Anda di halaman 1dari 13

FISIOLOGI KALA TIGA (MAKALAH)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan merupakan pergerakan keluarnya janin, plasenta,dan membran dari
dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berasal dari pembukaan dan dilatasi
serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan
terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap
untuk pengeluaran janin dari rahim. (Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan,
2010,2).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + urin), yang
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Sinopsis Obstetri,)
Persalinan aktif dibagi menjadi tiga kala yang berbeda. (Ilmu Kebidanan,2012,297)
dan disini kami akan membahas kala tiga.
Kala III persalinan disebut juga kala uri atau pengeluaran plasenta.dimana
masa setelah lahirnya bayi berlangsungnya proses pengeluaran plasenta ,tanda
tanda pelepasan plasenta :terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus
uteri ,tali pusat memanjang atau terjukur keluar melalui vagina /vulva ,adanya
semburan darah secara tiba tiba kala III ,berlangsung tidak lebih dari 30 menit
.setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat
beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya,biasanya plasenta lepas dalam 60 menit -15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan takanan pada fundus uteri ,pengeluaran plasenta
,disertai dengan pengeluaran darah ,
Saat persalinan ,rongga panggul secara perlahan akan di isi oleh kepala janin yang
mendistensi vagina;rectum tertekan,sebagaimana pula kandung kemih yang berasa
di bawah tekanan tamabahn segmen di bawah rahim yang teregang ,tempat
kandung kemih melekat,yang menyebabkan uterus mulai berkontraksi (mulai
inpartu) sampai saat ini masih belum di ketahui dengan pasti .di perkirakan adanya
sinyal biomolekular dari janin yang diterima otak ibu akan memulai kaskade
penurunan progestreron, estrogen dan peningkatan prostat landin dan oksitosin
sehingga terjadilah tand tanda persalinan.

Pada saat kontraksi bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala
janin posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kepala ini pula
yang paling banyak mengalami cedera didalam persalinan sehingga dapat
membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak hidup sempurna, cacat, atau
akhirnya meninggal. Biasanya apalabila kepala janin sudah lahir maka bagianbagian lain dengan mudah menysul kemudian.
1.2 Rumusan Masalah
1.

Mengetahui fisiologi kala III

2.

Mengetahui manajemen aktif kala III

3.

Mengetahui pemeriksaan kala III

4.

Mengetahui Pemantauan kala III

5.

Mengetahui kebutuhan Ibu kala III

6.

Mengetahui pendokumentasian Kala III

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan disini adalah untuk menambah pengetahuan bagi penulis
maupun pembaca agar lebih memahami lagi tentang asuhan kebidanan II
persalinan kala III.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FISIOLOGI KALA III
A.ASKEB II Persalinan,2014,
Kala tiga dimulai dari bayi lahir sampai lahirnya plasenta atau uri. Partus kala tiga
disebut juga kala uri. Kala III merupakan priode waktu dimana penyusutan volume
rongga uterus setelah kelahiran bayi. penyusutan ukuran ini menyebabkan

berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Oleh karena tempat


perlengketan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka
plasenta menjadi berlipat, menebal kemudian terlepas sampai dinding uterus.
Setelah lepas , plasenta akan turun kebawah uterus atau kedalam vagina.Kala III ini
tidak kalah pentingnya dengan kala I dank ala II. Kelalaian dalam memimpin kala III
dapat mengakibatkan kematian karena pendarahan. Rata-rata lama kala tiga
berkisar 15-30 menit, baik pada primi para maupun multipara. Tempat implantasi
plasenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri atau dinding lateral.
Sangat jarang terdapat pada fundus uteri (hal.119).
B. ASKEB II persalinan,CV TRANS info media 2009
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit.setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak
ke atas pusat beberapa menit ,kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya.biasanya plasenta lepas dalam 6 menit-15 menit,setelah
bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan fundus uteri(hal.139)
C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011
Kala III merupakan periode waktu dimana penyusutan volume rongga uterus
kelahiran bayi penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
perlengketan plasenta. Oleh karena itu tempat perlengketan menjadi kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka, plasenta menjadi berlipat,
menebal, dan kemudian lepas dari dinding uterus.

