tangga di Desa Balah Paikat di wilayah kerja Puskesmas Negara Tahun
2015.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah,
a. Mengetahui jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Mengetahui jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif 0-6 bulan
c. Mengetahui jumlah bayi dan balita yang ditimbang tiap bulan
d. Mengetahui jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih
e. Mengetahui jumlah rumah tangga yang melakukan kebiasaan cuci tangan
f. Mengetahui jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban pribadi
g. Mengetahui jumlah rumah tangga yang melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk tiap
minggu
h. Mengetahui jumlah rumah tangga yang rutin mengonsumsi sayur dan buah
i. Mengetahui jumlah rumah tangga yang rutin melaksanakan aktifitas fisik tiap hari
j. Mengetahui jumlah rumah tangga yang menerapkan kebiasaan merokok di luar rumah
k. Mengetahui prioritas masalah terkait perilaku hidup bersih dan sehat

3
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan edukasi pada masyarakat terkait pentingnya perilaku hidup bersih
dan sehat di tingkat rumah tangga.
1.4.2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Memberikan informasi dan data tentang perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat rumah tangga
di wilayah kerja Puskesmas Negara sehingga dapat dilakukan evaluasi dan intervensi.
1.4.3. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman langsung dalam penelitian di dalam bidang Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan melatih cara dan proses berfikir secara ilmiah.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


2.1.1. Pengertian
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support), dan
pemberdayaan masyarakat (empowerment)sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Dinkes, 2006).
Sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan mengatasi masalahnya sendiri,
dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes Lampung, 2003).
PHBS yang baik dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan derajat kesehatan, status pola
gizi dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.
Masalah kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari akibat masih rendahnya tingkat
pendidikan penduduk, masih terikat eratnya masyarakat Indonesia dengan adat istiadat
kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang tidak sejalan dengan konsep kesehatan (Azwar,
1981). Menurut pusat promosi kesehatan, PHBS dapat mencegah terjadinya penyakit dan
melindungi diri dari ancaman penyakit. Dampak PHBS yang tidak baik dapat menimbulkan
suatu penyakit diantaranya adalah mencret, muntaber, desentri, typus, dan DBD (Dinkes Metro,
2005). Penyebab yang mempengaruhi PHBS adalah faktor perilaku dan non perilku fisik, sosial
ekonomi dan sebagainya, oleh sebab itu penanggulangan masalah kesehatan masyarakat juga
dapat ditunjukkan pada kedua faktor utama tersebut (Notoadmojo, 2005). Banyak hal yang
menjadi penyebab PHBS menurun yaitu selain faktor teknis juga faktor-faktor geografi,
ekonomi dan sosial (Depkes RI, 2003).

5
2.1.2. Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah: meningkatkan rumah tangga sehat di seluruh masyarakat Indonesia,
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup sehat, meningkatkan
peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat
hidup yang optimal (Dinkes, 2006).
2.1.3. Manfaat PHBS
 Bagi rumah tangga: semua anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit, anak
tumbuh sehat dan cerdas dan pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk
memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.
 Bagi masyarakat: masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat, masyarakat
mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan dan masyarakat
mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UBKM) seperti
Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulan desa dan lain-lain (Depkes RI,
2008).
2.1.4. Sasaran PHBS
Tatanan Rumah Tangga, sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
secara keseluruhan dan terbagi dalam: .
 Sasaran primer adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah perilakunya
atau anggota keluarga yang bermasalah (individu dalam keluarga yang bermasalah).
 Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga
yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh
agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan lintas sektor terkait, PKK3.
 Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam
menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya
pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh
masyarakat dan lain-lain.
2.1.5. Indikator PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan dimasyarakat. Indikator PHBS di Rumah Tangga (Dinkes, 2006),

