2.2.1
mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
Sedangkan pengaruh negatif globalisasi politik bagi Indonesia, globalisasi mampu
meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan
dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubahnya ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang.
telah memberi dampak yang begitu besar bagi Negara dan bangsa Indonesia.
Pengaruh-pengaruh tersebut ada yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri
maupun dari Negara lain.Negara China dan Amerika Serikat merupakan contoh
nyata dari Negara yang memberikan pengaruhnya di era global ini pada Indonesia.
Pertama yaitu pengaruh bagi Indonesia yang bersumber dari Negeri Tirai Bambu,
China. China merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Begitu
pula dengan pertumbuhan ekonominya. Bisa dikatakan China merupakan Negara
dengan perekonomian terbesar di era Globalisasi Ini. Dampak dari pertumbuhan
ekonomi di China ini juga dirasakan oleh bangsa Indonesia. China memberi banyak
dampak globalisasi kepada Indonesia terutama dibidang ekonomi. Made In China .
Kata itu mungkin tidak asing bagi telinga jutaan penduduk Bangsa Indonesia. China
memberikan dampak Pasar Bebas kepada Indonesia. Dengan adanya pasar bebas
ini, kita sebagai warga Indonesia bisa merasakan bahan-bahan hasil dari China,
yang berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu juga, Lembaga
Survei Indonesia mengatakan 40 % Perusahaan di Indonesia saat ini dikuasai atau
disahami oleh orang-orang China. Sehingga, Indonesia dapat memperbaiki
perekonomian dengan ditanami saham-saham yang ditanam orang-orang China
tersebut.
Namun bukan itu saja, ada juga dampak buruk yang dirasakan Bangsa Indonesia.
Dengan maraknya barang-barang buatan China yang murah dan menarik ini,
mematikan laju perekonomian pasar tradisional yang menjual barang-barang hasil
tradisional Indonesia. Cenderung menikmati pasar modern ketimbang pasar
tradisonal. Ini sama saja dengan membuat naik angka pengangguran di Indonesia.
Selain itu dengan ditanamnya saham-saham oleh pengusaha-pengusaha China. Ini
membuat Pengusaha-pengusaha muda Indonesia menjadi tidak di berikan
kepercayaan untuk memimpin suatu perusahaan. Akibatnya, jika ini terus menerus
terjadi maka laju perekonomian bangsa Indonesia seluruhnya dipegang oleh China.
Ini sama saja kita selaku bangsa Indonesia kembali dijajah.
Lalu disusul dengan Negara adidaya, Amerika Serikat. Jikalau bicara tentang
teknologi, Amerika Serikat lah asalnya. Tak perlu diragukan lagi, Amerika memang
dalang teknologi di era globalisasi ini. Komputer, telepon genggam(hp), gadget,
laptop semua berawal dari sana. Hampir seluruh rakyat Indonesia menggunakan hp.
Dampak teknologi Amerika serikat sangat berperan disini. Komputer dan laptop
pun bukan hal baru bagi rakyat Indonesia. Orang-orang Indonesia khususnya di
perkantoran, pasti menggunakan laptop maupun computer. Ini merupakan langkah
besar Amerika Serikat dalam meraup keuntungan sebesar-besarnya. Sejak 3 tahun
lalu, terkenal istilah BBMan, Ping-pingan. Semua itu istilah dari blackberry, produk
asli buatan Amerika dan banyak digunakan bangsa Indonesia. Facebook dan Twitter
juga merupakan situs jejaring social yang bnyak digunakan di Indonesia yang
berasal dari Negeri Paman Sam tersebut. Film-Film Hollywood yang kita nonton
sehari-hari juga merupakan kemajuan dari teknologi di Amerika serikat.
Selain dua Negara besar tersebut, Negara-negara lain yang merupakan tetangga
Indonesia juga mambawa pengaruh bagi Negara dan bangsa Indonesia yang
ditinjau dari segi kehidupannya dan menyebabkan perubahan, yaitu:
1.
