BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat kontraksi bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala
janin posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kepala ini pula
yang paling banyak mengalami cedera didalam persalinan sehingga dapat
membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak hidup sempurna, cacat, atau
akhirnya meninggal. Biasanya apalabila kepala janin sudah lahir maka bagianbagian lain dengan mudah menysul kemudian.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FISIOLOGI KALA III
A.ASKEB II Persalinan,2014,
Kala tiga dimulai dari bayi lahir sampai lahirnya plasenta atau uri. Partus kala tiga
disebut juga kala uri. Kala III merupakan priode waktu dimana penyusutan volume
rongga uterus setelah kelahiran bayi. penyusutan ukuran ini menyebabkan
D. ASUHAN intrapartum,PUSDIKNAKES-WHO-JHIPIEGO,2003
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di dalam uterus,
kontraksi akan terus berlangsung dan ukuran rongga uterus akan mengecil.
Pengurangan dalam ukuran uterus ini akan menyebabkan pengurangan dalam
ukuran tempat melekatnya plasenta. Oleh karena tempatnya melekatnya plasenta
tersebut menjadi lebih kecil, maka plasenta akan menjadi tebal atau mengkerut dan
memisahkan diri dari dinding uterus. Sebagian dari pembuluh-pembuluh darah yang
kecil akan robek saat plasenta lepas. Tempat melekatnya plasenta akan berdarah
terus hingga uterus seluruhnya berkontraksi. Setelah plasenta lahir, dinding uterus
akan berkontraksi dan menekan semua pembuluh-pembuluh darah ini yang akan
menghentikan perdarahan dari tempat melekatnya plasenta tersebut. Sebelum
uterus berkontraksi, wanita tersebut bisa kehilangan darah 350-560/menit dari
tempat melekatnya plasenta tersebut. Uterus tidak bisa sepenuhnya berkontraksi
hingga plasenta lahir dahulu seluruhnya. Oleh sebab itu, kelahiran yang cepat dari
plasenta segera setelah ia melepas dari dinding uterus merupakan tujuan
manajemen kebidana dari kala III yang kopeten.
2.2
A.Askeb II persalinan,2014
Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kala III selesai secepat mungkin
dengan melakukan langkah-langkah yang memungkinkan plasenta lepas dan lahir
lebih cepat. Manajemen aktif dilakukan berdasarkan alasan bahwa dengan
mempersingkat lamanya waktu kala III bisa mengurangi darah yang hilang dan oleh
karena itu mengurangi angka kematian dan angka kesakitan yang berhubungan
dengan perdarahan.Syarat manajemen aktif kala III yaitu janin tunggal/
memastikan tidak ada lagi janin di uterus. Tujuan manajemen aktif kala III yaitu
untuk membuat kontraksi uterus efektif. (hal,119)
Pembrian oksitosin
Klem dipindahkan 5-10 cm dari vulva. Tangan kiri diletakan diatas perut,
memberikan kontraksi uterus. Ketika menegangkan tali pusat, tahan uterus. Saat
ada kontraksi uterus, tangan diatas perut melakukan dorsokranial denga sedikit
tekanan, cegah agar tidak terjadi inversion uteri. Ulangi lagi apabila plasenta belum
lahir. Pada saat plasenta sudah lepas, ibu dianjurkan sedikit meneran dan penolong
sambil menegangkan tali pusat. Bila plasenta telah tampak lahir divulva, lahirkan
dengan kedua tangan. Perlu diperhatikan bahwa selaput plasenta mudah tertinggal
sehingga untuk mencegah hal itu maka plasenta ditelungkupkan dan diputar
dengan hati-hati searah dengan jarum jam.
3.
Segera setelah plasenta dan selaput dilahirkan, segera lakukan masase uterus
dengan cara mengosok uterus dengan abdomen dengan gerakan memutar. Masase
dilakukan untuk menjaga agar uterus tetap keras dan berkontraksi dengan baik
serta untuk mendorong setiap gumpalan darah agar keluar.