6
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan dalam rumah tangga yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).
Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih,
adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal
dini. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman,
bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
2. Memberi ASI Eksklusif adalah bayi pada usia 0-6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir
sampai usia 6 bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali
pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. Asi banyak mengandung nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan
sehingga mampu melindungi bayi dari alergi. Berdasarkan waktu produksinya, ASI
digolongkan dalam tiga kelompok yakni:
- Kolostrum ( susu awal ) adalah ASI yang keluar pada hari pertama. Setelah kelahiran
bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena mengandung banyak vitamin A,
protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi.
Kolostrum mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti natrium dan
Zn.
- ASI transisi/ peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 10 setelah kelahiran. Kandungan
volume protein akam semakin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin
tinggi dibandingkan pada kolosrum, juga volume akan makin meningkat.
- ASI matang adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari ke -14 dan seterusnya
komposisi relatif tetap. Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuningan yang
diakibatkan warna dari gambar c-casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di
dalamnya. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup. ASI ini merupakan makanan
satu –satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Selama 6
bulan pertama, volume ASI sekurang –kurangnya sekitar 500-700 ml/hari, bulan kedua
sekitar 400 –600 ml/hari setelah bayi berusia satu tahun. Keuntungan menyusui bagi bayi
ditinjau dari aspek gizi adalah kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan

7
bayi untuk tumbuh kembang yang optimal dan mudah diserap dan dicerna. Ditinjau dari
aspek imunologi; bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain imunitas
seluler yaitu leukosit sekitar 4000/ml, misal IgA- enzim pada ASI yang mempunyai efek
antibakteri misalnya lisozim, katalase dan peroksidase. Ditinjau dari aspek psikologis;
bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengang. Pemberian ASI mendekatkan hubungan ibu
dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi , yang penting untuk mengembangkan
dasar kepercayaan dengan mulai mempercayai orang lain /ibu dan akhirnya mempunyai
kepercayaan pada diri sendiri.
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan adalah menimbang bayi dan balita mulai dari
umur 0 sampai 59 bulan setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS)
berturut-turut dalam 3 bulan terakhir. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi
kurang atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di buku KIA atau KMS maka akan
terlihat berat badannya naik atau tidak turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik
mengikuti salah satu pita warna di atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya
mendatar dan garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita
mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda –tanda:
- Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus
- Mudah sakit
- Tampak lesu dan lemah
- Mudah menagis dan rewel
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun adalah tindakan membersihkan tangan dengan air
bersih yang mengalir dan memakai sabun untuk membersihkan kotoran/ membunuh
kuman serta mencegah penularan penyakit. Misalnya: mencuci tangan sebelum
menyiapkan makanan dan minuman, mencuci tangan sesudah buang air besar dengan
sabun, karena sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa
sabun kotoran dan kuman akan masih tertinggal.Waktu yang tepat untuk mencuci tangan
adalah,
- Setiap kali tangan kita kotor ( setelah memegang uang , binatang dan berkebun )
- Setelah buang air besar
- Setelah membersihkan kotoran bayi

8
- Sebelum memegang makanan
- Sebelum makan dan menyuapi makanan
- Sebelum menyusui bayi
- Sebelum menyuapi anak
- Setelah bersin, batuk dan membuang ingus
Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut,
- Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun khusus anti bakteri
- Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik
- Bersihkan bagian pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari dan kuku
- Basuh tangan sampai bersih dengan air mengalir
- Keringkan dengan handuk bersih dan alat pengering
- Gunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika mematikan kran air.
5. Menggunakan air bersih; air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan
lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam
tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk anak –anak sekitar 65%,
dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain
untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam – macam cucian ). Air yang kita
pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai,
mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, membersihkan bahan makanan haruslah bersih
agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat
dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Meski
terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati
pada suhu 100 derajat C (saat mendidih). Syarat –syarat air minum yang sehat agar air
inum itu tidak menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan
kesehatan sebagai berikut,
- Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening ( tidak berwarna ), tidak
berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara mengenal air yang memenuhi
persyaratan fisik ini tidak sukar.
- Syarat bakteriologis