Tren yang mengglobal : Perekonomian global merupakan hasil beberapa tren,
yang pertama, bangkitnya komunikasi global instan yang dimungkinkan oleh
trobosan tekhnologi komunikasi dan semikonduktor yang memiliki kemampuan
mengirimkan pesan keseluruh dunia dalam hitungan detik, sehingga
memungkinkan suatu perusahaan untuk mengontrol atau mengelola bisnis kantor
pusat yang jauh. Yang kedua gelombang deregulasi dan memperlemah kontrol
pemerintah nasional atas aktivitas ekonomi. Tren yang ketiga adalah menjamurnya
pasar uang global, sehingga nilai mata uang ditentukan oleh pasar.
2.
Perusahaan global, sekitar 50.000 perusahaan sekarang ini yang memiliki
operasi berskala global yang dipelopori oleh perusahaan multinasional
(Multinational Companies, MMC) dengan memiliki cabang di luar negeri tetapi
dijalankan oleh kantor pusatnya di sebuah Negara tertentu.
3.
Berkurangnya kedaulatan Negara, globalisasi mengurangi kemampuan
pemerintah nasional dalam mengontrol perekonomian mereka sendiri sebab
perusahaan internasioal bergerak melebihi jangkauan hukum nasional. Denga kata
lain gobalisasi telah mengurangi demokrasi sebab dengan menurunnya kedaulatan
suatu Negara berarti berkurangnya kekuasaan warga Negara untuk mempengaruhi
kebijakan pemerintah.
4.
Pertumbuhan Macan Asia, dengan berlakunya kebijakan yang berorientasi
pasar, membuka pasar dalam negerinya, dan membuka diri terhadap investasi
asing, maka Negara asiapun tumbuh menjadi macan asia seperti Singapura, Korea,
Hongkong, Negara miskin mengalami perkembangan ekonomi yang pesat, uang
banyak. Namun uang banyak mengkibatkan krisis ekonomi sebab bank-bank
kehilangan kontrol terhadap debiturnya, nilai mata uang negara Asia selalu
dikaitkan dengan dolar Amerika dan kebijakan global.
5.
Krisis ekonomi, dimulai di Thailand karena tidak ada kontrol riil aliran investasi
ke Thailand sehingga tidak ada pula kontrol riil atas investasi ke luar, sehingga
bank-bank dan investor asing menarik investasinya dan menuntut pembayaran.
Inilah yang menjadi krisis ekonomi karena penolakan pasar yang tiba-tiba. Hal ini
terjadi di Malaysia, Filipina, Indonesia, Korea selatan.
6.
Masa depan Kapitalisme Global, guncangan ekonomi global seperti krisis
moneter asia akan terus terjadi, oleh karena itu para pemimpin baru di Asia,
termasuk Indonesia harus menyeimbangkan kebutuhan akan stabilitas soaial dan
kemakmuran dengan efisiensi dan keuntunmgan yang dituntut oleh pasar bebas.
berbagai krisis di bidang lain seperti krisis politik, krisis sosial serta krsisis
kepemimpinan sebagaimana tercatat dalam sejarah kehidupan Bangsa Indonesia
beberapa waktu yang lalu.xxiv
Hal terpenting yang harus dilakukan pada saat kondisi perekonomian nasional
masih berada dalam masa pemulihan seperti sekarang ini adalah melakukan upaya
pembangunan hukum khususnya dalam bidang ekonomi agar dapat digunakan
sebagai pondasi dan pedoman bagi para pelaku ekonomi dalam menjalankan
aktivitasnya. Oleh karena itu, Pemerintah sudah selayaknya tidak hanya
memfokuskan diri pada angka pertumbuhan ekonomi tetapi juga pada peletakan
dasar-dasar bagi pembangunan hukum ekonomi dalam rangka menjamin
terciptanya pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, pembangunan
sebagaimana dimaksud juga harus mampu memberikan jaminan pemerataan. xxv
Pembangunan hukum ekonomi Indonesia perlu memperhatikan konsep
pembangunan hukum ekonomi yang berkelanjutan (sustainableeconomic law
development) yang tidak sekedar melakukan bongkar pasang terhadap pasal-pasal
dalam undang-undang tetapi juga perlu memperhatikan berbagai aspek lain seperti
struktur hukum, subtansi hukum serta budaya hukum sebagaimana dikemukakan
oleh Friedman.xxvi Dalam kaitan ini perlu dipahami bahwa reformasi terhadap
substansi hukum di bidang ekonomi membutuhkan langkah-langkah politik yang
tidak sederhana. Hal ini dapat dipahami karena pembangunan hukum di bidang
ekonomi pada hakikatnya merupakan kristalisasi pertempuran berbagai
kepentingan yang didominasi oleh kekuatan politik dan kepentingan bisnis terlebih
pada era globalisasi saat ini.xxvii
Berkaitan dengan pembuatan produk perundang-undangan di bidang ekonomi,
pada saat ini, sistem hukum di Indonesia setidaknya tengah mengalami dua
fenomena kolaboratif diametral yang acapkali menunjukan warna tidak seirama.
