Anda di halaman 1dari 16

2.

2 Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Negara dan Bangsa


Seiring berputarnya waktu dan roda kehidupan dunia, globalisasi pun terus berjalan.
Globalisasi membawa dampak / pengaruh yang besar bagi kehidupan Negaranegara dan bangsa di dunia, khususnya Indonesia. Pengaruh-pengaruh globalisasi
terhadap kehidupan Negara dan bangsa Indonesia diantaranya adalah pada bidang
politik, sosial budaya, ekonomi, dan hankam (pertahanan dan keamanan).

2.2.1

Pengaruh Globalisasi dalam Bidang Politik

Globalisasi politik merupakan pergulatan global dalam mewujudkan kepentingan


para pelaku yang menjalankannya. Para pelaku globalisasi dibidang politik adalah:
1.
Negara-negara besar dan negara-ngara kecil, negara-negara maju dan negaranegara berkembang, negara-negara yang kuat dan yang inilah secara ekonomi,
negara yang kuat dan yang lemah secara militer, negara-negara yang berdiri sendiri
atau yang bergabung dengan negara lain.
2. Organisasi-organisasi antar pemerintah, seperti ASEAN, SARC, NATO, European
Community, dan sebagainya.
3. Perusahaan internasional yang dikenal dengan nama Multinational Corporations
(MNC).
4. Perusahaan internasional atau transnasional yang non pemerintah, seperti
Palang Merah Internasional, Working Men's Association dan International Women's
League For Pence and Freedom. Sedangkan yang bersifat konvensional, seperti
Vatikan, Dewan gereja-gereja sudia, Rabiyatul Islamiyah. Untuk yang modern,
antara lain : Amnesty International, Green-Peace International, World Conference on
religion ang peace, Word Federation of United Nations Associations, Transparency
International, Worlddwatch, Human Rights Watch, dan Refuge International.
Pengaruh globalisasi politik di Indonesia yaitu terjadinya dinamika ketatanegaraan
sistem politik yang mula-mula berbentuk demokrasi liberal, kemudian menjadi
demokrasi terpimpin dan akhirnya menjadi demokrasi pancasila yang dianut hingga
sekarang ini. Globalisasi mempengaruhi aplikasi kekuasaan, hubungan
internasional, kedaulatan negara, dan organisasi internasional. Termasuk di
dalamnya adalah pembatasan antar negara tetangga atau bentuk perjanjianperjanjian / traktat internasional. Contohnya hubungan Indonesia dan Malaysia yang
semula bersahabat, sempat berselisih paham karena masalah TKI ilegal,
penyelundupan kayu illegal oleh warga Malaysia, serta lepasnya pulau Sipadan dan
Ligitan dari wilayah Indonesia yang kini menjadi bagian wilayah Malaysia.
Pengaruh positif globalisasi politik bagi Indonesia yaitu pemerintahan dijalankan
secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu
negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan

mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
Sedangkan pengaruh negatif globalisasi politik bagi Indonesia, globalisasi mampu
meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan
dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubahnya ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang.

2.2.2 Pengaruh Globalisasi dalam Bidang Sosial Budaya


Globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan sosial dan budaya bangsa.
Globalisasi menyebabkan banyaknya nilai-nilai dan budaya masyarakat yang
mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif .
Salah satu contoh perubahan di bidang sosial yaitu dengan hadirnya modernisasi di
segala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang
tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga
timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instan) pada diri seseorang. Pada
sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar
yang dapat berpengaruh negatif maupun positif.
Dampak positif globalisasi dalam bidang sosial budaya diantaranya:
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
2. Mudah melakukan komunikasi
3. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
4. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi dalam bidang sosial budaya diantaranya:
1. Informasi yang tidak tersaring
2. Perilaku konsumtif
3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
4. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat
6. Disorientasi, dislokasi atau krisis social-budaya dalam masyarakat.
7. Berbagai ekspresi social budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan
preseden kulturalnya.
8. Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.

2.2.3 Pengaruh Globalisasi dalam Bidang Ekonomi

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan


perdagangan di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan
pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorian negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan
hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi,
batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi
nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi
perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri
ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Kekuatan globalisasi ekonomi atau globalisasi kapitalisme adalah liberalisme
ekonomi. Ilmuan menyebutkan kapitalisme pasar bebas. Berbeda dengan
kapitnlisme kesejahteraan, yaitu kapitalisme yang diregulasi dan direformasi,
kapitalisme ini tidak membiarkan pasar berjalan sebebas-bebasnya tanpa kendali,
tapi perlu diatur agar kapitalisme memberikan keuntungan dan keadilan sampai
orang-orang dibawah tingkat kesejahteraan.
1. Kapitalisme
Suatu sistem ekonomi yang mengatur proses produksi dan distribusi barang dan
jasa. Ciri-cirinya : sebagian besar sarana produksi dimiliki individu, barang dan jasa
diperdagangkan dipasar bebas (free market) yang kompetitif (terbuka untnk siapa
saja) dan modal diinvestasikan dalam usaha intik hasilkan laba..
2. Kenyataan
Abad kc-19, kapitalisme pasar bebas hanya menguntungkan Negara kaya. Banyak
orang yang semakin miskin karena kapitalisme ini. Kapitalisme ini telah melampaui
kesederhanaan dan tenaga kerja menjadi roda dan mesin kapitalis raksasa. Pada
akhir abad 20, kapitalisme mengendalikan hampir seluruh perekonomian
internasional. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mendukung kapitalisme
pasar bebas.
Wujud nyata globalisasi ekonomi terjadi pada aspek :
a. Aspek produksi ; Perusahaan dapat berproduksi diberbagai Negara dengan
sasaran agar biaya produksi lebih rendah.
b. Aspek pembiayaan akses perolehan investasi.
c. Aspek tenaga kerja ; perusahaan global punya manfaat tenaga kerja dari seluruh
dunia.
d. Aspek jaringan informasi; dengan cepat dan mudah mendapatkan informasi.
e. Aspek perdagangan ; penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan
berbagai hambatan non tarif.