9
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri. Terutama bakteri
pathogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri
pathogen, adalah dengan memeriksa sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100
cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudahmemenuhi kesehatan
- Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat –zat tertentu dalam jumlah yang tertentu
pula.
6. Menggunakan jamban sehat adalah rumah tangga atau keluarga yang menggunakan
jamban/ WC dengan tangki septic atau lubang penampung kotoran sebagai pembuangan
akhir. Misalnya buang air besar di jamban dan membuang tinja bayi secara benar.
Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak
berbau. Jamban mencegah pecemaran sumber air yang ada di sekitarnya. Jamban yang
sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak berbau, mudah
dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup.
7. Rumah bebas jentik adalah melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dirumah satu
kali seminggu agar tidak terdapat jentik nyamuk pada tempat-tempat penampungan air,
vas bunga, pot bunga/ alas pot bunga, wadah penampungan air dispenser, wadah
pembuangan air kulkas dan barang-barang bekas/ tempat-tempat yang bisa menampung
air. Pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M (menguras, menutup dan mengubur
plus menghindari gigitan nyamuk)
8. Makan buah dan sayur setiap hari; pilihan buah dan sayur yang bebas peptisida dan zat
berbahaya lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas
dimakan ulat dan tetap segar. Adalah anggota keluarga umur 10 tahun keatas yang
mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas
melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari misalnya jalan, lari, senam dan sebagainya.
Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari , sehingga
dapat menyehatkan jantung, paru-paru alat tubuh lainnya. Lakukan aktifitas fisik sebelum
makan atau 2 jam sesudah makan.
10. Tidak merokok di dalam rumah

10
Adalah anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh merokok di
dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai
perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan. Karena dalam satu batang rokok yang
dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan
carbonmonoksida (CO).

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan data primer berupa wawancara
mendalam dengan kuesioner pada kepala keluarga Desa Balah Paikat wilayah kerja Pukesmas
Negara.

3.2. Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi target penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga Desa Balah Paikat wilayah kerja
Pukesmas Negara.
3.2.3. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Prosedur penarikan
sampel pada penelitian secara nonprobability sampling dengan prosedur consecutive sampling.
Penarikan dengan cara nonprobability sampling berarti angota populasi tidak memiliki peluang
terpilih yang sama untuk dijadikan sampel. Prosedur consecutive sampling berarti semua subjek
yang ada dan memenuhi kriteria pemilihan (inklusi dan eksklusi) diambil sampai jumlah subjek
yang diperlukan terpenuhi,
Kriteria inklusi :
1. Subjek mengerti dan dapat berbahasa Indonesia
2. Subjek komunikatif dan dapat bekerja sama
Kriteria eksklusi :
1. Subjek dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk wawancara
2. Subjek mengalami gangguan kognitif
3. Subjek menolak/tidak bersedia sebagai sampel.
3.2.4. Besar Sampel
Penentuan besar sampel pada penelitian ini menggunakan Rule of Thumb yaitu jumlah variabel
bebas/ jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan 10. Pada penelitian ini terdapat 10 pertanyaan
kuesioner sehingga didapatkan hasil sampel minimal sebanyak 100 sampel. Peneliti memilih cara
di atas karena minimnya waktu yang tersedia.

12
3.3. Definisi Operasional Variabel
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah Ibu bersalin yang mendapa pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter
kandungan dan kebidanan, dokter umum, dan bidan).
b. Memberi bayi ASI eksklusif adalah bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir
hingga usia 6 bulan.
c. Menimbang balita setiap bulan adalah balita (umur 12-60 bulan) ditimbang setiap bulan
dan tercatat di KMS atau buku KIA.
d. Menggunakan air bersih adalah rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari yang berasal dari: air kemasan, air ledeng, air pompa, sumur
terlindung, mata air terlindung, dan penampungan air hujan. Memenuhi syarat air bersih
yaitu tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna. Sumber air pompa, sumur, dan mata
air terlindung berjarak minimal 10 meter dari sumber pencemar seperti penampungan
kotoran atau limbah.
e. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan pakai sabun adalah penduduk 5
tahun ke atas mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, sebelum
memegang bayi, setelah menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan
menggunakan air bersih mengalir dan sabun.
f. Menggunakan jamban sehat adalah anggota rumah tangga yang menggunakan jamban
leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan
akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat menggunakan
jamban cemplung, jamban plengsengan.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah rumah tangga melakukan
pemberantasan jentik nyamuk di dalam dan atau di luar rumah seminggu sekali dengan
cara 3M plus/ abatisasi/ ikanisasi atu cara lain yang dianjurkan.
h. Makan sayur dan buah tiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas yang
mengonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari.
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah anggota keluarga umur 10 tahun ke atas
melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
j. Tidak merokok dalam rumah adalah anggota keluarga berumur 10 tahun ke atas tidak
merokok dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga lainnya.