Pertama, adanya dua tarikan terhadap sistem hukum Indonesia yakni tarikan dari
atas yang berasal dari globalisasi hukum yang disebabkan oleh globalisasi ekonomi
sebagaimana telah diuraikan dan tarikan dari bawah yang berasal dari otonomi
daerah. Kedua tarikan ini memberikan pengaruh pada bidang hukum ekonomi baik
dalam tataran konsep maupun dalam tataran implementasi. Sementara itu
fenomena ke dua adalah mengenai terjadinya disharmonisasi yang diakibatkan oleh
dualisme sistem hukum yang berlaku di Indonesia yaitu antara sistem hukum Eropa
Kontinental dan Sistem Hukum Anglo Saxon yang mewarnai hukum ekonomi
terkini.xxviii
Berkaitan dengan hal tersebut maka pembangunan hukum yang dibutuhkan adalah
suatu pembangunan hukum yang revolusioner. Pembangunan hukum yang
revousioner dalam hal ini diartikan sebagai proses pembangunan hukum yang
secara sadar dan mendasar hendak mengubah sistem hukum ekonomi yang selama
ini bercorak liberal dan berada di bawah kendali negara negara maju. Sistem hukum
ekonomi yang demikian harus diubah menuju ke arah sistem hukum yang
pemerintah. Bagaimana pun juga, mereka merupakan bagian dari Bangsa Indonesia
yang sudah selayaknya diberdayakan bukan dipandang sebagai pihak yang kalah
dalam era globalisasi dan persaingan bebas. Melalui pandangan yang demikian,
maka hukum akan kembali kepada hakikatnya sebagai suatu instrumen dalam
mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945.
khususnya para pemilik modal dan secara subtansial berbagai peraturan
sebagaimana dimaksud juga masih jauh dari tujuan kesejahteraan rakyat, maka
pembangunan hukum yang dibutuhkan adalah suatu pembangunan hukum yang
revolusioner. Pembangunan hukum yang revousioner dalam hal ini diartikan sebagai
proses pembangunan hukum yang hendak mengubah sistem hukum ekonomi yang
selama ini bercorak liberal dan berada di bawah kendali negara negara maju secara
sadar dan mendasar. Substansi berbagai peraturan perundang-undangan di bidang
ekonomi yang selama ini cenderung berkiblat pada sistem kapitalis harus diubah
menuju ke arah substansi yang berkualitas kerakyatan sebagaimana tertuang
dalam nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dewasa ini peranan hukum tidak hanya diperlukan dalam mengatur berbagai
bidang yang terpengaruh oleh arus globalisasi dan perdagangan bebas. Peranan
hukum secara lebih besar diperlukan dalam memberikan perlindungan bagi pihak
pihak yang lemah. Perlindungan mana sangat dibutuhkan mengingat dalam era
globalisasi dan perdagangan bebas saat ini tidak sedikit rakyat Indonesia yang
masih berada dalam kemiskinan dan membutuhkan perlindungan hukum serta
perhatian serius dari pemerintah melalui tindakan-tindakan konkrit. Bagaimana pun
juga, mereka merupakan bagian dari Bangsa Indonesia yang sudah selayaknya
diberdayakan bukan dipandang sebagai pihak yang kalah dalam era globalisasi dan
persaingan bebas. Dengan demikian hukum akan kembali kepada hakikatnya
sebagai suatu instrumen dalam mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan mana
adalah kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Melalui
konsep yang demikian pula pada akhirnya stabilitas politik hukum khususnya di
bidang ekonomi akan semakin mantap sehingga mampu mendorong terwujudkan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.