2.2.4 Pengaruh Globalisasi dalam Bidang Hankam (Pertahanan dan


Keamanan)

Hankam merupakan upaya-upaya setiap negara dalam mempertahankan


kedaulatan negaranya melalui pembuatan sistem persenjataan maupun
pemberdayaan rakyat dan tentaranya. Globalisasi bidang hankam yang pernah
dirasakan masyarakat dunia, yaitu dengan dibentuknya pakta pertahanan NATO,
SEATO, WARSAWA, dan sebagainya. Dalam bidang hankam, negara Indonesia selain
memperkuat berbagai sistem persenjataan di darat, udara dan laut juga melakukan
upaya-upaya keamanan rakyat semesta dan kedaulatan nasional. Negara Indonesia
dalam partisipasi menjaga keaman internasional, juga pernah mengirim Pasukan
Garuda kebeberapa negara atas mandat Dewan Keamanan PBB.
Pengaruh globalisasi dibidang hankam sangat tampak terutama pada industriindustri pertahanan sebagai tatanan segenap potensi industri nasional baik milik
pemerintah ataupun swasta, yang mampu secara sendiri atau kelompok, untuk
sebagian atau seluruhnya menghasilkan peralatan hankam serta jasa pemeliharaan
guna kebutuhan pertahanan keamanan negara.
Bidang-bidang industri pertahanan dan keamanan, khususnya negara Indonesia,
telah berupaya melakukan kerja sama dengan negara-negara lain baik untuk
kepentinngan TNI darat, laut, udara maupun kepolisian negara sebagai berikut :
1. Sistem senjata meliputi platform, senjata dan bahan peledak.
2. Sistem Komando Kendali Komunikasi dan Informasi (K3J).
3.
Untuk platform udara.
Selain itu, pengaruh globalisasi di bidang hankam adalah semakin menguatnya
supremasi rofe, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak
asasi manusia. Menguatnya regulasi rofe dan pembuatan peraturan perundangundangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat. Semakin
menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak rofe (polisi, jaksa, dan hakim)
yang lebih rofessional, transparan dan akuntabel.
Namun, globalisasi dalam bidang hankam juga membawa pengaruh negative /
kurang baik. Peran masyarakatt dalam menjaga keamanan, kedaulatan, ketertiban
Negara semakin berkurang karena hal tersebut telah menjadi tanggung jawab
tentara dan polisi. Perubahan dunia yang cepat mampu mempengaruhi pola piker
masyarakat secara global. Sering kali masyarakat mengajukan tuntutan pada
pemerintah, dan jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi maka masyarakat cenderung
bertindak anarkis sehingga menganggu ketertiban, bahkan dapat mengganggu
persatuan dan kesatuan bangsa.

2.3 Pengaruh Negara Lain yang Dirasakan Indonesia


Di Indonesia, gaung globalisasi sudah terasa sejak pertengahan abad ke-20, dalam
hal ini bangsa Indonesia memang sudah harus bersiap-siap untuk menerima
kenyataan masuknya pengaruh asing terhadap berbagai aspek di Indonesia,
khususnya pada bidang politik, social budaya, ekonomi, dan hankam. Globalisasi

telah memberi dampak yang begitu besar bagi Negara dan bangsa Indonesia.
Pengaruh-pengaruh tersebut ada yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri
maupun dari Negara lain.Negara China dan Amerika Serikat merupakan contoh
nyata dari Negara yang memberikan pengaruhnya di era global ini pada Indonesia.
Pertama yaitu pengaruh bagi Indonesia yang bersumber dari Negeri Tirai Bambu,
China. China merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Begitu
pula dengan pertumbuhan ekonominya. Bisa dikatakan China merupakan Negara
dengan perekonomian terbesar di era Globalisasi Ini. Dampak dari pertumbuhan
ekonomi di China ini juga dirasakan oleh bangsa Indonesia. China memberi banyak
dampak globalisasi kepada Indonesia terutama dibidang ekonomi. Made In China .
Kata itu mungkin tidak asing bagi telinga jutaan penduduk Bangsa Indonesia. China
memberikan dampak Pasar Bebas kepada Indonesia. Dengan adanya pasar bebas
ini, kita sebagai warga Indonesia bisa merasakan bahan-bahan hasil dari China,
yang berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu juga, Lembaga
Survei Indonesia mengatakan 40 % Perusahaan di Indonesia saat ini dikuasai atau
disahami oleh orang-orang China. Sehingga, Indonesia dapat memperbaiki
perekonomian dengan ditanami saham-saham yang ditanam orang-orang China
tersebut.
Namun bukan itu saja, ada juga dampak buruk yang dirasakan Bangsa Indonesia.
Dengan maraknya barang-barang buatan China yang murah dan menarik ini,
mematikan laju perekonomian pasar tradisional yang menjual barang-barang hasil
tradisional Indonesia. Cenderung menikmati pasar modern ketimbang pasar
tradisonal. Ini sama saja dengan membuat naik angka pengangguran di Indonesia.
Selain itu dengan ditanamnya saham-saham oleh pengusaha-pengusaha China. Ini
membuat Pengusaha-pengusaha muda Indonesia menjadi tidak di berikan
kepercayaan untuk memimpin suatu perusahaan. Akibatnya, jika ini terus menerus
terjadi maka laju perekonomian bangsa Indonesia seluruhnya dipegang oleh China.
Ini sama saja kita selaku bangsa Indonesia kembali dijajah.