13
3.4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data berupa data primer yaitu data hasil pengisisan kuesioner perilaku hidup
bersih dan sehat tingkat rumah tangga dengan wawancara mendalam terhadap sampel.

3.5. Alur Penelitian


Langkah-langkah yang dilakukan,
a. Mencari masalah kesehatan masyarakat di Desa Balah Paikat wilayah kerja Puskesmas
Negara berdasarkan data yang ada di Puskesmas Negara.
b. Mengumpulkan dan menganalisis data mengenai program kesehatan lingkungan dan
jumlah kepala keluarga di Desa Balah Paikat wilayah kerja puskesmas Negara.
c. Menyusun kuesioner sebagai bahan penelitian
d. Menentukan definisi operasional untuk hasil ukur. Hasil penelitian akan dinilai dengan
sistem skoring.
e. Melakukan kunjungan ke posyandu dan rumah warga sebagai tempat penelitian
dilaksanakan
f. Melakukan penyuluhan personal dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab dengan
responden bila masih ada hal yang belum diketahui dan kurang jelas.

3.6. Pengolahan dan Analisis Data


Data yang telah terkumpul dilakukan data cleaning, coding dan tabulasi, setelah itu dimasukan
ke dalam program komputer. Data dideskripsikan sebagai distribusi frekuensi dan persentase
kemudian dilakukan perbandingan dan pembahasan dengan tinjauan pustaka yang relevan.

14
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis Situasi


4.1.1. Puskesmas Negara

Puskesmas Negara merupakan salah satu dari 20 Puskesmas yang berada di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan yang terletak di wilayah Kecamatan Daha Utara tepatnya di Desa Tambak
Bitin Kecamatan Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kal- Sel .Adapun Ruang lingkup
kerja dari Puskesmas Negara sendiri terdiri dari 12 desa cakupan yang terdiri dari,
a. Pandak Daun
b. Paramaian
c. Pakan Dalam
d. Tambak Bitin
e. Panggandingan
f. Pakapuran Kacil
g. Baruh Kembang
h. Mandala Murung Mesjid
i. Sungai Mandala
j. Sungai Garuda
k. Balah paikat
l. Murung Raya

15
Adapun dalam usaha pemberian pelayanan terhadap masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Negara, Puskesmas Negara telah dilengkapi pula dengan Puskesmas Rawat Inap
dengan 10 tempat tidur, dan personal tenaga (PNS, PTT dan Non PNS) tahun 2010 sebagai
berikut, 
Dokter : 2 orang
Dokter gigi : 1 orang
Staf Kasir : 2 orang
Loket : 3 orang
Sarjana Perawat : 3 orang
Akademi Perawat : 44 orang
SPK : 3 orang
Bidan : 14 orang (PKM Induk dan Desa)
Perawat gigi ; 3 orang
Sanitarian : 1 orang
Promosi Kesehatan : 1 orang
Apoteker : 3 orang
Asisten Apoteker : 2 orang
Gizi : 3 orang
Sopir : 2 orang
Analis kesehatan : 1 orang

Jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia adalah :


Puskesmas Induk : 1 buah
Puskesmas Perawatan : 1 buah (10 Tempat Tidur)
Pustu : 3 buah
Puskesmas Keliling : 2 buah
Sedangkan sarana pelayanan yang bersumber dari  masyarakat antara lain
Posyandu : 21 buah
Desa Siaga :  5 desa 

Luas wilayah kerja Puskesmas Negara sendiri yaitu 363 Ha yang terdiri dari sebagian besar
daerah rawa basah dan hutan. Wilayah Puskesmas Negara memiliki iklim tropis basah, yaitu

16
setiap tahunnya mengalami musim penghujan dan musim kemarau. Pada musim penghujan
dengan curah hujan yang besar sehingga air sungai cukup tinggi sampai menggenangi sebagian
jalan-jalan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut,
 Sebelah Utara                                      Kecamatan Babirik Kabupaten HSU
 Sebelah Selatan                                   Kecamatan Daha Selatan
 Sebelah Timur                                     Kecamatan Labuan Amas Kab HST
 Sebelah Barat                                      Kecamatan Danau Panggang Kab HSU
Demografi dari 12 desa yang ada, Puskesmas Negara memiliki sarana pendidikan sebagai
berikut,
 Taman Kanak-kanak 14 buah
 Sekolah Dasar/MIN 16 buah
 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 3  buah
 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 2  buah
Data kepedudukan pada wilayah kerja Puskesmas Negara berupa jumlah penduduk
sebanyak 18.821 jiwa.