D. ASUHAN intrapartum,PUSDIKNAKES-WHO-JHIPIEGO,2003
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di dalam uterus,
kontraksi akan terus berlangsung dan ukuran rongga uterus akan mengecil.
Pengurangan dalam ukuran uterus ini akan menyebabkan pengurangan dalam
ukuran tempat melekatnya plasenta. Oleh karena tempatnya melekatnya plasenta
tersebut menjadi lebih kecil, maka plasenta akan menjadi tebal atau mengkerut dan
memisahkan diri dari dinding uterus. Sebagian dari pembuluh-pembuluh darah yang
kecil akan robek saat plasenta lepas. Tempat melekatnya plasenta akan berdarah
terus hingga uterus seluruhnya berkontraksi. Setelah plasenta lahir, dinding uterus
akan berkontraksi dan menekan semua pembuluh-pembuluh darah ini yang akan
menghentikan perdarahan dari tempat melekatnya plasenta tersebut. Sebelum
uterus berkontraksi, wanita tersebut bisa kehilangan darah 350-560/menit dari
tempat melekatnya plasenta tersebut. Uterus tidak bisa sepenuhnya berkontraksi
hingga plasenta lahir dahulu seluruhnya. Oleh sebab itu, kelahiran yang cepat dari
plasenta segera setelah ia melepas dari dinding uterus merupakan tujuan
manajemen kebidana dari kala III yang kopeten.

E. Asuhan persalinan normal bagi bidan oleh Ai Nuraisah ,SST,dkk


Pada kala III ,otot uterus(miometrium)berkontraksi mengikuti penyusutan volume
rongga uterus stelah lahirnya bayi.Penyusutan ukuran ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.Karena tempat perlekatan
plasenta menjadi semakin kecil,sedangkan ukuran plasenta tidak berubah,plaasenta
terlipat,menebal,kemudian terlepas dari dinding uterus.Setelah lepas,plasenta akan
turun kebagian bawah uterus atau kedalam vagina.

2.2

MANEJEMEN AKTIF KALA III

A.Askeb II persalinan,2014
Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kala III selesai secepat mungkin
dengan melakukan langkah-langkah yang memungkinkan plasenta lepas dan lahir
lebih cepat. Manajemen aktif dilakukan berdasarkan alasan bahwa dengan
mempersingkat lamanya waktu kala III bisa mengurangi darah yang hilang dan oleh
karena itu mengurangi angka kematian dan angka kesakitan yang berhubungan
dengan perdarahan.Syarat manajemen aktif kala III yaitu janin tunggal/
memastikan tidak ada lagi janin di uterus. Tujuan manajemen aktif kala III yaitu
untuk membuat kontraksi uterus efektif. (hal,119)

Manajemen aktif kala III terdiri dari :


1.

Pembrian oksitosin

Sebelum memberikan oksitosin, bidan harus melakukan pengkajian dengan


melakukan palpasi dengan abdomen untuk menyakinkan hanya ada bayi tunggal,
tidak ada bayi kedua. Pemberian oksitosin 10 IU secara IM (pada sepertiga paha
bagian luar) dapat diberikan satu menit setelah bayi lahir. Bila 15 menit plasenta
belum lahir, maka berikan oksitosin kedua, evaluasi kandung kemih apakah penuh.
Bila penuh lakukan katerisasi. Bila 30 menit belum lahir, maka berikan oksitosin
ketiga sebanyak 10 mg dan rujuk pasien.
2.

Peregangan tali pusat terkendali.

Klem dipindahkan 5-10 cm dari vulva. Tangan kiri diletakan diatas perut,
memberikan kontraksi uterus. Ketika menegangkan tali pusat, tahan uterus. Saat
ada kontraksi uterus, tangan diatas perut melakukan dorsokranial denga sedikit
tekanan, cegah agar tidak terjadi inversion uteri. Ulangi lagi apabila plasenta belum
lahir. Pada saat plasenta sudah lepas, ibu dianjurkan sedikit meneran dan penolong
sambil menegangkan tali pusat. Bila plasenta telah tampak lahir divulva, lahirkan
dengan kedua tangan. Perlu diperhatikan bahwa selaput plasenta mudah tertinggal
sehingga untuk mencegah hal itu maka plasenta ditelungkupkan dan diputar
dengan hati-hati searah dengan jarum jam.
3.