Lalu disusul dengan Negara adidaya, Amerika Serikat. Jikalau bicara tentang
teknologi, Amerika Serikat lah asalnya. Tak perlu diragukan lagi, Amerika memang
dalang teknologi di era globalisasi ini. Komputer, telepon genggam(hp), gadget,
laptop semua berawal dari sana. Hampir seluruh rakyat Indonesia menggunakan hp.
Dampak teknologi Amerika serikat sangat berperan disini. Komputer dan laptop
pun bukan hal baru bagi rakyat Indonesia. Orang-orang Indonesia khususnya di
perkantoran, pasti menggunakan laptop maupun computer. Ini merupakan langkah
besar Amerika Serikat dalam meraup keuntungan sebesar-besarnya. Sejak 3 tahun
lalu, terkenal istilah BBMan, Ping-pingan. Semua itu istilah dari blackberry, produk
asli buatan Amerika dan banyak digunakan bangsa Indonesia. Facebook dan Twitter
juga merupakan situs jejaring social yang bnyak digunakan di Indonesia yang

berasal dari Negeri Paman Sam tersebut. Film-Film Hollywood yang kita nonton
sehari-hari juga merupakan kemajuan dari teknologi di Amerika serikat.
Selain dua Negara besar tersebut, Negara-negara lain yang merupakan tetangga
Indonesia juga mambawa pengaruh bagi Negara dan bangsa Indonesia yang
ditinjau dari segi kehidupannya dan menyebabkan perubahan, yaitu:
1.
Tren yang mengglobal : Perekonomian global merupakan hasil beberapa tren,
yang pertama, bangkitnya komunikasi global instan yang dimungkinkan oleh
trobosan tekhnologi komunikasi dan semikonduktor yang memiliki kemampuan
mengirimkan pesan keseluruh dunia dalam hitungan detik, sehingga
memungkinkan suatu perusahaan untuk mengontrol atau mengelola bisnis kantor
pusat yang jauh. Yang kedua gelombang deregulasi dan memperlemah kontrol
pemerintah nasional atas aktivitas ekonomi. Tren yang ketiga adalah menjamurnya
pasar uang global, sehingga nilai mata uang ditentukan oleh pasar.
2.
Perusahaan global, sekitar 50.000 perusahaan sekarang ini yang memiliki
operasi berskala global yang dipelopori oleh perusahaan multinasional
(Multinational Companies, MMC) dengan memiliki cabang di luar negeri tetapi
dijalankan oleh kantor pusatnya di sebuah Negara tertentu.
3.
Berkurangnya kedaulatan Negara, globalisasi mengurangi kemampuan
pemerintah nasional dalam mengontrol perekonomian mereka sendiri sebab
perusahaan internasioal bergerak melebihi jangkauan hukum nasional. Denga kata
lain gobalisasi telah mengurangi demokrasi sebab dengan menurunnya kedaulatan
suatu Negara berarti berkurangnya kekuasaan warga Negara untuk mempengaruhi
kebijakan pemerintah.
4.
Pertumbuhan Macan Asia, dengan berlakunya kebijakan yang berorientasi
pasar, membuka pasar dalam negerinya, dan membuka diri terhadap investasi
asing, maka Negara asiapun tumbuh menjadi macan asia seperti Singapura, Korea,
Hongkong, Negara miskin mengalami perkembangan ekonomi yang pesat, uang
banyak. Namun uang banyak mengkibatkan krisis ekonomi sebab bank-bank
kehilangan kontrol terhadap debiturnya, nilai mata uang negara Asia selalu
dikaitkan dengan dolar Amerika dan kebijakan global.
5.
Krisis ekonomi, dimulai di Thailand karena tidak ada kontrol riil aliran investasi
ke Thailand sehingga tidak ada pula kontrol riil atas investasi ke luar, sehingga
bank-bank dan investor asing menarik investasinya dan menuntut pembayaran.
Inilah yang menjadi krisis ekonomi karena penolakan pasar yang tiba-tiba. Hal ini
terjadi di Malaysia, Filipina, Indonesia, Korea selatan.
6.
Masa depan Kapitalisme Global, guncangan ekonomi global seperti krisis
moneter asia akan terus terjadi, oleh karena itu para pemimpin baru di Asia,
termasuk Indonesia harus menyeimbangkan kebutuhan akan stabilitas soaial dan
kemakmuran dengan efisiensi dan keuntunmgan yang dituntut oleh pasar bebas.

A. Globalisasi dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Hukum Bidang


Ekonomi di Indonesia
A. Globalisasi Ekonomi dan Kapitalisme
Globalisasi ekonomi sebenarnya telah terjadi sejak lama yakni sejak masa
perdagangan rempah-rempah, masa tanam paksa (cultuur stelsel) dan masa
dimana modal swasta Belanda dikembangkan pada zaman kolonial melalui buruh
paksa. Pada ketiga periode tersebut hasil bumi Indonesia telah masuk ke Eropa dan
Amerika. Selain itu, impor tekstil dan barang-barang manufaktur dalam bentuk
sederhana telah berlangsung lama. v
Globalisasi ekonomi yang terjadi saat ini merupakan manifestasi baru dari
pembangunan kapitalisme sebagai sistem ekonomi internasional. Sebagaimana
waktu yang lalu, dalam rangka mengatasi krisis , perusahaan-perusahaan
multinasonal mencari pasar baru dan memaksimalkan keuntungan melalui ekspor
modal serta reorganisasi struktur produksi. Pada kurun waktu 1950-an, investasi
asing dipusatkan pada penggalian sumber alam dan bahan mentah bagi
kepentingan produksi. Beberapa dasawarsa kemudian perusahaan manufaktur
menyebar ke seluruh dunia.vi
Pembahasan mengenai globalisasi ekonomi sejatinya tidak terlepas dari
pembahasan mengenai kapitalisme sebagai bagian penting dari globalisasi ekonomi
itu sendiri. Hal demikian dapat dipahami karena kapitalisme tidak lain merupakan
sistem perekonomian yang menyokong perkembangan arus globalisasi.
Adam Smith merupakan peletak dasar pemikiran kapitalisme yang memberikan
penjelasan mengenai bekerjanya mekanisme hukum pasar atas dorongan berbagai
kepentingan pribadi sebagai akibat dari kompetisi dan kekuatan individu dalam
menciptakan keteraturan ekonomi.vii Kapitalisme melakukan klasifikasi antara nilai
guna dengan nilai tukar yang terdapat dalam setiap komoditi. Selain Adam Smith,
tokoh lain yang berperan penting bagi perkembangan awal kapitalisme adalah
David Ricardo. Menurutnya, nilai komoditi berasal dari kerja manusia ditambah
dengan bahan-bahan mentah serta alat alat kerja. Ricardo mengemukakan bahwa
komoditi yang dijual pada suatu harga tertentu secara rata rata akan setara
dengan jumlah kerja yang diperlukan dalam memproduksi komoditi tersebut. Kedua
ilmuan ini menjadi peletak dasar bagi ideologi kapitalisme dan keduanya hidup
pada masa peralihan dari sistem ekonomi subsiten menuju sistem ekonomi pasar
yang berkarakter maksimalisasi laba.viii
Sementara itu Max Weber dalam sebuah bukunya The Protestant Ethic and Spirit
of Capitalism mengemukakan sebuah tesis yang sangat terkenal mengenai
keterkaitan antara Etika Protestan dengan munculnya Kapitalisme di Eropa Barat.
Menurut Weber, kemunculan dan perkembangan Kapitalisme di Eropa Barat