4.1.2. Desa Balah Paikat


BELUM

4.2. Hasil Penelitian


Jumlah penduduk Desa Balah Paikat tahun 2015 adalah XX jiwa. yang terdiri dari XX jiwa
penduduk laki-laki dan XX jiwa penduduk perempuan. Jumlah kepala keluarga sebanyak XX
KK dengan jumlah penduduk miskin sebanyak XX Jiwa. Sebagian besar mata pencaharian
penduduk Desa Balah Paikat adalah Pertanian/Perikanan. Pada penelitian ini dipenuhi jumlah
sampel minimal sebanyak 100 kepala keluarga berhasil diwawancara.

Tabel 1. Distribusi frekuensi indikator PHBS pada tatanan rumah tangga di Desa Balah Paikat
Tahun 2015
No. Indikator PHBS Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 97 97
2 Memberi ASI eksklusif 57 57

17
3 Menimbang bayi dan balita setiap bulan 80 80
4 Menggunakan air bersih 19 19
5 Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan 31 31
sabun
6 Menggunakan jamban sehat 88 88
7 Memberantas jentik nyamuk 87 87
8 Makan buah dan sayur tiap hari 21 21
9 Melakukan aktivitas fisik tiap hati 22 22
10 Tidak merokok dalam rumah 88 88

Penjelasan tabel

Setelah tiap keluarga dinilai menggunakan indikator-indikator di atas, kemudian dilakukan


penilaian berupa skor 3 bila memenuhi satu indikator. Jumlah skor kemudian dikelompokkan
menjadi berbagai strata yaitu: Sehat Pratama (skor 0-5), Sehat Madya (skor 6-10), Sehat Utama
(skor 11-15), Sehat Paripurna (skor 16). Berikut hasil penghitungan strata PHBS pada keluarga
sampel,

BAB V
PEMBAHASAN

Rata-rata pencapaian PHBS berdasarkan 10 indikator di atas adalah sebesar 59 persen. Hal
ini belum sesuai dengan target pemerintah yang menetapkan kriteria minimal 65% rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan sehat. Dari sejumlah indikator perilaku hidup bersih dan sehat yang

18
dilaksanakan di desa Balah Paikat, yang paling sedikit adalah ketersediaan air bersih untuk
keperluan rumah tangga sehari-hari dan perilaku mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2
buah porsi sayur atau sebaliknya setiap hari dalam seminggu terakhir. Adapun indikator yang
paling banyak dilakukan oleh rumah tangga adalah persalinan oleh tenaga kesehatan (97%),
tersedianya jamban pribadi atau fasilitas jamban umum (88%), dan memeberantas jentik/ PSN di
rumah setiap minggu (87%).
ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu (ASI) saja tanpa tambahan makanan apapun
pada bayi 0-6 bulan. Berdasarkan hasil penelitian, pada rumah tangga yang memiliki bayi kurang
dari 6 bulan, diperoleh data bahwa 57 % mengaku memberikan ASI secara eksklusif kepada
bayinya hal ini masih lebih rendah dibandingkan dengan cakupan nasional sebesar 85%.
Dari rumah tangga yang memiliki bayi dan balita, sebesar 80% mengaku melakukan
penimbangan setiap bulan. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan
balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk.
Perilaku penggunaan air bersih berdasarkan pengakuan responden adalah sebesar 19%. Air
bersih adalah air yang secara kuantitas tidak berbau, berasa dan berwarna dan secara kuantitas
terbebas dari sumber ataupun bahan pencemar. Adapun sumber air bersih yang umumnya
digunakan adalah sumur, sumber mata air maupun PDAM. Pada masyarakat Desa Balah Paikat,
rata-rata penggunaan air sehari-hari dengan air sungai, hal ini dikarenakan wilayah desa Balah
Paikat berada di sekitar sungai.
Sebanyak 31 % responden mengaku berprilaku mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun. Hal ini belum sesuai dengan perilaku kesehatan yang baik, dimana mencuci tangan
merupakan salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Penggunaan sabun
juga sangat dianjurkan karena sabun dapat mengikat kotoran dan lemak, bahkan bisa digunakan
untuk membunuh kuman.