Masase fundus uteri

Segera setelah plasenta dan selaput dilahirkan, segera lakukan masase uterus
dengan cara mengosok uterus dengan abdomen dengan gerakan memutar. Masase
dilakukan untuk menjaga agar uterus tetap keras dan berkontraksi dengan baik
serta untuk mendorong setiap gumpalan darah agar keluar.
B. ASKEB II persalinan,2009
Manajemen aktif kala III mengungkapkan kotraksi yang adekuat dari uterus dan
mempersingkat waktu kala III,mengurangi jumlah kehilangan darah ,menurunkan
angka kejadian retensio plasenta.
3 langkah utama manajemen aktif kala III : pemberian oksitosin /utero tonika
sesegera mungkin melakukan penegangan tali pusat terkendali (PPT).
Penegangan tali pusat terkendali :berdiri di samping ibu tindakan jepitan semula tali
pusat ketitik 5-20 cm dari vulpa klem penjepit tersebut, letakan telapak tangan
(Alaskan dengan kain) yang lain, ada sekmen bawah rahim atau dinding uterus
disupra simpisis, pada saat kontraksi,tegangkan tali pusat sambil tekan uterus ke
dorsokraniL, ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum dapat dilahirkan.
(hal,120)
C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011
Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang
lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu setiap kala, mencengah
perdarahan, dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan jika dibandingkan
kala III fisiologis.
Manajemen aktif kala III terdiri atas tiga langkah utama, yaitu sebgai berikut.
1.

Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir.

2.

Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT).

3.

Masase fundus uteri.

D. ASUHAN intrapartum,PUSDIKNAKES-WHO-JHIPIEGO,2003
Manajemen aktif kala III terdiri dari beberapa kompenen:
Pemberian oksitosin
Tali pusat diklem
Plasenta dilahirkan dengan peregangan tali pusat secara terkendali dengan
kontra pereganga pada fundus.
Begitu plasenta dilahirkan,menggosok uterus pada abdomen untuk pada
abdomen untuk menjaga agar tetap keras dan berkontraksi dengan bagus dan
untuk mendorong keluar setiap gumpalan darah.
E. Asuhan persalinan normal bagi bidan oleh Ai Nuraisah ,SST,dkk
Manajemen aktif kala III ialah penatalaksanaan secara aktif pada kala
III(pengeluaran aktif),untuk membantu menghindarkan terjadinya pendarahan
pasca persalinan.
Manajemen Aktif Kala III Terdiri Dari Tiga Langkah Utama:
a.

Pemberian oksitosin

b.

Melakukan penegangan tali pusat terkendali

c.

Masase fundus uteri

2.3

PEMERIKSAAN PLASENTA

A. Askeb II Persalinan,2014
Pemeriksaan plasenta meliputi :
1.

Selaput ketuban utuh atau tidak

Setelah plasenta lahir, periksa kelengkapan ketuban untuk memastikan tidak ada
bagian yang tertinggal didalam uterus. Caranya dengan meletakan plasenta diatas
yang datar dan pertemuan disetiap tepi selaput ketuban sambil mengamati apakah
ada tanda tanda robekan dari tepi selaput ketuban. Sambil tangan kiri melakukan
masase pada pundus uteri, pemeriksaan bagian maternal maupun bagian fetal
plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan
selaput ketuban sudah lahir lengkap , dan masukan kedalam kantong plastic yang
tersedia
2.

Plasenta :

Ukuran plasenta
Bagian maternal : jumlah kotiledon , keutuhan pinggir kotiledon
Bagian fetal : utuh atau tidak

3.

Tali pusat :

Jumlah arteri dan tali pusat, adakah arteri atau vena yang terputus untuk
mendeteksi plasenta suksenturia.
Intesi tali pusat , apakah sentral, marginal
Panjang tali pusat
Bentuk tali pusat (besar, kecil, atau terpilin pilin)
B. ASKEB II persalinan ,2009
Terjadi perubahan bentuk dan tinggi fundus ,dimana setelah bayi lahir dan
sebelum miometrium mulai berkontraksi,uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi
fundus biasanya di bawah pusat setelah uterus berkintraksi dan plasenta terdorong
ke bawah ,uterus terbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus
berada di atas pusat ,dan tali pusat memanjang,dimana tali pusat terlihat menjulur
keluar melalui vulva.
C. ASUHAN intrapartum,PUSDIKNAKES-WHO-JHIPIEGO,2003
Untuk mengetahui apakah plasenta sudah melepas atau belum , bidan harus
memeriksa hal-hal yang berikut ini:
a.