B. ASKEB II persalinan,2009
Manajemen aktif kala III mengungkapkan kotraksi yang adekuat dari uterus dan
mempersingkat waktu kala III,mengurangi jumlah kehilangan darah ,menurunkan
angka kejadian retensio plasenta.
3 langkah utama manajemen aktif kala III : pemberian oksitosin /utero tonika
sesegera mungkin melakukan penegangan tali pusat terkendali (PPT).
Penegangan tali pusat terkendali :berdiri di samping ibu tindakan jepitan semula tali
pusat ketitik 5-20 cm dari vulpa klem penjepit tersebut, letakan telapak tangan
(Alaskan dengan kain) yang lain, ada sekmen bawah rahim atau dinding uterus
disupra simpisis, pada saat kontraksi,tegangkan tali pusat sambil tekan uterus ke
dorsokraniL, ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum dapat dilahirkan.
(hal,120)
C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011
Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang
lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu setiap kala, mencengah
perdarahan, dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan jika dibandingkan
kala III fisiologis.
Manajemen aktif kala III terdiri atas tiga langkah utama, yaitu sebgai berikut.
1.
2.
3.
D. ASUHAN intrapartum,PUSDIKNAKES-WHO-JHIPIEGO,2003
Manajemen aktif kala III terdiri dari beberapa kompenen:
Pemberian oksitosin
Tali pusat diklem
Plasenta dilahirkan dengan peregangan tali pusat secara terkendali dengan
kontra pereganga pada fundus.
Begitu plasenta dilahirkan,menggosok uterus pada abdomen untuk pada
abdomen untuk menjaga agar tetap keras dan berkontraksi dengan bagus dan
untuk mendorong keluar setiap gumpalan darah.
E. Asuhan persalinan normal bagi bidan oleh Ai Nuraisah ,SST,dkk
Manajemen aktif kala III ialah penatalaksanaan secara aktif pada kala
III(pengeluaran aktif),untuk membantu menghindarkan terjadinya pendarahan
pasca persalinan.
Manajemen Aktif Kala III Terdiri Dari Tiga Langkah Utama:
a.
Pemberian oksitosin
b.
c.
2.3
PEMERIKSAAN PLASENTA
A. Askeb II Persalinan,2014
Pemeriksaan plasenta meliputi :
1.
Setelah plasenta lahir, periksa kelengkapan ketuban untuk memastikan tidak ada
bagian yang tertinggal didalam uterus. Caranya dengan meletakan plasenta diatas
yang datar dan pertemuan disetiap tepi selaput ketuban sambil mengamati apakah
ada tanda tanda robekan dari tepi selaput ketuban. Sambil tangan kiri melakukan
masase pada pundus uteri, pemeriksaan bagian maternal maupun bagian fetal
plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan
selaput ketuban sudah lahir lengkap , dan masukan kedalam kantong plastic yang
tersedia
2.
Plasenta :
Ukuran plasenta
Bagian maternal : jumlah kotiledon , keutuhan pinggir kotiledon
Bagian fetal : utuh atau tidak
3.
Tali pusat :
Jumlah arteri dan tali pusat, adakah arteri atau vena yang terputus untuk
mendeteksi plasenta suksenturia.
Intesi tali pusat , apakah sentral, marginal
Panjang tali pusat
Bentuk tali pusat (besar, kecil, atau terpilin pilin)
B. ASKEB II persalinan ,2009
Terjadi perubahan bentuk dan tinggi fundus ,dimana setelah bayi lahir dan
sebelum miometrium mulai berkontraksi,uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi
fundus biasanya di bawah pusat setelah uterus berkintraksi dan plasenta terdorong
ke bawah ,uterus terbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus
berada di atas pusat ,dan tali pusat memanjang,dimana tali pusat terlihat menjulur
keluar melalui vulva.
C. ASUHAN intrapartum,PUSDIKNAKES-WHO-JHIPIEGO,2003
Untuk mengetahui apakah plasenta sudah melepas atau belum , bidan harus
memeriksa hal-hal yang berikut ini:
a.
Semburan darah
b.
c.
d.
2.
Uterus naik
3.
4.
Semburan darah
Perdarahan
Jumlah darah diukur, disertai pembekuan darah atau tidak
2.