Perilaku penggunaan jamban sehat ditemukan pada 88% responden. Indikator kriteria
jamban sehat adalah apabila rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa
dan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung akhir. Sebagian besar
responden yang tidak memiliki lubang penampungan kotoran mengaku membuang kotoran
rumah tangga ke selokan maupun ke sungai.

19
Memberantas jentik nyamuk merupakan indikator PHBS yang dilakukan oleh 87%
responden. Mereka mengaku melakukan kegiatan pemberantasan jentik nyamuk dengan cara
membersihkan bak mandi dan penggunaan obat anti nyamuk.

Perilaku penggunaan air bersih berdasarkan pengakuan responden adalah sebesar 99,3%.
Di tingkat puskesmas, cakupan air bersih tahun 2012 adalah sebesar 63,71%. Air bersih adalah
air yang secara kuantitas tidak berbau, berasa dan berwarna dan secara kuantitas terbebas dari
sumber ataupun bahan pencemar. Data puskesmas Ciawi tahun 2012 mencatat bahwa tidak
ditemukan tingkat kecemaran air yang sangat tinggi. Sebesar 6,2% ditemukan tingkat kecemaran
air tinggi dan 55% sumber air memiliki tingkat kecemaran air yang rendah. Adapun sumber air
bersih yang umumnya digunakan adalah sumur, sumber mata air maupun PDAM.
Sebanyak 90,5 % responden mengaku berprilaku mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun. Hal ini sudah sesuai dengan perilaku kesehatan yang baik, dimana mencuci tangan
merupakan salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Penggunaan sabun
juga sangat dianjurkan karena sabun dapat mengikat kotoran dan lemak, bahkan bisa digunakan
untuk membunuh kuman.
Dari 143 rumah tangga yang memiliki bayi dan balita, sebesar 94,4% mengaku melakukan
penimbangan setiap bulan. Apabila dibandingkan dengan data pencapaian puskesmas Ciawi
tahun 2012, cakupan D/S adalah sebesar 88,4%. Penimbangan balita dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi
gizi kurang atau gizi buruk.
Indikator gaya hidup sehat meliputi makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas
fisik dan tidak merokok di dalam rumah. Perilaku makan buah dan sayur setiap hari dilakukan
oleh 85,2 responden. Makan buah dan sayur merupakan salah satu gaya hidup sehat yang
memiliki banyak manfaat. Dianjurkan untuk mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayur atau sebaliknya setiap hari.
Adapun sebanyak 99,1% responden mengaku melakukan aktifitas fisik setiap hari. Hal ini
memungkinkan karena hampir seluruh responden bekerja. Terkait dengan kebiasaan merokok,
sebesar 48,1% mengaku tidak merokok di dalam rumah. Hal ini berarti bahwa 42,9% rumah
tangga memiliki anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah. Padahal

20
merokok di dalam rumah sementara ada anggota keluarga yang lain terutama balita bisa menjadi
faktor risiko untuk terjadinya gangguan pernafasan.
Dikatakan rumah tangga ber-PHBS apabila rumah tangga melaksanakan kesepuluh
indikator PHBS, maka hasil penelitian di kecamatan Ciawi belum mencapai rumah tangga sehat,
dengan rata-rata 82,12%. Hasil penelitian di atas masih lebih baik dibandingkan dengan
pencapaian rumah tangga ber-PHBS kecamatan Ciawi tahun 2011, dimana pencapaiannya hanya
62,18%. Hal ini tidak terlepas dari upaya puskesmas Promkes Ciawi tahun 2012 tercatat
penyuluhan di dalam gedung sebanyak 13 kali dan penyuluhan di luar gedung sebanyak 47 kali
dengan lebih dari tiga jenis media promosi.
Penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk memberikan informasi dan meningkatkan
pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni indra penglihatan, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2007).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang
kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).
Agar cakupan rumah tangga ber-PHBS di kecamatan Ciawi makin meningkat, maka perlu
adanya penyebarluasan informasi secara lebih luas dan intensif sehingga tujuan pencapaian
rumah tangga sehat akan dapat terwujud.