Semburan darah

b.

Pemanjangan tali pusat

c.

Perubahan bentuk uterus dari discoid menjadi bentuk bundar (glonular)

d.

Perubahan dalan posisi uterus :uterus naik di dalam abdomen

Tanda-tanda pelepasan plasenta


1.

Bentuk uterus berubah menjadi globular

2.

Uterus naik

3.

Tali pusat memanjang

4.

Semburan darah

2.4 PEMANTAUAN KALA III


A. Askeb II Persalinan,2014
1.

Perdarahan
Jumlah darah diukur, disertai pembekuan darah atau tidak

2.

Kontraksi uterus

Pemantauan kontraksi pada kala III dilakukan selama melakukan manajemen aktif
kala III (ketika PTT), sampai pada saat plasenta lahir . pemantauan kontraksi
dilajutkan selama satu jam berikutnya dalam kala IV.
3.

Robekan jalan lahir / laserasi , rupture verenium

4.

Tanda vital

Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan, nadi bertambah cepat,
temperature bertambah tinggi, respurasi berangsur normal, gastrointenstinal
(normal, pada awal persalinan mungkin muntah).
5.

Personal hyangine

Menjaga kebersihan tubuh pasien terutama didaerah genitelia sangat penting


dilakukan
untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi terhadap luka robekan jalan lahir dan
kemungkinan infeksi intra uterus.(hal,127).
B. ASKEB II persalinan,2009
Pemantauan kontraksi ,robekan jalan lahir,dan perineum,tanda vital,hygiene
Pemeriksaan apakah ada robekan pada utroitus vagina dan perineum yang
menimbulkan perdarahan aktif,bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan
aktif,segera lakukan penjahitan ,periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya
perdarahan pervaginam ,pastikan kontraksi uterus baik.
Pemantauan terhadap kontraksi uterus ,tanda perdarahan pervaginam dan tanda
vital ibu :2-3 kali dalam 10 menit pertama:setiap 15 menit pada 1 jam

pertama:setiap 20-30 menit pada jam kedua:pastikan kontraksi uterus ,bila


kontraksi uterus lebih baik,lakukan masase uterus dan beri metil ergometrim 0,2
mg intramuscular
Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi kemudian memeriksa tekanan darah
dan nadi ibu ,kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011
Pemantauan Kontraksi, Robekan Jalan Lahir dan Perineum , serta Tanda-tanda Vital
termasuk Higiene
Pemeriksaan kembali uterus setelah satu sehingga dua menit untuk memastikan
uterus berkontraksi, jika uterus masih belum berkontraksi dengan baik, ulangi
masase fundus uteri. Ajari ibu dan keluarganya cara melakukan masase uterus
sehingga mampu untuk segera mengetahui jika uterus tidak berkontraksi baik.
Laserasi perineum dapat diklafikasi menjadi empat yaitu sebagai berikut.
1.

Derajat satu: Mukosa vagina, komisura posterior, dan kulit

2.

Derajat dua: derajat satu+ otot perineum

3.

Derajat tiga: derajat dua + otot sfingter ani

4.

Derajat empat: derajat tiga + dinding depan rectum

2.5 KEBUTUHAN IBU PADA KALA III


A. Askeb II Persalinan,2014
1.

Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau pendamping.

2.

Penghargaan terhadap proses pengeluaran janin yang telah dilalui

3.
Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan
apa yang akan dilakukan.
4.
Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu
mempercepat kelahiran plasenta, yaitu saat meneran dan posisi apa yang
mendukung untuk pelepasan plasenta.

5.
Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air
ketubuan.
6.

Hidariasi.