berlangsung secara bersamaan dengan perkembangan Sekte Kalvinisme dalam


agama Protestan. Ada pun pendapat tersebut didasarkan pada sebuah argumentasi
bahwa ajaran Kalvinisme mengharuskan umatnya untuk menjadikan dunia sebagai
tempat yang makmur sesuatu yang hanya dapat diwujudkan melalui kerja keras.
Sebagai pengaruh dari ajaran tersebut maka umat Kalvinisme berhasil meraih
kemakmuran dengan bekerja keras. Akan tetapi, keuntungan yang diperoleh dari
kerja keras tidak dapat digunakan untuk berfoya foya karena ajaran Kalvinisme
juga melarang umatnya untuk hidup mewah dan berfoya foya. Keuntungan yang
diperoleh kemudian ditanamkan kembali ke dalam berbagai bentuk usaha sehingga
umat Kalvinisme menjadi semakin makmur. Melalui cara inilah, Kapitalisme
berkembang di Eropa Barat.ix
Sementara itu, Karl Mark melalui sebuah karya fenomenal, Das Kapital, telah
memberikan sebuah kajian dan analisis mendalam mengenai kapitalisme dan
pergerakan kaum buruh. Dalam pandangan Mark, praktik ekonomi politik telah
mengajarkan kepada manusia bahwa kerja merupakan sumber segala kekayaan
dan ukuran dari semua nilai sehingga dua objek yang merupakan biaya produksi
yaitu waktu dan kerja seharusnya dipertukarkan satu sama lain secara seimbang.
Namun demikian, terdapat pula modal sebagai suatu kerja yang tersimpan. Oleh
karena modal mampu meningkatkan produktivitas kerja hingga mencapai ratusan
bahkan ribuan kali lipat dibandingkan dengan kerja manusia yang nyata maka
modal kemudian mengklaim/menuntut suatu nilai tambah sebagai bentuk
kompensasi. Nilai tambah inilah yang disebut dengan laba. Pada satu sisi laba itu
terus menerus bertambah dan tersimpan sebagai milik kaum pemodal sementara
kaum buruh yang mengandalkan hidup dari sekedar upah kerja jumlahnya semakin
banyak dan kehidupannya menjadi semakin miskin. x
Demikianlah dapat digambarkan secara singkat mengenai kapitalisme yang hingga
kini terus menerus berkembang sebagai sistem ekonomi internasional terlebih
pada era globalisasi. Dalam konteks Indonesia, pada akhirnya pemahaman terhadap
nilai nilai Pancasila dan political will untuk mengembalikan sendi sendi
perekonomian nasional kepada konstitusi memegang peranan sangat penting agar
jangan sampai pembangunan hukum di bidang ekonomi justru semakin menjauh
dari tujuan kesejahteraan rakyat.
Hal demikian semakin dapat dipahami terlebih ketika dewasa ini kapitalisme telah
membawa dunia kepada suatu sistem perekonomian yang tunduk pada norma dan
aturan pasar. Terobosan luar biasa yang berhasil dilakukan oleh ideologi kapitalisme
terletak pada kemampuannya dalam membentuk sistem pasar yang hegemonik
dimana kekuasaan privat memiliki kemampuan untuk menciptakan pengaruh dalam
ranah -ranah publikxi termasuk penciptaan pengaruh dalam proses pembentukan
berbagai peraturan perundang undangan di bidang ekonomi. Gejala demikian
semakin terlihat jelas dengan keberadaan materi muatan berbagai peraturan
perundang -undangan bidang ekonomi yang semakin menghamba pada kekuatan
modal.