Kontraksi uterus
Pemantauan kontraksi pada kala III dilakukan selama melakukan manajemen aktif
kala III (ketika PTT), sampai pada saat plasenta lahir . pemantauan kontraksi
dilajutkan selama satu jam berikutnya dalam kala IV.
3.
4.
Tanda vital
Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan, nadi bertambah cepat,
temperature bertambah tinggi, respurasi berangsur normal, gastrointenstinal
(normal, pada awal persalinan mungkin muntah).
5.
Personal hyangine
2.
3.
4.
2.
3.
Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan
apa yang akan dilakukan.
4.
Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu
mempercepat kelahiran plasenta, yaitu saat meneran dan posisi apa yang
mendukung untuk pelepasan plasenta.
5.
Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air
ketubuan.
6.
Hidariasi.
B.Askeb II Persalinan,2009
Penatalaksanaan aktif kala III bagi semua ibu melahirkan yaitu:pemberian
oksitosin ,penanganan tali pusat ,masase uterus setelah segera lahir agar tetap
kontraksi,pemeriksaan rutin ,plasenta dan selaput ketubannya:pemeriksaan rutin
pada vagina dan perineum untuk mengetahui danya laserasi dan luka,pemberian
hidrasi pada ibu ,pencegahan infeki,dan mencaga privasi.
C. Askeb II persalinan .selemba medika 2011
ibu pada kala ini secara fisik mengalami suatu keadaan yang lelah setelah prose
persalinan, terlebih lagi pada primipara dimana kala I persalinannya cukup
memakan waktu yang lama.Ibu membutuhkan rasa nyaman dan tenang untuk
istirahat.
D. Asuhan persalinan normal bagi bidan oleh Ai Nuraisah ,SST,dkk
Sebaiknya ibu dan bayi tetap dipantau oleh bidan, sampai dipastikan ibu dan bayi
aman. Kebanyakan ibu merasa tidak nyaman ingin segera melakukan kebersihan
diri. Terutama jika ibu berada dirumah. Ibu sebaiknya dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemih sebab kandung kemih yang penuh akan
menghalangi kontraksi uterus. Anjurkan ibu makan dan minum.
.
2.6 PENDOKUMENTASIAN KALA III
A. Askeb II Persalinan,2014
Semua asuhan dan tindakan yang dilakukan haruslah didokumentasikan dengan
baik dan benar. Pada pendokumtasian pada kala III ini pencatatan dilakukan pada
lembar belakang patograf (catatan persalinan pada kala III) dan pada catatan lain
yang tersedia di institusi pelayanan.
Data untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin, peregangan tali
pusat terkendali, rangsangan fundus, kelengkapan plasenta saat lahir, retensi
plasenta yang lebih dari 3o menit, laserasi , Antonia uteri, jumlah pendarahan,
masalah lain, penatalaksaan dan hasilnya.
B.Askeb II persalianan 2009
Melakukan 4 langkah pendokumentasian
a.
Subjektif
b.
Objektif
c.
Assessment
d.
Planning
2.
3.
4.
Perdarahan
5.
Kontraksi uterus
6.
7.
8.
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah dimana batasan asuhan kala III yaitu masa
setelah lahirnya bayi berlangsungnya proses pengeluaran plasenta ,tanda tanda
pelepasan plasenta :terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri ,tali
pusat memanjang atau terjukur keluar melalui vagina /vulva ,adanya semburan
darah secara tiba tiba kala III ,berlangsung tidak lebih dari 30 menit .setelah bayi
lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya,biasanya plasenta lepas dalam 60 menit -15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan takanan pada fundus uteri ,pengeluaran plasenta
,disertai dengan pengeluaran darah
2.5
SARAN
1. Bagi mahasiswa:
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2.
Daftar pustaka
Rukiyah ai yeyeh,S.SIT,MKM,dkk 2009.askeb persalinan.CV.TRANS INFO MEDIA
Saswita reni ,dkk.2011.askeb persalinan.Jakarta,SELEMBA MEDIKA
asuhan intrapartum,PUSDIKNAKES-WHO-JHIPIEGO,2003