21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
1. yang sehat paripurna .... utama.... madya.... pratama...
2. Indikator paling banyak ditemukan....
3. Indikator paling rendah ditmukan.....

6.2. Saran
1. Bagi Dinas Kesehatan
Membuat penyuluhan yang menarik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa Sungai
Garuda untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Bagi Puskesmas Negara


Mendorong dan meningkatkan kualitas seluruh program-program wajib puskesmas terutama
program upaya perbaikan perilaku bersih dan sehat di masyarakat.

3. Bagi tokoh desa atau masyarakat setempat

22
Berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak puskesmas atau dinas kesehatan setempat dalam
mensukseskan dan memperlancar program-program kesehatan yang dicanangkan melewati kader
atau binaan kesehatan.

23
DAFTAR PUSTAKA

24
LAMPIRAN

KUESIONER PENAPISAN
Nama Anak :
Tanggal Lahir :
Alamat :
1. Berapa berat anak Ibu pada saat lahir?
1. < 2500 g
2. ≥ 2500 g
2. Apakah anak ibu lahirnya prematur?
1. tidak
2. ya
3. Apakah anak ibu mempunyai kelainan bawaan?
1. tidak
2. ya

KUESIONER HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN HIGIENE SANITASI


LINGKUNGAN DENGAN STATUS GIZI (SCORE Z BB/U)
(Studi pada Anak Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Tahun 2014-2015)
Nomor kuesioner :
Tanggal wawancara :
Pewawancara :
Identitas Responden

25
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur Ibu : ….. tahun
4. Nama anak :
5. Tanggal lahir :
6. Jenis kelamin :
7. Berat badan :

Faktor sosial ekonomi


1. Berapa lama pendidikan formal yang pernah ibu tempuh ? ……tahun
2. Berapa jumlah anggota keluarga ibu ? ……orang
3. Berapa anggota keluarga yang bekerja (menghasilkan nafkah)?
………orang
4. Berapa total pendapatan setiap satu bulan dalam keluarga?
5. Total pendapatan keluarga /bulan = Rp……………….……
6. Pendapatan perkapita/ bulan = Rp……………………

Higiene Sanitasi lingkungan


1. Dari mana sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari ?
1. sungai
2. sumur
3. PDAM
2. Dimana biasanya keluarga ibu mandi atau membersihkan badan ?
1. sungai

26
2. KM umum
3. KM milik sendiri
3. Dimana keluarga ibu biasanya BAB ?
1. sungai/pekarangan/tegalan
2. WC
4. Apakah air minum yang digunakan dimasak terlebih dahulu?
1. tidak
2. kadang-kadang
3. selalu
5. Apakah peralatan makan selalu dicuci dengan sabun?
1. tidak
2. kadang-kadang
3. selalu
6. Apakah hidangan di meja selalu dalam keadaan tertutup?
1. tidak
2. kadang-kadang
3. selalu
7. Apakah anak ibu kalau bermain selalu menggunakan alas kaki?
1. tidak
2. kadang-kadang
3. selalu
8. Apakah kuku anak ibu dipotong setiap 1 minggu sekali?
1. tidak
2. kadang-kadang
3. selalu
9. Apakah anak ibu selalu mandi 2 kali dalam satu hari?
1. tidak
2. kadang-kadang
3. selalu
10. Bagaimana keadaan lantai rumah ibu?
1. tanah

27
2. kayu/papan
3. semen/tegel/keramik
11. Bagaimana keadaan dinding rumah ibu?
1. bambu
2. papan/kayu
3. tembok
12. Apakah rumah ibu mempunyai ventilasi yang cukup sehingga sinar matahari dapat masuk ke
rumah?
1. tidak
2. ya
13. Apakah Ibu selau mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan untuk
balitanya?
1. tidak
2. kadang-kadang
3. selalu

_____________________________ SELESAI
________________________________________

28
29

Anda mungkin juga menyukai