Sebagaimana telah diuraikan bahwa perkembangan ideologi kapitalisme telah


mempengaruhi dan mewarnai kehidupan negara negara di berbagai belahan
dunia tak terkecuali Indonesia. Dewasa ini kondisi Indonesia lebih
merepresentasikan sebuah konsep negara korporasi yang secara umum ditunjukan
oleh dua karakteristik utama yakni; pertama, negara menjadi instrumen bagi
pencapaian kepentingan bisnis dan ke dua, berbagai keputusan politik mengabdi
pada kepentingan pemilik modal.xii
Secara umum, berbagai kebijakan bercorak kapitalistik telah merasuki sendi sendi
penting kehidupan negara. Di antara kebijakan sebagaimana dimaksud meliputi:
1. Penghapusan berbagai subsidi pemerintah atas komoditas komoditas
strategis seperti bahan bakar minyak dan listrik
2. Penentuan nilai kurs mata uang dengan sistem mengambang (berdasarkan
pada mekanisme pasar) hal ini sebagaimana letter of intent (LOI) antara
Pemerintah Indonesia dengan International Monetary Fund (IMF)
3. Privatisasi BUMN yang mengakibatkan kepemilikan sektor umum seperti
minyak dan gas, tambang serta kehutanan didominasi oleh pihak swasta
4. Liberalisasi pasar dan privatisasi bank-bank pemerintah
5. Pembentukan BHMN dalam dunia pendidikan tinggi yang berakibat pada
meningkatnya biaya pendidikan tinggixiii
6. Liberalisasi pers mengakibatkan dunia pers mengabdi pada kepentingan
bisnis semata sehingga tidak lagi mengindahkan misi pendidikan dan aspek
moralitasxiv
A.2 Pengaruh Globalisasi Terhadap Pembangunan Hukum Bidang Ekonomi di
Indonesia
Integrasi perekonomian dunia akan diikuti oleh harmonisasi hukum. Terbentuknya
World Trade Organization (WTO) didahului oleh terbentuknya blok-blok ekonomi
regional seperti Masyarakat Ekonomi Eropa, NAFTA, AFTA serta APEC. Tidak ada
kontradiksi antara regionalisasi dengan globalisasi perdagangan. Sebaliknya,
integrasi ekonomi global mengharuskan terciptanya blok-blok perdagangan baru. xv
Globalisasi ekonomi menimbulkan implikasi yang luas pada bidang hukum.
Globalisasi ekonomi turut menyebabkan tejadinya globalisasi hukum. Dalam kaitan
ini globalisasi hukum tidak hanya didasarkan pada kesepakatan antar bangsa tetapi
juga pada pemahaman mengenai tradisi hukum dan kebudayaan antara Barat
dengan Timur. Globalisasi hukum terjadi melalui upaya-upaya standarisasi hukum di
antaranya melalui perjanjian perjanjian internasional. Sementara itu globalisasi di
bidang kontrak-kontrak bisnis sejatinya telah lama terjadi. Hal ini disebabkan karena
negara negara maju banyak membawa bentuk bentuk kontrak bisnis yang baru

ke dalam negara berkembang seperti perjanjian joint venture, perjanjian lisensi


serta perjanjian keagenan. Tidak mengherankan apabila bentuk bentuk kontrak
bisnis tersebut hampir sama di setiap negara. xvi
Globalisasi hukum pada tataran berikutnya akan mengakibatkan peraturanperaturan yang berlaku di negara berkembang khususnya mengenai investasi,
perdagangan, jasa-jasa serta bidang-bidang ekonomi lainnya mendekati atau
berkiblat pada negara negara maju (converagence). Namun demikian, tidak ada
jaminan bahwa peraturan-peraturan tersebut akan memberikan hasil yang sama di
setiap negara. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan sistem politik, ekonomi
dan kebudayaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Friedman bahwa tegaknya
peraturan-peraturan hukum bergantung pada budaya hukum masyarakatnya.
Sementara budaya hukum masyarakat bergantung pada budaya hukum para
anggotanya yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, lingkungan, budaya,
posisi atau kedudukan bahkan oleh berbagai kepentingan. Dalam rangka
menghadapi kondisi yang demikian, diperlukan check and balances di dalam
bernegara. Check and balance dalam bernegara hanya dapat diwujudkan melaui
keberadaan perlemen yang kuat, pengadilan yang mandiri serta partisipasi
masyarakat melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan. xvii
Perdagangan bebas dikatakan akan mendatangkan keuntungan ekonomi bagi para
pesertanya sekaligus akan mengurangi tingkat kesenjangan antar negara. Free
trade akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berimplikasi pada
peningkatkan standar kehidupan. Namun demikian, harus pula dipahami bahwa
fenomena perdagangan bebas tidak lain merupakan salah satu bagian dari skenario
global. Tidak dapat dipungkiri bahwa hakikat globalisasi adalah gerakan perluasan
pasar. Dalam setiap pasar yang berdasarkan pada hukum persaingan akan selalu
memunculkan pihak yang menang dan pihak yang kalah. Dengan demikian,
perdagangan bebas dapat pula justru berpotensi memperlebar kesenjangan di
antara negara maju dengan negara pinggiran serta berpotensi membawa akibat
pada komposisi masyarakat beserta kondisi kehidupannya.
Secara historis, kesenjangan ekonomi antar kelompok negara merupakan
kecenderungan yang terjadi sejak Perang Dunia II. Bertambahnya jumlah utang
negara negara dunia ke tiga, tidak seimbangnya neraca perdagangan, buruknya
kondisi buruh serta kerusakan lingkungan hidup merupakan sebagian dari gejala
yang dihadapi oleh negara negara yang mengalami kekalahan dalam
perdagangan bebas.xviii Dalam rangka menghadapi kondisi yang demikianlah,
dibutuhkan adanya suatu strategi dalam pembangunan hukum bidang ekonomi.
Strategi demikian tentunya juga dibutuhkan dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional yang telah turut
serta berperan dalam perdagangan bebas. xix Strategi pembangunan mana harus
berdasarkan pada nilai nilai Pancasila sebagaimana terkandung di dalam
Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 dan harus senantiasa
ditujukan bagi pencapaian kesejahteraan rakyat.