B.Askeb II Persalinan,2009
Penatalaksanaan aktif kala III bagi semua ibu melahirkan yaitu:pemberian
oksitosin ,penanganan tali pusat ,masase uterus setelah segera lahir agar tetap
kontraksi,pemeriksaan rutin ,plasenta dan selaput ketubannya:pemeriksaan rutin
pada vagina dan perineum untuk mengetahui danya laserasi dan luka,pemberian
hidrasi pada ibu ,pencegahan infeki,dan mencaga privasi.
C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011
ibu pada kala ini secara fisik mengalami suatu keadaan yang lelah setelah prose
persalinan, terlebih lagi pada primipara dimana kala I persalinannya cukup
memakan waktu yang lama.Ibu membutuhkan rasa nyaman dan tenang untuk
istirahat.
D. Asuhan persalinan normal bagi bidan oleh Ai Nuraisah ,SST,dkk
Sebaiknya ibu dan bayi tetap dipantau oleh bidan, sampai dipastikan ibu dan bayi
aman. Kebanyakan ibu merasa tidak nyaman ingin segera melakukan kebersihan
diri. Terutama jika ibu berada dirumah. Ibu sebaiknya dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemih sebab kandung kemih yang penuh akan
menghalangi kontraksi uterus. Anjurkan ibu makan dan minum.
.
2.6 PENDOKUMENTASIAN KALA III
A. Askeb II Persalinan,2014
Semua asuhan dan tindakan yang dilakukan haruslah didokumentasikan dengan
baik dan benar. Pada pendokumtasian pada kala III ini pencatatan dilakukan pada
lembar belakang patograf (catatan persalinan pada kala III) dan pada catatan lain
yang tersedia di institusi pelayanan.
Data untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin, peregangan tali
pusat terkendali, rangsangan fundus, kelengkapan plasenta saat lahir, retensi
plasenta yang lebih dari 3o menit, laserasi , Antonia uteri, jumlah pendarahan,
masalah lain, penatalaksaan dan hasilnya.
B.Askeb II persalianan 2009
Melakukan 4 langkah pendokumentasian

a.

Subjektif

b.

Objektif

c.

Assessment

d.

Planning

C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011


Semua asuhan dan tindakan yang dilakukakan haruslah didokumentasikan dengan
baik dan benar. Pada pendokumentasian kala III ini pencatatan dilakukan pada
lembar belakang partograf.
Data untuk kala III terdiri atas lamanya kala III, pemberian oksitosin, perenggangan
taali pusat terkendali, rangsangan fundus, kelengketan plasenta saat lahir, retensi
plasenta yang lebih dari 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan,
masalah lainya.

D. Asuhan persalinan normal bagi bidan oleh Ai Nuraisah ,SST,dkk


Laporan yang lengkap dan akurat sari seluruh asuhan , menjadi tanggung jawab
bidan. Hal-hal yang perlu dicatat selama kala III sebagai berikut:
1.

Lama kala III

2.

Pemberian oksitosin berapa kali

3.

Bagaimana pelaksaan penegangan tali pusat terkendali

4.

Perdarahan

5.

Kontraksi uterus

6.

Adakah laserasi jalan lahir

7.

Vital sign ibu

8.

Keadaan bayi baruu lahir

BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah dimana batasan asuhan kala III yaitu masa
setelah lahirnya bayi berlangsungnya proses pengeluaran plasenta ,tanda tanda
pelepasan plasenta :terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri ,tali
pusat memanjang atau terjukur keluar melalui vagina /vulva ,adanya semburan
darah secara tiba tiba kala III ,berlangsung tidak lebih dari 30 menit .setelah bayi
lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya,biasanya plasenta lepas dalam 60 menit -15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan takanan pada fundus uteri ,pengeluaran plasenta
,disertai dengan pengeluaran darah
2.5

SARAN

1. Bagi mahasiswa:
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2.

Bagi petugas kesehatan

Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan


khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk
memberikan pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya komplikasi saat
persalinan.

Daftar pustaka
Rukiyah ai yeyeh,S.SIT,MKM,dkk 2009.askeb persalinan.CV.TRANS INFO MEDIA
Saswita reni ,dkk.2011.askeb persalinan.Jakarta,SELEMBA MEDIKA
asuhan intrapartum,PUSDIKNAKES-WHO-JHIPIEGO,2003

Nuraisah Ai ,SST, dkk, asuhan persalinan normal,aifo;REFIKA ADITAMA

Anda mungkin juga menyukai