Sebelum melakukan pembahasan secara lebih lanjut mengenai pembangunan


hukum bidang ekonomi dalam kaitannya dengan globalisasi, perlu kiranya untuk
memberikan batasan pengertian terhadap istilah pembangunan hukum itu sendiri.
Pembangunan hukum memiliki makna yang lebih menyeluruh dan lebih mendasar
apabila dibandingkan dengan istilah pembinaan hukum atau pembaruan hukum.
Pembinaan hukum lebih mengacu pada efisiensi hukum. Pembaharuan hukum
mengandung pengertian menyusun suatu tata hukum dalam rangka
menyesuaikannya dengan perubahan masyarakat.xx Oleh karena itu, pembangunan
hukum tidak hanya tertuju pada aturan atau substansi hukum tetapi juga pada
struktur atau kelembagaan hukum serta pada budaya hukum masyarakat. xxi Namun
demikian, pembahasan dalam makalah ini akan dibatasi pada masalah substansi
peraturan perundang-undangan di bidang ekonomi. Semoga pada kesempatan yang
lain, pembahasan mengenai pembangunan hukum secara holistik dapat segera
dilakukan.
Urgensi untuk menilik kembali proses pembangunan hukum bidang ekonomi di
Indonesia semakin diperkuat oleh fakta yang menunjukan bahwa selama ini
berbagai peraturan perundang-undangan di bidang ekonomi secara subtsansial
lebih memihak kepada kepentingan golongan golongan tertentu. Bahkan tak
jarang suatu undang-undang di bidang ekonomi semata-mata dibuat dalam rangka
memenuhi desakan dan pengaruh kepentingan asing. Fenomena demikian sudah
seharusnya mendapatkan perhatian serius dari segenap komponen bangsa. Hal ini
sangat penting agar pembangunan hukum di bidang ekonomi tidak hanya
difokuskan pada angka pertumbuhan semata tetapi juga difokuskan pada peletakan
dasar-dasar bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan upaya
pemerataannya.xxii
A.3 Strategi Pembangunan Hukum Bidang Ekonomi Di Indonesia
Politik hukum di Indonesia yang mengarahkan pembangunan hukum di bidang
ekonomi pada pertumbuhan ekonomi semata, nampaknya harus segera
direalisasikan ke dalam program konkrit oleh pemerintah. Namun demikian yang
patut mendapatkan perhatian dalam hal ini adalah mengenai upaya pencegahan
agar jangan sampai negeri ini kembali terjebak ke dalam angka-angka pertumbuhan
ekonomi an sich tanpa memperhatikan pemerataan khususnya bagi masyarakat
miskin sebagaimana tejadi selama beberapa dasawarsa yang lalu. xxiii
Angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama masa Orde Baru pada
kenyataanya ditopang oleh sebuah sistem perekonomian yang rapuh. Hal ini
disebabkan karena para konglomerat dan penyelenggara bisnis perbankan yang
menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi saat itu pada kenyataanya tidak
diselenggarakan secara profesional. Bahkan beberapa kalangan menyebut praktek
tersebut sebagai sebuah praktik penjarahan kekayaan negara. Terjadinya krisis
ekonomi pada tahun 1997 merupakan salah satu bukti kerapuhan sistem
perekonomian nasional. Secara lebih luas krisis ekonomi juga menimbulkan

berbagai krisis di bidang lain seperti krisis politik, krisis sosial serta krsisis
kepemimpinan sebagaimana tercatat dalam sejarah kehidupan Bangsa Indonesia
beberapa waktu yang lalu.xxiv
Hal terpenting yang harus dilakukan pada saat kondisi perekonomian nasional
masih berada dalam masa pemulihan seperti sekarang ini adalah melakukan upaya
pembangunan hukum khususnya dalam bidang ekonomi agar dapat digunakan
sebagai pondasi dan pedoman bagi para pelaku ekonomi dalam menjalankan
aktivitasnya. Oleh karena itu, Pemerintah sudah selayaknya tidak hanya
memfokuskan diri pada angka pertumbuhan ekonomi tetapi juga pada peletakan
dasar-dasar bagi pembangunan hukum ekonomi dalam rangka menjamin
terciptanya pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, pembangunan
sebagaimana dimaksud juga harus mampu memberikan jaminan pemerataan. xxv
Pembangunan hukum ekonomi Indonesia perlu memperhatikan konsep
pembangunan hukum ekonomi yang berkelanjutan (sustainableeconomic law
development) yang tidak sekedar melakukan bongkar pasang terhadap pasal-pasal
dalam undang-undang tetapi juga perlu memperhatikan berbagai aspek lain seperti
struktur hukum, subtansi hukum serta budaya hukum sebagaimana dikemukakan
oleh Friedman.xxvi Dalam kaitan ini perlu dipahami bahwa reformasi terhadap
substansi hukum di bidang ekonomi membutuhkan langkah-langkah politik yang
tidak sederhana. Hal ini dapat dipahami karena pembangunan hukum di bidang
ekonomi pada hakikatnya merupakan kristalisasi pertempuran berbagai
kepentingan yang didominasi oleh kekuatan politik dan kepentingan bisnis terlebih
pada era globalisasi saat ini.xxvii
Berkaitan dengan pembuatan produk perundang-undangan di bidang ekonomi,
pada saat ini, sistem hukum di Indonesia setidaknya tengah mengalami dua
fenomena kolaboratif diametral yang acapkali menunjukan warna tidak seirama.
Pertama, adanya dua tarikan terhadap sistem hukum Indonesia yakni tarikan dari
atas yang berasal dari globalisasi hukum yang disebabkan oleh globalisasi ekonomi
sebagaimana telah diuraikan dan tarikan dari bawah yang berasal dari otonomi
daerah. Kedua tarikan ini memberikan pengaruh pada bidang hukum ekonomi baik
dalam tataran konsep maupun dalam tataran implementasi. Sementara itu
fenomena ke dua adalah mengenai terjadinya disharmonisasi yang diakibatkan oleh
dualisme sistem hukum yang berlaku di Indonesia yaitu antara sistem hukum Eropa
Kontinental dan Sistem Hukum Anglo Saxon yang mewarnai hukum ekonomi
terkini.xxviii
Berkaitan dengan hal tersebut maka pembangunan hukum yang dibutuhkan adalah
suatu pembangunan hukum yang revolusioner. Pembangunan hukum yang
revousioner dalam hal ini diartikan sebagai proses pembangunan hukum yang
secara sadar dan mendasar hendak mengubah sistem hukum ekonomi yang selama
ini bercorak liberal dan berada di bawah kendali negara negara maju. Sistem hukum
ekonomi yang demikian harus diubah menuju ke arah sistem hukum yang

berkualitas kerakyatan sebagaimana tertuang dalam nilai-nilai Pancasila dan


Undang-Undang Dasar 1945. Dalam hal ini sistem ekonomi kerakyatan merupakan
sistem hukum yang tidak sekedar mengandalkan pada rule of law tetapi lebih
menekankan pada rule of moral dan rule of justice. Sistem hukum tersebut
kemudian diintegrasikan secara timbal balik dengan sistem ekonomi Pancasila. xxix
Dalam rangka membangun sistem hukum yang demikian, dibutuhkan sebuah
penafsiran hukum yang mengarah pada penegakan hukum yang tidak hanya
terpaku sekedar pada pelaksanaan undang-undang tetapi lebih menjunjung tinggi
moral dan keadilan. Hal demikian sejalan dengan pendapat Richard A. Posner yang
menyatakan bahwa A number of scholar believe that interpretation is the path to
saving the laws objectivity.xxx
Berkaitan dengan praktik bisnis, dengan menawarkan konsep ekonomi kerakyatan
yang di dalamnya terkandung etika bisnis maka bisnis sebagai bagian penting dari
kehidupan ekonomi harus dipandang sebagai suatu kegiatan manusiawi yang dapat
dinilai dari sudut pandang moral. Dalam jangka panjang konsep ini dimaksudkan
untuk menanamkan suatu pandangan atau menggugah kesadaran para pelaku
ekonomi bahwa perilaku bisnis amoral pada akhirnya justru akan menempatkan
mereka ke dalam posisi yang tidak menguntungkan di dalam masyarakat. Dalam
kaitan ini, pelaku bisnis utamanya harus benar benar memahami bahwa kegiatan
bisnis bukan semata mata bertujuan untuk mencapai keuntungan (profit oriented)
melainkan juga bertujuan untuk membangun citra (image building). Pengembangan
citra bisnis merupakan suatu sasaran yang tidak terlepas dari tujuan setiap institusi
bisnis.xxxi Menurut pendapat penulis, melalui penerapan konsep yang demikian
maka pembangunan hukum di bidang ekonomi pada satu sisi dapat dilakuan
dengan tetap memperhatikan perkembangan global tanpa harus menghilangkan
nilai nilai kebangsaan Indonesia sebagai sebuah negara yang mendasarkan
kehidupan berbangsa dan bernegaranya tak terkecuali pembangunan hukumnya
kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
B. Peranan Hukum Dalam Pembangunan Pada Era Globalisasi
1. Peranan Hukum Dalam Ekonomi
Pada era Orde Baru para pakar ekonomi, pelaku ekonomi serta penguasa
memandang hukum sebagai hambatan bagi pertumbuhan ekonomi. Pada saat itu
hukum tidak ditempatkan dalam kedudukannya sebagai landasan, pemandu dan
penegak terhadap kegiatan ekonomi. Pasca krisis moneter meluluhlantakan
perekonomian nasional, munculah kesadaran akan pentingnya kewibawaan hukum
dalam mewujudkan sistem perekonomian yang kondusif. xxxii
Peranan hukum yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi adalah
kemampuannya dalam mempengaruhi tingkat kepastian dalam hubungan antar
manusia di dalam masyarakat. Sebagaimana dinyatakan oleh H.W. Robinson bahwa
ekonomi modern semakin berpandangan bahwa pengharapan individu-individu

merupakan determinan-determinan dari tindakan-tindakan ekonomi dan oleh


karenanya merupakan faktor faktor yang merajai tindakan orang dalam
menentukan ekuilibrium ekonomi dan stabilitas ekuilibrium yang telah dicapai
tersebut.xxxiii
Para pemikir hukum di Indonesia sudah selayaknya mencermati dan mengantisipasi
adanya revolusi perdagangan internasional sebagai bagian dari gempuran
globalisasi, karena saat ini telah terjadi perubahan paradigma di bidang hukum
ekonomi. Sebelum terjadinya globalisasi hukum yang diakibatkan oleh globalisasi
ekonomi, pemerintah mempunyai kedaulatan penuh untuk mengubah maupun
membentuk perundang-undangan di bidang ekonomi namun saat ini dapat
dikatakan bahwa kedaulatan sebagaimana dimaksud telah hilang. Hilangnya
kedaulatan pemerintah terutama terjadi dalam hal pembentukan peraturan
perundang-undangan di bidang perdagangan, jasa, investasi, hak kekayaan
intelektual serta ketentuan-ketentuan lain sebagaimana ditentukan berdasarkan
standar standar WTO.xxxiv
Sementara kalangan menyebut bahwa selama ini sistem ekonomi yang diterapkan
di Indonesia adalah sistem ekonomi kapitalis malu-malu sehingga peraturan
perundang-undangan di bidang ekonomi lebih banyak mengabdi pada
konglomerasixxxv dibandingkan pada rakyat kecil. Dalam rangka menerapkan sistem
ekonomi Pancasila secara konsekuen memang tidak mudah mengingat selama
ratusan tahun Bangsa Indonesia telah mengkonsumsi sistem hukum ekonomi
berkualitas liberal yang mengabdi pada kepentingan negara negara kapitalis. xxxvi
Berkaitan dengan kondisi demikian, penulis berpendapat bahwa kejelasan terhadap
sistem ekonomi yang diterapkan dalam negara Indonesia menjadi suatu hal yang
sangat penting. Kejelasan mengenai sistem ekonomi yang dianut akan berpengaruh
pada substansi pembentukan berbagai peraturan perundang-undangan di bidang
ekonomi yang pada tataran selanjutnya akan sangat berpengaruh bagi arah
pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat. Jangan sampai
Pasal 33 UUD 1945 sebatas menjadi pemanis dalam konsideran berbagai peraturan
perundang-undangan bidang ekonomi yang secara subtansial justru mencerminkan
implementasi dari sistem ekonomi kapitalis dan tidak berpihak pada kesejahteraan
bagi seluruh rakyat. Terlebih dalam kondisi saat ini, tidak sedikit rakyat Indonesia
yang kehidupannya masih berada dalam garis kemiskinan.
2. Peranan Hukum Dalam Pembangunan Pada Era Globalisasixxxvii
Negara negara maju telah menempuh proses pembangunan melalui tiga tingkatan
yakni unifikasi, industrialisasi dan negara kesejahteraan. Pada tingkatan pertama
yang menjadi permasalahan utama adalah mengenai bagaimana mencapai
integrasi politik dalam rangka menciptakan persatuan dan kesatuan nasional. Pada
tingkat ke dua, permasalahan utama adalah mengenai perjuangan ekonomi dan
modernisasi politik. Akhirnya pada tingkatan ke tiga, tugas negara yang utama
adalah memberikan perlindungan bagi rakyat dari sisi negatif industrialisasi dan

memperbaiki kesalahan yang terjadi pada tahap sebelumnya dengan


mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Tingkatan-tingkatan tersebut dilalui
secara berurutan (consecutive) dalam waktu yang relatif lama.xxxviii
Pola pemikiran konvensional menyatakan bahwa persatuan nasional, terciptanya
stabilitas disertai dinamika masyarakat dan pasar merupakan prasyarat untuk
membangun prasarana industri. Dalam tataran selanjutnya, pertumbuhan industri
merupakan prasyarat bagi keberhasilan upaya pengentasan kemiskinan, kebodohan
serta berbagai penyakit sosial lain. Namun demikian, negara negara berkembang
telah menolak asumsi tersebut. Industrialisasi tanpa memikirkan kesejahteraan
sosial semata-mata hanya akan menunda kemarahan generasi baru yang pada
akhirnya dapat megancam kesatuan bangsa. Kenaikan Gross National Product (GNP)
tidak dengan sendirinya menghasilkan kesatuan sosial, stabilitas serta kebahagiaan.
Masyarakat negara negara berkembang menyadari benar bahwa ketiga tingkatan
pembangunan sebagaimana tersebut di atas harus dicapai secara serentak
(councurent). Hal ini juga disebabkan oleh perkembangan yang amat cepat di
bidang teknologi dan komunikasi sehingga semakin mempermudah hubungan antar
bangsa.xxxix
Pembangunan tidak hanya diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi tetapi juga
pembangunan sosial, politik serta kebudayaan. Pembangunan Indonesia bertujuan
pula untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. Dalam melaksanakan
pembangunan manusia, setiap orang tidak hanya memerlukan pangan tetapi juga
memerlukan kebebasan berpendapat. Pangan dibutuhkan untuk bertahan hidup
sementara kebebasan berpendapat dibutuhkan agar jiwa dapat tetap berkembang.
Keduanya merupakan kebutuhan yang mendasar dan absolut. Dengan memahami
bahwa seluruh hak-hak azasi manusia saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan,
maka penegakan hak-hak sipil dan politik, ekonomi, sosial, politik serta kebudayaan
harus dilaksanakan dalam intensitas yang sama. Secara lebih khusus, Bangsa
Indonesia memiliki Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang isi dan jiwanya
mencakup hak-hak azasi di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Oleh karena
itu Bangsa Indonesia harus mempertahankan tetap tegaknya hak-hak tersebut,
bukan karena tunduk pada tekanan dari luar tetapi karena sejak semula hak-hak
tersebut telah menjadi milik Bangsa Indonesia. xl
Berkaitan dengan globalisasi yang telah membawa terintegrasinya perekonomian
Indonesia ke dalam perekonomian global maka persaingan perdagangan
internasional dapat membawa implilkasi negatif ke dalam berbagai hal seperti hakhak buruh, lingkungan hidup serta hak-hak atas tanah. xli Dalam hal ini, penulis
berpendapat bahwa hukum tidak hanya diperlukan dalam mengatur berbagai
bidang yang terpengaruh oleh arus globalisasi dan perdagangan bebas tetapi yang
lebih penting adalah mengenai peranan hukum dalam memberikan perlindungan
bagi pihak pihak yang lemah. Perlindungan mana sangat dibutuhkan mengingat
dalam era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini tidak sedikit rakyat Indonesia
yang masih berada dalam kemiskinan dan membutuhkan perhatian serius dari

pemerintah. Bagaimana pun juga, mereka merupakan bagian dari Bangsa Indonesia
yang sudah selayaknya diberdayakan bukan dipandang sebagai pihak yang kalah
dalam era globalisasi dan persaingan bebas. Melalui pandangan yang demikian,
maka hukum akan kembali kepada hakikatnya sebagai suatu instrumen dalam
mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945.
khususnya para pemilik modal dan secara subtansial berbagai peraturan
sebagaimana dimaksud juga masih jauh dari tujuan kesejahteraan rakyat, maka
pembangunan hukum yang dibutuhkan adalah suatu pembangunan hukum yang
revolusioner. Pembangunan hukum yang revousioner dalam hal ini diartikan sebagai
proses pembangunan hukum yang hendak mengubah sistem hukum ekonomi yang
selama ini bercorak liberal dan berada di bawah kendali negara negara maju secara
sadar dan mendasar. Substansi berbagai peraturan perundang-undangan di bidang
ekonomi yang selama ini cenderung berkiblat pada sistem kapitalis harus diubah
menuju ke arah substansi yang berkualitas kerakyatan sebagaimana tertuang
dalam nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dewasa ini peranan hukum tidak hanya diperlukan dalam mengatur berbagai
bidang yang terpengaruh oleh arus globalisasi dan perdagangan bebas. Peranan
hukum secara lebih besar diperlukan dalam memberikan perlindungan bagi pihak
pihak yang lemah. Perlindungan mana sangat dibutuhkan mengingat dalam era
globalisasi dan perdagangan bebas saat ini tidak sedikit rakyat Indonesia yang
masih berada dalam kemiskinan dan membutuhkan perlindungan hukum serta
perhatian serius dari pemerintah melalui tindakan-tindakan konkrit. Bagaimana pun
juga, mereka merupakan bagian dari Bangsa Indonesia yang sudah selayaknya
diberdayakan bukan dipandang sebagai pihak yang kalah dalam era globalisasi dan
persaingan bebas. Dengan demikian hukum akan kembali kepada hakikatnya
sebagai suatu instrumen dalam mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan mana
adalah kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Melalui
konsep yang demikian pula pada akhirnya stabilitas politik hukum khususnya di
bidang ekonomi akan semakin mantap sehingga mampu mendorong terwujudkan
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai